Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED LEARNING (KELAS TERBALIK) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA TEKS BAHASA INGGRIS MAHASISWA PGSD DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Hariati, Puji; Harahap, Nurul Husnah; Silalahi, Mery
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/mutiarapendidik.v6i2.2299

Abstract

Kemajuan teknologi telah membawa perubahan yang signifikan dalam pengajaran dan praktik pembelajaran bahasa asing di Indonesia, khususnya pada pembelajaran bahasa Inggris. Pengajaran atau penyampaian materi pelajaran yang seyogyanya dilakukan oleh dosen di dalam kelas kini dapat dilakukan di luar kelas oleh karena adanya teknologi. Teknologi sudah menjadi bagian yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Penggunaan teknologi dalam pengajaran dianggap efektif mempermudah dosen dalam menyampaikan materi pembelajaran dan juga mempermudah mahasiswa dalam memahami materi yang disampaikan. Lebih dari itu, teknologi juga mampu menciptakan peluang besar bagi setiap orang untuk mengembangkan diri melalui ilmu pengetahuan yang dapat diakses setiap saat, kapanpun dan dimanapun. Hal inilah yang menjadi alasan bagi para pendidik menciptakan model pembelajaran berbasis teknologi, terlebih dalam masa pandemi Covid-19. Pemanfaatan teknologi yang tepat dalam proses pembelajaran dirasa mampu meningkatkan kualitas ilmu yang dimiliki mahasiswa menjadi lebih baik. Teknologi telah mengubah wajah pendidikan, buktinya saat ini kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online. Walau demikian, mahasiswa dalam proses pembelajarannya masih sangat membutuhkan dosen yang mengajar secara langsung di dalam kelas sebagai pemberi ilmu pengetahuan dan motivasi untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Menyadari kenyataan ini, maka para pendidik mencoba memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran dengan tetap mempertahankan tatap muka antara dosen dan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas melalui model pembelajaran flipped learning. Flipped learning merupakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan teknologi berupa video dengan tetap mempertahankan tatap muka antara dosen dan mahasiswa di dalam kelas. Flipped learning juga dikenal dengan istilah kelas terbalik dikarenakan mahasiswa dituntut untuk lebih aktif melakukan penyelidikan di rumah terhadap permasalahan yang ditemukan dalam setiap materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Mahasiswa juga diperkenankan untuk merekam video dosen yang sedang menyampaikan materi pelajaran, dan selanjutnya hasil rekaman video tersebut akan ditonton dirumah untuk diamati dan dianalisis sendiri. Dengan flipped learning mahasiswa diharapkan bisa lebih sering menerima paparan bahasa Inggris baik secara lisan maupun tulisan. Paparan bahasa Inggris secara lisan dapat dilihat dan didengarkan secara berulang-ulang lewat video yang direkam. Paparan secara lisan bahasa Inggris tersebut selanjutnya dapat dituliskan kembali menjadi teks tertulis, sehingga secara tidak langsung kompetensi mendengar (listening) dan menulis (writing) mahasiswa menjadi semakin terasah. Seluruh kegiatan melihat dan mendengar video serta menulis teks bahasa Inggris tersebut dilakukan di rumah. Hal ini dapat membuat mahasiswa menjadi lebih leluasa bereksperimen di rumah karena tidak perlu malu jika salah. Adapun hal-hal yang nantinya kurang dipahami oleh mahasiswa dari video tersebut, selanjutnya dapat disampaikan kepada dosen pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, flipped learning diyakini sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman membaca mahasiswa terhadap teks bahasa Inggris.
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SWASTA BAKTI LUHUR Tobing, Panni Ance Lumban; Nainggolan, Maria Friska; Silalahi, Mery; Simarmata, Ratna
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/mutiarapendidik.v6i1.2308

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SD Swasta Bakti Luhur. Penelitian ini mengambil seluruh populasi yang ada menjadi sampel dalam penelitian, total sampling sebanyak 40 orang siswa dari kelas VA dan VB. Berdasarkan pengkategorian skor rata-rata untuk variabel X (komunikasi guru) adalah 45,80 dan untuk skor rata-rata variabel Y (motivasi belajar) adalah 54,05. Skor tertinggi untuk variabel komunikasi guru adalah 56 dan skor tertinggi untuk variabel motivasi belajar siswa adalah 63.Melalui uji korelasi yang dilakukan diperoleh koefisiensi korelasi 0,478. Kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa memiliki nilai rxy/rhitung 0,538 lebih besar dari rtabel 0,312 dan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 (0,00 < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang antara kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar siswa kelas V SD Swasta Bakti Luhur Medan.
Analisis Pengembangan Kurikulum Berbasis Teologi Dan Kebudayaan Pada Program Studi Pariwisata Budaya Dan Keagamaan – Institut Agama Kristen Negeri Tarutung Sitio, Robert J.T Sitio; Sitepu, Yulia K.S; Nadeak, Tio R.J; Silalahi, Mery; Rajagukguk, Denata
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/mutiarapendidik.v7i2.3389

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kesesuaian materi dan sebaran mata kuliah yang terdapat pada Kurikulum Program Studi (Prodi) Pariwisata Budaya dan Keagamaan (PBK) - IAKN Tarutung berbasis Teologi dan Kebudayaan. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dan kuantitatif diperoleh dari beberapa evaluasi yang dilakukan, pendapat dari ahli kurikulum, serta evaluasi kurikulum yang telah dikembangkan dalam instrumen kuesioner. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kualitas Kurikulum Prodi PBK – IAKN Tarutung apakah mampu mewujudkan program atau rencana pembelajaran yang terdiri dari isi dan materi pelajaran yang terstruktur, terprogram dan terencana dengan baik yang berkaitan dengan visi dan misi Prodi tersebut. Berdasarkan hasil analisis, kurikulum Prodi PBK – IAKN Tarutung ini memiliki tingkat relevansi atau keterkaitan dengan Teologi dan Kebudayaan dalam kategori cukup sehingga Kurikulumnya masih perlu dikembangkan agar mencapai kategori sangat baik dengan persentase nilai (81% < skor < 100%).
Pengelolaan Sport Tourism Sebagai Daya Tarik Wisata Di Tapanuli Utara (Studi Komparasi Paralayang Huta Ginjang Dengan Arung Jeram Aek Situmandi) Tamba, Sanovida; Silalahi, Mery; Nadeak, Tio R.J; Simbolon, Elvri Teresia
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze and compare the management of sports tourism in North Tapanuli Regency, namely Huta Ginjang Paragliding and Aek Situmandi Rafting. This study uses a descriptive qualitative method with a comparative study approach, so that each aspect of management is analyzed to find similarities, differences, and management advantages. Data was obtained through observations, interviews with the Tourism Office, FAJI, tourism managers, tourists, and documentation, then analyzed using management theory that includes development, institutional, and regulation. The results of the study show that in terms of development, both destinations have short-term plans in the form of annual events and long-term plans to strengthen tourist attractions. Paragliding Huta Ginjang emphasizes international events and strengthening pilot licenses, while Aek Situmandi Rafting highlights community-based development. In the institutional aspect, both involve sports associations, the government, and the community. However, the Huta Ginjang Paragliding institution is more formal and structured, while the Aek Situmandi Rafting institution is more collaborative with the community as the main actor. In terms of regulation, both destinations emphasize safety standards, licenses, and formal licensing mechanisms. The difference is that paragliding focuses on the regulation of weather and flight factors, while rafting focuses on river conditions and rafting techniques. Comparatively, Aek Situmandi Rafting has great potential, but its management still faces limited facilities, especially the availability of rafting equipment. On the other hand, the Huta Ginjang Paragliding is considered to have better management because it is supported by adequate equipment, international safety standards, national-international scale events, and more professional institutional coordination. Thus, this study confirms that Huta Ginjang Paragliding is currently superior in managing sports tourism compared to Aek Situmandi Rafting