Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI ANGGOTA KOMUNITAS EXO - L BANDUNG Kumala Hayati; Mohamad Syahriar Sugandi
Dialektika Vol 4 No 2 (2017): Vol.4 No.2 (2017) September
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

K-POP or Korean Pop is term for Korean Fever or Korean Wave which focused in fashion, film, drama, and music, has become trendsetter which followed by youngster and bring K-POP artists, called Hallyu Star to Indonesia. One of them is EXO, who has begun their debut on April 2012 with mini album, MAMA. The popularity of EXO, seen from the established of fans community in Bandung, called EXO – L Bandung which every activity to support EXO. Every member who join community, without realized, it will form self identity as fans of EXO which seen from daily activity of them. It will bring up self concept which show how theirself want to look as fans of EXO. This study disscuss about how self identity formation in community member, how they meaning their identity as fans of EXO which show at daily activity, until it bring them to self concept which how they want seen as fans of EXO by others. This study use qualititative method with fenomenology approachment and non structure interview technique and observation and literature study. According to the result of research and disscusion, is known that the process of identity formation community members affected by the public (society) where people nearby such as family and friends (significant other), then, bias (favorite member of EXO) and the community itself (generalized other), the meaning of fans from the mind, is shown through the selection of lifestyle which their do, then raises their self-concept (self) as a loyal fan, and adults, the changes of taste to Korea, the desire to be a figure of EXO or have a partner like EXO and go to Korea to meet with them.
Digital Communication of BMKG Non-Departmental Government Institutions: Studies on Conveyance of Earthquake Disaster Information via Social Media Twitter @infoBMKG Kumala Hayati; Ayu Wardani; Nuril Ashivah Misbah
JDKP Jurnal Desentralisasi dan Kebijakan Publik Vol. 4 No. 2 (2023): September 2023
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jdkp.v4i2.6928

Abstract

BMKG is aware exists urgent information related to earthquakes needed fast movement and accurate messages to society. Besides that, BMKG as an institution non- departmental government has not quite enough answers for open information to the public like disaster earthquakes according to Law No. 14 of 2008 concerning Openness Public Information (KIP). BMKG did digital communication with Twitter platforms to convey information related to the earthquake. So, the problem for this study is how BMKG did digital communication to deliver their information about natural disaster earthquakes through social media Twitter. The study uses a qualitative method. The result of the study This shows that digital communication carried out by BMKG utilizes feature hashtag (#) and keywords earthquake every tweet as a storyteller for convenience user Twitter For the following topic. The topic brings up citizen journalism Because there are two positions users on Twitter as the recipient of messages and sources of the messages alone. So, there is engagement among the public that makes information earthquake the develop in accordance condition latest this makes the image institution government as an information validator earthquake through increasing use of Twitter confirmed.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGGUNAAN APLIKASI DOMPET DIGITAL MELALUI TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Anindita Lintangdesi Afriani; Kumala Hayati
Jurnal Komunikasi, Masyarakat Dan Keamanan Vol 4 No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : LPPMP Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/komaskam.v4i2.1843

Abstract

Penelitian ini membahas pengaruh dari faktor-faktor terhadap minat penggunaan aplikasi dompet digital dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Semakin tingginya penggunaan aplikasi dompet digital dan dengan diarahkannya Indonesia menuju cashless society mendasari penelitian ini. Tiga hal yang paling banyak digunakan dalam aplikasi ini adalah untuk transportasi berbayar, makanan dan minuman, serta melakukan top-up pulsa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif eksplanatif dengan jumlah responden sebanyak 300 orang yang berdomisili di wilayah Jabodetabek. Metode analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dan analisis Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat penggunaan aplikasi dompet digital, diantaranya adalah manfaat penggunaan (perceived usefulness), kepercayaan (perceived trust), dan sikap penggunaan (attitude toward using), sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan aplikasi dompet digital meliputi risiko penggunaan (perceived risk), kemudahaan penggunaan (perceived ease of use), dan literasi keuangan pengguna. Selain itu, pengguna yang berusia muda akan menunjukkan keinginan yang lebih untuk menggunakan teknologi baru dan tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam penggunaan aplikasi dompet digital.
EKSISTENSI KASKUS SEBAGAI KOMUNITAS VIRTUAL TERBESAR DI INDONESIA Anindita Lintangdesi Afriani; Kumala Hayati
Jurnal Komunikasi, Masyarakat Dan Keamanan Vol 5 No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : LPPMP Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/komaskam.v5i2.2238

Abstract

Abstrak Komunitas virtual merupakan komunitas yang memiliki kesamaan antar anggota yang terbentuk di dunia maya. Keberadaan komunitas virtual memungkinkan anggota untuk bertukar pendapat, berbagi informasi, dan saling membantu satu sama lain. Komunitas virtual terbesar di Indonesia adalah KASKUS. Komunitas virtual KASKUS mampu memberikan dampak positif terhadap anggotanya. Di dalam komunitas virtual, terciptanya interaksi yang kuat sehingga membentuk kohesi. Kohesi kelompok sangat erat kaitannya dengan komunikasi yang terjadi dalam pertukaran pesan melalui forum-forum diskusi pada komunitas. Selama berinteraksi antar anggota, di dalamnya juga terjadi perwujudan dari pertukaran sosial yang mana anggota kelompok akan membantu anggota kelompok lainnya agar dapat mewujudkan tujuannya. Penelitian ini berupa studi literatur dari artikel jurnal, buku, dan media daring. Kata kunci: komunitas virtual, kohesivitas kelompok, pertukaran sosial Abstract Virtual communities are communities that have similarities between members formed in cyberspace. Virtual communities allow members to exchange opinions, share information, and help each other. The largest virtual community in Indonesia is KASKUS. The KASKUS virtual community can have a positive impact on its members. Within the virtual community, strong interactions are created to form cohesion. Group cohesion is closely related to the communication that occurs in exchanging messages through discussion forums in the community. During the interaction between members, there is also a manifestation of social exchange in which group members will help others realize their goals. This research is a literature study of journal articles, books, and online media. Keywords: virtual community, group cohesiveness, social exchange
PEMANFAATAN FITUR INSTAGRAM HASHTAG (#) DI ERA KONVERGENSI Kumala Hayati; Anindita Lintangdesi Afriani
Jurnal Komunikasi, Masyarakat Dan Keamanan Vol 5 No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : LPPMP Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/komaskam.v5i1.2265

Abstract

Hashtag merupakan salah satu fitur yang dimiliki oleh semua media sosial yang ada di Indonesia termasuk Instagram. Pengguna memanfaatkannya secara berbeda mengingat bahwa Instagram mempunyai keunggulan visual. Berdasarkan hal tersebut, penulis membahas tentang bagaimana pengguna Instagram memanfaatkan fitur hashtag tersebut. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pengguna tidak hanya memanfaatkan hashtag sesuai karakteristik dasarnya yaitu mengelompokkan topik sesuai kata kunci, tetapi juga menunjukkan identitas virtual yang dibangun dalam Instagram yang mungkin berbeda dari karakteristik pengguna di dunia nyata. Pengguna menggunakan hashtagtersebut secara konsisten agar mendapatkan perhatian pengguna lainnya serta sebagai pemandu dalam menemukan pengguna lain yang mempunyai ketertarikan yang sama terhadap identitas virtual yang telah dibentuk.
Komodifikasi Kehidupan di Desa pada Akun Instagram @hidupdidesa_ Wardani, Ayu; Misbah, Nuril Ashivah; Hayati, Kumala
EKSPRESI DAN PERSEPSI : JURNAL ILMU KOMUNIKASI Vol 7 No 1 (2024): January
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33822/jep.v7i1.6535

Abstract

The Instagram platform is a medium used to share information from its users. The information shared in each account has its own characteristics and goals. The @hidupdidesa_ account is one of the Instagram accounts that uses representations of village life as its hallmark. Natural life in the village with agricultural characteristics is the main thing displayed in every @hidupdidesa_ content. Purpose: This research aims to analyze the commodification of village life on the @hidupdidesa_ Instagram account through Roland Barthes semiotic analysis. Methods: : In dissecting the commodification used by the @hidupdidesa_ Instagram account, Roland Barthes' semiotic analysis method is used. Conclusion: Commodification is an effort used to create a commodity, which then leads to the desire for profit. The @hidupdidesa_ account on the Instagram platform makes the arena of village life a form of content commodification. In @hidupdidesa_ uploads, life in the village is represented as comfortable, fertile, beautiful, and far from urban modernization. Implications: Based on Roland Barthes analysis of signifiers and signs (semiotics), it is found that there are various messages about unusual rural life on @hidupdidesa_ Instagram content, where the messages constructed in rural life lead to the meaning of messages about sustainable life. The meaning of the sustainable life message is illustrated in the representation of cooking from scratch, Do It Yourself, and environmentally lifestyles.
Analisis Faktor-Faktor Penggunaan Aplikasi Dompet Digital Melalui Techonology Acceptance Model (Tam) Anindita Lintangdesi Afriani; Kumala Hayati
Jurnal Komunikasi, Masyarakat dan Keamanan Vol. 4 No. 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/kfjs4g21

Abstract

Penelitian ini membahas pengaruh dari faktor-faktor terhadap minat penggunaan aplikasi dompet digital dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Semakin tingginya penggunaan aplikasi dompet digital dan dengan diarahkannya Indonesia menuju cashless society mendasari penelitian ini. Tiga hal yang paling banyak digunakan dalam aplikasi ini adalah untuk transportasi berbayar, makanan dan minuman, serta melakukan top-up pulsa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif eksplanatif dengan jumlah responden sebanyak 300 orang yang berdomisili di wilayah Jabodetabek. Metode analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dan analisis Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat penggunaan aplikasi dompet digital, diantaranya adalah manfaat penggunaan (perceived usefulness), kepercayaan (perceived trust), dan sikap penggunaan (attitude toward using), sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan aplikasi dompet digital meliputi risiko penggunaan (perceived risk), kemudahaan penggunaan (perceived ease of use), dan literasi keuangan pengguna. Selain itu, pengguna yang berusia muda akan menunjukkan keinginan yang lebih untuk menggunakan teknologi baru dan tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam penggunaan aplikasi dompet digital.
Pemanfaatan Fitur Instagram Hashtag (#) di Era Konvergensi Kumala Hayati; Anindita Lintangdesi Afriani
Jurnal Komunikasi, Masyarakat dan Keamanan Vol. 5 No. 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/z5m52r06

Abstract

Hashtag merupakan salah satu fitur yang dimiliki oleh semua media sosial yang ada di Indonesia termasuk Instagram. Pengguna memanfaatkannya secara berbeda mengingat bahwa Instagram mempunyai keunggulan visual. Berdasarkan hal tersebut, penulis membahas tentang bagaimana pengguna Instagram memanfaatkan fitur hashtag tersebut. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pengguna tidak hanya memanfaatkan hashtag sesuai karakteristik dasarnya yaitu mengelompokkan topik sesuai kata kunci, tetapi juga menunjukkan identitas virtual yang dibangun dalam Instagram yang mungkin berbeda dari karakteristik pengguna di dunia nyata. Pengguna menggunakan hashtag tersebut secara konsisten agar mendapatkan perhatian pengguna lainnya serta sebagai pemandu dalam menemukan pengguna lain yang mempunyai ketertarikan yang sama terhadap identitas virtual yang telah dibentuk.
Eksistensi KASKUS sebagai Komunitas Virtual Terbesar di Indonesia Anindita Lintangdesi Afriani; Kumala Hayati
Jurnal Komunikasi, Masyarakat dan Keamanan Vol. 5 No. 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/cmfn3713

Abstract

Komunitas virtual merupakan komunitas yang memiliki kesamaan antar anggota yang terbentuk di dunia maya. Keberadaan komunitas virtual memungkinkan anggota untuk bertukar pendapat, berbagi informasi, dan saling membantu satu sama lain. Komunitas virtual terbesar di Indonesia adalah KASKUS. Komunitas virtual KASKUS mampu memberikan dampak positif terhadap anggotanya. Di dalam komunitas virtual, terciptanya interaksi yang kuat sehingga membentuk kohesi. Kohesi kelompok sangat erat kaitannya dengan komunikasi yang terjadi dalam pertukaran pesan melalui forum-forum diskusi pada komunitas. Selama berinteraksi antar anggota, di dalamnya juga terjadi perwujudan dari pertukaran sosial yang mana anggota kelompok akan membantu anggota kelompok lainnya agar dapat mewujudkan tujuannya. Penelitian ini berupa studi literatur dari artikel jurnal, buku, dan media daring.
Analysis of The Influence of Communication and Promotion in Digital Social Media on Citizens' Participation in The Election Dharta, Firdaus Yuni; Beddu, Megawati; Salsabillah Putri, Chynika; Malik Ibrahim, Mozart; Hayati, Kumala
Jurnal Informasi dan Teknologi 2024, Vol. 6, No. 2
Publisher : SEULANGA SYSTEM PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60083/jidt.v6i2.528

Abstract

This research aims to provide conclusive results regarding interaction and discussion, use, and exploitation of social media in the context of general elections in the digital public space. This research involves analyzing all messages published by presidential candidates via social media during the general election campaign. Every day during the campaign, a presidential candidate published a tweet, thereby collecting data. The research results revealed that the general public's ability to participate in substantive political conversations related to the presidential election remains incomplete. The achievement of equality among participants in digital public spaces remains incomplete. Candidates focus more on their political messages and interactions with the media and their own political platforms rather than interacting equally with other users. The role of participants in digital public spaces is very relevant. Although the Internet provides a wealth of information, users tend to be disseminators rather than conducting in-depth analysis. This can hinder the formation of independent opinions and meaningful participation in political discussions. In this context, commercialization and excessive information on the internet can be detrimental to the process of creating a healthy public space. However, in reality, the internet has not been able to effectively overcome complex political challenges. In this context, it is important to develop a more critical understanding of the role of the internet in shaping the digital public sphere. This requires awareness of the challenges and complexities involved, as well as efforts to promote more active and educated participation in the digital public sphere.