Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Pada Agroekosistem Lahan Kering (Kajian Sosiologis di Kota Tarakan) Nia Kurniasih Suryana; Said Usman Assegaf; Ariani Ariani
Jurnal Magrobis Vol. 14 No. 2 (2014): 2014
Publisher : Agriculture Faculty, University of Kutai Kartanegara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemenuhan pangan di tingkat rumah tangga menjadi tolak ukur kemandirian pangan, yaitu dengan melihat kemampuan produksi pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup di tingkat rumah tangga, baik dalam jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang di dukung oleh sumber-sumber pangan yang beragam sesuai dengan keragaman lokal . Disparitas ketersediaan dan keanekaragaman konsumsi pangan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : (1) kondisi wilayah dan kondisi ekosistem; (2) factor social budaya, seperti kebiasaan makan, pengetahuan gizi; (3) dukungan sarana dan prasarana dalam mengakses pangan; (4) kesenjangan dalam memperoleh bahan pangan sebagai akibat dari perbedaan daya beli kelompok masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah; (1) Mengetahui jumlah produksi pangan, tingkat pendapatan rumah tangga, dan ketersediaan pangan pokok sebagai komponen utama ketahanan pangan rumah tangga pada agroekosistem lahan kering; (2) Mengetahui sosial budaya rumah tangga pada agroekosistem lahan kering dalam mencapai ketahanan pangan rumah tangga; (3) Mengetahui peranan anggota rumah tangga terhadap ketahanan pangan rumah tangga pada agroekosistem lahan kering. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan analisis deskriptif. Hasil penelitian diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan pada rumah tangga pada agroekosistem lahan kering di Kota Tarakan yaitu jumlah produksi (X1) dan pendapatan (X2). Dalam kehidupan rumah tangga petani pada agroekosistem lahan kering, makanan merupakan salah satu media pengungkapan rasa solidaritas, kesetiakawanan dan pemupukan ikatan-ikatan social. Peran anggota rumah tangga dalam ketahanan pangan meliputi kegiatan pemilihan produksi yang dilakukan oleh suami, pemasaran produksi dilakukan oleh istri, pemasaran hasil produksi oleh suami dan istri, pengambilan keputusan dalam bidang konsumsi oleh suami, istri dan anak, serta kegiatan sosial yang dilakukan oleh istri.Kata Kunci: Ketahanan pangan, agroekositem, lahan kering
PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) SEBAGAI ALTERNATIF PENCEGAHAN COVID 19 DI KELOMPOK WANITA TANI “ANGGREK” KOTA TARAKAN Sekar Inten Mulyani; Nia Kurniasih; Ahmad Mubarak; Galih Yogi Rahajeng; Nurlela Machmuddin; Muhammad Arbain; Zulhafandi Zulhafandi; Wanda Intan Kristanti; Danang Danang
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v6i3.2986

Abstract

Sektor Pertanian memiliki beragam kekayaan hayati berupa tanaman yang dapat dimanfaatkan  untuk  menjaga  imun  dan  pencegahan  covid-19.  Beberapa  tanaman yang mudah didapat dan tersedia di beberapa pekarangan rumah memiliki khasiat yang sangat baik untuk diramu menjadi minuman maupun produk antiseptik untuk melindungi tubuh dari virus maupun kuman..Tujuan dari pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) adalah memberikan pengetahuan serta keterampilan dalam pembuatan handsanitaser berbahan alam yaitu dari tanaman lidah buaya dan pembuatan acar bawang putih sebagai suplemen peningkat imun tubuh. Program dilaksanakan  di  Kelurahan  Juata  Kerikil  dengan  sasaran  anggota  Kelompok Wanita Tani  “Anggrek”.  Metode yang  digunakan  adalah  melalui  penyuluhan, pelatihan, pendampingan, dan evaluasi.. Kegiatan penyuluhan tentang pemanfaatan obat keluarga (TOGA) sebagai alternative pencegahan covid 19 di kelompok tani “Anggrek yakni : tahap pertama, melalui sosialisasi/edukasi peserta dapat mengenali pemanfaatan berbagai macam TOGA untuk imunitas dan handsanitizer. Tahap kedua adalah pelatihan pembuatan Handsanitizer dari bahan dasar lidah buaya dan suplemen penambah imunitas dari bawang putih. Tahapan terakhir ialah melakukan evaluasi  dengan menggunakan kuisioner dengan hasil 50% peserta puas terhadap kegiatan pelatihan dan 41,67% merasa sangat puas, sisanya menyatakan cukup puas, itu artinya mayoritas masyarakat puas dengan kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang dilakukan.
Strategi Pengembangan Media Penyuluhan Pertanian Berbasis Hybrid Pada Era Pandemi Covid 19 Di Kota Tarakan Nia Kurniasih Suryana; Hendris Hendris; Sirdawati Sirdawati
AGRIBEST Vol 7, No 1 (2023): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agribest.v7i1.9372

Abstract

Selama pandemi Covid-19, pelaksanaan kegiatan penyuluhan sebagian besar metode pendampingan telah berubah dari menggunakan komunikasi antar pribadi (tatap muka) menjadi melalui media. Dengan jangkauan beberapa provider  telekomunikasi yang baik, serta masyarakatnya yang hampir semua memiliki gadget sangat memungkinkan dikembangkan media penyuluhan berbasis hybrid. Tujuan penelitian ini menganalisis media penyuluhan berbasis hybrid yang meliputi jenis media yang digunakan, sasaran media, penguasaan media, tujuan perubahan perilaku, dukungan jaringan dan merumuskan strategi pengembangan media penyuluhan pertanian berbasis hybrid.Analisis data yang digunakan analisis deskriptif dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan jenis media yang digunakan dominan audio (52%), sasaran media lebih banyak  individu (92%), penguasaan media kurang menguasai (52%) , perubahan perilaku lebih pada peningkatan pengetahuan (88%) dan dukungan jaringan signal kuat (92%). Strategi pengembangan media penyuluhan berbasis hybrid pada masa pandemic COVID 19 berada pada strategi I (Agresif strategy) yaitu menyiapkan SDM, petani dalam aplikasi IT, menyiapkan materi penyuluhan sesuai kebutuhan dan masalah petani serta mensosialisasikan media penyuluhan berbasis hybrid kepada petani. 
Local Resources-Based Community Empowerment Model to Achieve Food Security in the Indonesian Border Community of North Sebatik Nia Kurniasih; Sekar Inten Mulyani; Hendris Hendris
Jurnal Kawistara Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.73042

Abstract

Many scholars now see border areas to have a srategic value. They are no longer seen as the backyard of a country but the front yard that must be seen well developed. Therefore border communities must be empowered to be independent from neighboring countries. These include efforts to increase these independence through community empowerment. Community empowerment can increase the independence and welfare of the community through increasing knowledge, attitudes/behaviors, skills, abilities, awareness, and utilization of resources. Through the process, it is expected that human resources capacity will increase in food security. How the efforts to empower border communities adopt local resources, instead of a top down approach, however needs forther exploration. This research aims to asses the effects of human and natural capitals in formulating local resources-based Community empowerment model in the sector of food security. This research was conducted in the North Sebatik district, Nunukan regency with 65 sample of farmers selected through simple random sampling techniques. Primary and secondary data were collected through field observations, direct interviews, questionnaire distribution, and information obtained from official government agencies. This research uses human capital, nature capital, and social capital as dependent variables, and community empowerment and food security as independent variables. The analysis method applied Partial Least Square (PLS) by using software WarpPLS 5.0. The results of the research showed that human capital must go through an empowerment process to increase human quality. Natural capital must also go through an empowerment process, as human quality without supported nature resources cannot improve capacity to achieve food security. Social capital must also go through an empowerment process. Community empowerment has an impact on food security, as it can manage existing resources to create and improve household income through locally-based agricultural activities to achieve food security.
PENGUATAN KAPASITAS KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 Hendy Lesmana; Widyastuti Cahyaningrum; Syahran Syahran; Nia Kurniasih Suryana
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 3 (2023): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i3.14043

Abstract

Abstrak: Insiden COVID-19 saat ini terus mengalami peningkatan, tidak hanya jumlah penderita tetap jumlah kematian pun meningkat. Demikian pula dengan Kasus COVID-19 di Provinsi Kalimantan Utara tercatat kasus aktif sebanyak 1.582 (14,947 %) dan kasus terkonfirmasi akumulatif 10.584 orang. Strategi untuk mengatasi peningkatan kasus covid di masyarakat dengan melakukan promosi kesehatan mengenai pencegahan penularan COVID-19. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga mengenai pencegahan penularan COVID-19, memakai dan melepaskan masker dan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih secara benar. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menerapkan protokol Kesehatan pencegahan penularan COVID-19, Lokasi kegiatan di Desa Tanjung Agung dan Desa Mangkupadi, metode pelaksanaan kegiatan penyuluhan kepada keluarga dari rumah ke rumah guna menghindari berkumpulnya masyarakat. Hasil kegiatan menunjukan terjadi peningkatan pengetahuan keluarga dalam pencegahan penularan COVID-19 dimana tingkat pengetahuan keluarga paling banyak berada di tingkat pengetahuan baik (78 %) dengan menggunakan evaluasi kuesioner, demikian pula dengan keterampilan keluarga meningkat dalam hal memakai dan melepaskan masker dengan benar serta mencuci tangan dengan sabun dan air bersih dengan tehnik 11 langkah.Abstract: The current incidence of COVID-19 continues to increase, not only the number of sufferers remains the number of deaths has also increased. Likewise with the COVID-19 cases in North Kalimantan Province, there were 1,582 active cases (14.947%) and an accumulative confirmed case of 10,584 people. Strategies to deal with increasing cases of covid in the community by carrying out health promotion regarding the prevention of transmission of COVID-19. The purpose of this activity is to increase family knowledge and skills regarding preventing transmission of COVID-19, wearing and removing masks and washing hands properly with soap and clean water. This activity was carried out by implementing the health protocol to prevent transmission of COVID-19, the location of the activities in Tanjung Agung Village and Mangkupadi Village, the method of carrying out outreach activities to families from house to house to avoid community gatherings. The results of the activity showed that there was an increase in family knowledge in preventing transmission of COVID-19 where the level of family knowledge was at the good knowledge level (78%) using an evaluation questionnaire, as well as increasing family skills in wearing and removing masks properly and washing hands. with soap and clean water with the 11 step technique.
Kajian Pengembangan Petani Berbasis Modal Sosial (Studi Kasus pada Kelompok Tani Lubek Manis Kecamatan Tanjung Palas Tengah Kabupaten Bulungan) Zulhafandi Zulhafandi; Haris Munandar; Nia Kurniasih Suryana; Mohammad Wahyu Agang; Hery Bachrizal Tanjung
Jurnal Ilmiah Membangun Desa dan Pertanian Vol. 8 No. 5 (2023)
Publisher : Department of Agribusiness, Halu Oleo University Jointly with Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia - Indonesian Society of Agricultural Economics (PERHEPI/ISAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37149/jimdp.v8i5.316

Abstract

Social capital has an essential impact on the development of social and economic aspects of society, especially farmers, who are the dominant profession in rural communities. Among the social capital that exists in society are relationships between individuals, social networks, trust, norms, participation, and cooperation. The purpose of this study is to identify internal and external factors and formulate a strategy for developing social capital-based farmer groups in Salimbatu Village, Tanjung Palas Tengah District, Bulungan Regency. The sample determination method used was purposive sampling, and the respondents in this study were 15 farmers as informants and three as key informants who were members of the Lubek Manis farmer group. The analysis used in this study is a SWOT Analysis (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Internal factors in the development of social capital-based farmer groups have a total strength score of 3.83. At the same time, the weakness has a total score of 3.12. At the same time, external factors in the form of opportunities have a total score of 3.56. At the same time, the threat has a total score of 3.30. Based on the SWOT analysis, aggressive strategies in the development of farmer groups are obtained, namely Increasing the frequency of counseling activities in the Lubek Manis farmer group, Establishing cooperation with several farmer groups, and Increasing mutual trust among members.
ANALYSIS OF THE ADOPTION LEVEL OF INTEGRATED CROP MANAGEMENT FOR RICE COMMODITIES IN THE SESAYAP DISTRICT Paolus Donatus Haka; Abdul Rahim; Nia Kurniasih Suryana1
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v6i2.4102

Abstract

Over the last three years, Paddy rice production in Tana Tidung Regency has been approximately 500-700 tons. This production is considered low, even when compared to rice production in other regencies located in North Kalimantan Province. One of the factors supporting high production is the crop management system used by farmers. This research aims to analyse the level of adoption of Integrated Crop Management (ICM) in the paddy rice commodity in the Sesayap District. ICM is an innovative approach in agriculture aimed at reducing the use of chemical pesticides and promoting sustainable pest and disease control. This study was conducted to understand the extent to which farmers in Sesayap District have adopted ICM technology in paddy rice cultivation and the factors influencing this adoption. The research method was a structured questionnaire survey from a sample of paddy rice farmers in the Sesayap District. The sample was selected using the purposive sampling method, with the criteria that they are part of farmer groups and actively cultivate paddy rice. The total number of respondents obtained was 57 individuals. The primary data collected were then described to illustrate the level of ICM adoption and the influencing factors. The results of this research indicate that the level of ICM adoption in the paddy rice commodity in Sesayap District is at 105, categorising it as moderate. Significant factors influencing the adoption level include farmers' level of education, knowledge about ICM, accessibility to information sources and training on ICM, the availability of institutional support, and farmers' perception of the benefits and effectiveness of ICM in increasing productivity and reducing production costs.
STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT DESA PUNAN MALINAU KECAMATAN SEGAH KABUPATEN BERAU Suryana, Nia Kurniasih; Eliaser, Eliaser
Jurnal Borneo Humaniora Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borneo_humaniora.v2i2.1179

Abstract

Saat ini sebagian besar sumber daya manusia yang mendukung sektor perkebunan masih rendah kualitasnya. Bagian terbesar adalah bahwa petani memiliki tingkat pendidikan formal yang rendah atau tidak menyelesaikan pendidikan dasar. Hal ini menyebabkan kemampuan petani perkebunan yang ada untuk menyerap informasi dan mengadopsi teknologi relatif sangat terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mendekripsi strategi dalam upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) di perkebunan kelapa sawit rakyat desa Punan Malinau. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan sumber daya manusia yang ada. Penelitian ini kuantitatif deskriptif. Sumber informasi dalam kajian ini terbagi menjadi dua, yaitu informan sebanyak 10 orang yang ditentukan oleh metode porposive dan 105 petani yang menjadi responden dengan penentuan metode insidental sampling. Analisis data teknik yang digunakan adalah analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa situasi sumber daya manusia yang ada di perkebunan kelapa sawit rakyat desa Punan Malinau ada di kuadran I dimana strategi yang dapat digunakan adalah strategi agrisif dengan menggunakan faktor S-O adalah strategi dengan menggunakan  kekuatan untuk mendapatkan kesempatan. Para peneliti menyimpulkan bahwa strategi yang dapat digunakan adalah untuk melakukan studi banding oleh pemerintah daerah untuk petani kelapa sawit, meningkatkan program penyuluhan pertanian di desa Punan Malinau, menciptakan program CSR dari perusahaan dalam mengembangkan sumber daya petani, terus memperluas bisnis pertanian kelapa sawit disertai dengan agen perpanjangan. Saran yang diberikan para peneliti dalam penelitian ini lebih baik untuk mengoptimalkan kegiatan penyuluhan dalam hal pengembangan bakat dan keterampilan petani dalam hal pertanian kelapa sawit.
PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI ( STUDI KASUS KELOMPOK TANI SUBUR DI DESA KARANG AGUNG KABUPATEN BULUNGAN ) Suryana, Nia Kurniasih; Ningsih, Dewi Setia
Jurnal Borneo Humaniora Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : LPPM Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borneo_humaniora.v1i1.862

Abstract

Peran penyuluh dalam pemberdayaan yaitu membantu petani meningkatkan kesejahteraan  dengan memperkaya ilmu pengetahuan, Dimana penyuluh membantu bagaimana petani bisa mandiri, kuat dan bisa memecahkan suatu permasalahan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan peran penyuluh pertanian dalam upaya memberdayakan kelompok tani  subur. (2) Mengetahui pengaruh peran penyuluh pertanian terhadap keberdayaan kelompok tani Subur. Informan  dan responden dalam penelitian ini adalah anggota Kelompok Tani Subur dan lokasi penelitian di lakukan pada kelompok Tani Subur Desa Karang Agung Kabupaten Bulungan. Analisis yang di gunakan adalah yang pertama analisis data kualitatif untuk mendeskripsikan peran penyuluh pertanian dalam pemberdayaan, yang kedua menggunakan metode Angket ( kuisioner) yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui dan yang ketiga analisis regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh peran penyuluh pertanian dalam pemberdayaan Kelompok Tani Subur. Berdasarkan hasil Penelitan dapat di simpulkan bahwa peran penyuluh pertanian sebagai motivator, fasilator, dan edukator sudah cukup baik dalam proses memberdayakan Kelompok Tani Subur, dan  peran penyuluh pertanian sebagai motivator, fasilitator, dan edukator berpengaruh secara signifikan terhadap keberdayaan Kelompok Tani Subur yakni nilai signifikan 0.003 0,05 (standar eror yang telah ditentukan) melalui hasil analisis regresi sederhana.
PELATIHAN PEMBUATAN TEPUNG MOCAF DI DESA TANAH MERAH KABUPATEN TANA TIDUNG Nia Kurniasih Suryana; Hendi Lesmana; Nizhamuddin AB; Mardhiana
Jurnal Pengabdian Masyarakat Paguntaka Vol. 2 No. 1 (2023): November 2023
Publisher : Jumpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61457/jumpa.v2i1.22

Abstract

Desa Tanah Merah merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Tana Tidung. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian baik bertani maupun nelayan, memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Komoditi pertanian yang banyak diusahakan salah satunya jenis umbi-umbian yaitu singkong. Tujuan dari pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Tanah Merah dalam memanfaatkan singkong menjadi tepung mocaf dan pengolahannya menjadi beberapa jenis makanan dan memberikan keterampilan dalam pembuatan tepung mocaf dan pengolahan makanan berbahan dasar tepung mocaf. Metode dilaksanakan dengan cara edukasi dan pelatihan. Hasil pengabdian menunjukan peningkatan keterampilan dan pengetahuan masyarakat Desa Tanah Merah terkait pembuatan tepung mocaf dari singkong, peningkatan potensi ekonomi masyarakat setempat melalui pengembangan usaha tepung mocaf yang dapat memberikan nilai tambah pada hasil panen singkong.Serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya diversifikasi pangan lokal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pangan yang lebih bergizi dan beragam.