Claim Missing Document
Check
Articles

Corelation of Spiritual Well-Being and Stress Level in College Students: A Correlational Study Arfianto, Muhammad Ari; Haqqiyah, Shabrina Naulal; Widowati, Sri; Ibad, Muhammad Rosyidul
IJNP (Indonesian Journal of Nursing Practices) Vol. 7 No. 1 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ijnp.v7i1.17914

Abstract

Background: Students often experience stress with varying intensity. Spiritual well-being is considered to have a role in controlling student stress levels. But there are many students who experience stress even though they already have good spiritual well being.Objective: This study aims to explore the correlation between spiritual well-being and stress levels in college students.Methods: This a cross-sectional l  study involved 104 students. The sample was selected using an accidental sampling technique. The independent variable of this study was the students' level of spiritual well-being, while the dependent variable was the level of student stress. Data collection uses the Spiritual Well Being Scale Questionnaire and Hassless Assessment Scale for Students in College questionnaires which have been tested for validity and reliability. This research’s results were analyzed using the SPSS application with the Spearman Rho test. Most of the respondents had spiritual welfare in the high category, namely 82.7%. Most of the stress levels experienced by students were at a mild stress level (63.5%).Results: The study found a significant correlation between spiritual well-being and stress level among collge student (p = 0.000 ) with a correlation coefficient of -0.392.Conclusion: This study indicates that there is a significant relationship between spiritual well-being and stress levels in college students, with a weak correlation level and a negative correlation direction, this means that students who have high spiritual well-being have a lower probability of stress.
Pelatihan Program UKS di Sekolah TK ABA 30 Kota Malang: Training on School Health Unit (UKS) Program at ABA 30 Kindergarten, Malang City Fikri, Zahid; Arfianto, Muhammad Ari; 'Ibad, Muhammad Rosyidul; Mu'jizah, Khikmatul; Natasya, Nella; Nur Nafila, Nisrina
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: Kesehatan Vol. 4 No. 3 (2024): September
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit membutuhkan komitmen jangka panjang, berbeda dengan upaya kuratif yang hasilnya dapat segera dirasakan. Tantangan ini sering membuat penerapannya sulit dilakukan secara konsisten, terutama di lingkungan pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Pasal 45, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) wajib dilaksanakan di sekolah untuk menunjang kesehatan siswa. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di TK ABA 30 Kemantren III Bandungrejosari, Sukun, Kota Malang, yang belum memiliki UKS meskipun sering terjadi cedera ringan pada anak saat bermain. Tujuannya adalah membentuk UKS dan meningkatkan pemahaman guru tentang promosi kesehatan. Pendekatan yang digunakan meliputi cerita interaktif, permainan edukatif, dan kegiatan seni. Langkah-langkah kegiatan mencakup penyebaran kuesioner untuk menilai pemahaman guru, observasi fasilitas sekolah, serta edukasi mengenai konsep dan pengelolaan UKS. Setelah kegiatan, pemahaman guru tentang UKS meningkat secara signifikan. Para guru juga mampu menyusun rencana pengelolaan UKS, dan salah satu ruang kosong sekolah berhasil diidentifikasi sebagai fasilitas UKS. Kesimpulannya, pembentukan UKS di TK ABA 30 berhasil dilaksanakan dengan dukungan penuh dari para guru. Fasilitas ini diharapkan dapat mendukung promosi kesehatan dan pelayanan dasar, sehingga membantu tumbuh kembang anak secara optimal.   Abstract: Health promotion and disease prevention require long-term commitment, unlike curative efforts that provide immediate results. This challenge often complicates consistent implementation, particularly in educational settings. According to Law Number 23 of 1992 Article 45, School Health Efforts (UKS) must be implemented in schools to support student health. This community service activity was conducted at TK ABA 30 Kemantren III Bandungrejosari, Sukun, Malang City, a school lacking a UKS despite frequent minor injuries during children’s play. The activity aimed to establish a UKS and improve teachers’ understanding of health promotion. The approach involved interactive stories, educational games, and art activities. Steps included distributing questionnaires to assess teachers’ understanding, observing school facilities, and providing education on UKS concepts and management. Results showed a significant improvement in teachers’ understanding of UKS after the sessions. Teachers successfully developed a UKS management plan, and a vacant school room was designated as the UKS facility. In conclusion, the UKS at TK ABA 30 was successfully established with strong teacher support. This facility is expected to enhance health promotion and basic health services, ultimately fostering children’s optimal growth and development within the school environment.
PENERAPAN MODEL SELF-CARE: BATHING AND GROOMING TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS SOSIAL 'Ibad, Muhammad Rosyidul; Fikri, Zahid; Ubaidillah, Zaqqi
Journals of Ners Community Vol 10 No 2 (2019): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v10i2.900

Abstract

ABSTRAKPermasalahan yang selalu muncul pada seseorang dengan gangguan kesehatan jiwa adalah self care deficit, hal ini dikarenakan pada pasien gangguan kesehatan jiwa terjadi penurunan dan perubahan fungsi kesadaran secara kualitatif dimana pasien tidak mampu untuk menjalin relasi dengan orang disekitarnya, kurang memiliki limitasi atau batasan diri, dan perubahan penilaian terhadap realita. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa gangguan kesehatan jiwa di Indonesia semakin meningkat dari 2,2% per mil sekarang menjadi 6% permil. Jumlah klien gangguan jiwa yang berada di UPT Bina Laras Pasuruan berjumlah 200 orang dengan jumlah perawat sebanyak 3 orang akibatnya beban kerja menjadi tinggi sehingga untuk mengawasi kebersihan diri klien gangguan jiwa relative kurang, selain itu juga tidak adanya feedback pada klien tentang bagaimana yang seharusnya dilakukan mereka terutama ketepatan tata cara menjaga kebersihan badan dan berdandan. Tujuan penelitian ini untuk melakukan pendampingan model self care : bathing and grooming dengan merujuk pada Standart Operasional Prosedur yang sesuai pada Evidence Based Psychiatric Nursing.Kata Kunci: Self-care Deficit, Bathing, Grooming, Gangguan Kesehatan JiwaDOI: 10.5281/zenodo.3561944
Exploring Psychosocial Issues of Breast Cancer: What Coping Mechanisms Have They Used to Manage Their Stressors? Ibad, Muhammad Rosyidul; Katrina, Mery; Muhammad Ari Arfianto; Ariani, Tutu April
Journal of Ners and Midwifery Vol 12 No 1 (2025)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v12i1.ART.p001-013

Abstract

One of the most common diseases causing death in women is mammary carcinoma which is the third largest cause of death in Indonesia after heart disease and stroke. Chemotherapy and surgery are treatment methods that have been widely used. The body image of patients who have undergone mastectomy will change as they no longer have breasts. The purpose of this study was to determine how coping mechanisms were used in patients suffering from carcinoma mammae post-mastectomy. This study used a qualitative-quantitative research design. The data was obtained through semi-structured interview guides and coping mechanism questionnaires as support. The data validity test method used triangulation of sources and methods. The data analysis in the study used domain analysis. The researcher analyzed the data using domain analysis and found seven main themes emotional distress when first diagnosed with Ca mammae, body image disturbance after mastectomy, breast loss after mastectomy, the use of active coping in seeking recovery, use of healthy lifestyle planning to reduce disease risk, use of religious coping mechanisms for illness perception, use of acceptance coping mechanism in illness. Some psychosocial problems such as mental emotional disorders such as severe stress, fear, and worry about the disease are often felt by patients. However, participants use adaptive coping mechanisms to adapt to psychosocial problems through the use of active coping, religion, planning, and being able to accept deficiencies in their body image.
Perbedaan Ansietas pada Pasien Hemodialisa Berdasarkan Perspektif Gender Ibad, Muhammad Rosyidul; Ubaidillah, Zaqqi
Journal of Ners and Midwifery Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v6i1.ART.p019-026

Abstract

Pasien yang menjalani terapi hemodialisa selama hidupnya akan bergantung dengan alat dializzer, prosedur hemodialisa harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan dengan frekuensi 2-3 kali dalam satu minggu. Profil data menunjukkan bahwa gagal ginjal kronis diIndonesia sedikit lebih banyak menyerang laki-laki daripada perempuan, individu yang mengalami gagal ginjal kronis dan sedang menjalani proses hemodialisa sangat berpotensi terhadap masalah gangguan emosional. Ansietas merupakan gangguan utama yang dapat timbul akibat prosedur hemodialisa, seseorang menjalani hemodialisa akan memiliki kekhawatiran, ketakutan, dan ketidakpastian akibat dari persepsi negatifnya.Peneliti telah mengidentifikasi perbedaan ansietas pasien hemodialisa berdasar perspektif gender melalui uji Kruskalwallis. Hasil menunjukkan bahwa didapatkan p-value sebesar P = 0.488, hal ini memiliki arti bahwa tidak ada perbedaan ansietas yang dialami baik oleh responden laki-laki maupun responden perempuan. Kemunculan ansietas secara umum pada pasien hemodialisa diakibatkan karena berbagai faktor seperti masalah finansial yang harus didukung dengan pemanfaatan asuransi kesehatan, tingkat pemahaman terhadap penyakit dan prosedur terapi, dan riwayat menjalani prosedur terapi
Pengetahuan Masyarakat tentang Covid-19 dengan Kepatuhan Penggunaan Masker pada Masyarakat Probolinggo Fikri, Zahid; 'Ibad, Muhammad Rosyidul; Arfianto, Muhammad Ari; Mu'jizah, Khikmatul; Elsandra, Eliza Maharani; Melania, Febriani; Mahesba, Ismail
The Indonesian Journal of Health Science Vol. 16 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Covid-19 merupakan infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan yang disebabkan coronavirus. Tingginya kasus Covid-19 membuat pemerintah melakukan berbagai tindakan pencegahan guna menekan angka kematian. Tindakan pencegahan ini dapat berupa pengetahuan masyarakat mengenai Covid-19 dan kepatuhan masyarakat pada penggunaan masker. Tujuan penelitian ini untuk mengindentifikasi hubungan pengetahuan Covid-19 dengan kepatuhan penggunaan masker pada masyarakat Probolinggo.Metode: Jenis penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh warga Desa Sumberbendo. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 98 warga yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini menggunakan instrument kuesioner untuk pengumpulan data dan menggunakan analisa data uji korelasi spearman.Hasil: Hasil analisis uji korelasi spearman diperoleh nilai p=0,00 (<∝=0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara pengetahuan dan kepatuhan penggunaan masker pada masyarakat ProbolinggoKesimpulan: Mayoritas masyarakat yang memiliki tingkat pengetahuan baik mematuhi penggunaan masker dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan masyarakat yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tidak patuh dalam penggunaan masker. Jadi, ada hubungan yang kuat antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan masker pada Masyarakat Probolinggo.