Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kejadian Depresi pada Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik Supriati, Lilik; Nasution, Tina Handayani; Ilmansyah, Fiqih Andrian
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 4 (2016): MAJALAH KESEHATAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.1 KB)

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang kronis. Penderita diabetes sangat rentan terhadap gangguan psikologis seperti depresi. Salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya depresi pada penderita diabetes mellitus adalah kurangnya dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Sampel dipilih dengan teknik total sampling, dan didapatkan 34 responden penderita DM. Instrumen yang digunakan berupa lembar kuisioner depresi berdasarkan Beck Depression Inventory II (BDI II) dan kuesioner dukungan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang memberikan dukungan “baik” sebanyak 8 responden (24%), dukungan keluarga “cukup” sebanyak 22 responden (67%), dan dukungan keluarga “kurang” sebanyak 3 responden (19%). Data kejadian depresi pada pasien diabetes mellitus diperoleh 12 responden (38%) tidak mengalami depresi, dan 22 responden (62%) mengalami depresi. Analisis data menggunakan uji statistik Spearman rho dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Hasil uji statistik menunjukkan nilai koefisien korelasi negatif (r = -0,743) dengan nilai p = 0,000 yang artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada pasien diabetes mellitus di RS Muhammadiyah Gresik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif (searah) antara dukungan keluarga terhadap kejadian depresi pada pasien diabetes mellitus. Semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin tidak terjadi depresi atau normal, sebaliknya semakin rendah dukungan keluarga maka angka kejadian depresi yang dialami semakin berat. Kata kunci : diabetes mellitus, dukungan keluarga, depresi
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTCOME PASIEN CEDERA KEPALA BERDASARKAN FUNCTIONAL INDEPENDENCE MEASURE (FIM) Faqih, Moh. Ubaidillah; Nasution, Ahsan, Tina Handayani
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 2, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.766 KB)

Abstract

Abstrak: Kinerja perawat merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan pelayanan di rumah sakit. Kinerja dipengaruhi oleh kemampuan tenaga kerja, motivasi kerja, dukungan yang diterima (kepemimpinan), keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kinerja perawat gawat darurat. Rancangan penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan waktu (Cross Sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat instalasi gawat darurat RSUD dr. R. Koesma Tuban, RSNU Tuban dan RS Medika Mulia Tuban. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 perawat dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu simple random sampling. Uji bivariat yang digunakan adalah uji Spearmen dan menggunakan uji regresi linier sebagai uji multivariat. Dari hasil analisis diketahui faktor yang berhubungan adalah kemampuan dan keterampilan (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi kuat (r =0,678), faktor Kepemimpinan (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi yang kuat (r=0,662), faktor budaya organisasi (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi yang sangat kuat (r=0,854), sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah pengalaman (p=0,872). Faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah kemampuan dan keterampilan, kepemimpinan, budaya organisasi, sedangkan yang tidak berhubungan adalah pengalaman. Sebaiknya perawat Instalasi Gawat Darurat lebih memahami dan mampu menerapkan metode pendekatan budaya organisasi dalam malaksanakan tugas dan kinerja sehari-hari, sehingga dapat menjadi contoh untuk petugas kesehatan yang lain. saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan pendekatan teori tentang budaya organisasi dan kinerja yang lain. Kata kunci: kinerja, kemampuan, keterampilan, budaya organisasi, kepemimpinan
THE DIFFERENCE LEVEL OF NUTRITIONAL STATUS WITH CLINICAL OUTCOME IN PATIENT WITH ACUTE PHASE ISCHEMIC STROKE Junaidi, Edwina Narulita Sari Agustin; Winarsih, Sri; Nasution, Tina Handayani
Malang Neurology Journal Vol 3, No 1 (2017): January
Publisher : Malang Neurology Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.974 KB) | DOI: 10.21776/ub.mnj.2017.003.01.4

Abstract

Background. Nutritional status is predictor that can affects on clinical outcome in patient with acute phase ischemic stroke.Objective. To investigate the difference of nutritional status level with clinical outcome in patient with acute phase ischemic stroke.Methods. Cohort retrospective design used medical record of all registered acute ischemic stroke patient in hospital Dr. Saiful Anwar Malang. 60 sample that inquired inclusion criteria and classified into three groups (the group of patient with acute phase ischemic stroke with normal nutrition status, undernutrition status, and overnutrition status). Nutritional status measured with body mass index parameter and clinical outcome measured with of NIHSS score admission and NIHSS score discharge.Results. There were 60 had good clinical outcome with undernutrition status (n=20) amount 65%, normal nutrition status (n=20) amount 70% and overnutrition status (n=20) amount 60%. The difference of nutritional status level with clininical outcome in patient with acute phase ischemic stroke showed that no significantly difference (chi square, p-value=0,803).Conclusion. There is no difference of nutritional status level with clinical outcome in patient with acute phase ischemic stroke.
AKURASI SKOR RISIKO KILLIP SEBAGAI PREDIKTOR PROGNOSIS PASIEN SINDROM KORONER AKUT ST-ELEVATION MYOCARD INFARCTION Roesardhyati, Ratna; Wihastuti, Titin Andri; Nasution, Tina Handayani
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.622 KB)

Abstract

Abstract : Acute Coronary Syndrome (ACS) with ST-ELevation Myocard Infarction (STEMI) is the leading cause of morbidity and mortality worldwide, especially in developed countries. Many risk factors in ACS patients require long treatment and focused treatment. Stratification of risks plays an important role in assisting prediction of clinical outcomes or as a prognosis in patients with ACS.The prognosis of STEMI patients is indicated by Length of Stay (LOS) which is the number of days of STEMI patient care at ICCU. Currently there is risk score  used as predictors in SKA with STEMI, some of which is Killip. This riset to analyze accuracy of Killip risk score with prognosis (LOS) STEMI patient in ICCU dr. Iskak Tulungagung. The research design used was analytic observational research with retrospective cohort approach. The location of this study was in RSUD dr. Iskak Tulungagung. The number of medical record were 125 taken by using purposive sampling technique. Data was analyzed using Spearman test.The result of Spearman test showed that Killip showed a significant association with STEMI patients LOS in ICCU (p = 0.003) with coefficient correlation r = 0.260.The conclusion in this study was that Killip had a significant relationship with the prognosis (LOS) of STEMI patients in ICCU.  Keyword : ST-Elevation Myocard Infarction, Killip, Length of Stay Abstract : Sindrom Koroner Akut (SKA) dengan ST-Elevation Myocard Infarction (STEMI)merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia, terutama di negara-negara maju. Faktor risiko yang begitu banyak pada pasien SKA membutuhkan perawatan yang lama dan pengobatan yang terfokus. Stratifikasi risiko tersebut berperan penting dalam membantu prediksi luaran klinis atau sebagai prognosis pada pasien SKA. Prognosis pasien STEMI ditunjukkan dengan  Length of Stay (LOS) yang merupakan jumlah hari lama rawat pasien STEMI di ICCU. Saat ini terdapat skor risiko yang digunakan sebagai prediktor pada SKA dengan STEMI, yaituKillip. Tujuan penelitian ini untuk mengalisis akurasi skor risiko Killip dengan prognosis (LOS) pasien STEMI di ICCU RSUD dr. Iskak Tulungagung. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort retrospektif. Lokasi penelitian di Intalasi Rekam Medis RSUD dr. Iskak Tulungagung. Jumlah rekam medis sebanyak 125 yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji Spearman. Hasil uji Spearman menunjukkan bahwa Killip menunjukkan hubungan yang signifikan dengan LOS pasien STEMI di ICCU (p=0.003) dengan besar korelasi r=0.260. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah skor risiko Killip memiliki hubungan signifikan dengan prognosis (LOS) pasien STEMI di ICCU. Kata Kunci : ST-Elevation Myocard Infarction, Killip, Length of Stay
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN PASIEN STROKE DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RUMAH SAKIT DR. ISKAK TULUNGAGUNG Setyoadi, Setyoadi; Nasution, Tina Handayani; Kardinasari, Amanda
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 3 (2017): MAJALAH KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.675 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2017.004.03.5

Abstract

Pasien stroke tidak dapat sepenuhnya mandiri disebabkan adanya gejala sisa yang menyertai setelah perawatan akut. Keluarga sangat berperan dalam fase pemulihan, sehingga sejak awal perawatan keluarga diharapkan terlibat dalam penanganan penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian pasien stroke di instalasi rawat jalan rehabilitasi medik Rumah Sakit Dr. Iskak Tulungagung. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengambilan sample secara purposive sampling dengan jumlah sample 57 pasien. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Barthel index dan kuesioner dukungan keluarga. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan dukungan keluarga skor rata-rata adalah 87,84 termasuk kategori baik. Sementara skor rata-rata kemandirian pasien stroke adalah 81,75 termasuk kategori sesang. Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikasi p = 0,00 (α = 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan petugas kesehatan dapat melibatkan peran keluarga dalam proses pemulihan pada pasien pasca stroke yang menjalani perawatan di rumah.Kata kunci: dukungan keluarga, kemandirian, stroke
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTCOME PASIEN CEDERA KEPALA BERDASARKAN FUNCTIONAL INDEPENDENCE MEASURE (FIM) Moh. Ubaidillah Faqih; Ahsan, Tina Handayani Nasution
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 2, No 4 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.766 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v2i4.8

Abstract

Abstrak: Kinerja perawat merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan pelayanan di rumah sakit. Kinerja dipengaruhi oleh kemampuan tenaga kerja, motivasi kerja, dukungan yang diterima (kepemimpinan), keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kinerja perawat gawat darurat. Rancangan penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan waktu (Cross Sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat instalasi gawat darurat RSUD dr. R. Koesma Tuban, RSNU Tuban dan RS Medika Mulia Tuban. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 perawat dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu simple random sampling. Uji bivariat yang digunakan adalah uji Spearmen dan menggunakan uji regresi linier sebagai uji multivariat. Dari hasil analisis diketahui faktor yang berhubungan adalah kemampuan dan keterampilan (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi kuat (r =0,678), faktor Kepemimpinan (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi yang kuat (r=0,662), faktor budaya organisasi (p=0,000) dan memiliki tingkat korelasi yang sangat kuat (r=0,854), sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah pengalaman (p=0,872). Faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah kemampuan dan keterampilan, kepemimpinan, budaya organisasi, sedangkan yang tidak berhubungan adalah pengalaman. Sebaiknya perawat Instalasi Gawat Darurat lebih memahami dan mampu menerapkan metode pendekatan budaya organisasi dalam malaksanakan tugas dan kinerja sehari-hari, sehingga dapat menjadi contoh untuk petugas kesehatan yang lain. saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan pendekatan teori tentang budaya organisasi dan kinerja yang lain. Kata kunci: kinerja, kemampuan, keterampilan, budaya organisasi, kepemimpinan
AKURASI SKOR RISIKO KILLIP SEBAGAI PREDIKTOR PROGNOSIS PASIEN SINDROM KORONER AKUT ST-ELEVATION MYOCARD INFARCTION Ratna Roesardhyati; Titin Andri Wihastuti; Tina Handayani Nasution
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - April 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.622 KB) | DOI: 10.36053/mesencephalon.v4i1.60

Abstract

Abstract : Acute Coronary Syndrome (ACS) with ST-ELevation Myocard Infarction (STEMI) is the leading cause of morbidity and mortality worldwide, especially in developed countries. Many risk factors in ACS patients require long treatment and focused treatment. Stratification of risks plays an important role in assisting prediction of clinical outcomes or as a prognosis in patients with ACS.The prognosis of STEMI patients is indicated by Length of Stay (LOS) which is the number of days of STEMI patient care at ICCU. Currently there is risk score  used as predictors in SKA with STEMI, some of which is Killip. This riset to analyze accuracy of Killip risk score with prognosis (LOS) STEMI patient in ICCU dr. Iskak Tulungagung. The research design used was analytic observational research with retrospective cohort approach. The location of this study was in RSUD dr. Iskak Tulungagung. The number of medical record were 125 taken by using purposive sampling technique. Data was analyzed using Spearman test.The result of Spearman test showed that Killip showed a significant association with STEMI patient's LOS in ICCU (p = 0.003) with coefficient correlation r = 0.260.The conclusion in this study was that Killip had a significant relationship with the prognosis (LOS) of STEMI patients in ICCU.  Keyword : ST-Elevation Myocard Infarction, Killip, Length of Stay Abstract : Sindrom Koroner Akut (SKA) dengan ST-Elevation Myocard Infarction (STEMI)merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia, terutama di negara-negara maju. Faktor risiko yang begitu banyak pada pasien SKA membutuhkan perawatan yang lama dan pengobatan yang terfokus. Stratifikasi risiko tersebut berperan penting dalam membantu prediksi luaran klinis atau sebagai prognosis pada pasien SKA. Prognosis pasien STEMI ditunjukkan dengan  Length of Stay (LOS) yang merupakan jumlah hari lama rawat pasien STEMI di ICCU. Saat ini terdapat skor risiko yang digunakan sebagai prediktor pada SKA dengan STEMI, yaituKillip. Tujuan penelitian ini untuk mengalisis akurasi skor risiko Killip dengan prognosis (LOS) pasien STEMI di ICCU RSUD dr. Iskak Tulungagung. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort retrospektif. Lokasi penelitian di Intalasi Rekam Medis RSUD dr. Iskak Tulungagung. Jumlah rekam medis sebanyak 125 yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji Spearman. Hasil uji Spearman menunjukkan bahwa Killip menunjukkan hubungan yang signifikan dengan LOS pasien STEMI di ICCU (p=0.003) dengan besar korelasi r=0.260. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah skor risiko Killip memiliki hubungan signifikan dengan prognosis (LOS) pasien STEMI di ICCU. Kata Kunci : ST-Elevation Myocard Infarction, Killip, Length of Stay
SHOCK INDEX (SI) DAN MEAN ARTERIAL PRESSURE (MAP) SEBAGAI PREDIKTOR KEMATIAN PADA PASIEN SYOK HIPOVOLEMIK DI RSUD GUNUNG JATI CIREBON Junaedi .; Janggan Sargowo; Tina Handayani Nasution
Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi, Sains, dan Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Hipovolemik syok yang diakibatkan trauma maupun non trauma dapat menyebabkan kematian. Kematian disebabkan kehilangan sejumlah besar cairan tubuh atau darah yang terjadi pada kurang dari 24 jam atau 48 jam pertama sejak masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD). Diperlukan pengenalan tanda-tanda pada pasien yang berisiko terhadap kejadian syok untuk meningkatkan angka harapan hidup. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Shock Index (SI) yang dihasilkan dari perhitungan dari rasio denyut nadi (HR) dan tekanan darah sistolik (SBP) dan Mean Arterial Pressure dari perhitungan 1/3 SBP + 2/3 DBP (tekanan darah diastolik) yang bermanfaat memprediksi kematian pasien syok hipovolemik < 24 jam dan 48 jam pertama masuk ke IGD RSUD Gunung Jati Kota Cirebon, Jawa Barat. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif pada bulan Januari 2015 – April 2016, terdiri atas variabel independen SI dan MAP dan variabel dependen yaitu mortalitas yang dibagi < 24 jam dan 48 jam. Kelompok SI dan MAP dibagi masing-masing dalam dua kelompok, yaitu SI ≤ 0,9 dan SI > 0,9 dan MAP ≥ 60 dan MAP < 60. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 29 data pasien, data SI dan MAP dicatat untuk dianalisa terhadap prediktor kematian < 24 jam dan 48 jam. Hasil dan Analisis: Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan MAP < 60 berpengaruh terhadap kematian pasien < 24 jam (Resiko Relatif (RR) 11,375, confidence interval (CI) 1,172-110,419, p = 0,036) dan memiliki nilai RR lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi kematian 48 jam (RR 0,067 CI 0,007-0,653, p = 0,020). Area di bawah kurva (AUC) menunjukkan MAP 0,9 dan merupakan parameter yang cepat, akurat dan mudah digunakan. Kata kunci: syok hipovolemik, Shock Index, Mean Arterial Pressure, prediksi kematian. ABSTRACT Background: Hypovolemic shock resulting from traumatic injuries or nontraumatic continous to be the leading cause of death. Body of fluids loss or hemorrhagic deaths usually occur within the first 24 h or 48 h of admission to emergency department. Therefore, early identification of patients who are at risk for developing shock may improve survival. Objective the study was analyze whether the shock index (SI), given by the formula SI = heart rate/systolic blood pressure (HR/SBP), and Mean Arterial Pressure (MAP), given by the formula MAP = 1/3 SBP + 2/3 DBP (Diastolic Blood Pressure) are useful for predicting mortality at < 24 h and 48 h in hypovolemic shock adult patients admitted to the emergency department of Gunung Jati hospital at Cirebon City, West Java. Methods: A database of trauma patients admitted between January 2015 and April 2016 were retrospectively reviewed; the result according to the shock index and MAP were Independent variable determined, generating a dichotomous variable mortality was dependent variable with two groups: mortality at less than 24 h and mortality at 48 h, Both group SI and MAP divide into two groups for variable SI: (SI ≤ 0.9) and (SI > 0.9) and for variable MAP: (MAP ≥ 60) and (MAP < 60). Statistical analysis was performed. Results and Analysis: A total of 29 patients were analyzed, all had admission SI and admission MAP were noted to analyze with predictors of hostpital mortality by less than 24 h and 48 h. Multivariat regression analyses demonstrated that MAP < 60 correlate with predict hospital mortality less than 24 h (Risk Relative, RR 11,375, confidence interval (CI) 1,172-110,419, p = 0,036) and had higher RR of predict hospital mortality as compared to 48 h (RR 0,067 CI 0,007-0,653, p = 0,020) respectively. Study have used Receiver Operating Characteristic Curves to determine the accuracy of MAP in predicting hospital mortality by less than 24 h ranged from 0,555 – 0,939 (p = 0,043, AUC = 74,7%) that maintened higher sentivity (72,4%) specificity (68,9%) than 48 h (45% and 27,6%). Discussion and Summary: An initial MAP < 60 were strongest mortality predictor by less than 24 h greater than SI > 0,9 in hypovolemic shock adult patient in the emergency department and is also a quick, applicable and more accurate. Keyword: hypovolemic shock, Shock Index, Mean Arterial Pressure, mortality predictor
Risk Factors Related to Recurrence Rates of Acute Coronary Syndrome in Pakraman and Non-Pakraman Villages in Bali Province Ni Luh Sri Wahyuni; Tina Handayani Nasution; Edy Widjajanto
Research Journal of Life Science Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rjls.2020.007.02.3

Abstract

The prevalence of Acute Coronary Syndrome (ACS) is increasing in both developed and developing countries. Uncontrolled risk factors such as smoking, hypertension, and fewer activities are the main causes of ACS recurrence within 30 days after the acute presentation. This study aims to analyze risk factors related to the recurrence rate of ACS patients in Pakraman and non-Pakraman villages in Buleleng Regency, Bali Province. Observational analytics with Cross-Sectional Study are used in this study involving 130 patients within 1 month. Data is collected through two (2) stages using a questionnaire. The bivariate analysis shows that both smoking groups (p = 0.003 and p = 0.008) and hypertension groups (p = 0.02 and p = 0.01) are associated with ACS recurrence, while physical activity groups are not related (p = 0.455 and p = 0.565). Logistic regression results show that smoking (5.633) is highly associated with ACS recurrence in Pakraman villages, while hypertension (4.784) is highly associated with ACS recurrence in non-Pakraman villages. ACS handling is important in the acute period and in the long-term to prevent the risk of recurrence.
ANALYSIS OF PREDICTIVE FACTORS OF MORTALITY IN HEMORRHAGIC STROKE PATIENTS AT SOEBANDI HOSPITAL JEMBER Rida Darotin; Nurdiana Nurdiana; Tina Handayani Nasution
NurseLine Journal Vol 2 No 2 (2017): November 2017
Publisher : Faculty of Nursing, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/nlj.v2i2.5938

Abstract

Stroke is a cerebrovascular disease that is often found in developed countries and currently also presents in developing countries, and one of them is in Indonesia. The high prevalence of stroke in Indonesia is affected by several risk factors such as obesity, lack of physical activity, unhealthy diet, smoking, high blood pressure, elevated blood sugar, and elevated blood lipid profile. The purpose of this study was to analyze the relationship between predictors of hemorrhagic stroke such as obesity, blood pressure, blood sugar and blood lipid profile with mortality in hemorrhagic stroke patients in RSD dr. Soebandi Jember. This research was a quantitative research with a retrospective approach. The number of samples was 101 medical record data. Univariate analysis was used to identify the description of each variable, a chi-square test was applied to analyze the correlation between variables, and the logistic regression analysis was applied to identify the most dominant factor influencing mortality of hemorrhagic stroke. The result of bivariate test showed p-value of obesity= 0,039, p-value of blood pressure= 0,478, p-value of blood sugar= 0,04, p-value of blood lipid profile= 0,026. Logistic regression obtained p-value for obesity= 0.043, OR = 2.689; p-value of blood sugar= 0,042, OR = 2,656; p-value of blood lipid profile= 0.069, OR = 3,749. There was a significant association between obesity, blood sugar, and blood lipid profile with mortality in hemorrhagic stroke patients. Obesity and blood sugar are predictors that can be used to predict mortality in hemorrhagic stroke patients, where obesity is the most dominant factor affecting mortality in hemorrhagic stroke patients.