Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Etos Keilmuan Dalam Pendidikan Islam Perspektif Filsafat Fauziyah Nurhayati; Sugeng Sholehuddin; Muhammad Hufron
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 1 No. 6 (2023): GJMI - DESEMBER
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v1i6.152

Abstract

material dari kajian adalah pemikiran yang berkembang di dunia Islam dalam upaya pengembangan bangunan keilmuan Islam Sedangkan filsafat ilmu digunakan sebagai objek formal penelitian Dari hasil kajian terungkap, bahwa pertama, gagasan Islanisasi ilmu mun- cul sebagai akibat keterbelakangan umat Islam dari bangsa Barat yang disebabkan oleh penggunaan metodologi ilmiah pada berbagai disiplin ilmu yang "asal tiru", kurangnya wawasan keislamanpada umat Islam, dan adanya dikotomi-dualisme sis- tem pendidikan modern sekuler dengan ustem pendidikan Islam Kedua, pengem- bangan keilmuan dalam gagasan Islamisasi ilmu sangat membutuhkan filsafatilmu sebagai perspektifnya. Ini karena filsafatılmu adalah salah satucabang ilms filsafat yang tumbuhpaling belakangansebagai kesadaran untuk menyatukankembali ikat- an-ikatan antara ilmu pengetahuan dengan filsafat (sebagai sumber dari ilmu). Ke- tiga, filsafat ilnm diterapkan dalam Islamisasi ilmu dengan cara dijadikan sebuah sudut pandang, tolok ukur, atau "posisi berdiri kita untuk menganalis dan menyu- sun framework pengembangan keilmuan Islam, dengan menggunakan pendekatan danmetodologi yang tersedia dalam filsafat
Komersialisasi Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam Alifiani Purwaningrum; Moh Sugeng Sholehuddin; Muhammad Hufron
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 1 No. 6 (2023): GJMI - DESEMBER
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v1i6.153

Abstract

Artikel ini membahas tentang komersialisasi pendidikan di Indonesia mengacu pada dua situasi yang berbeda. Pertama, adanya lembaga pendidikan yang menawarkan program dan fasilitas berkualitas tinggi, namun dengan biaya pendidikan yang sangat tinggi sehingga hanya dapat diakses oleh orang-orang kaya yang mempunyai kemampuan ekonomi. Kedua, adanya lembaga pendidikan yang lebih fokus memungut biaya pendidikan tinggi tanpa mengutamakan peningkatan mutu pendidikan. Dalam hal ini penulis akan mendalami pengertian komersialisasi pendidikan dan permasalahan komersialisasi pendidikan. Komersialisasi pendidikan atau komersialisasi pendidikan seringkali dikaitkan dengan kebijakan atau langkah yang memposisikan pendidikan sebagai sektor jasa yang diperdagangkan. Penulis menerapkan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini berparadigma kualitatif, sehingga secara historis pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, yaitu tidak melibatkan analisis data kuantitatif. Dari segi objek penelitian, penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian sejarah yang melibatkan analisis dokumen terstruktur. Penelitian ini berfokus pada kajian pemikiran seorang tokoh, yang didasarkan pada karya tulis yang dihasilkan oleh tokoh tersebut, seperti buku dan sumber informasi lainnya. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan pendekatan pustaka, sehingga teknik dokumentasi menjadi pendekatan yang relevan.Melalui artikel ini penulis bermaksud menggali lebih dalam, hal ini bertujuan agar kita sebagai pelaku maupun korban dapat memahami permasalahan komersialisasi pendidikan, sehingga buku ini dapat menyikapinya dengan sebaik-baiknya. Komersialisasi pendidikan secara tidak langsung juga menimbulkan kesenjangan di antara pihak-pihak yang terlibat. bermodal dan pihak yang bermodal kecil. Hal ini sebagaimana diungkapkan Ivan Illlich dalam Benny Susanto (2005: 119), “komersialisasi pendidikan dianggap sebagai misi lembaga pendidikan modern untuk melayani kepentingan pemilik modal dan bukan sebagai sarana pembebasan bagi kaum tertindas”. Akibatnya, tidak tercapainya pendidikan yang humanis dalam proses pendidikan karena komersialisasi pendidikan, menurut Satriyo Brojonegoro, hanya bisa dinikmati oleh pihak-pihak tertentu yang mempunyai modal untuk mengakses pendidikan. (Hartini, 2011: 16).
Konsep Teori Belajar Konstruktivisme Dan Pendidikan Agama Islam Dalam Merdeka Belajar Aini Yatul Hajroh; Moh. Sugeng Solehuddin; Muhammad Hufron
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 1 No. 6 (2023): GJMI - DESEMBER
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v1i6.155

Abstract

Secara konseptual teori belajar konstruktivisme dengan merdeka belajar merupakan suatu kerangka yang sangat baik sebagai upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik. Akan tetapi dalam prakteknya ditemukan beberapa permasalahan yang menghambat pelaksanaan konsep merdeka belajar dan teori belajar konstruktivimse. Selain itu, pemahaman guru dan sekolah terkait konsep merdeka belajar dan teori belajar konstruktivisme juga belum terlalu jelas. artikel ini akan mencoba menjabarkan terkait dengan konsep teori belajar konstruktivisme dan pendidikan Agama Islam dalam merdeka belajar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian library research, atau kepustakaan. yakni penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber literatur terkait konsep teori belajar konstruktivisme, merdeka belajar dan pendidikan agama Islam. Dalam teori konstruktivisme pembelajaran tidak hanya guru memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa juga harus berperan aktif dalam membangun sendiri pengetahuan yang ada di dalam memori otaknya. Merdeka belajar bukan hanya guru terbebas dari tugas kesehariannya akan tetapi siswa juga memiliki kebebasan dalam menentukan ilmu mana yang dibutuhkan. Hal tersebut sesuai dengan hakikat pendidikan Agama Islam sendiri. Karena Rasulullah dalam mengajar dan mendidik para sahabat menerapkan pembelajaran yang menyenangkan dan membebaskan, menyenangkan dan bebas disini tidak boleh diartikan sebagai sebuah kesenangan dan kebebasan tanpa esensi, melainkan harus dijadikan sebagai sebuah semangat untuk menambah keilmuan.
Strategi Pendidikan Dan Pembelajaran PAI Berbasis Penemuan (Discovery Based Learning) Di Mi Hidayatul Mubtadiin Jrakahpayung Kecamatan Tulis Batang Winarno; Sugeng Sholehuddin; Muhammad Hufron
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 1 No. 6 (2023): GJMI - DESEMBER
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v1i6.157

Abstract

Artikel ini dibuat bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran PAI berbasis discovery learning, mendeskripsikan strategi perencanaan pelaksanaan model pembelajaran PAI berbasis discovery learning, mendskripsikan jenis pembelajaran berbasis discovery learning, mengetahui kelebihan dan keutamaan model pembelajaran berbasis discovery learning. Jenis penelitian ini adalah kualitatif . Untuk Analisis data peneliti lakukan dengan cara reduksi data. Dengan adanya strategi pendidikan dan pembelajaran PAI berbasis discovery learning diharapkan proses belajar maupun pembelajaran PAI dapat terlaksana dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mengajar. Ini bisa saja efektif karena Model discovery learning menempatkan peserta didik pada lingkungan yang dikondisikan dalam bentuk desain pembelajaran yang eksploratif, dimana peserta didik berperan secara aktif dalam belajar di kelas dengan melakukan eksplorasi bahan pelajaran. Sesuai dengan karakteristik mata pelajaran fikih yang menumbuhkan kemampuan untuk mengeksplorasi nilai-nilai ajaran Islam dalam bahan pelajaran secara intens yang kemudian dapat diterapkan dan dilaksanakan secara relevan dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci : Model Pembelajaran, Discovery Learnin
Communication Patterns Of The Muslim Community Towards The Sapto Darmo Belief Community In Maintaining Religious Moderation In Wonokromo Village Rizky Fika Mulia; Muhammad Hufron
Hikamatzu | Journal of Multidisciplinary Vol. 1 No. 2 (2024): multi science and knowlegde
Publisher : Hikamatzu | Journal of Multidisciplinary

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to find out how the communication patterns of the Muslim community with the Sapto Darmo belief community maintain religious moderation and what forms of harmony exist between the Muslim community and the Sapto Darmo belief community in Wonokromo Village. This research uses qualitative methods.   Data sources are obtained from primary data and secondary data. Methods for collecting data are interviews, documentation, and observation. The data obtained in the field was then made into field notes and a narrative of the research results. The narrative created is analyzed by data reduction, data presentation, and drawing conclusions.  The subjects of this research are the Muslim community and the Sapto Darmo faith community in Wonokromo Village, the object of this research is religious moderation. The results of the research show that the communication patterns of the Muslim community and the Sapto Darmo belief community in maintaining religious moderation in Wonokromo Village using the wheel communication pattern and the star communication pattern are working well. The Muslim community and Sapto Darmo in Wonokromo Village live in harmony and peace without any conflict between religious communities. Forms of religious moderation between the Muslim community and the Sapto Darmo belief community in Wonokromo Village are: 1) In cooperation activities, all communities take part, 2) Help each other when one of the groups needs help 3) Greet each other when they meet and often gather together
Philosophical Discourse on the Concept and Dimensions of Science-Religion Harmonization: Diskursus Filosofis tentang Konsep dan Dimensi Harmonisasi Sains-Agama Amanah, Nihayatul; Dea Vara Amelia; Zakia Mutiara Azni; Muhammad Hufron
Averroes: Journal for Science and Religious Studies Vol. 2 No. 01 (2025)
Publisher : Yayasan Insan Cendekia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62446/averroes.020102

Abstract

Research Background: This research is concerned with the relationship between science and religion, which are often seen as two opposing entities. Despite differences in their methodologies, many views propose that science and religion can complement each other in the search for a more comprehensive truth. Methods: This research uses a qualitative approach with desk research techniques to examine the concept and scope of harmonisation of science and religion. Key findings: The results show that science and religion, despite differences in approach and purpose, both aim to understand reality and human existence. Science provides empirical explanations of natural phenomena, while religion offers meaning and purpose in life. Contribution: this research is to emphasise that science and religion should not be viewed in terms of conflict, but rather as two perspectives that can support and collaborate with each other. Conclusion: it is important to encourage constructive dialogue between scientists and religious leaders to understand life's phenomena more deeply, given the humanitarian challenges and contemporary global issues faced today. This research also proposes the importance of examining the practical application of the integration and dialogue model between science and religion, especially in the fields of education and public policy.
Menelaah Kurikulum Merdeka sebagai Arah Baru Pendidikan Indonesia: Sebuah Kajian Literatur Diah Anisa; Lailatul Qodriyah; Windi Nurohmatul Azizah; Muhammad Hufron
Chatra: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol. 3 No. 1 (2025): Chatra: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
Publisher : CV. Yazri Aksara Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62238/chatra.v3i1.185

Abstract

Perubahan kebijakan pendidikan di Indonesia mencerminkan respons terhadap tantangan zaman, termasuk dampak pandemi COVID-19 yang mengganggu proses belajar mengajar. Kurikulum Merdeka hadir sebagai alternatif transformasi pendidikan yang menekankan fleksibilitas, kemandirian belajar, dan penguatan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila. Artikel ini bertujuan mengkaji arah dan implementasi Kurikulum Merdeka melalui studi literatur terhadap referensi ilmiah yang relevan, seperti artikel jurnal dan buku akademik. Temuan menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi guru dan peserta didik dalam merancang pembelajaran sesuai kebutuhan lokal dan individual. Kurikulum ini juga menekankan pembelajaran berbasis proyek serta penilaian yang lebih kontekstual. Namun, implementasinya masih menghadapi hambatan, seperti kesenjangan sumber daya dan kesiapan tenaga pendidik.
Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Faqih Mufasirin; Khumaidatun Nisa; Luthfia Rosidin; Sausan Zahra; Muhammad Hufron
IHSAN : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 3 No. 2 (2025): 2025
Publisher : Yayasan pendidikan dzurriyatul Quran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/ihsan.v3i2.921

Abstract

Kurikulum merupakan kerangka terstruktur yang mengatur perencanaan dan penyusunan bahan ajar beserta mekanisme pelaksanaannya dalam kegiatan pembelajaran. Dalam mengembangkan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) tidak terbatas pada pengetahuan teoritis, tetapi juga semestinya menekankan penerapan nilai-nilai Islami pada peserta didik. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam pengembangan kurikulum PAI. Adapun metode yang digunakan yakni studi pustaka dari berbagai buku, artikel dan hasil penelitian sebelumnya untuk memperoleh informasi yang sedang diteliti. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa guru merupakan pemain utama dalam pengembangan kurikulum PAI. Dikarenakan guru dalam menjalankan tugasnya tidak terlepas dari adanya perubahan, khususnya mengenai perbaikan-perbaikan pembelajaran bagi peserta didik dalam bentuk kurikulum yang akan dikembangkan.
PEMIKIRAN ESSENSIALISME DALAM PENDIDIKAN ISLAM Khoiriyah, Istianatul; Bagas Mukti Nasrowi; Muhammad Hufron
Al-Hasanah : Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 10 No 01 (2025): In Press
Publisher : STAI Pelabuhan Ratu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51729/10011559

Abstract

The value crisis in contemporary education has become a crucial issue characterized by the weakening of moral orientation, the erosion of teacher authority, and the dominance of flexible approaches that ignore the basic principles of education. Departing from this phenomenon, this research aims to examine the thought of essentialism in Islamic education as a conceptual alternative that emphasizes traditional values, discipline, and a clear curriculum structure. This research uses a qualitative method with a library research approach, which is conducted through an in-depth review of relevant primary and secondary literature. The results show that essentialism in Islamic education emphasizes three main findings: the importance of education grounded in traditional and permanent values; the central role of the teacher as a moral and scientific authority; and curriculum and learning methods that focus on mastering core material and forming discipline. The study concludes that essentialism can provide a more stable, structured and valuable direction for education in the face of the challenges of modernity. Therefore, it is suggested that this essentialist approach be considered in the formulation of Islamic education policy and further developed through empirical research in the realm of practice. Keywords: Essentialism; philosophy; Islamic education
Reflection of Ki Hajar Dewantara’s Character Education Philosophy on Independent Learning Muhammad Hufron; Mahfud Junaedi
Edukasia Islamika : Jurnal Pendidikan Islam Vol 6 No 2 (2021): Edukasia Islamika - Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jei.v6i2.637

Abstract

The character education carried by Ki Hajar Dewantara plays a role in preparing the nation's children to build and preserve the nation's identity that is characterized and cultured. The purpose of this study was to reflect on the thinking of Ki Hajar Dewantara's character education in the global era. The method used was qualitative with a philosophical approach. The research type was through an intellectual biographical. The analytical technique used was philosophical interpretative. Reflections on Ki Hajar Dewantara's philosophy of character education are relevant to be applied in the education curriculum in Indonesia, especially on the independent learning perspective in the digital literacy era. Ki Hajar Dewantara's character education emphasizes humanist values, based on reconstruction and nationalist spirit. Reflections on Ki Hajar Dewantara's character education have five basic aspects of character namely: smart, excellence, soft-skill, perfect, and global character education. Ki Hajar Dewantara's character education is relevant in the context of education in post-reformation Indonesia seen from the relevance of religiosity, ethical, social, cultural, and universality. Ki Hajar Dewantara's character education also helps to minimize various national multidimensional crises, namely: religious, moral, model, orientation, and social crisis solutions.