Beton massa tidak dapat diukur kuat tekannya dengan metode konvensional karena metode tersebut tidak mampu mencerminkan kondisi curing aktual di lapangan yang sering mengalami gradien suhu signifikan akibat volume besar beton. Oleh karena itu, metode kematangan (maturity method) menjadi alternatif yang mengestimasi kuat tekan berdasarkan suhu aktual dan waktu curing di lapangan, dengan model prediksi persamaan logaritmis karena kemudahannya. Penelitian ini bertujuan mengkaji nilai maturitas beton untuk menentukan kuat tekan pada beton dengan variasi substitusi parsial metakaolin sebesar 0%, 7,5%, 12,5%, dan 20% dari berat binder, yang kemudian dibandingkan dengan hasil kuat tekan menggunakan uji destruktif. Metode yang digunakan adalah uji eksperimental dengan spesimen berupa silinder beton dengan diameter dan tinggi 15 cm dan 30 cm yang dilengkapi sensor suhu pada kedalaman ±15 cm. Beton diukur suhunya pada umur 0, 1, 3, 7, 14, 21, dan 28 hari, serta uji kuat tekan pada umur 7, 14, dan 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai maturitas untuk memperoleh kuat tekan beton dengan model prediksi persamaan logaritmis memiliki nilai koefisien determinasi (R2) diatas 0,9, dengan perbandingan kuat tekan beton menggunakan metode kematangan dan uji destruktif menunjukkan selisih di bawah 3%.