Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Influence of Organizational Culture and Empowerment correlated to Work Engagement As an Intervening Variables towards to the Serivice Quality of General Bureau at the Ministry of State Secretariat Koko Haryono; Henry Eryanto; Wibowo
Journal of Business and Behavioural Entrepreneurship Vol 5 No 1 (2021): Journal of Business and Behavioural Entrepreneurship
Publisher : Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JOBBE.005.1.01

Abstract

The aim of this research is to reveal the effect of organizational culture and empowerment correlated to work engagement as an intervening variable in relations to general affairs quality serviceability in term of directly nor indirectly, as well as considering the adjusted strategy to enhance serviceability quality. This research uses survey method in quantitative research. The sum of this research is depicted from staff members of General Affairs at The Indonesian Foreign Affairs of The Republic of Indonesia. It is denoted as N = 307 staffs using Slovin Theory obtained n = 76. The technique in analyzing data used SPSS and LISREL. In the result of the research revealed that (1) the culture of an organization has a direct impact towards the quality of a service, (2) empowerment gives a direct positive impact on service quality, (3) work bonding also gives a positive reaction on a quality of a service, (4) moreover, an organizational culture response a straight positive outcome on a network, (5) empowerment also give a straightforward outcome on work bondage, (6) culture of an organization also gives a direct impact on empowerment, (7 ) the culture of an organization through empowerment results a positive impact on service quality, (8) culture of an organization through a work bondage gives a positive effect on service quality at General Affairs at The Indonesian Foreign Affairs of The Republic of Indonesia. Based on a hypothetical analysis it was discovered that an organizational culture has a high encounter on a service quality of 0,323 or 32,3%. Whereas a variable indirect impact resulted organizational culture had no direct impact on service quality through empowerment with the value of 0,509 or 50,9%. This result will be used as a testimony for the institution in order to maintain as well as elevate and expand the dimension and it’s indicator I order to increase service quality of General Affair’s staffs. Thus, can be concluded that in order to generate an optimal service quality among staffs, an organization necessitates to manufacture and uplift organizational culture, empowerment and work bond among the staffs.
2. INTERAKSI ANTARA HYPOXIA INDUCIBLE FACTOR-1Α (HIF-1Α) DAN NUCLEAR FACTOR-ERYTHROID-2 RELATED FACTOR-2 (NRF-2) PADA HATI TIKUS SPRAGUE-DAWLEY YANG DI INDUKSI HIPOKSIA HIPOBARIK INTERMITTE Jayakardiana; Sonaji; Wibowo
Jurnal TNI Angkatan Udara Vol 2 No 1 (2023): Jurnal TNI Angkatan Udara Triwulan Pertama
Publisher : Staf Komunikasi dan Elektronika, TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v2i1.52

Abstract

Penelitian ini dilakukan menggunakan desain eksperimental paralel acakdilaksanakan, di di Lakespra dr Saryanto TNI AU, dan pemeriksaan dilakukan di LaboratoriumDepartemen Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Tikus dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok Kontrol ; yang tidak menjalani paparan perlakuanhipoksia dan Kelompok 1,2,3 dan 4 ; yang mengalami paparan hipoksia hipobarik intermitten 1jam setiap harinya selama ; 7 hari (kelompok 1), 14 hari (kelompok 2), 21 hari (kelompok 3) dan28 hari (kelompok 4). Selanjutnya naik dengan tekanan hipobarik 523 mmHg setara 10.000 kakikecepatan kaki/menit. Dan diberikan perlakuan hipoksia hipobarik pada ketinggian 10.000 kakiselama 1 jam setiap harinya.Pengaruh tekanan udara 523 mmHg setara ketinggian 10.000 kakipada para penerbang dapat beresiko secara fisiologis maupun patologis pada organ tubuhyang memerlukan oksigen. Adanya perlakuan hipoksia hypobarik menyebakan terekspresinyaprotein HIF-1α kemudian terjadi stress oksidatif HHI meningkatkan respon pembentukan enzimantioksidan pada jaringan hati dan kenyataan ini terlihat dari adanya keseimbangan antara HIF1αdan NRF-2 sel hati.Hasil temuan penelitian, terbukti bahwa paparan tekanan udara 523 mmHgsecara intermiten telah meningkatkan ekspresi HIF1α dan ekspresi NRF-2 pada hati.
Analysis of Patient's Return Visit at Government Public Hospital in Lampung Province Febriansyah; Wibowo; Sitinjak, Tony
INTERNATIONAL JOURNAL OF ECONOMICS, MANAGEMENT, BUSINESS, AND SOCIAL SCIENCE (IJEMBIS) Vol. 3 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : CV ODIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59889/ijembis.v3i3.220

Abstract

A government public hospital is a public facility owned by the government that has a very strategic role in efforts to improve public health services. The new health service paradigm requires the hospital to provide quality services according to the needs and desires of patients while still referring to the professional and medical code of ethics. With technological developments rapidly and competition increasingly fierce, hospitals are required to improve the quality of their services. Quality is the core of the continuity of life of an institution. Therefore, hospitals are required to always maintain their image and consumer trust by improving service quality to ensure satisfaction Consumers increase which will ultimately increase interest in repeat visits to patients. This research aims to analyze the influence of service quality and image of hospitals and trust in intention to revisit through satisfaction mediation patients at four Government General Hospitals in Lampung Province. Method The research used in this research is a survey method. Technique Data collection uses observation, interviews, and questionnaires. Results research shows that 53% of the total variation in the repeat visit interest variable can be explained by the variables of service quality, hospital image, and trust, the remaining 47% is explained by other variables not used in the research. Apart from that, it can be identified that the dominant factors that drive the patient to make repeat visits to government RSUs in Lampung Province, namely the hospital provides services as promised, services that are provided immediately to customers, hospital service capabilities, hospital medical costs can be installments, as well as the cleanliness and tidiness of the treatment room. Other factors, namely service immediate service to customers, state-of-the-art medical equipment, and nursing care to sit, stand, and walk
WAHANA BERMAIN RINTANG PANJAT TALI SEBAGAI SARANA PENINGKATAN KERJA SAMA ANAK DI TAMAN MEKARSARI, BOYOLALI Arifin, Zainal; Ubaidillah, Ubaidillah; Dharu Feby Smaradhana; Aditya Rio Prabowo; Wibowo; Didik Djoko Susilo; Noval Fattah Alfaiz; Singgih Dwi Prasetyo
PAKDEMAS : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): Desember
Publisher : Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58222/pakdemas.v3i1.192

Abstract

Anak-anak usia dini seringkali mengalami fase di mana bermain menjadi aktivitas yang dilakukan secara konsisten. Dalam rangka memfasilitasi kegiatan bermain anak-anak, penting untuk menyediakan taman bermain sebagai lingkungan yang dapat memfasilitasi interaksi dan partisipasi anak-anak. Taman bermain merupakan suatu entitas yang menyediakan kesempatan untuk bermain, belajar, beristirahat, dan berinteraksi, yang memainkan peran penting sebagai ruang pendidikan yang mendukung perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan karakteristik anak-anak. Dalam konteks ini, Pengabdian dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama antar anak-anak selama bermain. Metode Pengabdian melibatkan desain wahana bermain rintang panjat tali di Taman Mekarsari, Desa Kaligentong, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali. Wahana bermain rintang panjat tali diidentifikasi sebagai sumber daya yang berharga untuk memfasilitasi perkembangan keterampilan motorik anak usia prasekolah. Penerapan wahana bermain rintang panjat tali dalam konteks taman bermain dianggap sebagai sarana yang efektif untuk meningkatkan keterampilan fisik dan perkembangan anak-anak dengan cara yang menarik dan berinteraksi. Diharapkan hasil Pengabdian ini akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk pengembangan lebih lanjut wahana bermain yang mendukung perkembangan holistik anak-anak.
Relevansi Pemikiran Ibnu Sina Terhadap Pendidikan di Era Modern Wibowo; Risa Udayani
HEUTAGOGIA: Journal of Islamic Education Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/hjie.2021.12-07

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui latar biografi, kehidupan, serta pemikiran Ibnu Sina mengenai pendidikan, kemudian untuk menemukan relevansi pemikiran pendidikan Ibnu Sina dengan pendidikan Islam di era modern ini. Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kepustakaan (library research). Peneliti menghimpun sumber data melalui literatur-literatur teks, baik buku, jurnal, maupun artikel-artikel yang berhubungan dengan pembahasan ini. Hasil penelitian menunjukan Ibnu Sina Sebagai seorang filosof, ahli kedokteran dan juga pendidikan, Ibnu Sina memiliki gagasan dan pemikiran terkait tentang mendidik anak, yang diantaranya menjelaskan kepada kita bahwa ia sangat memperhatikan pendidikan akhlak anak. pemikiran Ibnu Sina mengenai pendidikan secara terstruktur dari tujuan, kurikulum, metode pembelajaran dan guru atau pendidik ialah faktor dari pada unsur-usur determinan dalam pendidikan. Oleh karena itu, pemikiran Ibnu Sina dapat dijadikan acuan penting dalam memajukan dunia pendidikan.
PEMBENTUKAN KARAKTER MASYARAKAT LITERAT MELALUI BUDAYA LITERASI DALAM AL-QUR’AN: Analisis Pembentukan Budaya Perspektif Ilmu Komunikasi Surbakti, M. Faizul Akbar; Wibowo; Barutu, Suci Fitriyani
Komunika Vol. 18 No. 1 (2022): Komunikasi Antarpribadi, Komunikasi Massa, Komunikasi Politik dan Komunikasi P
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/komunika.v18i1.8069

Abstract

Artikel ini berisikan tentang analisis pembentukan budaya melalui perspektif ilmu komunikasi. Pembentukan yang dimaksud adalah karakter masyarakat literat melalui budaya literasi dalam Al-Qur'an surah al-‘Alaq ayat 1-5. Artikel ini berfokus pada permasalahan masyarakat Indonesia yang belum menyentuh substansial masyarakat literat sementara angka buta huruf di Indonesia tergolong rendah. Budaya literasi yang dipahami oleh masyarakat hanyalah kemampuan dalam membaca menulis. Realitanya literasi yang dimaksud bukan hanya sekedar memiliki kemampuan baca tulis melainkan mampu memahami informasi secara substansial. Pada dasarnya, literasi dengan kemampuan baca tulis memiliki keterkaitan satu dengan lainnya sehingga melahirkan ketajaman berpikir bagi masyarakat. Permasalahan ini dianalisis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Dalam artikel ini membudayakan literasi bukanlah tugas yang sulit bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia, namun dibutuhkan beragam strategi agar pembudayaan literasi dapat disosialisasikan dengan baik. Pembentukan budaya ini tidak terlepas dari peranan ilmu komunikasi yang memiliki beragam konsep agar masyarakat Indonesia mampu mencapai literasi yang substansial.
PENENTUAN SWELLING FACTOR DAN TEKANAN TERCAMPUR MINIMUM UNTUK PENERAPAN INJEKSI GAS KARBONDIOKSIDA DI LAPANGAN MINYAK Dedy Kristanto; Hariyadi; Wibowo; Windyanesha Paradhita
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 53 No. 3 (2019): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan (swelling) minyak dan tekanan tercampur minimum (TTM) merupakan dua faktor yang penting dari mekanisme pendesakan gas karbondioksida (CO2 ) yang terjadi di reservoir untuk penerapan injeksi CO2 di lapangan dalam upaya meningkatkan perolehan minyak tahap lanjut. Dalam paper ini penentuan swelling factor dilakukan menggunakan PVT cell, dimana fluida rekombinasi diinjeksikan dan dikondisikan pada temperatur reservoir. Sedangkan penentuan TTM antara sampel minyak dengan gas CO2 dilakukan menggunakan tiga cara, yaitu persamaan empiris, secara korelasi dan percobaan laboratorium menggunakan Slimtube. Berdasarkan hasil analisa swelling test selama proses injeksi gas CO2 sampai 46,82% mol, tekanan gelembung meningkat secara bertahap dari 410 psig sampai 2200 psig dan faktor swelling meningkat dari 1.0 sampai 1.442. Penentuan TTM menggunakan persamaan empiris (2807 Psig) dan korelasi Holm & Yosendal (2750 Psig) adalah yang paling mendekati dengan hasil penentuan dari analisa laboratorium (2800 Psig). Didasarkan pada besarnya tekanan rekah formasi di Lapisan F sebesar 2200 Psig dan TTM sebesar 2800 Psig, maka dalam penerapannya di lapangan injeksi gas CO2 hanya dapat dilakukan secara pendesakan tak tercampur.
Kajian Kematangan Beton untuk Memprediksi Nilai Kuat Tekan Beton dengan Variasi Kadar Metakaolin Nugraheni, Brilian; Wibowo; Endah Safitri
Sustainable Civil Building Management and Engineering Journal Vol. 1 No. 4 (2024): October
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/scbmej.v1i4.3095

Abstract

Beton massa tidak dapat diukur kuat tekannya dengan metode konvensional karena metode tersebut tidak mampu mencerminkan kondisi curing aktual di lapangan yang sering mengalami gradien suhu signifikan akibat volume besar beton. Oleh karena itu, metode kematangan (maturity method) menjadi alternatif yang mengestimasi kuat tekan berdasarkan suhu aktual dan waktu curing di lapangan, dengan model prediksi persamaan logaritmis karena kemudahannya. Penelitian ini bertujuan mengkaji nilai maturitas beton untuk menentukan kuat tekan pada beton dengan variasi substitusi parsial metakaolin sebesar 0%, 7,5%, 12,5%, dan 20% dari berat binder, yang kemudian dibandingkan dengan hasil kuat tekan menggunakan uji destruktif. Metode yang digunakan adalah uji eksperimental dengan spesimen berupa silinder beton dengan diameter dan tinggi 15 cm dan 30 cm yang dilengkapi sensor suhu pada kedalaman ±15 cm. Beton diukur suhunya pada umur 0, 1, 3, 7, 14, 21, dan 28 hari, serta uji kuat tekan pada umur 7, 14, dan 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai maturitas untuk memperoleh kuat tekan beton dengan model prediksi persamaan logaritmis memiliki nilai koefisien determinasi (R2) diatas 0,9, dengan perbandingan kuat tekan beton menggunakan metode kematangan dan uji destruktif menunjukkan selisih di bawah 3%.
PENGARUH KADAR AKTIVATOR 0,54 DAN RASIO SS/SH (2,0-3,0) PADA BETON GEOPOLIMER DENGAN BAHAN DASAR FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN Agus Setiya Budi; Priya Pamungkas, Rafli; Wibowo
Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun Vol. 10 No. 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/rb.v10i2.3570

Abstract

Beton geopolimer merupakan beton yang menggantikan 100% semen dengan bahan ramah lingkungan. Beton geopo-limer mempunyai reaksi pengikatan yang berbeda dengan beton konvensional yakni reaksi polimerisasi. Bahan ramah lingkungan yang digunakan pada beton geopolimer yaitu hasil samping pembakaran batu bara yang bernama fly ash. Fly ash membutuhkan bahan kimia aktivator untuk mengaktifkan reaksi polimerisasi yang dapat membentuk beton geopolimer. Reaksi antara fly ash dan bahan kimia aktivator dapat membentuk ma-terial yang memiliki sifat seperti semen. Bahan-bahan kimia yang dapat digunakan sebagai aktivator pada reaksi polimerisasi dalam fly ash adalah menggunakan kombinasi alkali silikat dengan alkali hidroksida atau biasa disebut Sodium Silikat (SS) dan Sodium Hidroksida (SH). Penelitian beton geopolimer ini dilakukan di laboratorium dengan metode eksperimen. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan tinggi dan diameter sebesar 30 cm dan 15 cm. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan besarnya kuat tekan beton geopolimer dengan variasi kadar aktivator 0,54 dan rasio sodium silikat dan sodium hidroksida sebesar 2,0; 2,5; dan 3,0 pada beton berumur 28 hari dan curing suhu ruang. Hasil pengujian kuat tekan diperoleh bahwa variasi rasio SS/SH 2,0; 2,5; 3,0 masing-masing sebesar 36,13 MPa, 45,63 MPa, dan 42,17 MPa. Berdasarkan hasil kuat tekan didapatkan hasil maksimum pada rasio SS/SH 2,5 sebesar 45,63 MPa.
Pengaruh Kadar Aktivator 0,53 dan Rasio SS/SH (0,5-1,5) pada Beton Geopolimer dengan Bahan Dasar Fly Ash Terhadap Kuat Tekan dan Toughness Agus Setiya Budi; Dwi Hermawan, Ivan; Wibowo
Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun Vol. 10 No. 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/rb.v10i2.3593

Abstract

Beton geopolimer merupakan varian beton yang reaksi pengikatannya tidak seperti beton konvensional yang menggunakan reaksi hidrasi melainkan reaksi polimerisasi. Beton ini mengaplikasikan fly ash (abu terbang) sebagai bahan pengikatnya dan menggunakan aktivator untuk meningkatkan reaksi polimerisasi yang terjadi serta membantu dalam pencampuran fly ash, pasir, dan kerikil. Aktivator yang dipakai pada penilitian ini adalah menggunakan cairan NaOH atau sodium hidroksida (SH) dan cairan Na2SiO3 atau sodium silikat (SS). Bahan-bahan kimia ini bertujuan untuk memingkatkan kekuatan dari beton, meningkatkan ketahanan lingkungan, dan pengurangan emisi karbon. Kajian ini menerapkan metode eksperimen kuantitatif yang dilakukan di laboratorium, dengan sampel uji berbentuk silinder dengan dimensi 15 cm x 15 cm x 30 cm. Rasio alkali aktivator yang digunakan adalah 0,53 dengan variasi SS/SH sebesar 0,5; 1,0; dan 1,5. Sampel-sampel ini akan diuji setelah benda uji berusia 28 hari. Pengujian dilakukan untuk menentukan nilai kuat tekan pada sampel beton dengan variasi rasio SS/SH dari 0,5 hingga 1,5. Hasil pengujian setelah 28 hari menunjukkan kuat tekan dengan variasi SS/SH 0,5; 1,0; dan 1,5 berturut-turut sebesar 30,48 MPa, 32,06 MPa, dan 35,90 MPa. Berdasarkan pengujian kuat tekan ditemukan bahwa rasio SS/SH yang memberikan hasil terbaik adalah 1,5, dengan kuat tekan 35,90 MPa.