Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Analisa Karakteristik Pasang Surut Berdasarkan Panjang Data Pengamatan di Perairan Makassar : Analysis of Tidal Characteristics Based on The Length of Observation Data in Makassar Coastal Waters umam, choirul; Pranowo, Widodo Setiyo; Adrianto, Dian; Rahmatullah, Amri; Aji, Tri
Jurnal Chart Datum Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v9i2.149

Abstract

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang berdasarkan data rujukan nasional memiliki luas 8,3 juta km2, terdiri dari 17.504 pulau, 1,9 juta km2 daratan, dan 6,4 juta km2 lautan. Salah satu informasi penting yang terkait dengan laut adalah data pasang surut air laut (Pasut). Badan Informasi Geospasial (BIG) sampai saat ini sudah membangun dan mengelola 216 stasiun pasang surut di seluruh Indonesia. Salah satu lokasi stasiun pasang surut adalah di Makassar di Dermaga Lantamal VI Makassar. Keberadaaan stasiun pasang surut air laut di Makassar sangat penting, terutama bagi kapal-kapal yang keluar dan masuk pelabuhan Makassar dan masyarakat sekitar, karena di wilayah tersebut termasuk area dengan kedalaman laut dangkal. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik pasang surut laut di Makassar yang diperoleh berdasarkan data tahun 2017-2021. Proses pengolahan data mengggunakan perangkat lunak T-tide yang menggunakan metode Least Square dalam perhitungannya. Hasil penelitian membuktikan bahwa rata-rata nilai HHWS, MSL, dan LLWS adalah 1.83, 1.19, 0.47 dalam satuan m (meter) yang ber-referensi ke palem pasut, sehingga ini adalah nilai muka laut yang lokal di Stasiun Makassar. Kemudian dari perhitungan bilangan Formzahl di stasiun pasang surut Makassar diperoleh nilai 1.07 – 3.06, dengan rata-rata bilangan formzahl 2.10, hal ini menjadi bukti bahwa tipe pasang surut Staisun Makassar adalah pasang surut campuran condong ke harian tunggal.
Massa Air di Laut Banda Berdasarkan Data Observasi Ekspedisi Jala Citra 2 – 2022 “Banda” dan Model Global: Characteristics of The Mass of Water in The Banda Sea Based on Observation Data of Jala Citra 2 – 2022 “Banda” Expedition and The Global Model Oktavianto, Eka Arif; Pranowo, Widodo S.; Adrianto, Dian; Handoko, Dadang; Setiyadi, Johar; Hascaryo, Anom
Jurnal Chart Datum Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v9i2.262

Abstract

Setiap perairan di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung pada kedalaman perairan tersebut. Secara bentuk topografi, Laut Banda memiliki kedalaman di atas 5000 m sehingga memiliki karakteristik massa air laut yang unik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkomparasi variabel massa air berupa suhu, salinitas dan densitas yang melewati Laut Banda berdasarkan data model global CMEMS Copernicus dengan data observasi Ekspedisi Jala Citra 2 – 2022 “Banda”. Penggambaran variabel massa air tersebut dilakukan dengan perangkat lunak ODV V.5.5.2 untuk mengklasifikasikan jenis massa air berdasarkan dimana daerah asalnya. Hasil penelitian menunjukkan jenis massa air dari data model global Copernicus dan observasi Ekspedisi Jala Citra 2 – 2022 “Banda” didominasi oleh 3 jenis massa air yaitu massa air yang berasal dari Samudera Pasifik Utara berupa Western South Pacific Central Water dengan karakteristik suhu 6⁰-22⁰C dan salinitas 34,5-35,8 PSU, serta massa air yang berasal dari Samudera Pasifik Selatan berupa Eastern South Pacific Central Water dengan karakteristik suhu 8⁰-24⁰C dan salinitas 34,4-36,4 PSU, kemudian North Pacific Equatorial Water dengan karakteristik suhu 6⁰-16⁰C dan salinitas 34,5-35,2 PSU.
Studi Karakteristik Propagasi Akustik Bawah Air di Selat Makassar dengan Menggunakan Software Monterey – Miami Parabolic Equation: Underwater Acoustic Propagation Study in Makassar Straits using Monterey – Miami Parabolic Equation Software Hakim, Lukman; Pranowo, Widodo S.; Adrianto, Dian
Jurnal Chart Datum Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v9i2.269

Abstract

  Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau. Diantara pulau-pulau tersebut terdapat banyak selat penting bahkan empat diantaranya merupakan selat (choke point) terpenting di dunia, salah satunya adalah Selat Makassar. Sebagai selat penting Indonesia harus memiliki kontrol terhadap selat tersebut. Dalam aspek kemiliteran salah satu kontrol yang harus dimiliki adalah kontrol terhadap kapal selam asing yang mencoba masuk ke wilayah indonesia secara ilegal melalui Selat Makassar antara lain dengan memasang alat deteksi bawah air di perairan tersebut. Untuk mendukung hal tersebut perlu dilakukan penelitian terkait karakteristik propagasi akustik di perairan itu dengan melakukan pemodelan akustik. Salah satu pemodelan propagasi akustik adalah metode parabolic equation  dengan perangkat lunak MMPE. MMPE merupakan suatu software  hasil pengembangan dari The Shallow Water Acoustic Modeling 1999 yang menguji kemampuan berbagai model propagasi gelombang akustik, dengan memberikan suatu gangguan yang mendekati kondisi aslinya dengan menggunakan persamaan parabolik yang diturunkan dari metode Split Step Fourier (SSF) yang solusinya mempunyai kestabilan dan tingkat akurasi yang cukup tinggi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data kecepatan suara pada stasiun penelitian CTD di Selat Makassar bagian utara di mana pada bagian tersebut merupakan bagian tersempit di Selat Makassar. Penelitian dilakukan dengan mengambil data kecepatan suara yang akan dijadikan input masukan program MMPE. Selanjutnya pemodelan dilakukan dengan membuat dua simulasi propagasi akustik dengan sumber suara diletakkan pada sisi P. kalimantan dan yang kedua dari sisi P. Sulawesi. Dari hasil pemodelan yang dilakukan dengan menggunakan sumber akustik pada sisi P. Kalimantan menunjukkan bahwa masih terdapat daerah bayangan propagasi suara (shadow zone) yang cukup besar, demikian halnya pada simulasi yang menempatkan sumber suara pada sisi P. Sulawesi. Hal ini dimungkinkan karena jarak yang relatif jauh sehingga propagasi akustik mengalami penurunan intensitas suara yang besar.
Hydrodynamic Characteristics of the Lombok Strait During the 2022 West Monsoon Peak and Estimation of Ocean Current Power Generation Potential Malik, Kurnia; Pranowo, Widodo Setiyo; Sukoco, Nawanto Budi; Adrianto, Dian; Setiyadi, Johar; Handoko, Dadang
Computational And Experimental Research In Materials And Renewable Energy Vol 6 No 2 (2023): November
Publisher : Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/cerimre.v6i2.43786

Abstract

The Lombok Strait is one of the crucial straits in the Indonesian area because it falls in the Indonesian Archipelagic Sea Lanes of Communication II (ALKI II), and is considered as a strategic chokepoint. Additionally, it serves as a passage for ARLINDO, facilitating the movement of water masses from the Pacific to the Indian Ocean. This unique attribute creates a diverse ecosystem in the Lombok Strait due to the convergence of marine organisms from both oceans. The Lombok Strait presents an opportunity for harnessing renewable energy from its currents. However, there is a scarcity of direct measurements and oceanographic data for the Lombok Strait, making it impractical and costly to conduct direct observations using oceanographic mooring instruments. Therefore, one approach to better understand natural phenomena in the ocean is to use numerical methods such as Computational Fluid Dynamics (CFD) with the Finite Element Method (FEM) application. In this study, the software Mike3FM was used, which incorporates both Computational Fluid Dynamics (CFD) and the Finite Element Method (FEM). This software used bathymetric data and coastlines to create a triangular mesh in the horizontal plane and a grid mesh in the vertical plane. The simulations conducted in January 2022, for 30 days with hourly intervals around the sill area showed an average current velocity of 1.2 m/s at various depths, including 5, 50, 150, and 250 meters. The current primarily flowed southward in the direction of the Indian Ocean. The conversion of avarage current velocity to electrical power at depths of 5, 50, 150, and 250 meters above the sill yielded values of 0.86 kW, 0.70 kW, 0.34 kW, and 0.19 kW, respectively. Based on the results of the hydrodynamic modeling experiments, it is evident that the Lombok Strait has the potential to develop ocean current power generation.Keywords: Hydrodynamics, the Lombok Strait, CFD, FEM, West Monsoon.
DIVING MOTION ESTIMATION OF REMOTELY OPERATED VEHICLE USING ENSEMBLE KALMAN FILTER AND H-INFINITY Herlambang, Teguh; Suryowinoto, Andy; Adrianto, Dian; Rahmalia, Dinita; Nurhadi, Hendro
BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Vol 17 No 1 (2023): BAREKENG: Journal of Mathematics and Its Applications
Publisher : PATTIMURA UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.202 KB) | DOI: 10.30598/barekengvol17iss1pp0095-0100

Abstract

ROV (Remotely Operated Vehicle) is a product of technological development, functioning to perform tasks in the water. Big tasks such as coral reef exploration, oil refineries, underwater monitoring, and sea accident rescue are carried out by such technology. ROV or unmanned submarines have 6 degrees of freedom, but for diving it requires only 3 movements, that is, surge, heave, and pitch motions. In its operation, the ROV requires a navigation system in the form of estimation of the ROV position under diving conditions. In this study, two methods were used to estimate the ROV position under diving conditions, that is, the H-infinity method and the Ensemble Kalman Filter (EnKF). Both methods proved reliable on other platforms. The simulation results in this study showed that the EnKF method was more accurate than the H-Infinity method. The H-Infinity method had an accuracy of around 87%, while the EnKF method reached an accurate of 99 %.
Analisis Tinggi Gelombang Laut Signifikan di Perairan Kepulauan Seribu Bagian Utara pada Monsun II Tahun 2024: Analysis of Significant Wave Height in The Northern Waters of The Seribu Islands during Moonsoon II of 2024 Mutiara Syah Putri, Khansa; Christiani Somba, Devaky; Adrianto, Dian; Setiyo Pranowo, Widodo; Alam, Tasdik Mustika
Jurnal Riset Jakarta Vol. 17 No. 2 (2024): Jurnal Riset Jakarta
Publisher : Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37439/jurnaldrd.v17i2.108

Abstract

Kepulauan Seribu berbatasan langsung dengan perairan Laut Jawa yang dipengaruhi secara signifikan oleh sistem angin monsunal, sehingga dinamika gelombang laut di wilayah ini diduga kuat dipengaruhi oleh pola angin tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisis keterkaitan antara karakteristik angin dan tinggi gelombang laut di perairan utara Kepulauan Seribu selama periode Monsun Peralihan II (10 September–10 Oktober 2024). Wilayah ini memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap dinamika oseanografi akibat keterbukaannya terhadap Laut Jawa, sehingga berisiko terhadap gelombang laut musiman. Data angin (komponen zonal windx dan meridional windy) dan tinggi gelombang signifikan (VHM0) serta tinggi gelombang yang dibangkitkan oleh angin local (VHM0_WW), yang diperoleh dari arsip data CMEMS Marine Copernicus. Ocean Data View digunakan sebagai perangkat lunak pengolahan dan analisis data. Hasil analisis menunjukkan arah angin dominan berasal dari barat hingga barat laut, dengan kecepatan rata-rata 2,25–3,02 m/s. Kondisi angin tersebut berkontribusi terhadap peningkatan tinggi gelombang signifikan hingga 1,52 m, dan tinggi gelombang akibat angin lokal hingga 1,29 m. Temuan ini menegaskan bahwa karakteristik angin merupakan faktor utama pembentukan gelombang laut dan memiliki implikasi langsung terhadap keselamatan pelayaran. Oleh karena itu, peningkatan kualitas data dan informasi gelombang di kawasan Kepulauan Seribu perlu menjadi prioritas, guna memperkuat sistem pemantauan cuaca laut dan peringatan dini sebagai langkah strategis mitigasi risiko dan perlindungan aktivitas maritim.
Pemanfaatan Data Sub Bottom Profiler untuk Identifikasi Pipa Bawah Laut (Studi Kasus Perairan Karangantu Banten): Application of Sub-Bottom Profiler Data for Subsea Pipeline Identification (Case Study in Karangantu Waters, Banten) Saputra, Aang Juli; Mulyadi, Dikdik Satria; Handoko, Dadang; Kurniawan, Endro Sigit; Adrianto, Dian; Santoso, Agus Iwan; Adi, Novi Susetyo; Winarso, Gathot; Fatoni, Khoirol Imam; Putra, Iska; Santosa, Yoyok Nurkaya
Jurnal Hidropilar Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Hidropilar
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/hidropilar.v11i1.387

Abstract

SBP merupakan alat survei akustik yang mampu mendeteksi objek yang terpendam dalam sedimen dasar laut melalui pemancaran gelombang suara berfrekuensi rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Pipa Bawah Laut menggunakan data Sub Bottom Profiler (SBP) di perairan Karangantu, Banten. Data yang digunakan berasal dari Latihan Praktek Survei Hidro-Oseanografi Mahasiswa S1 Angkatan 44 STTAL Hidros tahun 2024 dengan instrumen SBP Innomar SES 2000 Compact dengan frequensi 10 kHz. Metodologi penelitian melibatkan proses, pengolahan data dan  menggunakan perangkat lunak seperti SonarWiz, Seisee, dan Matlab, serta validasi terhadap Peta Laut Indonesia dan data pendukung lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SBP dapat secara efektif mengidentifikasi posisi, kedalaman, dan dimensi pipa bawah laut serta menentukan nilai intensitas hambur balik (backscattering strength) yang menjadi indikator keberadaan material logam. Hasil pengolahan dan analisa dari SonarWiz menunjukkan rata-rata dimensi Pipa Bawah Laut dari 20 lajur memiliki lebar 0.84eter dan tinggi 0.58 meter. Hasil pengolahan nilai hambur balik target dari 20 lajur teridentifikasi mendapatkan nilai backscattering strength ( Hambur Balik ) rata-rata -0.525 dB, nilai hambur balik tertinggi pada target 16 dengan nilai -0.03 dB, dan terendah pada target 8 dengan nilai -1.823 dB, yang menunjukkan kemungkinan besar nilai hambur balik tertinggi adalah objek keras berupa Pipa Bawah Laut. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan SBP memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung pemeliharaan infrastruktur bawah laut serta mitigasi risiko kerusakan.  
Analisis Lokasi Pembangkitan Gelombang Soliton Internal di Selat Alor Berdasarkan Data Pasang Surut dan Citra Satelit: Analysis of Internal Soliton Wave Generation Site in The Alor Strait Based on Tidal Data and Satellite Imagery Eka Putra, I Wayan Sumardana; Adrianto, Dian; Santoso, Agus Iwan; Adi, Novi Susetyo; Pranowo, Widodo S.
Jurnal Hidropilar Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Hidropilar
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/hidropilar.v11i1.392

Abstract

Selat Alor memiliki karakteristik topografi kompleks dengan variasi kedalaman 400-2800 meter yang berpotensi mendukung pembangkitan gelombang soliton internal (GSI). Penelitian ini bertujuan menganalisis lokasi pembangkitan GSI di Selat Alor berdasarkan korelasi data pasang surut model OTIS dan citra satelit SAR Sentinel-1 periode 2010-2023. Metode analisis kualitatif deskriptif dan komparatif digunakan untuk mengevaluasi hubungan temporal antara kondisi pasang surut dan kemunculan signature GSI pada citra SAR. Hasil penelitian menunjukkan korelasi konsisten antara kondisi spring tide dan kemunculan pola pita gelap-terang karakteristik GSI pada citra SAR. Variabilitas musiman teramati dimana pembangkitan GSI tidak hanya bergantung pada kekuatan arus pasang surut, tetapi juga dipengaruhi stratifikasi massa air dan dinamika Arus Lintas Indonesia (Arlindo). Pengaruh Arlindo sebagai arus latar memberikan kontribusi energi tambahan yang memungkinkan pembangkitan GSI bahkan pada kondisi forcing pasang surut lemah. Karakteristik spasial gelombang menunjukkan multiple generation sites dengan fenomena interaksi antar paket gelombang. Temuan ini mengkonfirmasi bahwa Selat Alor merupakan hotspot pembangkitan GSI yang signifikan di sisi selatan kepulauan Indonesia dengan implikasi regional terhadap dinamika oseanografi timur Indonesia, mixing vertikal, dan transport massa air.
Pencarian Lokasi Yang Tepat untuk Pemasangan Turbin Arus Laut Penghasil Daya Listrik: Identification of Suitable Sites for Marine Current Turbine Installation for Power Generation Eka Putra, I Wayan Sumardana; Nabillah, Nayla Cahya; Cahyo, Tri Nur; Adrianto, Dian; Santoso, Agus Iwan; Adi, Novi Susetyo
Jurnal Chart Datum Vol. 11 No. 2 (2025): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v11i2.371

Abstract

Selat Pantar memiliki potensi besar dalam pemanfaatan energi arus pasang surut sebagai sumber energi terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi optimal pemasangan turbin dengan melakukan pemodelan hidrodinamika. Pemodelan hidrodinamika dilakukan menggunakan perangkat lunak MIKE Zero, dengan memasukkan data sekunder yang meliputi pasang surut sebagai open boundary condition, data angin dari ECMWF (European Centre for Medium-Range Weather Forecasts) sebagai faktor forcing permukaan, serta data batimetri dari GEBCO (General Bathymetric Chart of the Oceans) untuk merepresentasikan kondisi kedalaman perairan. Model divalidasi menggunakan data prediksi global dari TPXO (Tidal Prediction X-bar Orography), menghasilkan RMSE sebesar 0,3158 dan koefisien korelasi 0,8059, yang menunjukkan akurasi tinggi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa Selat Pantar memiliki pola pasang surut condong harian ganda dengan FormZahl 0,7228, serta kecepatan arus maksimum terjadi saat spring tide (0,8 m/s) dan menurun pada neap tide (Analisis dilakukan pada tiga stasiun. Stasiun 3 memiliki kecepatan arus tertinggi, sehingga direkomendasikan sebagai lokasi utama pemasangan turbin Darrieus, yang memiliki cut-in speed 0,5 m/s. Sementara itu, Stasiun 2 dapat menjadi alternatif jika optimalisasi teknologi memungkinkan operasi pada kecepatan lebih rendah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengembangan energi arus pasang surut yang berkelanjutan di Selat Pantar.
Akurasi Pemetaan Garis Pantai Berbasis Citra Udara UAV di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara : Accuracy of Coastline Mapping Based on UAV Aerial Imagery at Ancol Carnival Beach, North Jakarta Ratulia, Ronaa Harwa; Putra, I Wayan Sumardana Eka; Amron, Amron; Adrianto, Dian; Santoso, Agus Iwan; Adi, Novi Susetyo; Haryati, Ani
Jurnal Chart Datum Vol. 11 No. 2 (2025): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v11i2.386

Abstract

Perubahan garis pantai akibat abrasi, sedimentasi, dan aktivitas manusia memerlukan metode pemetaan yang akurat dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi penggunaan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dalam pemetaan garis pantai di kawasan Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara. Metode yang digunakan meliputi akuisisi citra udara melalui UAV dan pengukuran titik kontrol tanah (Ground Control Points/GCP) menggunakan GPS tipe R8s. Data citra diproses dengan perangkat lunak fotogrametri untuk menghasilkan ortophoto, sedangkan analisis keakuratan dilakukan menggunakan metode Root Mean Square Error (RMSE). Pendekatan ini dinilai mampu meningkatkan ketelitian spasial pemetaan dan memberikan alternatif yang efisien dibandingkan metode konvensional, terutama di wilayah yang sulit dijangkau. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan metode pemetaan garis pantai yang responsif terhadap dinamika lingkungan pesisir.