Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien HIV/AIDS dalam menjalani terapi antiretroviral di care support treatment RSJ sungai bangkong Pontianak Septiansyah, Egy; Fitriangga, Agus; Irsan, Abror
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Cerebellum
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang. Acquired Immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang muncul akibat terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Terapi antiretroviral (ARV) adalah terapi untuk pasien HIV/AIDS dengan mengonsumsi obat seumur hidup mereka. Kepatuhan minum obat merupakan salah satu aspek penting dalam menilai keberhasilan terapi ARV. Jumlah pasien positif HIV sampai Desember 2016 di Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong Pontianak sebanyak 512 jiwa, dengan pasien yang meminum obat ARV sebanyak 190. Metode. Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2017. Subjek penelitian adalah pasien HIV/AIDS sebanyak 41 responden yang memenuhi kriteria sampel. Analisis data dengan teknik chi square dan fisher. Hasil. Sebanyak 63,41% responden dengan pengetahuan baik, 68,29% responden dengan persepsi rendah, 73,17% responden dengan pelayanan kesehatan baik, 60,98% responden dengan dukungan sosial baik, 56,10% responden dengan kepatuhan sedang. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan (p=0,000), persepsi (p=0,000), pelayanan kesehatan (p=0,013), dukungan sosial (p=0,000) dengan kepatuhan. Kesimpulan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan adalah pengetahuan, persepsi, pelayanan kesehatan dan dukungan sosial.Kata Kunci: Pasien HIV AIDS, Terapi Antiretroviral, KepatuhanBackground. Acquired Immunodeficiency syndrome (AIDS) is a group of symptoms of diseases that arise from the infected Human Immunodeficiency Virus (HIV). Antiretroviral (ARV) therapy is a therapy for HIV / AIDS patients by consuming drug in their lifetime. Drug consumption obedience is an important aspect in assessing the success of antiretroviral therapy. The number of HIV positive patients until December 2016 at Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong Pontianak is 512 people, with the patients whose consuming ARV drug is only 190. Method. Observational analytical research with cross sectional approach. The study was conducted from May to July 2017. The subjects were 41 HIV / AIDS patients who met the sample criteria. Data analysis with chi square and fisher technique. Result. 63.41% of respondents with good knowledge, 68.29% of respondents with low perception, 73.17% of respondents with good health services, 60.98% of respondents with good social support, 56.10% of respondents with moderate adherence. There is a significant relationship between knowledge (p = 0,000), perception (p = 0,000), health care (p = 0,013), social support (p = 0,000) with adherence. Conclusion. The related factors of HIV/AIDS patients adherence are knowledge, perception, health services and social support.Keywords: HIV AIDS Patient, Antiretroviral Therapy, Adherence
Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Skabies dan Personal Hygiene dengan Kejadian Skabies di Puskesmas Selatan 1, Kecamatan Singkawang Selatan -, Rosa; Natalia, Diana; Fitriangga, Agus
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47, No 2 (2020): Penyakit Infeksi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.016 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v47i2.350

Abstract

Latar Belakang: Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi Sarcoptes scabiei varietas hominis Salah satu faktor penyebab skabies adalah personal hygiene. Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan skabies dan personal hygiene dengan kejadian skabies di Puskesmas Selatan 1 Kecamatan Singkawang Selatan. Metodologi: Penelitian analitik observasional cross-sectional dengan metode simple random sampling. Jumlah sampel 53 orang. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil: Sebanyak 24,5% subjek menderita skabies, 86,8% subjek memiliki tingkat pengetahuan skabies baik dan 54,7% subjek memiliki personal hygiene baik. Nilai signifikasi tingkat pengetahuan (p value) sebesar = 0.002 dan personal hygiene (p value) sebesar = 0.008. Simpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan skabies dan personal hygiene dengan kejadian skabies di Puskesmas Selatan 1 Kecamatan Singkawang Selatan. Background: Scabies is dermatological disease caused by infestation and sensitization of Sarcoptes scabiei var. hominis. One of its risk factors is personal hygiene. Purpose: To find correlation between level of knowledge on scabies and personal hygiene with prevalence of scabies in South Singkawang Public Health Center 1. Method: An observational analytical cross-sectional study on 53 respondents chosen with simple random sampling. Data was analyzed using Chi-square test. Results: Scabies was found in 24,5% respondent, 86,8% respondent have good level of knowledge about the disease while 54,7% have a good personal hygiene. Conclusion: The incidence of scabies in South Singkawang Public Health Center 1 is correlated to the level of knowledge on scabies (p 0,002) and their personal hygiene.( p= 0,008).
Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Usia Menarche dengan Pola Siklus Menstruasi Siswi SMA di Pontianak Gultom, Monica Meilany; Fitriangga, Agus; Ilmiawan, Muhammad In’am
Cermin Dunia Kedokteran Vol 48, No 12 (2021): General Medicine
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.941 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v48i12.1573

Abstract

Latar Belakang: Pola siklus menstruasi disebut normal apabila tidak kurang dari 21 hari serta tidak melebihi 35 hari. Tujuan: Diketahuinya hubungan antara indeks massa tubuh dan usia menarche terhadap panjangnya siklus menstruasi pada siswi SMA di Pontianak. Metode: Penelitian analitik observasional cross sectional. Variabel bebas penelitian adalah indeks massa tubuh dan usia menarche, variabel terikat adalah panjangnya siklus menstruasi. Total sampel penelitian 40 orang. Hasil: Terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dan panjangnya siklus menstruasi (uji Fisher’s Exact p = 0,02). Tidak terdapat hubungan antara usia menarche dan panjangnya siklus menstruasi (uji Chi-Square p = 0,305). Simpulan: Indeks massa tubuh berhubungan dengan panjangnya siklus menstruasi siswi.Background: Menstrual cycle pattern is normal if not less than 21 days and not exceed 35 days. Objective: To evaluate the relationship between body mass index and age of menarche on the menstrual cycle among female senior high school students in Pontianak. Method: Observational analytic study with cross sectional design. The independent variables were body mass index and age of menarche, the dependent variable was menstrual cycle. Total sample were 40 students. Results: There is a relation between body mass index and the menstrual cycle (Fisher’s Exact test p = 0,02). No relation between age of menarche and the menstrual cycle (Chi-Square test p = 0,305). Conclusion: Body mass index has a relation toward the menstrual cycle among female senior high school students in Pontianak.
Assessing the Impact of Tuberculosis on Economic Growth in ASEAN Countries: A Conceptual Framework and Panel Data Analysis Fitriangga, Agus; Alex, Alex
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol. 9, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberculosis (TB) remains a major global health issue, particularly in Southeast Asia, where its impact extends beyond public health to affect economic performance. This study evaluates the economic implications of TB incidence on gross domestic product (GDP) growth across eight ASEAN countries from 2000 to 2020. We employed a panel data regression approach, utilizing Common Effect Model (CEM), Fixed Effects Model (FEM), and Random Effects Model (REM) to analyze the relationship between TB incidence and economic growth. The dataset included annual GDP figures, TB incidence rates, foreign direct investment (FDI), labor force size, and trade openness, sourced from international databases. The most appropriate model was selected based on Chow and Hausman tests, with FEM being the preferred model for its ability to account for country-specific effects. The FEM analysis revealed a significant negative impact of TB incidence on GDP, with a reduction of approximately 6.69% in GDP growth for each unit increase in TB incidence. Simulations showed that countries with high TB prevalence, such as the Philippines and Cambodia, experienced substantial economic losses, while reductions in TB incidence could lead to notable economic gains, particularly in Indonesia and Thailand. The study highlights the considerable economic burden of TB on ASEAN countries and emphasizes the importance of integrating TB control measures into economic development strategies. Effective TB prevention and treatment could substantially mitigate economic losses and promote sustainable growth. Policymakers are encouraged to invest in TB healthcare infrastructure and consider the economic benefits of reducing TB incidence in their health policies.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA PAHAUMAN KABUPATEN LANDAK Pratama, Natalia Mela; Fitriangga, Agus; Fradianto, Ikbal
ProNers Vol 3, No 1 (2015): July
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.212 KB) | DOI: 10.26418/jpn.v3i1.42517

Abstract

Latar belakang : Vasektomi merupakan metode kontrasepsi jangka panjang yang dilakukan pada pria. Saat ini partisipasi pria dalam menyukseskan program KB masih sangat kurang, hal ini dipengaruhi oleh berbagai macam hal. Keikutsertaan pria dalam ber-KB di Kabupaten Landak sendiri sangat rendah, sehingga diperlukan upaya penanganan agar dapat menyadarkan masyarakat bahwa pria juga ikut bertanggung jawab dalam menyukseskan program KB. Tujuan : mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi vasektomi di Desa Pahauman Kabupaten Landak. Metode : desain penelitian ini menggunakan penelitian analitik observational dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Desa Pahauman, Kabupaten Landak pada tanggal 27 Juni-5 juli 2019. Populasi pada penelitian ini adalah laki-laki yang sudah menikah di Desa Pahauman yang berjumlah 3085 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan metode Consecutive sampling dan sampel sebanyak 97 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur variabel pemilihan metode kontrasepsi vasektomi, pengetahuan, agama, tingkat ekonomi, peran petugas kesehatan dan sosial budaya. Data dianalisis secara univariat dengan distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil : Berdasarkan analisa data univariat diketahui distribusi data karakteristik responden diperoleh (54,6%) responden berusia 36-45 tahun, (60,8%) beragama Khatolik, (81,4%) bersuku Dayak, (41,2%) memiliki anak 2 orang, (44,3%) menggunakan kontrasepsi pil, (57,7%) berpendidikan terakhir SMA dan sebagian besar responden tidak mendukung vasektomi (73,2%). Hasil analisa data bivariat diketahui nilai (p = 0,043) untuk variabel pengetahuan, (p = 0,591) untuk variabel agama, (p =0,853) untuk tingkat ekonomi, (p = 0,558) untuk peran petugas kesehatan dan (p = 0,313) pada variabel sosial budaya. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan dengan pemilihan metode kontrasepsi vasektomi, sedangkan variabel agama, tingkat ekonomi, peran petugas kesehatan dan sosial budaya tidak berpengaruh. Kata Kunci : vasektomi, pengetahuan, agama, tingkat ekonomi, desa pahauman.
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK AUTIS DI KOTA PONTIANAK ., Nurmanila; Fitriangga, Agus; Fahdi, Faisal Kholid
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education Vol 4, No 1 (2022): June
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/tjnpe.v4i1.42040

Abstract

Latar Belakang : Autisme merupakan gangguan perkembangan berat yang muncul pada masa kanak-kanak dimulai dalam tiga tahun pertama kehidupannya dan berlanjut selama hidupnya bila tidak ditangani. WHO tahun 2018 melaporkan bahwa 1 dari 160 anak-anak memiliki gangguan spektrum autisme. Tahun 2019, sebanyak 91 anak terdiagnosis mengalami gangguan spektrum autis di kota Pontianak. Data ini diperoleh berdasarkan laporan 5 tempat penanganan anak dengan gangguan spektrum autis di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Gangguan spektrum autisme dimulai dari masa kanak-kanak hingga bertahan hingga remaja dan dewasa. Pola asuh adalah salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap pembentukkan karakter anak. Tujuan : Mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara pola asuh dengan interaksi sosial pada anak autis di kota Pontianak. Metode : Penelitian kuantitatif menggunakan desain Cross Sectional dengan hipotesis Korelatif dengan responden 74 orang tua (ibu). Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Form dan kuesioner Checklist Evaluasi Terapi Autisme Uji yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji Koefisien Contingency dengan pengambilan keputusan menggunakan nilai V Cramers. Hasil : Hasil penelitian ini didapatkan pola asuh demokratis (41,9%) yang menghasilkan interaksi sosial baik (24,3%). Nilai p 0,000 dan nilai or ik 95% 3,260 (1,246-8,533). Kesimpulan : Ada hubungan antara Pola asuh orang tua dengan interaksi sosial pada anak autisme di Kota Pontianak di karenakan berbagai faktor. Kata Kunci : Pola Asuh, Autisme, Interaksi Sosial. Referensi : 49 (2009-2019).
Prevalence of Commorbid Lung Tuberculosis Diabetes Mellitus in Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Hospital in 2019 Ardhi, Terence; Fitriangga, Agus; Putri, Eka Ardiani
Andalas Journal of Health Vol. 13 No. 1 (2024): March 2024
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v13i1.2284

Abstract

Pulmonary tuberculosis (TB) can be made worse by a history of Diabetes Mellitus (DM), which can increase the risk of failure treatment, relapse, and longer duration of treatment.  Objective: To find out the prevalence of Pulmonary TB comorbid DM at Sultan Syarif Mohamad Alkadrie General Hospital Pontianak. Methods: This research was a descriptive observational study with a cross-sectional design. The population in this study were all patients diagnosed with pulmonary tuberculosis at the Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Hospital Pontianak from 1 January to December 31st, 2019. Data collection was carried out by taking secondary data on patients diagnosed with pulmonary TB with a history of DM in outpatient and inpatient installations at Sultan Syarif Mohamad Alkadrie General Hospital Pontianak.Results: There were 1311 pulmonary TB patients in Sultan Syarif Mohamad Alkadrie General Hospital Pontianak in 2019; pulmonary TB patients with a history of DM as many as 98 patients obtained from 73 outpatient installations and inpatients hospitalized as many as 25 patients. The results showed that the prevalence of pulmonary TB comorbid DM was 7.47%. Conclusion: The prevalence of pulmonary TB comorbid DM in RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak is relatively low.Keywords:  ages, diabetes  mellitus, pulmonary TB
Perbandingan Persepsi Pasien Tuberkulosis Paru terhadap Kualitas Pelayanan Pengobatan Tuberkulosis di Puskesmas Kampung Bali dan Puskesmas Perum I di Kota Pontianak Amiralevi, Siti Haura; Fitriangga, Agus; Ilmiawan, Muhammad In’am
Andalas Journal of Health Vol. 13 No. 1 (2024): March 2024
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v13i1.2316

Abstract

Increasing access to quality Tuberculosis (TB) services and patient-centered care is one strategy to eliminate TB. Objective: To determined the comparison of the perception of pulmonary tuberculosis patients at the Kampung Bali Health Center and the Perum I Health Center in Pontianak City. Methods: Cross-sectional analytical observational design with total sampling method on 34 patients with details of 17 patients at the Puskesmas Kampung Bali and 17 at the Puskesmas Perum I. This research used the QUOTE-TB Light questionnaire and the Mann- Whitney comparison test as the statistical test. Results: There are no differences in the dimensions of the availability of TB services (p=0.520), communication and information (p=0.420), interaction and counseling (p=0.722), infrastructure (p = 0.608), affordability (p=1,000), and stigma (p=0,966) and there is a significant difference in the dimensions of professional competence (p=0.007). Conclusion: There is a difference in professionalcompetences. It is necessary to evaluate the competence and performances of health workers at Puskesmas Kampung Bali and Puskesmas Perum I.Keywords: Quality of TBC treatment services, patient’s perspective, QUOTE-TB Light, Tuberculosis  
PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI PANTI SOSIAL DAN YANG DI RUMAH BERSAMA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS II Rossita, Annisa; Fitriangga, Agus; Pramana, Yoga
BIMIKI (Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia) Vol. 7 No. 2 (2019): Edisi Juli - Desember 2019
Publisher : Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.473 KB) | DOI: 10.53345/bimiki.v7i2.18

Abstract

Latar Belakang:Depresi adalah gangguan emosional yang sering terjadi pada lansia, yang sifatnya berupa perasan tertekan, tidak bahagia, sedih, pesimis, tidak berharga dan tidak mempunyai semangat. Kualitas hidup adalah pandangan individu tentang kehidupannya dan seberapa jauh individu dapat melaksanakan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.Depresi dan kualitas hidup pada lansia dapat di pengaruhi oleh tempat tinggal lansia.Ada lansia yang tinggal di Panti dan ada juga lansia yang tinggal di rumah bersama keluarga. Tujuan:Mengetahui perbedaan tingkat depresi dan kualitas hidup lansia yang tinggal di Panti Sosial dan yang tinggal di rumah bersama keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II. Metode:Penelitiankuantitatif menggunakan desain analitik komparatif melalui pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan simple random sampling yang melibatkan sebanyak 38 lansia di Panti Sosial dan sebanyak 38 lansia yang tinggal bersama keluarga yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan berupa GDS dan WHOQOL-OLD. Teknik analisa data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil:Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov, didapatkan p=0,001 untuk perbedaan tingkat depresi dengan tempat tinggal lansia dan p=0,002 untuk perbedaan kualitas hidup dengan tempat tinggal lansia. Kesimpulan:Ada perbedaan tingkat depresi dan kualitas hidup lansia yang tinggal di Panti Sosial Rehabilitasi Mulia Dharma dan yang tinggal di rumah bersama keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II.
PERBEDAAN KUALITAS HIDUP LANSIA DENGAN HIPERTENSI YANG AKTIF DAN YANG TIDAK AKTIF MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS II PONTIANAK Putri, Ananda Maharani; Fitriangga, Agus; Fandi, Faisal Kholik
BIMIKI (Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia) Vol. 7 No. 2 (2019): Edisi Juli - Desember 2019
Publisher : Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.512 KB) | DOI: 10.53345/bimiki.v7i2.19

Abstract

Latar Belakang:Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang terus mengalami peningkatan setiap tahun seiring bertambahnya usia. Hipertensi dapat mengganggu kualitas hidup seseorang karena proses patologis yang berdampak pada penurunan kemampuan fisik, psikologis, dan sosial. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan kualitas hidup pada lansia melalui posyandu lansia. Partisipan posyandu lansia hingga saat ini masih sangat rendah karena kurangnya minat dan pengetahuan. Lansia yang tidak aktif di posyandu lansia kecenderungan mengalami kondisi kesehatan yang tidak terkontrol disertai keterbatasan interaksi sosial. Tujuan:Mengetahui perbedaan kualitas hidup lansia dengan hipertensi yang aktif dan yang tidak aktif dalam mengikuti posyandu lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak. Metode:Penelitian kuantitatif dengan desain observasional analitik melalui pendekatan cross sectional pada 76 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan instrumen penelitian yaitu kuesioner WHOQOL – OLD. Teknik analisa data dilakukan dengan uji Chi Square. Hasil:Berdasarkan uji Chi Square didapatkan hasil p = 0,028 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan kualitas hidup lansia dengan hipertensi yang aktif dan yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak. Kesimpulan:Ada perbedaan kualitas hidup lansia dengan hipertensi yang aktif dan yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak.