Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Hubungan Tingkat Stres dengan Kualitas Hidup Pasien Tuberkulosis di Puskesmas Perumnas II Pontianak, Indonesia: Hasil Penelitian Sakila, Shella; Fitriangga, Agus; In’am Ilmiawan, Muhammad
Cermin Dunia Kedokteran Vol 52 No 7 (2025): Kedokteran Umum
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v52i7.1386

Abstract

Introduction: Tuberculosis patients need long-term treatment. The effects of anti-tuberculosis drugs and stigma in society may cause stress, which can decrease the patient’s quality of life. This research aims to search for the correlation between stress level and quality of life in tuberculosis patients in Puskesmas Perumnas II Pontianak. Methods: An analytical study with a cross-sectional approach was conducted in January 2021 at Puskesmas Perumnas II Pontianak. The total sampling technique acquired 24 respondents. Analysis was performed using the Spearman rank correlation test. Results: The stress level was 83.3% in normal stress, 8.3% mild stress, 8.3% moderate stress, 79% of respondents had a good quality of life, and 21% of respondents had a poor quality of life. The Spearman rank correlation test results showed no significant correlation between stress level and quality of life (p=0,195). Conclusion: No significant correlation between stress level and quality of life in tuberculosis patients in the Puskesmas Perumnas II Pontianak.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELITUS PADA MASYARAKAT DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GANG SEHAT PONTIANAK SELATAN Tsabit, Syarifah Shabrina; Pratama, Elvin Felix; Komara, Alteza; Linati, Raudina Dwita; Putri, Wayan Adelia; Fitriangga, Agus; Tobing, Silvana Deborah Lumban
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Vol 13, No 1 (2025): JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jkm.v13i1.2468

Abstract

Prevalensi global Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2021 mencapai 10,5%, dengan Indonesia menempati peringkat kelima sebagai negara dengan jumlah penderita terbanyak. Persentase penderita DM yang menerima layanan kesehatan sesuai standar di wilayah kerja UPT Puskesmas Gang Sehat Pontianak Selatan tahun 2023 masih belum tercapai yaitu sebesar 72,4%. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang deteksi dini menjadi satu diantara hambatan pencapaian indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasional dengan variabel meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, sumber informasi, dan tingkat pengetahuan, yang diukur menggunakan kuesioner DKQ-24. Sebagian besar responden (82,3%) memiliki tingkat pengetahuan kurang. Pengetahuan cukup lebih banyak ditemukan pada perempuan (21,3%) dibandingkan laki-laki (11,4%). Kelompok usia 19–59 tahun memiliki pengetahuan cukup tertinggi (19,8%). Responden dengan pendidikan tinggi menunjukkan pengetahuan cukup paling banyak (32,5%), sedangkan pengetahuan kurang banyak ditemukan pada responden yang tidak bekerja (90,9%). Puskesmas dapat membuat program khusus untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait DM yang dikemas dengan konsep baru seperti edukasi yang memanfaatkan media sosial misalnya melalui akun Instagram Puskesmas dan grup whatsapp.
EVALUASI EFEKTIVITAS PROGRAM PENGENDALIAN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS GANG SEHAT PONTIANAK SELATAN Linati, Raudina Dwita; Komara, Alteza; Putri, Wayan Adelia; Tsabit, Syarifah Shabrina; Pratama, Elvin Felix; Nurtilawati, Astari; Fitriangga, Agus
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Vol 13, No 1 (2025): JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jkm.v13i1.2470

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme kronis akibat produksi insulin yang tidak memadai atau resistensi terhadap insulin. Prevalensi DM terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia, dengan proyeksi mencapai 21,3 juta kasus pada 2030. UPT Puskesmas Gang Sehat di Kota Pontianak menyediakan layanan pengelolaan DM, namun cakupan pelayanan sesuai standar pada tahun 2023 hanya 72,40%, masih jauh dari target 100%. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas program pengendalian DM di puskesmas tersebut dan mengidentifikasi solusi prioritas untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Metode penelitian menggunakan Rapid Assessment Procedure, dengan data diperoleh melalui wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi. Analisis masalah dilakukan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth), akar masalah diidentifikasi dengan diagram fishbone, dan solusi dianalisis menggunakan metode CARL (Capability, Accessibility, Readiness, Leverage). Hasil penelitian menunjukkan rendahnya cakupan pelayanan DM disebabkan oleh keterbatasan sumber daya manusia, metode edukasi yang kurang efektif, dan akses layanan yang terbatas. Alternatif solusi yang diajukan meliputi pelatihan kader, pembuatan leaflet dan video edukasi, pengembangan platform edukasi online, serta sistem pengingat otomatis. Berdasarkan analisis, pembuatan leaflet dan video edukasi dipilih sebagai solusi prioritas yang dinilai paling efektif untuk meningkatkan cakupan layanan dan mencegah komplikasi DM.
Hubungan Konsumsi Kopi, Aktivitas Fisik, dan Stres Akademik terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa Kedokteran Hikmah, Nurul; Putri, Eka Ardiani; Fitriangga, Agus
Majalah Kedokteran Andalas Vol. 46 No. 3 (2023): Online Juli 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v46.i4.p592-599.2023

Abstract

Latar belakang: Kualitas tidur buruk dapat menurunkan performa aktivitas di siang hari. Sebagian besar mahasiswa kedokteran mengalami stres akademik dalam masa pendidikan karena durasi pendidikan yang lama dan beratnya beban.; Metode: Studi analitik potong lintang dilakukan pada lima puluh delapan mahasiswa kedokteran Angkatan 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura  yang mengonsumsi kopi; Hasil: Responden penelitian ini berusia 18-24 tahun dengan sebagian besar perempuan (66%). Berdasarkan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), didapatkan hasil bahwa sebagian besar (42 = 72,4%) memiliki kualitas tidur yang buruk dan berdasarkan Global Physcical Activity Questionnaire (GPAQ) didapatkan hasil bahwa responden memiliki aktivitas fisik yang rendah (34 =58,6%). Berdasarkan Student Academic Stress Scale (SASS), paling banyak responden memiliki tingkat stres akademik yang sangat berat (24 =41,4%). Sebagian besar responden memiliki kualitas tidur buruk, konsumsi kopi sedang, aktivitas fisik rendah, dan stress akademik yang sangat berat. Analisis data yang dilakukan menunjukkan nilai p >0.05 untuk semua variabel. Konsumsi kopi (OR 1.8; 95% CI 0.56-0.58), aktivitas fisik (OR 0.87; 95% CI 0.27-2.80), dan stress akademik (OR 1.34; 95% CI 0.40-4.47); Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi kopi, aktivitas fisik, stres akademik, dan kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran Angkatan 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Edukasi dan Pendampingan Kader Puskesmas Perumnas 1 untuk Meningkatkan Cakupan Skrining Tuberkulosis di Masyarakat fitriangga, agus; Pramuwidya, Asmaurika; Parulian Rumapea, Costan Tryono; Christeven, Robert; Lestari, Sumo
Batoboh Vol 10, No 1 (2025): BATOBOH: JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v10i1.5682

Abstract

Tuberkulosis (TB) tetap menjadi tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama di wilayah perkotaan yang padat penduduk. Rendahnya cakupan skrining TB sering disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan masyarakat dan kurangnya tenaga kesehatan yang memadai di tingkat komunitas. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kader kesehatan di Puskesmas Perumnas 1, Pontianak, melalui edukasi dan pendampingan intensif terkait TB dan skrining. Sebelum program dilaksanakan, dilakukan pre-test untuk menilai tingkat pengetahuan kader, yang menunjukkan skor rata-rata 60. Setelah pelatihan, post-test menunjukkan peningkatan skor rata-rata menjadi 85, menandakan peningkatan signifikan dalam pemahaman kader tentang TB dan skrining. Selain peningkatan pengetahuan, kegiatan ini juga mencakup praktik lapangan dan skrining TB pada anak, yang menghasilkan temuan awal 15 suspek TB dan 6 kasus positif TB anak. Hasil ini menunjukkan bahwa keterlibatan kader dalam deteksi dini sangat efektif dalam menjaring kasus secara aktif di komunitas. Dengan hasil ini, diharapkan kader Puskesmas lebih siap untuk berperan aktif dalam meningkatkan cakupan skrining TB di komunitas, sehingga dapat mendukung upaya deteksi dini dan penurunan angka penularan TB. Program ini juga memiliki potensi untuk diimplementasikan lebih luas sebagai model pemberdayaan kader kesehatan dalam upaya pencegahan TB di tingkat komunitas.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Supir Bus DAMRI Istiqomah, Syafa; Raharjo, Widi; Fitriangga, Agus
Cermin Dunia Kedokteran Vol 51 No 3 (2024): Neurologi
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v51i3.1262

Abstract

Background: Low back pain (LBP) is a musculoskeletal disorder in the lower back region caused by various diseases and activities. LBP among drivers can be caused by individual factors, demographic factors, vehicle design, occupational, and environmental factors. This study aims to determine factors related to low back pain in DAMRI Pontianak-Pangkalan Bun route bus drivers. Method: Observational analytical research with cross-sectional method. Respondents were 30 drivers. Independent variables were age, years of service, driving duration, exercise habits, and body mass index (BMI), while the dependent variable was low back pain. Result: Low back pain was found in 73,3% of respondents, 70% were 35 years old or older, 80% had 5 years of service or more, 50% had 8 hours of driving duration, 60% had poor exercise habits, and 40% were overweight. The chi-square test resulted in significance for age, years of service, driving duration, and exercise habits (p<0.05). Conclusion: Age, years of service, driving duration, and exercise habits were related to low back pain among DAMRI Pontianak-Pangkalan Bun route bus drivers.
Analisis Perbedaan Mutu Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Berdasarkan Status Akreditasi dengan Metode Service Quality: Hasil Penelitian Hartati, Selvi; Fitriangga, Agus; Raharjo, Widi
Cermin Dunia Kedokteran Vol 51 No 11 (2024): Kedokteran Umum
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v51i11.1284

Abstract

Background: To ensure the universal availability of high-quality health care services, the reform of health systems tried not only to improve the coverage of health care but also the overall quality of health care services. Strategies to improve the quality of health care services include the development of a national accreditation system. This study aims to find out the differences in the quality of outpatient health services based on accreditation status. Methods: The study used a cross-sectional design. The population were all outpatients visiting the GS and the KB community health center with inclusion and exclusion criteria. The sample was selected by accidental sampling. Bivariate analysis using the Mann Whitney U test. Results: A significant difference in empathy (p <0.05), but no significant difference in tangibles, reliability, responsiveness, or assurance (p > 0.05). Conclusion: A significant difference in the quality of outpatient health services in ‘paripurna’ (GS) and ‘utama’ (KB) accredited community health centers is only in the quality of empathy.
TINGGI BADAN IBU TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA: LITERATURE REVIEW Winda, Stella Agrifa; Fauzan, Suhaimi; Fitriangga, Agus
ProNers Vol 8, No 1 (2023): Juni
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jpn.v8i1.47571

Abstract

Latar belakang : Stunting adalah keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek yang terjadi karena kondisi tumbuh dan kembang. Salah satu penyebab terjadinya stunting adalah tinggi badan ibu. Tinggi badan ibu berhubungan dengan pertumbuhan fisik anak. Ibu yang pendek merupakan salah satu satu faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting. Tujuan : mengidentifikasi hubungan tinggi badan ibu terhadap kejadian stunting pada balita. Metode : Jenis penelitian ini adalah literature review. Literature review dilakukan dengan cara pengidentifikasian dari narasumber dan sumber daya terakreditasi yang relevan dengan tema pembahasan. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan kerangka SPIDER. Pemilihan narasumber dan sumber dilakukan dengan menggunakan kriterian inklusi dan eksklusi. Sumber yang terpilih kemudian dilakukan review. Hasil : Tinggi badan ibu mempunyai pengaruh terhadap kejadian stunting pada balita. Genetik pendek pada ibu, akan mempengaruhi tinggi badan balita. Karakteristik ibu yang memiliki tinggi badan pendek membawa faktor genetika yang menyebabkan stunted, karena gen pembawa kromosom pendek kemungkinan besar akan menurunkan sifat pendek tersebut terhadap anaknya. Tinggi badan merupakan salah satu bentuk dari ekspresi genetik, dan merupakan faktor yang diturunkan kepada anak serta berkaitan dengan kejadian stunting. Kesimpulan : Tinggi badan ibu berpengaruh terhadap kejadian stunting pada balita. Secara genetik orang tua memiliki gen pewaris dalam kromosom dengan tinggi badan pendek akan menurunkan sifat pendek kepada anaknya, karena genetik seseorang diwariskan dari orang tua melalui gen.  Kata Kunci : tinggi badan ibu, stunting, balita
Persepsi Dokter Praktik Swasta terhadap Sistem Pelaporan Kasus Tuberkulosis di Kota Pontianak Tahun 2020: Penelitian Alifah Fahiratunnisa, Namira; Fitriangga, Agus; Raharjo, Raharjo
Cermin Dunia Kedokteran Vol 52 No 12 (2025): Kedokteran Umum
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v52i12.1533

Abstract

Introduction: In reality, many tuberculosis (TB) patients don’t receive proper treatment. One contributing factor is the high number of unreported tuberculosis cases. This study aims to understand the perception of independent practice doctors regarding tuberculosis case reporting in Pontianak City in 2020. Method: This research uses a qualitative approach with a case study design. The research sample consists of 12 independent practice doctors from each district in Pontianak City, as well as TB program managers. The sample was determined using purposive sampling technique, and qualitative data were analyzed using content analysis. Results: The study results indicate a lack of knowledge and understanding in the private sector regarding the Minister of Health Regulation Number 67 of 2016 related to the case reporting system. Conclusion: Key factors in the underreporting of TB cases to independent practitioners include public health centers serving as the primary referral for TB patients. Additionally, there is limited knowledge and understanding of the Minister of Health Regulation Number 67 of 2016 and its implementation, a lack of coordination and socialization from the government, both directly and indirectly, to general practitioner, and uncooperative patients in TB case management.
Edukasi Kader dan Skrining Risiko Putus Obat TB di Wilayah Pesisir Pontianak Fitriangga, Agus
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i3.20816

Abstract

Background: Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia, khususnya di wilayah pesisir seperti Kota Pontianak. Putus obat menjadi tantangan serius yang menurunkan keberhasilan terapi dan meningkatkan risiko resistensi obat. Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan mengatasi masalah tersebut melalui upaya kolaboratif dan inovatif dengan memberdayakan kader kesehatan. Metode: Kegiatan PKM dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan kader, pendampingan pasien, serta skrining risiko menggunakan instrumen praktis. Evaluasi dilakukan dengan tes sebelum dan sesudah bagi kader serta penerapan instrumen pada pasien TB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Dalam, Pontianak Timur. Hasil: Sebanyak 15 kader kesehatan dan 20 anggota keluarga pasien TB mengikuti pelatihan, dengan peningkatan skor rata-rata 22–24 poin. Dari 32 pasien TB yang didampingi, 8 pasien (25%) teridentifikasi berisiko tinggi putus obat, 15 pasien (47%) berisiko sedang, dan 9 pasien (28%) berisiko rendah. Kesimpulan: Program ini terbukti efektif berdasarkan peningkatan skor pengetahuan kader sebesar 22–24 poin, peningkatan pemahaman keluarga hingga 50%, serta keberhasilan deteksi dini 100% pasien berisiko putus obat. Meningkatnya kapasitas kader, memperkuat dukungan keluarga, dan mengurangi stigma, sekaligus menghasilkan instrumen skrining yang praktis. Model intervensi berbasis komunitas ini dapat direplikasi di wilayah pesisir lain dan mendukung pencapaian target eliminasi TB 2030.