Pria transgender adalah pria yang mengidentifikasi diri sebagai wanita, tetapi ditetapkan sebagai pria saat lahir. Pria transgender atau wanita pria (yang selanjutnya disebut waria) juga dikenal sebagai pria trans, transmaskulin atau pria dengan pengalaman transgender. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial dan self-efficacy terhadap psychological well-being. Partisipan dalam penelitian ini adalah pria transgender berusia 25 – diatas 45 tahun yang berdomisili di Kabupaten Bekasi dengan jumlah 105 partisipan. Pengambilan sampel menggunakan teknik snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan skala multidimensional scale of perceived social support (MSPSS), general self-efficacy scale (GSES), dan psychological well-being scales (RPWBS) dengan metode kuantitatif dan desain penelitian kausalitas. Analisis data menggunakan teknik regresi berganda, dengan bantuan program SPSS versi 25.0 for windows 64-bit. Hipotesis dalam penelitian ini ada Hasil dari analisis data diperoleh nilai signifikansi regresi dukungan sosial dan self-efficacy terhadap psychological well-being sebesar 0,000 (P= 0,000<0,05) yang artinya hipotesis diterima, yaitu adanya pengaruh dukungan sosial dan self-efficacy terhadap psychological well-being pada pria transgender di Kabupaten Bekasi. Nilai Koefiensi determinasi dukungan sosial dan self- efficacy terhadap psychological well-being adalah (R Square) 0.696 atau 69,6%, yang di mana dukungan sosial berkontribusi 48,6% sedangkan self-efficacy 21.0% artinya dukungan sosial memiliki pengaruh lebih besar dari pada self-efficacy terhadap psychological well-being pada pria transgender di Kabupaten Bekasi.