Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Relationship between Knowledge and Attitude Towards Hypertension Incidents Martha, Intan Puspita; Andora, Novika; Listina, Febria
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No S5 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6iS5.4713

Abstract

Hypertension is one of the chronic diseases that is a global health problem today because it is a disease with a high prevalence and continues to increase. The survey results found that most patients had low knowledge about hypertension and showed a less supportive attitude in the prevention and management of hypertension. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and attitudes towards the incidence of hypertension at Clinic X Teluk Betung in 2024. This study is a quantitative study that uses the cross-sectional method. The sample in the study were patients who visited the Clinic X Teluk Betung, totaling 99 people using the purposive sampling technique. The research instrument was a questionnaire with data analysis using the Chi-Square test. The results of the analysis showed that the majority of research respondents had good knowledge as much as 95% and those who still had poor knowledge were 4%. As for the attitude category, the majority of respondents had an unfavorable attitude as much as 58.6% and those who had a good attitude were 41.4%. The Chi-Square test results obtained a p-value (0.626), which means that there is no relationship between the level of knowledge and the incidence of hypertension and has a 0.610 times chance of not having hypertension. And the p-value (0.016), which means there is a relationship between attitude and the incidence of hypertension in respondents with a good attitude and has a 0.346 times chance of not having a history of hypertension. We recommend that health counseling related to hypertension and hypertension prevention measures, especially factors that can cause hypertension, be increased again as an effort to prevent the incidence of hypertension.
PENYULUHAN CARA CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI TPA DUSUN SUMBERSARI 3 PESAWARAN: PENYULUHAN CARA CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI TPA DUSUN SUMBERSARI 3 PESAWARAN LISTINA, FEBRIA; Maritasari, Dwi Yulia; Rukamana, Nova Mega
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022): MARET
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.508 KB) | DOI: 10.32832/abdidos.v6i1.1063

Abstract

Cuci tangan pakai sabun sebagai upaya preventif dalam melindungi diri dari berbagai penyakit menular. Cuci tangan menggunakan sabun dapat kita lakukan pada waktu-waktu berikut: sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan sesudah makan, setelah BAK dan BAB, setelah membuang ingus, setelah membuang dan atau menangani sampah, kemudian setelah bermain/memberi makan/memegang hewan, serta setelah batuk atau bersin pada tangan kita. Cuci tangan pakai sabun yang dipraktikkan secara tepat dan benar merupakan cara termudah dan efektif untuk mencegah berjangkitnya penyakit. Mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. Mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif membersihkan kotoran dan telur cacing yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari pada kedua tangan. terdapat empat faktor utama yang berkaitan dalam derajat kesehatan seseorang, kelompok dan masyarakat yaitu perilaku, pelayanan kesehatan, lingkungan dan keturunan atau herediter. Faktor – faktor tersebut memiliki keterkaitan dalam mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat dan kesehatan perorangan. Diantara empat faktor tersebut faktor determinan yang paling berpengaruh besar adalah faktor perilaku manusia dan disusul faktor lingkungan pada urutan kedua. Hal ini dapat terjadi akibat faktor perilaku memiliki pengaruh lebih besar dari faktor lingkungan sehingga lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.
Program Penyuluhan untuk Pencegahan ISPA dengan Demonstrasi Cuci Tangan dan Etika Batuk Pada Anak-Anak di Panti Asuhan Mustika Lampung Listina, Febria; Surya, Siefa Renanda; Rukmana, Nova Mega; Rustika, Rustika; Erfiyani, Nyoman; Putri, Davina Melani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 7 (2025): Volume 8 No 7 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i7.18559

Abstract

ABSTRAK ISPA adalah salah satu dari sepuluh penyakit teratas di negara berkembang, termasuk Indonesia, dan berkontribusi signifikan pada morbiditas anak-anak. Penyakit ini dapat dicegah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat, terutama melalui penyuluhan kesehatan. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anak-anak mengenai pencegahan ISPA melalui praktik mencuci tangan dan etika batuk yang benar. Penyuluhan dilaksanakan melalui ceramah, demonstrasi langsung, dan Diskusi interaktif bersama anak-anak di panti Asuhan Mustika Bandar Lampung. Partisipan memahami pengertian, penyebab, gejala, dan pencegahan ISPA serta mampu mempraktikkan kebiasaan mencuci tangan dan etika batuk dengan baik. Penyuluhan efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anak-anak mengenai pencegahan ISPA. Perlu adanya dukungan dan pengawasan dari pengasuh panti serta pengadaan fasilitas yang mendukung (seperti sabun cair, tisu, dan masker) agar kebiasaan Mencuci tangan dengan sabun (CTPS) dan tata cara batuk yang benar ini dapat terus diterapkan. Kata Kunci: ISPA, Pencegahan, Etika Batuk, Cuci Tangan, Anak-Anak  ABSTRACT Acute Respiratory Infection (ARI) is among the top ten diseases in developing countries, including Indonesia, significantly contributing to childhood morbidity. It can be prevented by increasing public knowledge, especially through health education. To enhance children's knowledge and awareness of ARI prevention through proper handwashing and coughing etiquette practices. Outreach was conducted via lectures, live demonstrations, and interactive Q&A sessions at Mustika Orphanage, Bandar Lampung. Participants understood ARI concepts, causes, symptoms, and prevention, and successfully adopted proper handwashing and coughing etiquette. The outreach program effectively increased children’s awareness of ARI prevention. Suggestion: there needs to be support and supervision from nursing home caregivers as well as providing supporting facilities (such as liquid soap, tissues and masks) so that the habit of washing hands with soap properly (CTPS) and cough etiquette can continue to be implemented. Keywords: ARI, Prevention, Coughing Etiquette, Handwashing, Children
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI DI UPT PUSKESMAS KUPANG KOTA BANDAR LAMPUNG Septiani, Vina; Rustika, Rustika; Aziza, Nurul; Listina, Febria
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 4 (2024): Vol. 7 No. 4 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i4.35074

Abstract

Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) adalah sebuah inisiatif layanan kesehatan proaktif yang dirancang untuk peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka sekaligus mengelola biaya kesehatan secara efektif. Penelitian ini menyelidiki implementasi PROLANIS untuk hipertensi di UPT Kupang, Kota Bandar Lampung, dengan menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur tekanan darah menggunakan sphygmomanometer dan menilai obesitas sentral melalui kuesioner terstruktur dan pemeriksaan antropometri. Studi ini menemukan bahwa di antara 45 pasien hipertensi, tekanan darah rata-rata adalah 150/30 mmHg, dengan pasien berusia semuda 25 tahun. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hipertensi termasuk merokok, gaya hidup, konsumsi alkohol, asupan garam dan lemak yang tinggi, serta kurangnya konsumsi sayur dan buah. Temuan utama menyoroti ketersediaan sumber daya manusia untuk mengimplementasikan PROLANIS. Prosesnya meliputi pemeriksaan kesehatan untuk pasien PROLANIS dan PTM, diikuti dengan pembinaan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ini secara efektif mengatasi hipertensi, memfasilitasi manajemen kesehatan yang lebih baik dan mempromosikan pilihan gaya hidup yang lebih sehat di antara para peserta. Hal ini menggarisbawahi pentingnya layanan kesehatan terpadu dalam mengelola penyakit kronis.