Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Forum Penelitian Agro Ekonomi

Peranan, Peluang dan Kendala Pengembangan Agroindustri di Indonesia nFN Supriyati; Erma Suryani
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 24, No 2 (2006): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v24n2.2006.92-106

Abstract

EnglishThis article aimed to assessing the dynamics of the role of agroindustry, as well as assessing the threat and opportunity of the agroindustry development in Indonesia. Agroindustry was developed since mid of 1970’s. In the period of 1985-2000, the share of agroindustry in GDP increased from 3.7 percent to 12.73 percent. In the meantime, the role of agroindustry in labor absorption increased within the range of 0.2 percent to 8.53 percent. The increase in added value was not followed by the increase in labor absorption. Added value mostly came from large-scale industries which was relatively stagnant in the period of 1974-2003. About 90 percent the total home industries could only create around 6 percent of added value. This fact shows a huge gap between large-scale and small-scale/home industries. Opportunity to develop agroindustry is remain open, taking into account the availability of the raw materials and the increasing demand of the processed products. Agroindustry has a significant backward and forward linkages compared to the other sectors. The agroindustry development constraints, among others, are: (1) Assurance of quality and continuity of agricultural products; (2) Relatively poor human resources capacity; (3) Simple technology instead of modern technology used by most of the producers; and (4) Lack in partnership development among the large/medium-scale agroindustries and small-scale/home agroindustries.IndonesianTulisan ini bertujuan untuk menelaah dinamika peranan agroindustri, serta  kendala dan peluang pengembangannya di Indonesia. Agroindustri mulai dikembangkan sejak pertengahan tahun 1970an.  Dalam periode 1985-2000, peranan agroindustri dalam penciptaan PDB meningkat dari 3,7 persen menjadi 12,73 persen. Sementara itu, peranan agroindustri dalam penyerapan tenaga kerja meningkat dari 0,2 persen pada tahun 1985 menjadi 8,53 persen. Namun demikian, peningkatan peranan dalam penciptaan nilai tambah tidak diikuti oleh peningkatan penyerapan tenaga kerja. Peranan dalam penciptaan nilai tambah, sebagian besar berasal dari industri skala besar, dan tidak terjadi pergeseran yang signifikan dalam periode tahun 1974-2003. Sementara itu, industri rumah tangga yang jumlahnya sekitar 90 persen hanya mampu menciptakan nilai tambah sekitar 6 persen. Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan yang sangat besar antara industri skala besar dan skala rumah tangga. Peluang pengembangan agroindustri masih terbuka, baik ditinjau dari ketersediaan bahan baku maupun dari sisi permintaan produk olahan. Disamping itu, agroindustri mempunyai keterkaitan ke belakang dan ke depan yang kuat dengan sektor lainnya. Kendala-kendala dalam pengembangan agroindustri, antara lain: (1) kualitas dan kontinyuitas produk pertanian kurang terjamin; (2) kemampuan SDM masih terbatas; (3) teknologi yang digunakan sebagian besar masih bersifat sederhana, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas rendah; dan (4) belum berkembang secara luas kemitraan antara agroindustri skala besar/sedang dengan agroindustri skala kecil/rumah tangga.
Dampak Krisis Pangan-Energi-Finansial (PEF) terhadap Kinerja Ketahanan Pangan Nasional Handewi Purwati Saliem; Erma Suryani
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 28, No 2 (2010): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v28n2.2010.107-121

Abstract

EnglishFood-energy-financial crisis (PEF crisis), which is discussed in this paper is the spike in world food prices in 2007/2008, the competition for the utilization of food for energy demand, triggered by the world financial crisis.  This paper aims to review the impact of the PEF crisis on Indonesia's food security. Impact of PEF crisis viewed with examining the various elements of food security in the period after 2007 compared to the previous condition. The review showed that the general crisis of PEF did not significantly affect national food security conditions, indicated by the positive direction of the rate of increase in primary production and food availability. However, PEF crisis negatively impact the diversity and quality of household food consumption and household access to food. The level of food dependence on imports for strategic food types in the proportion of the recovery. Especially for the consumption of wheat, need extra attention given the imbalance in the rate of increase in consumption by domestic capacity to produce food ingredients. Although in terms of availability could be due to be met from imports, but in the long run this will further deplete foreign exchange. It is recommended that policies that focus on strategic activities and implementation of programs related to strengthening food security can be implemented in consistency and need the support of all parties for strengthening the sustainability of national food security can be maintained.IndonesianKrisis pangan-energi-finansial (krisis PEF) yang dibahas dalam tulisan ini adalah kondisi lonjakan harga pangan dunia pada tahun 2007/2008, persaingan pemanfaatan bahan pangan untuk kebutuhan energi yang dipicu oleh krisis finansial dunia. Tulisan ini bertujuan untuk mereview dampak krisis PEF terhadap ketahanan pangan di Indonesia. Dampak krisis PEF dilihat dengan mencermati berbagai elemen ketahanan pangan pada periode setelah tahun 2007 dibanding kondisi sebelumnya. Hasil review menunjukkan bahwa secara umum krisis PEF tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi ketahanan pangan nasional, diindikasikan oleh positifnya arah laju peningkatan produksi dan  ketersediaan  pangan utama.  Namun demikian, krisis PEF berdampak negatif terhadap keragaman dan kualitas konsumsi pangan rumah tangga maupun akses rumah tangga terhadap pangan. Tingkat ketergantungan pangan terhadap impor untuk jenis-jenis pangan strategis secara proporsi mengarah ke perbaikan. Khusus untuk konsumsi terigu, perlu mendapat perhatian ekstra mengingat ketidakseimbangan laju peningkatan konsumsi dengan kapasitas domestik untuk menghasilkan bahan pangan tersebut.  Walaupun dari sisi ketersediaan mampu dilakukan karena dipenuhi dari impor, namun dalam jangka panjang hal ini akan makin menguras devisa negara. Disarankan agar kebijakan yang fokus pada kegiatan strategis dan implementasi program terkait dengan pemantapan ketahanan pangan dapat dilaksanakan secara konsistensi dan perlu dukungan semua pihak agar keberlanjutan pemantapan ketahanan pangan nasional dapat dipertahankan.
Co-Authors Achmad Mufliq Addin Aditya Adi, Trijoko Wahyu Ahmad Mukhlason Algracevian Andrea Gibran Syahrial Alifiansyah Arrizqi Hidayat Alvisi Aura Chandra Amalina, Debbie Amna Shifia Nisafani Amrina Friska Apriliana Ananda Riyandwyana Andhika Prasandy Rachman Andi Inayah Auliyah Andre Firmansyah Andre Parvian Aristio Anggi Yhurinda Perdana Putri Anisa Dzulkarnain Ari Santoso Arif Wibisono Arishinta, Ayasophia Ashma Hanifah Bangun Muljo Sukojo, Bangun Muljo Benyamin Limanto Benyamin Limanto Cahyono, Dwi Dhika Wahyu Octaviani Dhyna Octabriyantiningtyas Donaya Pasha Enrico Samuel Djimesha Eryuni Ramdhayani Fadhil, Muhammad Faiq Najib Al-Aziz Faizal Mahananto Faradibah, Amaliah Fatharani Wafda Fatharani Wafda Ferlyna Kusuma Wardhani Gustin Ayu Cahyandini Gustin Ayu Cahyandini Gustin Ayu Cahyandini HANDEWI P.S. RACHMAN Handewi Purwati Saliem Hanifan Muhayat Haris Rafi Heri Supriyanto Hermansyah Hermansyah Hermansyah Hermansyah Herry Purwanti Heru Yunianta I Made Candra Girinata I Putu Artama Wiguna Ika Nurkasanah Indah Dwi Lestari Indroprasto Indroprasto Iqbal Grady Favian Jennis Tonapa Jessica Patricia Halim Jojok Widodo Soetjipto Kamarudin Hasan Basri Kartini Aprilia Pratiwi Nuzry Kurnia Sari Darma Siswi Lidra Trifidya Lilia Trisyathia Quentara Litafira Syahadiyanti Litafira Syahadiyanti M. Yusuf Sulaiman Mahendrawathi ER Mahendrawati ER Makarius Bajari Makarius Bajari Mala Rosa Aprillya Mas’odi Mas’odi Maya Puspita Mochammad Althof Ibtisaam Shiddekh Muhammad Afzal Muhammad Alam Pasirulloh Muhammad Andika S M Muhammad Andika Satrugna Mahardhika Muhammad Septama Prasetya Muhammad Syamil Fadlillah Nanok Adi Saputra nFN Supriyati Ni Luh Septiana Dharmayanti Nilasari Mukti Widyaningsih Novia Paramita Shandra Nugroho, Cahyo Aji Nurhairunnisah, Nurhairunnisah Nurmansyah Nurmansyah Octavia Olga Citra Dewi Ony Ichsandrya Pandu Satrio Priangga, Prima Purnama Anaking Putri, Anggi Yhurinda Perdana Putu Aditya Dharmawan Rachman Arief Radityo Prasetianto Radityo Prasetianto Wibowo Raffly Andico Devara Rahmad Hidayat Rahmawati, Ulfa Emi Randy Pradana Kushatmaja Raras Tyasnurita Raulia Riski Regina Verra Santiara Retno Aulia Vinarti Rindu Puspita Wibawa Rini Qurratul Aini Risma Petrus Risma Petrus Rizka Wakhiddatus Sholikah Rully Agus Hendrawan Sarwosri Sarwosri Satria Nur Alam Septama, Muhammad Serra Charisma Viontita Shabrina Luthfiani Khanza Shoffi Izza Sabilla Surya, Agung Bagus Syaiful Hidayat Syauqi Saswatata Nawal Abadi Tata Aransta Imas Puspita Tita Ayu Rospricilia Tony Dwi Susanto Ulfa Emi Rahmawati Ulfa Emi Rahmawati Ummi Ainun Nadhiroh Wahyuningtyas, Nunuk Wiandana, I Gede Wibawa, Rindu Puspita Wibisono, Arif Wibisono, Arif Wisnu Broto, Y. Suponco Yahya, Fahmi