Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Arus Jurnal Sosial dan Humaniora

Tradisi Masyarakat Nahdliyin: Implementasi Fidyah Bidaur dengan Emas Bagi Orang Meninggal (Studi Kasus di Masyarakat Desa Muncung Kecamatan Kronjo Kabupaten Tangerang) Supe’i; Ayubi, Sholahuddin Al; Masykur
Arus Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 5 No 2: Agustus (2025)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajsh.v5i2.1135

Abstract

Tulisan ini mendeskripsikan tentang tradisi fidyah bidaur bagi orang meninggal di desa Muncung sebagai fenomena ditengah masyarakat yang masih menimbulkan kontroversi, baik dari segi pemahaman maupun praktiknya, dengan demikian, kalangan masyarakat desa Muncung, selalu melakukan tradisi fidyah bidaur yang dianngapnya tepat dengan ajaran hadis dan pandangan pendapat fuqoha yang termaktub dalam Fathul Muin dan kitabuthuros lainnya. Fidyah bidaur dalam perspektif ajaran agama Islam, adalah bentuk pengganti atau tebusan yang dilakukan ketika seseorang tidak dapat menjalankan kewajiban ibadah seperti sholat, puasa, dan kewajian lainnya. Studi ini bertujuan untuk memahami implementasi fidyah bidaur dalam konteks budaya dan religius masyarakat desa Muncung serta melihat bagaimana tradisi ini dipertahankan dan berkembang dari masa kemasa serta mengetahui pendapat ulama tentang  fidyah bidaur dengan emas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan menggunakan pendekatan fenomologi, etnografi, dan studi kasus. Untuk pengumpulan data, tokoh agama dan masyarakat yang terlibat dalam praktik fidyah bidaur diwawancarai dan diobservasi.
Fenomena "The Nuruls": Kontestasi Budaya dan Keagamaan dalam Pembentukan Identitas Remaja Muslimah Murlayani, Yani; Ayubi, Solahuddin AL; Masykur
Arus Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 5 No 2: Agustus (2025)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajsh.v5i2.1144

Abstract

Identitas remaja muslim diera kontemporer dipengaruhi oleh beberapa factor, seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan social yang terjadi saat ini, Budaya memiliki peran penting dalam pembentukan identitas remaja muslim tidak hanya pengaruh ajaran agama tetapi juga dinamika budaya local, global dan media social yang ada disekitar dapat membentuk cara remaja Muslim berpikir, Berprilaku, dan berinteraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana remaja muslim membentuk identitas mereka melalui presepsi dan interpretasi terhadap aktivitas social dan keagamaan yang mereka lakukan. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini menggali pandangan remaja muslim tentang nilai-nilai budaya, norma social serta praktik keagamaan yang mereka terima dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.Hasil penelitian menunjukan bahwa identitas remaja muslim dibentuk melalui interaksi antara nilai agama yang diterima dalam keluarga dan Masyarakat serta pengaruh budaya pop dan media social yang lebih luas. Sementara remaja muslim cenderung menafsikan aktivitas social dan keagmaaan secara fleksibel yang mencerminkan upaya mereka untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman tampa mengabaikan aspek relegiusitas dalam kehidupan mereka, dengan demikian pembentukan identitas remaja muslim di era kontemporer merupakan proses dinamis yang melibatkan negoisasi antara tradisi, agama dan budaya modern. Karena budaya memiliki pengaruh signifikan terhadap pementukan identitas remaja muslim. Remaja muslim yang tumbuh dalam lingkungan budaya yang kuat cenderung memiliki identitas yang lebih kuat dan stabil. Identitas remaja muslim diera kontemporer dipengaruhi oleh beberapa factor, seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan social yang terjadi saat ini, Budaya memiliki peran penting dalam pembentukan identitas remaja muslim tidak hanya pengaruh ajaran agama tetapi juga dinamika budaya local, global dan media social yang ada disekitar dapat membentuk cara remaja Muslim berpikir, Berprilaku, dan berinteraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana remaja muslim membentuk identitas mereka melalui presepsi dan interpretasi terhadap aktivitas social dan keagamaan yang mereka lakukan. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini menggali pandangan remaja muslim tentang nilai-nilai budaya, norma social serta praktik keagamaan yang mereka terima dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.Hasil penelitian menunjukan bahwa identitas remaja muslim dibentuk melalui interaksi antara nilai agama yang diterima dalam keluarga dan Masyarakat serta pengaruh budaya pop dan media social yang lebih luas. Sementara remaja muslim cenderung menafsikan aktivitas social dan keagmaaan secara fleksibel yang mencerminkan upaya mereka untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman tampa mengabaikan aspek relegiusitas dalam kehidupan mereka, dengan demikian pembentukan identitas remaja muslim di era kontemporer merupakan proses dinamis yang melibatkan negoisasi antara tradisi, agama dan budaya modern. Karena budaya memiliki pengaruh signifikan terhadap pementukan identitas remaja muslim. Remaja muslim yang tumbuh dalam lingkungan budaya yang kuat cenderung memiliki identitas yang lebih kuat dan stabil.
Kritik Ibn Khaldun terhadap Budaya dan Kekuasaan: Analisis Konsep Ashabiyyah' dalam Muqaddimah Matin; Masykur; Ahmad Gufron , Iffan
Arus Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 5 No 2: Agustus (2025)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajsh.v5i2.1179

Abstract

Artikel ini mengkaji konsep ashabiyyah dalam pemikiran Ibn Khaldun sebagaimana tertuang dalam karya monumentalnya, Muqaddimah, dengan fokus pada hubungan antara solidaritas sosial, budaya, dan kekuasaan. Dalam kerangka filsafat politik Islam klasik, ashabiyyah dipahami sebagai kekuatan kolektif yang menjadi fondasi pembentukan dan keberlangsungan kekuasaan politik serta stabilitas budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berbasis studi pustaka dan studi kasus lokal di Provinsi Banten, dengan menyoroti keluarga besar H. Chasan Shohib sebagai representasi aktualisasi ashabiyyah dalam konteks kekuasaan kontemporer. Hasil analisis menunjukkan bahwa ashabiyyah yang bersifat inklusif dan etis dapat menjadi sumber kekuatan sosial-politik yang stabil dan berkeadilan, sementara ashabiyyah yang eksklusif dan tidak adaptif cenderung mendorong disintegrasi dan kemunduran kekuasaan. Temuan ini menegaskan relevansi pemikiran Ibn Khaldun dalam membaca dinamika kekuasaan modern, serta pentingnya revitalisasi nilai solidaritas sosial berbasis budaya dan moralitas untuk membangun kekuasaan yang berkelanjutan.
Kontribusi Pemikiran Al-Farabi dalam Membentuk Karakter Netizen di Media Sosial Auliya, Fikri; Masykur; Gufron, Iffan Ahmad
Arus Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 5 No 1: April (2025)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajsh.v5i1.1074

Abstract

Era digital membawa perubahan besar dalam cara manusia berinteraksi, terutama dalam media sosial. Tekhnologi digital menawarkan manfaat yang luas, tetapi juga menimbulkan tantangan etis, seperti penyalahgunaan informasi, perundungan siber, dan hilangnya privasi. Artikel ini mengeksplorasi pemikiran Al-Farabi terkait etika digital, dengan focus pada konsep kebajikan, keadilan, dan kebijaksanaan. Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menganalisis bagaimana prinsip-prinsip etika Al-Farabi dapat diterapkan dalam perilaku pengguna media sosial. Hasilnya menunjukan bahwa penerapan etika Al-Farabi dalam dunia digital dapat membantu menerapkan suasana daring yang lebih adil, bertanggung jawab, dan harmonis. Dengan demikian, pemikiran Al-Farabi memberikan kontribusi penting dalam membangun kesadaran etis di era digital.