Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Changes in Vegetation on Mount Agung Volcano Bali Indonesia Sutomo Sutomo; Luthfi Wahab
Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology Vol 4, No 2 (2019): August
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jtbb.41008

Abstract

Volcanic activity is a major natural disturbance that can catastrophically change an ecosystem over a short time scale. The eruption of Mt. Agung strato-volcano in 1963-1964 was considered among the most important volcanic event of the 20th century due to its effect on global climate. Studies on vegetation and landscape of Mt. Agung post-1970-1980 has been scarce. The current eruption of Mount Agung in June-July 2018, brought awareness of the importance urge to document the past and current landscape along with vegetation on Mt. Agung. Our study aimed to utilize remote sensing technique to explore the pattern of current (2017) land cover and vegetation density on Mt. Agung and estimate of vegetated areas and whether it has changed from the past. LANDSAT 8 images (www.earthexplorer.usgs.gov/) were used in this study. Supervised classification in ENVI was employed to obtain land use or land cover of the Mt. Agung area. Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) was also calculated using the feature in the ARC GIS. Online web-based application, REMAP was used to obtain information on past and present condition of the crater of Mt. Agung to see whether there have been changes in vegetated areas around the crater using REMAP (www.remap-app.org). Results showed there are basically five main landcover that can be recognized namely forest (20758.23 ha), settlement (4058.37 ha), water area (41606.64 ha), open area (15335.64 ha) and farming (34554.78 ha). Our NDVI analysis also resulted in areas with have high density (78836.04 ha), medium density (15490.26 ha) and also no vegetation (31008.24 ha). Using web-based GIS application REMAP, we found that there has been an increase (approximately 1 km2) in vegetation cover from the 1980s to 2016.  The changes in vegetation near the crater of Mt. Agung is relatively slow when compared to another volcano such as Mt. Merapi. Remote sensing application has enabled us to obtain information on vegetation change relatively easily compared to conduct an extensive on-ground survey where more time and funding is needed.
THE EFFECT OF QUR’AN MURATTAL AND CLASSICAL MUSIC ON THE LEAF LENGTH AND GROSS WEIGHT OF HYDROPONIC WATER SPINACH (Ipomea aquatic) : PENGARUH SUARA MUROTTAL AL-QUR’AN DAN MUSIK KLASIK TERHADAP PANJANG DAUN DAN BERAT BASAH KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) DENGAN SISTEM HIDROPONIK YUWONO, TRIAT ADI; Dheni Atmiasih; LUTHFI WAHAB
Agrifarm : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 11 No 1 (2022): July
Publisher : Universitas Widya Gama Mahakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/ajip.v11i1.1386

Abstract

Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kebutuhan pangan, maka teknologi untuk meningkatkan hasil pertanian terus dikembangkan. Diantara teknologi yang ramah lingkungan untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan memanfaatkan teknologi sonic bloom yaitu teknik menyuburkan pertumbuhan tanaman menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi (3500–5000 Hertz) yang digabungkan dengan pemberian nutrisi melalui daun. Dari berbagai penelitian yang menggunakan paparan gelombang suara terhadap tanaman, sepanjang pengetahuan penulis belum ada yang menggunakan murotal Al-Qur’an dan music klasik pada tanaman kangkung yang ditanam dengan system hidroponik. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Suara Murottal Al-Qur’an dan Musik Klasik Terhadap Panjang Daun dan Berat Basah Kangkung Air (Ipomoea Aquatica) dengan Sistem Hidroponik. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui pengaruh suara murotal Al-Qur’an dan musik klasik terhadap panjang daun dan berat basah kangkung air yang ditanam dengan system hidroponik. (2) Mengetahui signifikansi suara murotal Al-Qur’an dan musik klasik terhadap panjang daun dan berat basah kangkung air yang ditanam dengan system hidroponik. Penelitian ini menggunakan rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan yaitu (A) Suara Musik Klasik, (B) perlakuan kontrol tanpa suara, dan (C) suara murotal Al-Qur’an. Suara yang diberikan memiliki taraf intensitas bunyi sebesar 65,8-73,9 dB. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa : (1) Paparan suara murotal Al-Qur’an dan music klasik berpengaruh terhadap panjang daun dan berat basah kangkung air yang ditanam dengan system hidroponik (2) Hasil uji ANOVA menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan pada panjang daun dan berat basah kangkung air dengan perlakuan pemberian suara murotal Al-Qur’an, musik klasik dan tanpa suara.
Pengendalian Hama Burung Pipit Menggunakan Gelombang Ultrasonik Pada Lahan Sawah Musim Kemarau di Tasikmalaya Anri Kurniawan; Reza Kusuma Nurrohman; Hanis Adila Lestari; Fenny Aprilliani; Triat Adi Yuwono; Ropiudin R; Kavadya Syska; Luthfi Wahab
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 8 (2023): November (In Progress)
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10085123

Abstract

Burung pipit menjadi salah satu ancaman bagi tanaman padi di sawah bagi petani yang menggunakan sistem irigasi di Desa Wandasari, Kecamatan Bojonggambir, Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan hama, termasuk burung pipit, dapat mengakibatkan penurunan produktivitas padi sebesar 50% hingga 80%. Petani telah mencoba berbagai cara untuk mengusir burung pipit, mulai dari berteriak-teriak, memasang sangkar perangkap, hingga metode seperti memasang kaleng dengan tali atau bahkan berburu burung pipit dengan senjata api. Namun, karena keterbatasan pengawasan sawah, seringkali petani tidak berhasil menghalau burung pipit, dan akibatnya tanaman padi mereka terancam. Salah satu solusi yang telah diimplementasikan adalah penggunaan teknologi gelombang ultrasonik untuk mengusir burung pipit tanpa membunuhnya. Teknologi ini terdiri dari perangkat elektronik yang menggunakan sensor PIR untuk mendeteksi kehadiran burung pipit. Mikrokontroler Arduino digunakan sebagai otak utama yang terhubung ke relay. Amplifier berfungsi untuk menghasilkan gelombang ultrasonik, dan lampu LDR digunakan sebagai indikator pergerakan burung. Perangkat ini ditenagai oleh panel surya dan baterai 12 volt yang dapat diisi ulang saat kondisi malam atau intensitas sinar matahari rendah. Perangkat ini dapat berputar mengikuti pergerakan burung pipit dan mengeluarkan gelombang ultrasonik pada frekuensi 25 - 34,5 KHz selama 30 menit, tergantung pada gerakan burung. Perangkat ini memiliki jangkauan deteksi maksimal hingga 15 meter. Penggunaan perangkat pengusir burung pipit ini berhasil mengurangi dampak burung pipit pada tanaman padi di sawah sebesar 95% dan meningkatkan hasil panen petani. Inisiatif penerapan teknologi ini diharapkan dapat diperluas dan dikembangkan di wilayah lain untuk manfaat yang lebih luas.
Pelatihan Pangan Sehat dan Aman Bagi Masyarakat di Desa Kotayasa, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas Lestari, Hanis Adila; Kurniawan, Anri; Sulistiadi, Slamet; Yuwono, Triat Adi; Wahab, Luthfi
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 3, No 4 (2024): Juli
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.13132730

Abstract

Desa Kotayasa merupakan salah satu desa di Kecamatan Sumbang dengan luas wilayah sebesar 50,1 hektar yang terletak di lereng pegunungan dengan ketinggian 1500 mdpl, sehingga tergolong berada pada dataran tinggi. Penerapan makanan yang sehat dan aman sangatlah diperlukan untuk menunjang kesehatan keluarga. Dengan adanya transfer ilmu tentang makanan yang aman dan sehat, maka keluarga dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan akan penanganan makanan secara benar, serta menghindari potensi terjadinya keracunan makanan. Pelaksanaan pengabdian terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada tahap pelaksanaan dilakukan metode Focus Group Discussion (FGD) tentang makanan sehat dan aman. Kesimpulan dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di Desa Kotayasa yaitu warga Kotayasa dapat memperoleh ilmu pengetahuan mengenai makanan sehat dan aman yang dapat diaplikasikan dalam keluarga.
Pengendalian Hama Burung Pipit Menggunakan Gelombang Ultrasonik Pada Lahan Sawah Musim Kemarau di Tasikmalaya Kurniawan, Anri; Nurrohman, Reza Kusuma; Lestari, Hanis Adila; Aprilliani, Fenny; Yuwono, Triat Adi; R, Ropiudin; Syska, Kavadya; Wahab, Luthfi
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 8 (2023): November (In Progress)
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10085123

Abstract

Burung pipit menjadi salah satu ancaman bagi tanaman padi di sawah bagi petani yang menggunakan sistem irigasi di Desa Wandasari, Kecamatan Bojonggambir, Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan hama, termasuk burung pipit, dapat mengakibatkan penurunan produktivitas padi sebesar 50% hingga 80%. Petani telah mencoba berbagai cara untuk mengusir burung pipit, mulai dari berteriak-teriak, memasang sangkar perangkap, hingga metode seperti memasang kaleng dengan tali atau bahkan berburu burung pipit dengan senjata api. Namun, karena keterbatasan pengawasan sawah, seringkali petani tidak berhasil menghalau burung pipit, dan akibatnya tanaman padi mereka terancam. Salah satu solusi yang telah diimplementasikan adalah penggunaan teknologi gelombang ultrasonik untuk mengusir burung pipit tanpa membunuhnya. Teknologi ini terdiri dari perangkat elektronik yang menggunakan sensor PIR untuk mendeteksi kehadiran burung pipit. Mikrokontroler Arduino digunakan sebagai otak utama yang terhubung ke relay. Amplifier berfungsi untuk menghasilkan gelombang ultrasonik, dan lampu LDR digunakan sebagai indikator pergerakan burung. Perangkat ini ditenagai oleh panel surya dan baterai 12 volt yang dapat diisi ulang saat kondisi malam atau intensitas sinar matahari rendah. Perangkat ini dapat berputar mengikuti pergerakan burung pipit dan mengeluarkan gelombang ultrasonik pada frekuensi 25 - 34,5 KHz selama 30 menit, tergantung pada gerakan burung. Perangkat ini memiliki jangkauan deteksi maksimal hingga 15 meter. Penggunaan perangkat pengusir burung pipit ini berhasil mengurangi dampak burung pipit pada tanaman padi di sawah sebesar 95% dan meningkatkan hasil panen petani. Inisiatif penerapan teknologi ini diharapkan dapat diperluas dan dikembangkan di wilayah lain untuk manfaat yang lebih luas.
Pelatihan Pangan Sehat dan Aman Bagi Masyarakat di Desa Kotayasa, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas Lestari, Hanis Adila; Kurniawan, Anri; Sulistiadi, Slamet; Yuwono, Triat Adi; Wahab, Luthfi
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 3, No 4 (2024): Juli
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.13132730

Abstract

Desa Kotayasa merupakan salah satu desa di Kecamatan Sumbang dengan luas wilayah sebesar 50,1 hektar yang terletak di lereng pegunungan dengan ketinggian 1500 mdpl, sehingga tergolong berada pada dataran tinggi. Penerapan makanan yang sehat dan aman sangatlah diperlukan untuk menunjang kesehatan keluarga. Dengan adanya transfer ilmu tentang makanan yang aman dan sehat, maka keluarga dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan akan penanganan makanan secara benar, serta menghindari potensi terjadinya keracunan makanan. Pelaksanaan pengabdian terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada tahap pelaksanaan dilakukan metode Focus Group Discussion (FGD) tentang makanan sehat dan aman. Kesimpulan dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di Desa Kotayasa yaitu warga Kotayasa dapat memperoleh ilmu pengetahuan mengenai makanan sehat dan aman yang dapat diaplikasikan dalam keluarga.
Automated Conveyor System of Sorting and Grading for Red Chili Pepper (Capsicum annum L.) using Image Processing and Artificial Neural Network Hanis Adila Lestari; Anri Kurniawan; Luthfi Wahab
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 13, No 4 (2024): December 2024
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v13i4.1320-1333

Abstract

This research aims to design an automatic sorting and grading tool driven by color sensor processed through image processing and artificial neural networks (ANN). The research stage consists of data collection in a Mini Studio, image processing using ImageJ, and image classification with ANN. The automatic sorting process begins with items entering the belt, where they are processed in four phases: (1) separating good and rejects chili, (2) separating red from green chili, (3) distinguishing large and small red peppers, and (4) separating large and small green peppers. Automatic sorting and grading were based on image data processed using ANN. The best activation function was tansig-logsig-purelin with MAPE 1.220, RMSE 0.010, and R² = 1 during training. During testing, the MAPE 0.158, RMSE 1.790, and R² = 0.963. The criteria produced grade 1 (red, 10-15 cm), grade 2 (green, 10-15 cm), grade 3 (red, 5-9.99 cm), and reject grade. The quality of large red chilies is used as a reference for market pricing: grade 1 (IDR 60,000/kg), grade 2 (IDR 40,000/kg), and grade 3 (IDR 25.000 – 35,000). Assessing quality based on color with an automatic conveyor can reduce sorting and grading time by 70% compared to conventional methods. Keywords: ANN, Color, Grading, Image Processing, Sorting.
Species Distribution Model and Conservation of Mentaok (Wrightia javanica) in Indonesia Sutomo; Humaida, Nida; Wahab, Luthfi; Saputra, Muhammad Hadi; Kurniawati, Fitri; Atmaja, Muhammad Bima; Pujiono, Eko; Sukmawati, Jalma Giring; Hani, Aditya; Iryadi, Rajif; Herningtyas, Wieke; Wahyuningtyas, Reni Setyo
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 31 No. 1 (2025)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7226/jtfm.31.1.1

Abstract

The Alas Mentaok was a forest dominated by the mentaok tree (Wrightia javanica) that once existed in Yogyakarta, Java Island, Indonesia. This forest has cultural and historical value, as it is believed to be the first location to establish the Mataram Islam Kingdom in Java in 1582 AD. This study utilized species distribution models (SDMs) to investigate the species distribution pattern and assess its latest conservation status in Java and the Lesser Sunda Islands, Indonesia. The methodology used involved collecting occurrence and environmental data of W. javanica, conducting species distribution modeling using the maximum entropy algorithm, evaluating the model's accuracy, and performing an independent assessment of the area of occupancy (AOO) and extensive occurrence (EOO) using the geospatial conservation assessment tool (GeoCAT). While the number of suitable habitat areas for W. javanica in Yogyakarta is projected to decrease by 2100, the islands of Sumba and Timor are anticipated to experience an increase in the suitable habitat areas for the species during the same year. The analysis of BIOCLIM 34 indicates the mean moisture index of the warmest quarter plays a vital role in the current and future projections. AOO calculation in GeoCAT places this species in the endangered (EN) category, particularly within our regions of interest in Java and the Lesser Sunda Islands. Overall, a full assessment combining a habitat suitability model with current conservation status information would provide a more comprehensive understanding of mentaok's habitat preferences and current conservation status in Indonesia.
Branding Training for Fresh White Oyster Mushroom Products for Mushroom Cultivators in Penolih Village, Kaligondang Subdistrict, Purbalingga Regency Kurniawan, Anri; Lestari, Hanis Adila; Luhsarandini, Bivannie; Yuwono, Triat Adi; Wahab, Luthfi; Nugroho, Adityo; Prasetyo, Agung; Sukowati, Dwi
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 4, No 10 (2025): Januari
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.14818032

Abstract

Pembudidaya Jamur Tiram di Desa Penolih memiliki potensi mengembangkan usaha untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Agro Jamur Penolih sebagai perkumpulan pembudidaya jamur memerlukan pelatihan dan bimbingan untuk meningkatan usahanya sesuai potensi yang ada. Namun perjualan jamur tiram putih segar masih kiloan yang dijual ke pasar hanya dihargai Rp. 10.000 – 12.000 per kg. Maka dari itu perlu ada pelatihan tentang hal yang menunjang kebutuhan yaitu tentang branding, pengemasan dan pemasaran produk jamur tiram. Pelatihan dan pendampingan ini diharapkan mampu meningkatkan nilai jual jamur tiram putih segar menjadi Rp. 15.000 – 20.000 per 500 gram. Kegiatan terdiri dari tahapan persiapan, sosialisasi, pelatihan, pendampingan dan evaluasi. Pelatihan branding, pengemasan dan pemasaran jamur tiram putih segar dapat meningkatkan nilai jual produk Agro Jamur Penolih. Peserta memiliki logo baru, kemasan menarik, tata cara pengemasan yang ramah lingkungan serta Teknik pemasaran baik offline ataupun online.
Branding Training for Fresh White Oyster Mushroom Products for Mushroom Cultivators in Penolih Village, Kaligondang Subdistrict, Purbalingga Regency Kurniawan, Anri; Lestari, Hanis Adila; Luhsarandini, Bivannie; Yuwono, Triat Adi; Wahab, Luthfi; Nugroho, Adityo; Prasetyo, Agung; Sukowati, Dwi
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 4, No 10 (2025): Januari
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.14818032

Abstract

Pembudidaya Jamur Tiram di Desa Penolih memiliki potensi mengembangkan usaha untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Agro Jamur Penolih sebagai perkumpulan pembudidaya jamur memerlukan pelatihan dan bimbingan untuk meningkatan usahanya sesuai potensi yang ada. Namun perjualan jamur tiram putih segar masih kiloan yang dijual ke pasar hanya dihargai Rp. 10.000 – 12.000 per kg. Maka dari itu perlu ada pelatihan tentang hal yang menunjang kebutuhan yaitu tentang branding, pengemasan dan pemasaran produk jamur tiram. Pelatihan dan pendampingan ini diharapkan mampu meningkatkan nilai jual jamur tiram putih segar menjadi Rp. 15.000 – 20.000 per 500 gram. Kegiatan terdiri dari tahapan persiapan, sosialisasi, pelatihan, pendampingan dan evaluasi. Pelatihan branding, pengemasan dan pemasaran jamur tiram putih segar dapat meningkatkan nilai jual produk Agro Jamur Penolih. Peserta memiliki logo baru, kemasan menarik, tata cara pengemasan yang ramah lingkungan serta Teknik pemasaran baik offline ataupun online.