Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan pada Tenaga Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan Covid-19 Fadli, Fadli; Safruddin, Safruddin; Ahmad, Andi Sastria; Sumbara, Sumbara; Baharuddin, Rohandi
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 6, No 1 (2020): VOL 6, NO 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v6i1.24546

Abstract

ABSTRAKTenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagai garda terdepan penanganan, pencegahan, dan perawatan pasien Covid-19 mengalami kecemasan karena disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketersediaan alat pelindung diri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi kecemasan petugas kesehatan dalam pencegahan Covid-19. Penelitian kuantitatif mengunakan metode obsevasional analitik dengan rancangan cross-sectional ini dilakukan di tiga Rumah Sakit dan  sembilan Layanan Kesehatan pada bulan April 2020. Penentuan teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dengan jumlah sampel 115 reponden. Uji pearson chi-square dilakukan untuk menilai hubungan antara kecemasan dan usia, jenis kelamin, status keluarga, kejujuran pasien, ketersediaan peralatan perlindungan pribadi, dan pengetahuan. Masing-masing variabel independen dievaluasi menggunakan analisis uji regresi logistik untuk menetukan variabel yang paling berpengaruh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh usia (p=0.024); status keluarga (p=0.022); kejujuran pasien (p=0.034); ketersediaan alat pelindung diri (0.014); pengetahuan (p=0.030) terhadap kecemasan petugas. Dari hasil uji regresi logistik menunjukkan variabel ketersediaan alat pelindung diri yang paling berpengaruh terhadap kecemasan (r=0.517;CI=1.34-8.06), yang artinya ketersediaan alat pelindung memilliki pengaruh 51.7% terhadap kecemasan petugas kesehatan dalam upaya pencegahan Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan perhatian yang sangat besar kepada petugas kesehatan yang berada digarda terdepan dalam pencegahan covid-19 terkait masalah kebutuhan alat pelindung diri sesuai protokol dari WHO. ABSTRACTHealth workers in carrying out their duties as the frontliners in handling, preventing and caring of COVID-19 patients experience anxiety caused by several factors and one of them is the availability of personal protective equipment (PPE). This study is conducted to determine some factors that mostly influence the anxiety of health workers in preventing of Covid-19. Quantitative research is used by analytical obsevational methods with cross-sectional design and is conducted in three Hospitals and nine Health Services in April 2020. Sampling techniques used cluster random sampling (n=115. Person          chi-square tests are conducted to assess the relationship between anxiety and age, family status, availability of personal protective equipment, and knowledge. Independent variable is evaluated using logistic regression test analysis to determine the most influential variable. The results of this study indicate that there are influences of age (p-value=0.024); family status (p-value=0.022); patient honesty (p-value=0.034); the availability of personal protective equipment (p-value=0.014); knowledge (p-value=0.030) on staffs’ anxiety. The logistic regression test result clarifies that the availability of personal protective equipment is the most influential on anxiety (r=0.517; CI=1.34-8.06), which means the availability of protective devices has a 51.7% influence on the anxiety of health workers in preventing of Covid-19. Therefore, the government must pay great attention to health workers who are at the frontliners in preventing covid-19 related to the problem of personal needs for personal protective equipment based on the protocol from WHO.
Anxiety of Health Workers in the Prevention and Management of Covid-19 in Sidrap Regency Fadli, Fadli; Ahmad, Andi Sastria; Safruddin, Safruddin; Sumbara, Sumbara; Baharuddin, Rohandi
Unnes Journal of Public Health Vol 9 No 2 (2020): Unnes Journal of Public Health
Publisher : Universitas Negeri Semarang (UNNES) in cooperation with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ujph.v9i2.38436

Abstract

The spread of Covid-19 disease has reached epidemiological criteria which need to be declared a pandemic because it has infected more than 100,000 people in 100 countries. The purpose of this study was to determine the criteria for anxiety levels in health workers in the prevention of covid-19. In carrying out their duties, most of health workerd experienced anxiety due to lack of personal protective equipments and family safety. This study uses a a cross sectional survey design and cluster random sampling techniques with 80 respondents. The results showed that the average health workers 52 respondets (65.0%) had experienced mild anxiety, 11 respondents (13.8%) had experienced moderate anxiety, and 2 respondents (2.5%) had experienced severe anxiety and 15 respondents (18.8%) who didn’t experienced anxiety.The contributing factor is the lack of personal protective equipment, so the health workers worried to transmited the corona virus to their family. They also felt stigmatized because they felt related to patients infected by the virus. In addition, the patients honesty when visited health services, many of them keep it a secret of a visit history to the plague area or areas that have suffered many cases of Covid-19.
Respon Time Perawat Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Kategori Australian Triage Scale (ATS) 2 dan 3 di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Husnul Khotimah, Nurintan Hayati; Yudiantono, Ade Heli; Sumbara, Sumbara
Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel Vol 14, No 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel
Publisher : STIK Immanuel Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36051/jiki.v14i2.134

Abstract

Kondisi kegawatdaruratan di IGD sering menimbulkan respon kecemasan pada pasien, tanda gejala somatis dan psikologis kecemasan pada pasien adalah terjadinya peningkatan skala nyeri, nadi cepat dan tekanan darah meningkat. Hal ini dapat memperburuk kondisi kesehatan pasien oleh karena itu ketepatan respon time sesuai batasan waktu triase dalam pelayanan gawat darurat memegang peranan yang sangat penting dalam mengatasi masalah pasien terutama pada kategori ATS 2 dan 3 yang mempunyai karakteristik perburukan yang cepat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan respon time perawat dengan tingkat kecemasan pasien kategori ATS 2 dan 3 di IGD. Design penelitian descriptive correlation dengan pendekatan cross sectional, sample terdiri dari 41 responden kategori ATS 2 dan 3 di IGD RSU Pindad yang didapatkan melalui tehnik accidental sampling. Pengukuran respon time menggunakan stopwatch dan lembar observasi sedangkan pengukuran tingkat kecemasan menggunakan instrument HARS. Hasil penelitian dengan analisa univariat distribusi frekuensi didapatkan 21 perawat (51%) melakukan respon time yang tepat pada pasien kategori ATS 2 dan 3 dan 16 pasien (39,02%) mengalami tingkat kecemasan sedang, sedangkan analisa bivariate berdasarkan uji statistic chi square, dengan α=0,05, didapatkan P-value 0,032 dimana P-value<α yang berarti ketepatan respon time perawat berdampak pada tingkat kecemasan pasien ATS 2 dan 3. Ketepatan Respon time perawat merupakan salah satu sumber koping selain edukasi dan pemberian informasi rencana tindakan yang dapat memicu peningkatan GABA pada sel saraf dan akan mempengaruhi gyrus parietalis sehingga akan menurunkan respon kecemasan. Saran untuk perawat dan manajemen RS untuk melakukan pelatihan kegawat daruratan dan triage sangat diperlukan sehingga pemberian respon time perawat dapat tepat sesuai dengan SPM IGD dan prioritas dalam penatalaksanaan kegawatdaruratan pada pasien kategori ATS 2 dan 3 sesuai dengan hasil penilaian triage
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis Wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk Sumbara, Sumbara; Ismawati, Yuli
JIKI Jurnal Ilmiah Kesehatan IQRA Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan Iqra
Publisher : LPPM STIKES Muhammadiyah Sidrap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1234/jiki.v8i1.168

Abstract

Penyakit yang sangat menggangu aktivitas dan bila tidak ditangani dengan baik dapat juga berakibat fatal. Biasanya penyakit gastritis terjadi pada orang-orang yang memiliki pola makan tidak teratur dan makanan yang merangsang produksi asam lambung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola makan dilihat dari keteraturan frekuensi makan, porsi makan, jenis makanan dan minuman dengan kejadian gastritis di Desa Cinunuk wilayah kerja Puskesmas Cinunuk. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif koleratif. Pengambilan sampel dilakukan secara pusposive sampling dengan populasi sampel yaitu 72 responden. Instrument yang digunakan berupa kuesioner. Hasil pengujian menggunakan kolerasi rank spearman dengan nilai alpha 5% (α = 0.05) dan koefisien kolerasi yang didapatkan diinterpretasikan dengan kriteria Guilford. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai p=0.000 dan koefisien r= 0,870 (keteraturan frekuensi makan), nilai p= 0.000 dan koefisien r= 0,800 (frekuensi makan), nilai p= 0.000 dan koefisien r= 0,697 (jenis makanan dan minuman). Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan yang kuat antara pola makan dilihat dari keteraturan frekuensi makan, porsi makan, jenis makanan dan minuman dengan kejadian gastritis di Desa Cinunuk wilayah kerja Puskesmas Cinunuk. Diharapkan perawat Puskesmas Cinunuk lebih aktif dalam memberikan informasi berupa penyuluhan pendidikan kesehatan tentang pola makan meliputi keteraturan frekuensi makan, porsi makan, jenis makanan dan minuman sehingga dapat mengurangi angka kejadian gastritis.
Hubungan Self-Efficacy Ibu Menyusui dengan Pemberian Asi Eksklusif Pramanik, Yulia Rachmi; Sumbara, Sumbara; Sholihatul, Raihany
JIKI Jurnal Ilmiah Kesehatan IQRA Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan Iqra
Publisher : LPPM STIKES Muhammadiyah Sidrap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1234/jiki.v8i1.169

Abstract

Efikasi diri ibu menyusui merupakan faktor penting yang berhubungan dengan keeksklusifan menyusui. Kota Bandung tercatat sebagai peringkat cakupan ASI eksklusif terendah ke-5 di Provinsi Jawa Barat yaitu 24,5%. Dari 73 Puskesmas di Kota Bandung, Puskesmas Tamansari menjadi salah satu Puskesmas dengan cakupan ASI eksklusif rendah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan self-efficacy ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tamansari Kota Bandung. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan sebanyak 77 orang. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan, ibu menyusui, dan aktif ke posyandu. Sampel sebanyak 65 ibu dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner self-efficacy ibu menyusui dan kuesioner pemberian ASI eksklusif. Analisa data yang digunakan univariat dan bivariat dengan uji chi square (Fisher’s Exact Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu menyusui mempunyai tingkat self-efficacy yang rendah (75,4%), hamper seluruh ibu menyusui tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya (78,5%), dan ada hubungan self-efficcay ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tamansari Kota Bandung (p value = 0,016).Saran penelitian ini antara lainmeningkatkan self-efficacy ibu menyusui dengan diadakan konseling laktasi, dan membentuk kelas ibu untuk berbagi pengalaman keberhasilan menyusui.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN YANG MENGALAMI RETINOPATI DIABETIK Sumbara Sumbara
JIKP Jurnal Ilmiah Kesehatan PENCERAH Vol 8 No 01 (2019)
Publisher : LPPM STIKES Muhammadiyah Sidrap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.335 KB) | DOI: 10.12345/jikp.v8i01.106

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup klien dibutuhkan dukungan keluarga karena salah satu fungsi keluarga adalah memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup klien yang mengalami retinopati diabetik di Poli Retina Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Jenis penelitian menggunakan descriptive korelasi dengan pendekatan cross sectional pada sampel berjumlah 50 orang dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner untuk dukungan keluarga dan Visual Function Questionnaire-25 untuk kualitas hidup penglihatan. Analisa statistik yang digunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian dari klien (58%) mendapatkan dukungan dari keluarga, dan sebagian dari klien (48%) memiliki kualitas hidup baik. Dari hasil uji Chi Square didapatkan P-value = 0,04 dengan α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup klien yang mengalami retinopati diabetic. Oleh karena itu, perawat diharapkan dapat meningkatkan dukungan keluarga dengan memberikan edukasi mengenai perawatan klien yang mengalami retinopati diabetik agar klien dapat mempertahankan kualitas hidupnya.
Hubungan Pengetahuan Tentang Glaukoma Dengan Kepatuhan Kontrol Pada Pasien Pasca Operasi Trabeculectomy Sumbara Sumbara; Rizki Muliani; Titing Karis
JIKP Jurnal Ilmiah Kesehatan PENCERAH Vol 9 No 01 (2020)
Publisher : LPPM STIKES Muhammadiyah Sidrap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.549 KB) | DOI: 10.12345/jikp.v9i01.161

Abstract

Tindakan yang dilakukan untuk menangani glaukoma adalah tindakan operasi trabeculektomy.. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang glaukoma dengan kepatuhan kontrol pada pasien pasca operasi trabeculectomy di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Penelitian menggunakan desain analitik observasional pada 70 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Data yang diperoleh melalui pengumpulan data kuesioner dan catatan rekam medik untuk mengetahui kepatuhan kontrol. Uji Analisis data yang digunakan adalah chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan lebih dari setengah 39 orang (5,7%) pasien pasca operasi trabeculectomy berpengetahuan kurang, sebagian besar 54 orang (77,1%) pasien pasca operasi trabeculectomy tidak patuh. Hasil uji chi square didapatkan p-value= 0,000; α<0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara pengetahuan tentang glaukoma dengan kepatuhan kontrol pada pasien pasca operasi trabeculectomy. Diharapkan pihak rumah sakit memberikan kebijakan untuk mengadakan penyuluhan secara rutin tentang kepatuhan kontrol pasca operasi trabeculectomy.
PRO SELF PAIN CONTROL UNTUK MENURUNKAN NYERI PADA PASIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI Tuti Suprapti; Ade Tika Herawati; Sumbara Sumbara
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 13 No 1 (2022): MARET
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v13i1.688

Abstract

Cancer is a destructive disease that infiltrates into other tissues through lymph vessels and blood vessels. One of the actions taken is surgery and chemotherapy, one of the efforts to deal with non-pharmacological pain is pro self paint control. The purpose of the study was to identify pain and the effectiveness of Pro Self Pain Control. The research method uses a pre-experiment without a control one group pre-test – post-test design. The population is cancer patients undergoing chemotherapy at the Bandung Cancer Society Shelter House. The sampling technique used purposive sampling, with a sample of 47 people for two weeks. The results of the study were 97.9 pain in the category of minor pain with statistical test results obtained p-value 0.000 < from alpha value (0.05). The self pain control method of pain, namely training skills in recognizing pain, using drugs as well as mentoring and monitoring is carried out for 2 weeks. Patients will be given a pain pocket book for pain monitoring at home. Furthermore, home visits were made in the first and second weeks. The patient will receive a call for monitoring in the first and second weeks. There is a significant effect before and after giving Pro Self Pain Control and after it is effective and can be used as an alternative to reduce pain
Faktor yang mempengaruhi ibu menyapih anak di bawah usia 2 tahun Rika Yulendasari; Sumbara Sumbara; Redia Indira Putrianti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.302 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v14i2.1637

Abstract

Practices of breastfeeding and weaning among mothers of children under 2 years old at Bandar Lampung-Indonesia Background: Weaning is a process for stopping breastfeeding gradually or at once. This process can be either because of the child herself wanting to stop breastfeeding or because the mothers desire, or by both of them for many reasons. Data from survey of health demography in Indonesia  in 2017 showed that there were only 54.6% of children were receiving breastfeeding complete until 2 years old.Purpose: Know the factors of practices of breastfeeding and weaning among mothers of children under 2 years oldMethods: A quantitative research by using Cross Sectional approach. Population was all mothers who has children under two years old. Samples were 145 respondents. Data were collected by using questionnaires and anthropometry. Data were analyzed by using Chi-Square Test.Results: There were correlations of occupation (p-value 0.025 < α 0.05) and OR = 2.7, nutrition status (p-value 0.006 < α 0.05) and OR=3.5, and family support (p-value 0.002 < α 0.05) and OR= 3.1 on practices of breastfeeding and weaning among mothers of children under 2 years oldConclusion: There were practices of breastfeeding and weaning among mothers of children under 2 years old. Suggestion to health worker and provider to improve health services especially promotion program and education for essential  of breastfeeding until the children complete 2 years old.Keywords: Practices; Breastfeeding; Weaning; Mothers; Children under 2 years old.Pendahuluan: Menyapih adalah proses berhentinya masa menyusui berangsur-angsur atau sekaligus. Proses itu dapat disebabkan oleh si anak itu sendiri untuk berhenti menyusu atau bisa juga dari sang ibu untuk berhenti menyusui anaknya, atau keduanya dengan berbagai alasan.Berdasarkan data dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) di tahun 2017, presentase anak yang mendapatkan ASI sampai usia  2 tahun  hanya sebesar 54,6%.Tujuan: Diketahui faktor - faktor  yang  mempengaruhi ibu menyapih   anak di bawah usia  2 tahun.Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak di bawah usia 2 tahun. Sampel dalam penelitian ini sebesar 145 responden. Instrumen dalam penelitian ini dengan menggunakan lembar kuesioner dan antropometri. Uji statistik yang digunakan adalah  uji Chi-Square.Hasil: Terdapat hubungan pekerjaan dengan penyapihan pada anak dibawah usia 2 tahun (p-value = 0,025 < α = 0,05) serta nilai OR= 2,7, status gizi  (p-value = 0,006 < α = 0,05) nilai OR = 3,5, dan dukungan keluarga (p-value = 0,002 < α = 0,05) dan nilai OR=3,1.                                 Simpulan: Ada hubungan pekerjaan, status gizi, dan dukungan keluarga dengan penyapihan pada anak dibawah usia 2 tahun. Saran bagi petugas kesehatan untuk meningkatkan pelayanan dan memberikan penyuluhan terhadap ibu menyusui mengenai pentingnya pemberian ASI samapai usia anak 2 tahun. 
Description of Resilience in Patients Undergoing Hemodialysis Cucu Rokayah; Dila Novita; Rizky Muliani; Sumbara Sumbara
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 4 No 3 (2022): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.451 KB) | DOI: 10.37287/ijghr.v4i3.1274

Abstract

Patients undergoing hemodialysis result in physical and psychological problems. Psychological problems can cause a decrease in the resilience of hemodialysis patients, resulting in delays in the healing process. The purpose of this study was to determine the picture of resilience in patients undergoing hemodialysis at Al-Ihsan Hospital, Bandung Regency. The type of this research is quantitative research with correlational method. The research instrument used was the Connor and Davidson Resilience Scale (CD-RISC). The population of this study were 180 patients with a sample of 125 hemodialysis patients. The sampling technique used was purposive sampling with inclusion and exclusion criteria. Data analysis used univariate and bivariate analysis with Spearman rank correlation test. The results of the study obtained low resilience (51.2 %), each resilience indicator obtained tenacity (72.8%), strength (82.6%), and optimism (81.5%). Based on the results of the study, it can be said that patients undergoing hemodialysis at Al-Ihsan Hospital, Bandung Regency, are classified as low resilience. It is expected that hemodialysis nurses can motivate and provide optimal nursing care to increase the resilience of hemodialysis patients at Al-Ihsan Hospital, Bandung Regency.