Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pemanfaatan Tandan Kosong Sebagai Biochar Guna Meningkatkan Kualitas Lahan Kebun Kelapa Sawit Rezki, Dewi; Suhendra, Dede; Heriza, Sri; Sari, Wulan Kumala; Hanum, Alefia Lathifa; Rahman, Muhammad Aulia; Anzalia, Qomara; Hasibuan, Reza Alam Nur; Terence, Tristan; Bifadlika, Faghfirlana; Aditya, Irfan; Ramadhani, Mutiara
Buletin Dharmas Andalas Vol. 1 No. 2 (2024): Buletin Dharmas Andalas
Publisher : Departemen Budidaya Tanaman Perkebunan, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bda.v1i2.10

Abstract

Limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat yang dihasilkan dari sisa pengolahan di pabrik kelapa sawit. Seiring dengan bertambahnya luas lahan kebun kelapa sawit menyebabkan jumlah limbah TKKS semakin meningkat. Meningkatnya jumlah limbah ini secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, seperti polusi udara akibat bau yang tidak sedap. Akan tetapi, limbah TKKS dapat memberikan manfaat jika diolah dengan baik. Salah satu cara yang bisa dilakukan dalam pengolahan limbah TKKS adalah dengan merubah limbah tersebut menjadi biochar. Biochar dari TKKS dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas lahan di kebun kelapa sawit rakyat. Kegiatan pengabdian masyarakat yang terintegrasi dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini bertujuan untuk memberikan pelatihan cara membuat biochar dari limbah TKKS kepada kelompok tani Semoga Jaya yang berada di Kenagarian Koto Beringin Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya. Melalui pelatihan ini, diharapkan petani dapat mengelola limbah tersebut secara mandiri dan berkelanjutan, serta memanfaatkannya dengan baik untuk perbaikan kualitas lahan kelapa sawit rakyat. Kegiatan pelatihan diikuti dengan antusias oleh petani, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang muncul selama kegiatan pelatihan berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa para petani sangat tertarik untuk menerima ilmu yang disampaikan, dan ingin mencoba  dan mengaplikasikan pembuatan biochar ini pada kebun kelapa sawitnya masing-masing.
Pembukaan Lahan Perkebunan Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.) Di Nagari Sungai Dareh Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya Suhendra, Dede; Dwipa, Indra; Yanti, Yulmira; Rezki, Dewi; Lubis, Reynaldi Fasya Abdullah; Tajudin, Rian
Buletin Dharmas Andalas Vol. 2 No. 1 (2025): Buletin Dharmas Andalas
Publisher : Departemen Budidaya Tanaman Perkebunan, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bda.v2i1.24

Abstract

Pembukaan lahan merupakan kegiatan membuka atau membersihkan lahan yang awalnya hutan atau ditanami pepohonan menjadi lahan yang akan digunakan untuk berbagai kegiatan. Pembukaan lahan dilakukan oleh petani untuk membuka lahan yang akan dipakai untuk lahan pertanian. Pembukaan lahan penting bagi sebagian orang apalagi yang bekerja sebagai pekebun ataupun petani, banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai pekebun menimbulkan tumbuh pesatnya pemanfaatan lahan. Penggunaan lahan tersebut jarang sekali memperhatikan kondisi lahan untuk diolah, banyak juga kondisi lahan yang mempunyai keterbatasan fisik maupun kimia namun masih saja diolah dan ini mengakibatkan rusaknya lahan, salah satu contohnya adalah kebakaran lahan. Masyarakat di Nagari Sungai Dareh dalam pengelolaan SDA (Sumber Daya Alam) masih banyak diakukan dengan menggunakan media api, salah satu kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan penggunaan media api antara lain: pembukaan lahan untuk persiapan sawah/kebun/ternak, pencarian lokasi ikan di rawa-rawa dengan cara membakar semak-semak yang menutupi permukaan air, pemberantasan hama tikus/babi, dan sebagainya. Penyiapan lahan tanpa bakar adalah teknik pembuatan rintisan dan pembagian petak tanaman dengan menggunakan alat. Keuntungan dari teknik mengolah lahan tanpa bakar yaitu dalam aplikasinya tidak terlalu tergantung pada kondisi cuaca, kecuali kondisi yang terlalu basah karena dapat menghambat mobilitas alat berat. Selain itu, kelebihan utama teknik ini adalah jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan teknik pembakaran. Selain manfaat lingkungan dan agronomis, pembukaan lahan tanpa bakar juga memberikan nilai tambah ekonomis.
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN AREN DENGAN BEBERAPA PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI NAGARI SUNGAI DAREH KABUPATEN DHARMASRAYA Suhendra, Dede; Dwipa, Indra; Yanti, Yulmira; Rezki, Dewi; Karjunita, Nike; Lubis, Reynaldi Fasya Abdullah; Tajudin, Rian
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 5 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i5.2504

Abstract

Sugar palm is a plant that has high economic potential, but its cultivation in Indonesia is still lacking in attention. The demand for palm sugar will continue to increase, so it is important to develop the cultivation of this plant with environmentally friendly methods. Through the Community Partnership Helping Businesses Grow (PKM MUB) program, a community service team consisting of academics and students from Andalas University collaborated with the Bukik Kandang Forest Farmers Group. Identification of problems includes slow growth of sugar palm plants due to lack of proper maintenance and fertilization. Therefore, this community service proposes the use of organic fertilizers, such as buffalo manure, palm oil mill liquid waste, and solid decanters, to increase plant growth. The methods used include socialization, training, and assistance to farmers in implementing efficient cultivation technology by observing all activities in the field that include aspects of sugar palm cultivation. The stages carried out in this activity include: Location survey, demonstration socialization, land clearing, preparation of organic materials, application of organic fertilizers, preparation of seeds, planting, and maintenance. The target output of this community service is an accredited scientific article and increased productivity and farmer welfare. These expected steps can improve food security and contribute to local economic development as well as environmental preservation and the application of sugar palm cultivation technology by utilizing several types of organic fertilizers, which have been proven to improve plant growth and farmer welfare in Nagari Sungai Dareh. Through socialization, training, and mentoring methods, farmers gain a better understanding of environmentally friendly plant maintenance techniques.
Potensi Bacillus spp. sebagai Agens Biokontrol Pengendali Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f. sp. cepae) dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Yanti, Yulmira; Nurbailis, Nurbailis; Dwipa, Indra; Suhendra, Dede
Agrikultura Vol 36, No 1 (2025): April, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i1.55165

Abstract

Penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah disebabkan oleh Fusarium oxysporum    f.sp. cepae (FOC). Penyakit ini tergolong penyakit penting pada tanaman bawang merah yang dapat menimbulkan kerugian hingga 50% atau bahkan menyebabkan gagal panen. Alternatif pengendalian penyakit layu fusarium bisa dilakukan dengan memanfaatkan bakteri Bacillus spp. Penelitian ini bertujuan untuk menguji bakteri Bacillus spp. sebagai agens biokontrol untuk menekan perkembangan penyakit layu fusarium dan meningkatkan pertumbuhan serta hasil tanaman bawang merah.  Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Fitopatologi Departemen Proteksi Tanaman serta di Kebun Percobaan, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang pada bulan April sampai September 2023. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 8 perlakuan (6 galur bakteri Bacillus spp., kontrol positif, dan kontrol negatif) yang diulang sebanyak 6 kali. Bakteri Bacillus spp. yang digunakan adalah B. waihenstephanensis galur RBTLL 3.2, B. cereus galur MRDKBTE 1.3, B. thuringiensis galur MRSNRZ 3.1, B. mycoides galur MRSNUMBE 2.2, B. mycoides galur MRBPBT 2.1, dan B. cereus galur MRPLUMBE 1.3.  Bakteri Bacillus spp., diintroduksi pada umbi bawang merah dengan merendam umbi sebelum ditanam dan inokulasi FOC di sekitar perakaran pada umur tanaman 4 minggu. Variabel yang diamati yaitu perkembangan penyakit (masa inkubasi, kejadian penyakit dan keparahan penyakit) dan pertumbuhan bawang merah (tinggi, jumlah daun, berat basah, dan berat kering umbi). Perlakuan B. cereus galur MRPLUMBE 1.3 menunjukkan kemampuan terbaik menghambat perkembangan penyakit layu fusarium, sedangkan B. mycoides galur MRBPBT 2.1 memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman bawang merah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bacillus spp. memiliki potensi untuk menekan perkembangan penyakit layu fusarium dan meningkatkan pertumbuhan tanaman bawang merah.
Edukasi Petani tentang Pentingnya Aplikasi Hatch and Carry Elaeidobius kamerunicus untuk Meningkatkan Produksi Kelapa Sawit: Public Education on the Importance of Applying the Hatch and Carry Technique Elaeidobius kamerunicus to Improve Oil Palm Production Rezki, Dewi; Suhendra, Dede; Heriza, Sri; Sari, Wulan Kumala; Hanum, Alefia Lathifa; Rahman, Muhammad Aulia; Anzalia, Qomara; Hasibuan, Reza Alam Nur; Terence, Tristan; Bifadlika, Faghfirlana; Aditya, Irfan; Ramadhani, Mutiara
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 9 (2025): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v10i9.9747

Abstract

The area of oil palm plantations in Dharmasraya Regency is not in line with the amount of production obtained by farmers. This is due to the large number of parthenocarpic fruits caused by the few pollinators and male flowers, so the pollination process in oil palm plantations is not optimal. This activity aims to train farmers in Koto Beringin Village, Tiumang District. The activity method is carried out through counseling and demonstration plots on applying hatch & carry techniques for Elaeidobius kamerunicus to improve the pollination process so that oil palm production can increase. In this activity, farmers are expected to be able to produce products in the form of oil palm pollen and Elaeidobius kamerunicus breeding cages. From the activities that have been carried out, it is known that farmers' knowledge of hatch & carry techniques for Elaeidobius kamerunicus is still very minimal. Through counseling and demonstration plot activities, farmers have been able to breed Elaeidobius kamerunicus and collect oil palm pollen. From the results of observations in people's oil palm fields, it is known that after the application of the Hatch & Carry technique was carried out, there was an increase in the number of Elaeidobius kamerunicus pollinators from 524 individuals/Ha to 21,137 individuals/Ha and will continue to increase if the application of the Hatch & Carry technique continues to be carried out. If farmers apply the hatch & carry technique of Elaeidobius kamerunicus correctly, it can increase the number of pollinators that play a role in pollination.
Pengembangan Produk Berbasis Limbah Kulit Kakao melalui Pelatihan Partisipatif sebagai Strategi Pemberdayaan Kelompok Tani Inovasi, Nagari Sungai Talang, Sumatera Barat Yanti, Yulmira; Suhendra, Dede; Dwipa, Indra; Hamid, Hasmiandy; Fiana, Risa Meutia; Naspendra, Zuldadan; Raffi, Lucky Fhigo
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 5 No 5 (2025): JAMSI - September 2025
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.2091

Abstract

Nagari Sungai Talang memiliki komoditas unggulan berupa kakao yang dibudidayakan Kelompok Tani Inovasi, dengan luas lahan rata-rata 0,5–1 hektar. Kakao menghasilkan limbah kulit kakao sekitar 100 kg per hari. Namun, limbah tersebut belum dimanfaatkan optimal, sehingga menumpuk dan pencemaran lingkungan. Menanggapi permasalahan tersebut, tim pengabdian masyarakat melaksanakan pelatihan pemanfaatan limbah kulit kakao menjadi produk bernilai, pada bulan Agustus hingga September 2024. Pengabdian bertujuan memberikan pemahaman kepada masayarat mengenai pemanfaatan konsorsium PGPB untuk mempercepat proses fermentasi pupuk organik dan pakan ternak, meningkatkan pendapatan petani dari hasil pupuk organik kulit buah kakao, dan mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pakan ternak untuk mendukung pertanian ramah lingkungan yang berkelanjutan. Kegiatan ini diikuti oleh 35 orang peserta dari Kelompok Tani Inovasi. Metode pelatihan meliputi penyampaian materi, diskusi interaktif, dan demonstrasi langsung. Pelatihan menghasilkan peningkatan kemampuan dan pemahaman petani dalam mengolah limbah kulit kakao menjadi produk seperti pupuk organik padat, pupuk organik cair, dan pakan fermentasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 80% peserta memahami dan mampu mengolah limbah secara mandiri. Masyarakat menunjukkan komitmen untuk melanjutkan pengembangan produk berkelanjutan. Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam menciptakan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha dalam pemberdayaan petani serta pengelolaan limbah pertanian berbasis sumber daya lokal.