Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengontrolan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Priyono, Nur Nabila Putri; Ardiansyah, Muhammad Fikri Dwi; Naryati, Naryati
Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijnsp.v5i2.47-50

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara penurunan berat badan, olahraga, pengaturan diet rendah garam, memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat, dan terapi farmakologis. Penelitian sebelumnya mendapati bahwa usaha pengontrolan tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti sikap, pengetahuan, dukungan keluarga dan kepatuhan pengobatan. Faktor-faktor tersebut dapat bervariasi tergantung pada budaya dan wilayah geografis pasien. Objektif: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah Jakarta.Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif-analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 42 responden di wilayah Jagakarsa Jakarta selatan dipilih menggunakan metode simple random sampling dengan stratifikasi berdasarkan RW. Pengambilan data dilakukan pada Mei-Juni 2021 dengan teknik wawancara berdasarkan panduan yang telah disusun sebelumnya yang memiliki reliabilitas 0,954. Hasil: Hasil penelitian menggunakan analisis statistic Chi-Square diperoleh bahwa sikap (p-value = 0,047), pengetahuan (p-value = 0,040), dukungan keluarga (p-value = 0,025), dan kepatuhan pengobatan (p-value = 0,040) berhubungan secara signifikan dengan kemampuan mengontrol tekanan darah pasien dengan hipertensi.Implikasi Klinis: Studi ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap, pengetahuan, dukungan keluarga, ketaatan minum obat, dan pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi. Kata Kunci: Pengontrolan Tekanan Darah, Sikap, Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Kepatuhan Pengobatan.
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH Muhayyah, Nada Syaida; Naryati, Naryati
Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijnsp.v3i2.85-90

Abstract

Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus diperhatikan dalam pelayanan kesehatan. Menurut Stuart dan Laraia dalam (Suryani, 2015), komunikasi dalam profesi keperawatan, menjadi sangat penting karena merupakan alat atau metode dalam melaksanakan proses keperawatan. Komunikasi terapeutik diterapkan oleh perawat dalam berhubungan dengan pasien untuk meningkatkan rasa saling percaya, dan apabila tidak diterapkan akan menganggu hubungan terapeutik yang berdampak pada ketidakpuasan pasien. Tujuan penelitian ini diketahui hubungan komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Jenis penelitian adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 53 pasien. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan cara mendatangi langsung pasien diruang perawatan. Analisa data dilakukan menggunakan uji statistik Spearman. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien (ρ value= 0,020). Diharapkan pada petugas kesehatan khususnya perawat untuk meningkatkan komunikasi secara terapeutik sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien.Kata kunci: Komunikasi Terapeutik, Kepuasan Pasien.
Peningkatan Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur Persiapan Operasi sebagai Upaya Penurunan Kejadian IDO di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Aisyah, Aisyah; Widakdo, Giri; Naryati, Naryati; Rahayu, Siti; Polhapessy, Magafirah Azahawa; Zhafirah, Hafizah Diyanah
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 3 (2025): Volume 8 No 3 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i3.19555

Abstract

ABSTRAK Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah infeksi akibat tindakan pembedahan, dapat mengenai berbagai lapisan jaringan tubuh, superfisial atau dalam. IDO dapat menyebabkan peningkatan angka morbiditas, mortalitas, peningkatan lama rawat serta biaya dan tuntutan pasien yang tentu saja berkaitan erat dengan mutu dan layanan rumah sakit, yang juga akan berpengaruh pada kredibilitas suatu layanan kesehatan. Berdasarkan data infeksi daerah operasi tahun 2023 di RS Islam Jakarta Cempaka Putih sebesar 16 kejadian, dengan rata-rata 1,3 %  kejadian/bulan atau 1-2 kejadian per bulan. Metode pelaksanaan yang dilakukan pelatihan tentang upaya pencegahan infeksi di rumah sakit, di mana pelatihan ini merupakan proses pembelajaran kognitif, afektif dan psikomotor pada perawat. Hasil uji statistik didapatkan nilai 0,001 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara hasil tes sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan, artinya pelatihan yang dilakukan bermakna terhadap upaya penurunan kejadian IDO di rumah sakit . Kata Kunci: Infeksi, Operasi, Prosedur  ABSTRACT Surgical site infection (SSI) is an infection resulting from surgery, which can affect various layers of body tissue, superficial or deep. SSI can lead to increased morbidity, mortality, increased length of stay and costs and patient demands which of course are closely related to the quality and service of the hospital, which will also affect the credibility of a health service. Based on data on surgical site infections in 2023 at the Jakarta Islamic Hospital Cempaka Putih, there were 16 incidents, with an average of 1.3% of incidents / month or 1-2 incidents per month. The method of implementation is training on infection prevention efforts in hospitals, where this training is a cognitive, affective and psychomotor learning process for nurses. The statistical test results obtained a value of 0.001, it can be concluded that there is a significant difference between the test results before and after training, This means that the training carried out is meaningful in reducing the incidence of SSI in hospital Keywords: Infection, Surgery, Procedure
Permainan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Jiwa pada Remaja di SMPN 77 Jakarta Pusat Nuraenah, Nuraenah; Widakdo, Giri; Naryati, Naryati; Turrahmi, Hirfa; Adelia, Annisya; Rahayu, Siti
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 3 (2025): Volume 8 No 3 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i3.19373

Abstract

ABSTRAK Remaja sering mengalami perubahan  emosi atau emosi yang  labil,  mudah terpengaruh oleh lingkungan. Idealnya remaja mampu mengatasi tekanan kehidupan yang dihadapinya sehari-hari melalui adaptasi dari kemampuan yang baik dan sesuai maka orang tua memiliki peran dalam memerhatikan kondisi anak secara psikis maupun psikososial anak remaja tersebut. Berdasarkan analisa situasi permasalahan sebelumnya, solusi yang ditawarkan yaitu melakukan kegiatan edukasi dengan Permainan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) sebagai upaya Peningkatan Sehat Jiwa  pada Remaja SMPN77 Jakarta. Dengan adanya  Pengmas  dari FIK. Siswa dan siswi SMPN 77 akan mampu menyelesaikan masalah Emosi dan prilaku   dalam kehidupan berinteraksi setelah mendaptkan Edukasi tentang Peningkata sehat jiwa  melalui permaianan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok). Kata Kunci: Remaja, Perilaku, Emosi  ABSTRACT Adolescents often experience emotional changes or unstable emotions, easily influenced by the environment. Ideally, adolescents are able to overcome the pressures of life that they face every day through adaptation of good and appropriate abilities, so parents have a role in paying attention to the psychological and psychosocial conditions of these adolescent children. Based on the analysis of the previous problem situation, the solution offered is to conduct educational activities with TAK Games (Group Activity Therapy) as an effort to Increase Mental Health in Adolescents of SMPN77 Jakarta. With the community service from FIK. Students and students of SMPN 77 will be able to solve emotional and behavioral problems in interacting life after getting education about improving mental health through TAK (Group Activity Therapy) games. Keywords: Adolescents, Behavior, Emotions
Masalah Emosi dan Perilaku Remaja di SMPN 77 Jakarta Pusat Widakdo, Giri; Naryati, Naryati; Nuraenah, Nuraenah; Aisyah, Aisyah; Hirfaturrahmi, Hirfaturrahmi; Arifin, Mokhamad; Mahmudah, Agniatul; Rahmawati, Ajeng Putri
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 3 (2025): Volume 7 Nomor 3 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i3.19644

Abstract

ABSTRACT Emotional and behavioral problems in adolescents are critical issues that impact the well-being of individuals and society. The prevalence of mental disorders in adolescents globally reaches 10-20%. This study aims to identify emotional and behavioral problems of adolescents at SMPN 77 Central Jakarta using the Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ). The design of this study was cross-sectional with 264 respondents aged 11-17 years. Results showed the majority of respondents were in the “Normal” category. However, females were more likely to be in the abnormal category on emotional problems (33.1%) than males (13.9%), while males were more in the borderline category on behavioral problems (19.7%). These findings suggest the importance of early intervention to address emotional and behavioral problems in adolescents. Keywords: Adolescents, Emotion, Behavior, SDQ  ABSTRAK Masalah emosi dan perilaku pada remaja adalah isu kritis yang berdampak pada kesejahteraan individu dan masyarakat. Prevalensi gangguan mental pada remaja secara global mencapai 10-20%. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi masalah emosi dan perilaku remaja di SMPN 77 Jakarta Pusat menggunakan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ). Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan 264 responden usia 11-17 tahun. Hasil menunjukkan mayoritas responden berada dalam kategori "Normal." Namun, perempuan lebih cenderung masuk kategori abnormal pada masalah emosional (33.1%) dibandingkan laki-laki (13.9%), sementara laki-laki lebih banyak dalam kategori borderline pada masalah tingkah laku (19.7%). Temuan ini menunjukkan pentingnya intervensi dini untuk menangani masalah emosi dan perilaku pada remaja Kata Kunci: Emosi, Perilaku, Remaja, SDQ
Karakteristik dan Pengetahuan Pasien dalam Perawatan Luka Pasca Operasi di Rumah Sakit Islam Jakarta Naryati, Naryati; Aisyah, Aisyah; Widakdo, Giri; Nuraenah, Nuraenah; Fatimah, Fatimah; Zainaro, M. Arifki; Dewanti, Meisya Adelina; Apriansah, Rafel; Hartati, Eka Yuli; Yuliawati, Yuliawati
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 3 (2025): Volume 7 Nomor 3 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i3.19374

Abstract

ABSTRACT The problem of Surgical Site Infection (SSI) is a problem that may occur due to surgical procedures, it can affect various layers of body tissue, superficial or deep. The incidence of SSI at the Jakarta Islamic Hospital in 2023 reached 16 incidents. This study aims to identify the characteristics and knowledge of patients in post-operative wound care at the Jakarta Islamic Hospital. The research method that will be carried out is simple descriptive with a cross-sectional approach. The results of the study explain that; all respondents totaling 31 respondents who have BPJS as their health insurance, the majority are female 96.8%, the distribution of indications for CS surgery in patients with SSI without indication reaches a proportion of 16.1%, KPD 16.1%, patients with comorbidities DM, hypokalemia, pulmonary TB, thrombocytopenia, and PEB each amounting to 1 person, the majority of patients' childbirth history is the first delivery of 54.2%, patient knowledge about wound care is obtained 25.8%, efforts to seek help are obtained results 83.3%, information needed by patients with SSI is obtained results 6.5% need information about wound care, 9.7. These findings indicate the importance of early education and information/continuous discharge planning with health centers or families in order to increase knowledge in an effort to reduce the risk of infection problems that occur Keywords: Characteristics, knowledge, wound care, Post-Operation ABSTRAK Masalah Infeksi Daerah Operasi (IDO) merupakan masalah yang mungkin terjadi akibat tindakan pembedahan, dapat mengenai berbagai lapisan jaringan tubuh, superfisial atau dalam. Kejadian IDO di Rumah Sakit Islam Jakarta tahun 2023 mencapai 16 kali kejadian. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik dan pengetahuan pasien dalam perawatan luka pasca operasi di Rumah Sakit Islam Jakarta. Metode penelitian yang akan dilakukan  dengan deskriptif sederhana dengan pendekatan crossectional. Hasil penelitian menjelaskan bahwa; seluruh responden berjumlah 31 responden yang memiliki BPJS sebagai jaminan kesehatannya, mayoritas berjenis kelamin perempuan 96,8 % , sebaran  indikasi operasi SC pada pasien dengan IDO tanpa indikasi mencapai proporsi 16,1 %  , KPD 16,1% , pasien dengan penyakit penyerta DM, hipokalemi, Tb paru, trombositopenia, dan PEB masing-masing berjumlah 1 orang, riwayat persalinan mayoritas pasien persalinan pertama sebanyak 54,2%  , pengetahuan pasien tentang perawatan luka didapatkan 25,8%, upaya mencari pertolongan didapatkan hasil 83,3%, informasi yang dibutuhkan pasien dengan IDO didapatkan hasil 6,5% membutuhkan informasi tentang perawatan luka, 9,7%. Temuan ini menunjukkan pentingnya edukasi  dini dan informasi/ discharge planning berkelanjutan dengan puskesmas atau keluarga guna meningkatkan pengetahuan dalam upaya mengurangi resiko  masalah infeksi yang terjadi Kata Kunci: Karakteristik, Pengetahuan, Perawatan Luka,Pasca Operasi
Intervensi Psikoedukasi Pada Anak dengan HIV/AIDS: Sebuah Model Pendekatan Humanistik bagi Anak dan Lingkungan Komunitas Dalam Menghadapi Stigma di Yayasan Vina Smart Era (VSE) Latipah, Siti; Naryati, Naryati; Nuraenah, Nuraenah; Aisyah, Aisyah; Widakdo, Giri; Siswandi, Iyar
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 9 (2025): Volume 8 No 9 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i9.21899

Abstract

ABSTRAK Stigma terhadap HIV/AIDS masih tinggi, tidak mudah bagi masyarakat untuk menerima penderita HIV/AIDS hidup secara normal di tengah-tengah mereka. Ketakutan akan terjadinya penularan serta keyakinan bahwa penderita akan memberikan kesialan pada lingkungan mereka, merupakan tantangan dalam menangani dampak sosial HIV/AIDS. Anak-anak penderita HIV/AIDS tentu akan dirugikan manakala mereka ditolak di sekolah-sekolah karena ketakutan guru akan penularan virus, penolakan teman sebaya untuk bermain bersama. Namun apabila status HIV mereka tidak disampaikan, maka tidak menutup kemungkinan anak-anak lain di sekolah tersebut akan terancam tertular melalui transmisi darah walaupun hal tersebut tidak mudah. Sementara pada isu HIV/AIDS jelas, anak adalah korban karena mereka telah membawa virus ini sejak dilahirkan. Namun mereka tidak dapat menikmati perlakuan yang wajar dari lingkungannya karena menderita HIV positif. psikoedukasi adalah salah satu diantara beberapa bentuk intervensi yang dapat mereduksi stigma dalam jangka waktu menengah hingga jangka panjang. Sampel berjumlah 30 responden yang diambil dengan teknik total sampling, hasil rata -rata sebelum dilakukan intervensi skor stigma dengan skor 5,50, hasil rata rata sesudah intervensi pada skor 3,83. Hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh psikoedukasi terhadap stigma sosial pada anak dengan hiv aids (ADHA) dengan uji Paired T-Test dengan nilai p value 0,000 < dari α 0,05, dan ditemukan adanya penurunan rata – rata skala tingkat stigma dari sebelum dilakukan psikoedukasi 5,50 menjadi skala tingkat 3,83 setelah dilakukan psikoedukasi. Stigma yang di terima akan memperburuk kondisi anak dengan hiv/aids. Stigma sosial yang diterim dari luar antra lain: penolakan dari lingkungan rumah. Stigma sosial yang di dapat ini tentunya akan merubah perilaku dan berdampak pada psikologis dan ini akan mempengarhi kualitas hidup bagi anak dengan hiv/aids. Penanganan hiv/aids tidak hanya mengandalkan intervensi ARV namun harus bersifat holsitik, untuk melengkapi pengobatan semua unsur dilibatkan, aspek gizi, complementary, spritualitas, psikososial. Salah satu unsur adalah menghilangkan stigma sosial sehingga akan meningkatkan kualitas hidup. Kata Kunci: Anak Dengan HIV AIDS, Kualitas Hidup. Psikoedukasi, Stigma Sosial  ABSTRACT The stigma against HIV/AIDS is still high, it is not easy for society to accept HIV/AIDS sufferers living normally in their midst. Fear of transmission and the belief that sufferers will bring bad luck to their environment, are challenges in dealing with the social impact of HIV/AIDS. Children with HIV/AIDS will certainly be disadvantaged when they are rejected at schools because of teachers' fear of transmitting the virus, and their peers' refusal to play together. However, if their HIV status is not disclosed, it is possible that other children at the school will be at risk of being infected through blood transmission, although this is not easy. Meanwhile, on the issue of HIV/AIDS, it is clear that children are victims because they have carried this virus since birth. However, they cannot enjoy fair treatment from their environment because they are HIV positive. Psychoeducation is one of several forms of intervention that can reduce stigma in the medium to long term. A sample of 30 respondents was taken using the total sampling technique, the average result before the intervention was a stigma score of 5.50, the average result after the intervention was a score of 3.83. The results of statistical tests show the influence of psychoeducation on social stigma in children with HIV/AIDS (ADHA) with a Paired T-Test with a p value of 0.000 <α 0.05, and it was found that there was a decrease in the average scale of the level of stigma from before psychoeducation 5.50 to a scale level of 3.83 after psychoeducation. The stigma received will worsen the condition of children with HIV/AIDS. Social stigma received from outside includes: rejection from the home environment. This social stigma will certainly change behavior and have an impact on psychology and this will affect the quality of life for children with HIV/AIDS. Handling HIV/AIDS does not only rely on ARV intervention but must be holistic, to complete the treatment all elements are involved, nutritional aspects, complementary, spirituality, psychosocial. One element is eliminating social stigma so that it will improve the quality of life. Keywords: Children with HIV AIDS, Psychoeducation, Social Stigma
A Qualitative Exploration Of Job Satisfaction Among HIV-Positive Workers At Indoraya Manufacturing Plant Latipah, Siti; Naryati, Naryati; Aisyah, Aisyah; Widakdo, Giri; Nuraenah, Nuraenah
International Journal Of Community Service Vol. 5 No. 3 (2025): August 2025 (Indonesia - Rusia - Malaysia)
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijcs.v5i3.879

Abstract

HIV/AIDS remains a global health challenge, particularly among individuals in their productive years, including factory workers. According to UNAIDS (2024), approximately 39 million people aged 15-49 live with HIV, directly affecting the labor sector (UNAIDS, 2024). In industrial settings, workers often face vulnerabilities such as long working hours, high mobility, varied education levels, and limited access to health information-factors that increase their risk of HIV infection. This study aims to explore the job satisfaction of workers living with HIV/AIDS within the industrial sector. Using a qualitative phenomenological approach, the research was conducted with 10-15 workers at a textile factory in Tangerang, selected through purposive sampling. The study focuses on understanding the experiences and perceptions of these workers regarding job satisfaction and the influencing factors. Findings reveal that job satisfaction among workers living with HIV/AIDS is strongly influenced by social and structural factors, including social support and workplace policies. According to Maslow’s hierarchy of needs, the need for safety and social acceptance is essential before individuals can achieve self-actualization in their work. Furthermore, Erving Goffman’s stigma theory explains how being HIV-positive can become a source of social pressure, hindering active participation in the workplace unless the work environment consciously addresses stigma and discrimination. The study recommends that companies implement more inclusive and proactive workplace policies. Suggested strategies include regular HIV/AIDS education, provision of Voluntary Counseling and Testing (VCT) services, enforcement of non-discrimination policies, formation of internal support groups. Collaborative efforts among companies, co-workers, and the individuals themselves are essential to creating a safe, inclusive, and productive work environment for all, including those living with HIV/AIDS.