Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Kedewasaan digital: Sebuah konstruksi formasi spiritual dalam meminimalisir sikap adiktif internet pada remaja Kristen Hasugian, Johanes Waldes; Simamora, May Rauli
KURIOS Vol. 10 No. 2: Agustus 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v10i2.872

Abstract

This study reveals the impact of excessive internet use on Christian vocational high school students and then offers digital maturity through spiritual formation to minimize their addictive attitude. The research approach was quantitative-qualitative (mixed), using a survey method among 169 Christian students at one of the SMKs in North Tapanuli Regency, North Sumatra, and using some research literature to offer the concept of digital maturity. The results showed that there were negative impacts such as lack of sleep, sore/blurred eyes, weight gain/loss; cognitive distortion, foul or abusive language, decreased achievement; conflict with/scolded by parents, lack of interaction with parents, lying to parents, lack of interaction with peers, anxiety, anger, depression, aggressive behavior; procrastination in worship. This study also highlights the importance of spirituality formation in helping SMK students overcome the negative impact of excessive internet use. Wise and ethical use of the internet per Christian values can help students achieve life balance, in addition to the role of parents in monitoring internet use. This study recommends digital maturity as the digital spirituality of vocational students using the internet.   Abstrak Penelitian ini mengungkapkan dampak penggunaan internet yang berlebihan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang beragama Kristen, yang kemudian menawarkan kedewasaan digital melalui formasi spiritual demi meminimalisir sikap adiktif mereka. Pendekatan penelitian adalah kuantitatif-kualitatif (mixed), menggunakan metode survei pada 169 siswa beragama Kristen di salah satu SMK, di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, selain menggunakan beberapa literatur hasil riset untuk menawarkan konsep kedewasaan digital. Hasil penelitian menunjukkan adanya dampak negatif yang ditemukan akibat penggunaan internet secara adiktif. Penelitian ini juga menyoroti peran penting formasi spiritualitas dalam membantu siswa SMK mengatasi dampak negatif dari penggunaan internet yang berlebihan. Penggunaan internet yang bijak dan etis sesuai dengan nilai-nilai kristiani dapat membantu siswa mencapai keseimbangan hidup, selain peran orang tua dalam memantau penggunaan internet. Penelitian ini merekomendasikan kedewasaan digital sebagai spiritualitas digital para siswa SMK dalam penggunaan internet.
Pendampingan Pastoral dengan Pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) kepada Kelompok Remaja yang Kecanduan Internet Frisca Sri Wulan Hulu; Jungjungan Simorangkir; May Rauli Simamora
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v4i1.152

Abstract

The purpose of this study was to provide pastoral assistance using the Cognitive Behavioral Therapy (CBT) Approach to a group of teenagers who are addicted to the internet at GKPI Pearaja Tarutung. The research methodology used is a qualitative method with a pastoral case study approach. In this study, mentoring was carried out for 5 GKPI Peraraja Tarutung youth who had the highest scores out of 13 teenagers who were internet addicted. Pastoral assistance with the CBT Approach using Self Management techniques is very suitable for dealing with cases of teenagers who are addicted to the internet. The findings of this study, adolescents who are addicted to the internet experience withdrawal symptoms when they do not play the internet (experiencing dysphoric), use the internet excessively, use the internet as a way to get rid of and escape from problems, are tempted to access the internet, and fail to stop/restrain internet use. (lack of self control). As the final result of this study, adolescents can manage themselves against internet use so that they can reduce and change their cognition and behavior due to their addiction to the internet for the better and more positive. AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pendampingan pastoral dengan Pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) kepada kelompok remaja yang kecanduan internet di GKPI Pearaja Tarutung. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan metode studi kasus pastoral. Dalam penelitian ini pendampingan dilakukan kepada 5 remaja GKPI Peraraja Tarutung yang memiliki skor tertinggi dari 13 remaja yang termasuk kacanduan internet. Pendampingan pastoral dengan pendekatan CBT menggunakan teknik Self Management sangat cocok untuk menangani kasus remaja yang kecanduan internet. Temuan penelitian ini, remaja yang kecanduan internet mengalami gejala penarikan saat tidak bermain internet (mengalami dysphoric), menggunakan internet secara berlebihan, penggunaan internet sebagai cara untuk menghilangkan dan melarikan diri dari masalah, tergoda untuk mengakses internet, dan gagal untuk menghentikan/mengekang penggunaan internet (kurang kontrol diri). Sebagai hasil akhir dari penelitian ini remaja dapat mengelola dirinya terhadap penggunaan internet sehingga dapat menurunkan dan mengubah kognitif dan perilaku akibat kecanduannya dengan internet menjadi baik dan lebih positif.
PENDAMPINGAN PASTORAL BUDAYA BAGI KOMUNITAS PENENUN DI DESA PANSUR NAPITU KECAMATAN SIATAS BARITA KABUPATEN TAPANULI UTARA Reymond Pandapotan Sianturi; Yosua Sibarani; Nurelni Limbong; Priska Manullang; May Rauli Simamora
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Volume 5 No 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i1.24795

Abstract

Ulos dikenal sebagai ekspresi kasih-sayang, maka dikenal ungkapan mangulosi. Dalam adat Batak, mangulosi (memberikan ulos) melambangkan pemberian kehangatan dan kasih sayang kepada penerima ulos. Proses revitalisasi perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak menghilangkan nilai-nilai yang terkandung dalam kain ulos itu sendiri. Metode pendampingan pastoral budaya bagi komunitas penenun di desa Pansur Napitu adalah pemaparan atau penjelasan materi, diskusi, dan tanya jawab secara tatap muka (on site). Pembicara menyampaikan hal-hal penting seperti: (a) Pentingnya pemasaran berbasis  e-commerce  (b) Pemasaran  berbasis  marketplace  (c) Mengembangkan keunggulan daya saing bisnis melalui pasar global (d) cara pembuatan zat pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan sekitar. Penyampaian materi didukung oleh tampilan visual berupa  slide power point dan alat peraga yang dipersiapkan oleh pembicara. Para peserta aktif dalam kegiatan diskusi dan tanya. Pembicara  juga  memberikan kesempatan kepada perwakilan peserta untuk berbagi pengalaman mengenai pembuatan dan penjualan ulos tenun. Kegiatan pengabdian ini memberikan manfaat bagi mitra. Mitra membagikan manfaat berupa wawasan yang bertambah dan bangkitnya semangat untuk tetap tekun melestarikan tenun ulos.