Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

THE CHEMICAL TOPOLOGICAL GRAPH ASSOCIATED WITH THE NILPOTENT GRAPH OF A MODULO RING OF PRIME POWER ORDER Malik, Deny Putra; Husni, Muhammad Naoval; Miftahurrahman, Miftahurrahman; Wardhana, I Gede Adhitya Wisnu; Semil @ Ismail, Ghazali
Journal of Fundamental Mathematics and Applications (JFMA) Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jfma.v0i0.20269

Abstract

Chemical topological graph theory constitutes a subdomain within mathematical chemistry that leverages graph theory to model chemical molecules.  In this context, a chemical graph serves as a graphical representation of molecular structures. Specifically, a chemical molecule is portrayed as a graph wherein atoms are denoted as vertices, and the interatomic bonds are represented as edges within the graph. Various molecular properties are intricately linked to the topological indices of these molecular graphs. Notably, commonly employed indices encompass the Wiener Index, the Gutman Index, and the Zagreb Index.  This study is directed towards elucidating the numerical invariance and topological indices inherent to a nilpotent graph originating from a modulo integer ring with prime order. Consequently, the investigation seeks to discern how the Wiener Index, the Zagreb Index, and other characteristics of the nilpotent graph manifest within a ring of integers modulo prime order powers.
Design of a Melinjo Flaking Machine with Hopper and Semi Automatic Collecting Tray Miftahurrahman, Miftahurrahman; Huda, Ahmad Akromul; Karyanik, Karyanik; H. Abdullah, Sirajuddin
Protech Biosystems Journal Vol 4, No 2 (2024): Protech Biosystem Journal
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/protech.v4i2.28533

Abstract

Demand for melinjo chips is high, but the current production method is less efficient in terms of time. The melinjo flattening machine is a new innovation that has the potential to replace the conventional process, thus optimising post-harvest handling. It is expected that the use of this flattening machine can increase work capacity and facilitate the production of quality melinjo flattening products in the future. This study used experimental methodology with a one-factor completely randomised design (CRD) research design. The experiment consisted of three treatments, namely P1, P2, and P3, with amounts of 1000 grams, 2000 grams, and 3000 grams, respectively. Each treatment was repeated three times, resulting in nine experimental units. Observation data were analysed using the BNJ test at the 5% level to determine which treatment had a significant effect on yield. The test results show that the melinjo seed flattener can operate properly. In testing the capacity of the tool shows the greatest working capacity of the machine, P3, which is 28.73 grams/minute.  The processing time test shows that the treatment that produces the most time is P3 of 88 minutes.  In testing the weight of the flattener results show that P3 produces the most with a value of 2516.67 grams. It is necessary to make improvements to the hopper and redesign by calculating the bulk angle of melinjo seeds, so that melinjo seeds can easily go down to the rationing section. In addition, a stirrer is designed for melinjo seeds that are ready to be flaked with the flattening machine so that when roasting with a stirrer, the melinjo seeds that are still hot are immediately put into the hopper so that they can be flattened using the semi-automatic flattening machine.
Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Persentase Jantan Ikan Guppy (Poecilia reticulata) Wibowo, Dandi Setio; Miftahurrahman, Miftahurrahman; Ikhwan, Misbahkhul; Pangestu, Rafif Aji; Rohmah, Siti Nur
MAIYAH Vol 3 No 4 (2024): Maiyah : Vol. 3 No. 4 Desember 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.maiyah.2024.3.4.14050

Abstract

Maskulinisasi ikan guppy (Poecilia reticulata) bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan jantan yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Metode konvensional menggunakan hormon sintetik 17α-Methyltestosterone telah dibatasi penggunaannya karena berdampak negatif terhadap lingkungan. Sebagai alternatif ramah lingkungan, penelitian ini mengevaluasi pengaruh pemberian ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) dengan dosis berbeda terhadap persentase larva ikan guppy jantan. Proses ekstraksi dilakukan melalui maserasi dengan etanol 70%, diikuti oleh evaporasi dan pengentalan. Larva ikan guppy berumur tiga hari direndam dalam ekstrak kulit manggis selama lima jam, kemudian dipelihara selama 40 hari dengan pakan Daphnia sp. dan pelet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kulit manggis mampu meningkatkan persentase larva jantan secara signifikan, dengan persentase tertinggi sebesar 57% pada perlakuan C dan terendah sebesar 27% pada kontrol. Analisis statistik menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05) antara perlakuan dan kontrol. Kesimpulannya, penggunaan ekstrak kulit manggis efektif meningkatkan produksi ikan guppy jantan. Implikasi dari penelitian ini adalah pengembangan metode maskulinisasi berbasis bahan alami yang ramah lingkungan, mendukung budidaya ikan guppy secara berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada hormon sintetik.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERAIRAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI PERAIRAN TELUK TAMIANG KABUPATEN KOTABARU Miftahurrahman, Miftahurrahman; Baharuddin, Baharuddin; Salim, Dafiuddin
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v2i2.11758

Abstract

Perairan Teluk Tamiang diatas tahun 2010 sudah tidak ada kegiatan budidaya rumput laut, disebabkan pengaruh aktivitas dari darat dan pengaruh hidrooseanografi akibat perubahan iklim yang menimbulkan penyakit white spot pada rumput laut (thallus memutih, lalu menjadi rusak dan mati) faktor penyebab masalah kualitas perairan yaitu sirkulasi arus, TSS, salinitas. Penelitian ini mengkaji lokasi kesesuaian dengan membagi 2 musim aspek kajian 11 parameter kesesuaian budidaya rumput laut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian lahan perairan untuk lokasi budidaya rumput laut pada dua musim (peralihan I dan peralihan II) yang berbeda di perairan Teluk Tamiang Kabupaten Kotabaru. Penentuan lokasi sampling menggunakan metode porposive sampling yaitu teknik yang dalam penentuan sampel dilakukan pemetaan secara spasial dan menggambarkan seluruh lokasi studi. Berdasarkan hasil Analisa kesesuaian perairan budidaya rumput laut Eucheuma cottonii di perairan Teluk Tamiang. Luas lokasi yang diteliti 1670 ha meliputi musim Peralihan II (10, 2018) Sesuai (S1) 3 ha (0%) dan sesuai (S3) 435 ha (26%) dan cukup sesuai 1232 ha (74%), sedangkan musim Peralihan I (04, 2019) Sesuai (S2) 164 ha (10%), Cukup Sesuai (S3) 1471 ha (88%) dan Tidak Sesuai (S4) 35 ha (2%). Jika faktor utama lingkungan seperti substrat dasar dan kedalaman sudah masuk dalam kategori N atau tidak sesuai, maka tidak disarakan ke petani untuk budidaya di lokasi tersebut.
Pemetaan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dalam Mendukung Upaya Pencapaian Tanpa Kemiskinan (Studi Kasus : Kelurahan Semolowaru) Budisusanto, Yanto; Handayani, Hepi Hapsari; Maulida, Putra; Nusantara, Candida Aulia De Silva; Pratomo, Danar Guruh; Hariyanto, Teguh; Miftahurrahman, Miftahurrahman; Ramadhani, Alita Tri Utami; Rozaqi, Muhammad Abduh; Srimulyarini, Yenny; Hidayat, Vlado Yusyanda
Sewagati Vol 9 No 3 (2025)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v9i3.2453

Abstract

Rumah layak huni merupakan kebutuhan dasar yang sulit dijangkau oleh masyarakat miskin, termasuk di Kelurahan Semolowaru, Kota Surabaya, yang memiliki banyak Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Untuk mendukung upaya pengentasan kemiskinan, pengabdian masyarakat (abmas) ini melakukan pemetaan dan penentuan prioritas pembangunan RTLH dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis WebGIS. Data spasial dan non-spasial diperoleh melalui survei, wawancara, dan kuesioner berbobot dan selanjutnya dianalisis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Tujuan pemetaan RTLH ini adalah untuk menyediakan persebaran RTLH secara spasial di Semolowaru guna meningkatkan efektivitas dan ketepatan proses pendistribusi bantuan untuk mencapai pengurangan kemiskinan. Hasil analisis menunjukkan bahwa persebaran RTLH di Semolowaru terkonsentrasi di RW 1, 2, dan 3, dengan prioritas perbaikan berdasarkan kondisi MCK, dinding, atap, dan lantai. Hasil pemetaan divisualisasikan dalam WebGIS yang menampilkan lokasi, status perbaikan dan parameter fisik rumah, untuk mempermudah pengambilan keputusan strategis. Abmas ini menghasilkan peta WebGIS, database RTLH, dan publikasi ilmiah untuk mempercepat perbaikan RTLH secara tepat sasaran. Ke depannya, akan dikembangkan dengan menambahkan parameter lingkungan seperti kesehatan, sanitasi, dan penyebaran penyakit. Kegiatan ini menjadi langkah awal menuju sistem informasi desa berbasis geospasial yang komprehensif dan terintegrasi.