Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pendampingan dalam edukasi pertolongan pertama kecelakaan pada remaja tanggap darurat Rohmah, Anis Ika Nur; Al Husna, Chairul Huda; Maulana, Muhammad Hafiz; Putri, Maharani
JOURNAL of Public Health Concerns Vol. 5 No. 6 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i6.1388

Abstract

Background: The death rate from accidents continues to rise worldwide. Accidents can occur due to falls, injuries, driving, and other factors, which can be detrimental and even result in loss of life. Muhammadiyah 1 Vocational School, Malang, is located on the main road in Galunggung, where traffic accidents are common. According to the school, accident victims are often brought to school, even though students lack the skills to manage emergencies. This emergency competency is also required during pre-clinical practice. To address this issue, information regarding first aid, in accordance with standardized guidelines, is provided to prevent the severity of injuries and reduce the morbidity and mortality caused by accidents, both within the school itself and the surrounding community. Purpose: To provide training and mentoring on first aid in an effort to develop a cadre of youth emergency responders. Method: This community service activity took the form of training on August 24-25, 2021. Participants were 20 tenth and eleventh grade nursing students from SMK Muhammadiyah 1 Malang, projected to become pioneering student health unit (UKS) cadres. This activity was carried out in two stages: training and first aid assistance. The material was delivered using lecture and discussion methods combined with images, animations, and displays, making the material relatively quick and easy to understand. The material provided covered various types of injuries that frequently occur in school and traffic accidents, such as lifting, moving, bleeding control, splinting, and transportation. Results: There was an increase in the knowledge and skills of young emergency responders in providing first aid in accidents. This was evidenced by an increase from an average pre-test score of 43 to an average post-test score of 67.3. The skills test was conducted in small groups, where participants were individually assessed by facilitators. The average skill test score was 81. While knowledge still requires further support, participants' skills after the training were in the good category. This community service activity also produced a first aid training module covering types of injuries, lifting, moving, bleeding control, splinting, and transportation. Conclusion: School-based first aid training provided to young people proved effective in improving participants' knowledge and skills. The training, which combined theory and hands-on practice, significantly contributed to participants' acquisition of first aid knowledge, as an effort to build a culture of preparedness and safety at the community level. Suggestion: Youth training on first aid and emergency preparedness should be conducted periodically and routinely across a wider audience to create a generation of young adults equipped with the knowledge to respond to emergencies in their social environments. Keywords: Emergency response; First aid; Training and mentoring; Youth Pendahuluan: Angka kematian akibat kecelakaan terus meningkat di seluruh dunia. Kecelakaan bisa terjadi karena terjatuh, cedera, berkendara dan lain-lain yang bisa merugikan bahkan mengakibatkan hilangnya nyawa manusia. SMK Muhammadiyah 1 Malang terletak di depan jalan besar Galunggung yang sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Menurut keterangan sekolah, korban kecelakaan seringkali dibawa ke sekolah, padahal siswanya juga belum memiliki skil untuk penatalaksanaan kegawatdaruratan. Kompetensi gawat darurat ini juga diperlukan saat siswa praktik pra klinik. Dari permasalahan tersebut dilaksanakan memberikan informasi yang sesuai pedoman terstandar mengenai pertolongan pertama pada injuri, sehingga keparahan injuri dapat dicegah dan mengurangi angka kesakitan yang disebabkan oleh kecelakaan baik dari dalam sekolah sendiri maupun lingkungan sekitar. Tujuan: Memberikan pelatihan dan pendampingan tentang pertolongan pertama dalam upaya pembentukan kader remaja tanggap darurat. Metode: Kegiatan pengabdian ini berupa pelatihan pada tanggal 24-25 Agustus 2021. Pesertanya adalah 20 siswa/siswi kelas X dan XI jurusan keperawatan SMK Muhammadiyah 1 Malang yang diproyeksikan sebagai perintis siswa kader UKS. Kegiatan ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu melaksanakan pelatihan dan pendampingan pertolongan pertama pada kecelakaan. Penyampaian materi dengan metode ceramah dan diskusi yang dikombinasikan dengan gambar-gambar, animasi dan display sehingga materi yang disampaikan relatif lebih cepat dan mudah dimengerti. Materi yang diberikan meliputi: macam-macam atau beberapa jenis cidera yang sering dan umum terjadi pada kecelakaan di sekolah dan lalu lintas seperti tentang lifting moving, kontrol perdarahan, balut bidai, dan transportasi. Hasil: Terdapat peningkatan pengetahuan dan skil remaja tanggap darurat dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan  dari skor rata-rata pre-test 43, menjadi rata-rata skor post-test 67.3. Skill test dilaksanakan di stase-stase kecil dimana peserta diuji kemampuannya secara individu oleh fasilitator. Nilai rata-rata skill test adalah 81. Kemampuan pengetahuan masih memerlukan dukungan, ketrampilan peserta setelah pelatihan dalam kategori baik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini juga menghasilkan modul pelatihan pertolongan pertama kecelakaan yang meliputi macam cidera, lifting moving, kontrol perdarahan, balut bidai, dan transportasi. Simpulan: Pelatihan pertolongan pertama berbasis sekolah yang diberikan kepada remaja terbukti efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta. Pelatihan dengan kombinasi teori dan praktik langsung memberikan kontribusi positif yang signifikan bagi peserta dalam menerima pengetahuan tentang pertolongan pertama sebagai upaya membangun budaya kesiapsiagaan dan keselamatan di tingkat komunitas. Saran: Kegiatan pelatihan pada remaja tentang pertolongan pertama dan kesiapsiagaan kegawatdaruratan sebaiknya dilakukan secara berkala dan rutin kepada lingkup yang lebih luas sehingga akan mendapatkan generasi muda setingkat remaja yang meiliki pengetahuan dalam menghadapi kejadian tanggap darurat di lingkungan sosial masyarakat.
Hubungan Kualitas Tidur dengan Kualitas Hidup Family Caregiver Pasien Stroke Wijaya, Frenischa Yincenia; Rohmah, Anis Ika Nur; Husna, Chairul Huda Al; Ruhyanudin, Faqih
Jurnal Ners Vol. 9 No. 4 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i4.51084

Abstract

Stroke merupakan salah satu penyebab utama disabilitas yang meningkatkan ketergantungan pasien terhadap family caregiver. Peran merawat pasien stroke dalam jangka panjang menimbulkan beban fisik, psikologis, sosial, serta gangguan kualitas tidur yang berujung pada penurunan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan menganalisis kualitas tidur family caregiver pasien stroke, menilai kualitas hidup pada empat domain (fisik, psikologis, sosial, lingkungan), serta mengidentifikasi domain yang paling dipengaruhi kualitas tidur. Desain penelitian adalah kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel sebanyak 173 family caregiver menggunakan consecutive sampling sesuai kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan WHOQOL-BREF, dengan analisis Spearman Rank. Hasil menunjukkan 93,64% responden memiliki kualitas tidur buruk. Kualitas hidup juga didominasi kategori buruk pada semua domain, dengan persentase tertinggi pada domain psikologis (87,28%). Terdapat hubungan signifikan antara kualitas tidur dengan seluruh domain kualitas hidup: kesehatan fisik (r=0,206; p=0,007), psikologis (r=0,398; p=0,000), hubungan sosial (r=0,196; p=0,010), dan lingkungan (r=0,202; p=0,008). Domain yang paling dipengaruhi kualitas tidur adalah kesehatan psikologis. Semakin buruk kualitas tidur family caregiver, semakin rendah kualitas hidup mereka, terutama pada aspek psikologis. Kata Kunci: Kualitas Tidur, Kualitas Hidup, Family Caregiver, Stroke
Korelasi Tingkat Spiritualitas Dengan Tingkat Stress Pada Klien Diabetes Tipe 2 Ubaidillah, Zaqqi; Al Husna, Chairul Huda; Ningrum, Winda Widya; Rahayu, Henik Tri; Ruhyanudin, Faqih; Purwanto, Edi; Agustiyaningsih, Titik; Nur Rohmah, Anis Ika
Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 11, No 1 (2023): EDITION MARCH 2023
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jc.v11i1.3979

Abstract

Stress in diabetic patients creates a serious issue with disease severity. Stress can significantly impact an individual's physical, psychological, intellectual, social, and spiritual. In addition, stress becomes a threat to the physiological imbalance. By considering the magnitude consequences of stress on diabetic patients, it is necessary to find a way to manage stress. The research aimed to determine the relationship between spirituality and stress levels in diabetic patients. The correlational design was used and conducted at the Dinoyo Public Health Center using an accidental sampling technique. The number of respondents in this study was 150 diabetic patients, and the sample of the study was calculated using the G*Power application. The questionnaires used to collect data were Multidimensional Measure of Religiousness/Spirituality and Perceived Stress Scale-10. The data was statistically tested using Spearman Rho. The results showed a p-value or significant value (0.000) less than α (0.05), which means there was a relationship between spirituality and stress levels in diabetic patients. In conclusion, the diabetes patients showed a high level of spirituality within low-stress levels on average.
Pemberian terapi kombinasi range of motion (ROM) dengan rangsang taktil dalam meningkatkan kekuatan otot pada pasien CVA Syamsiyah, Alfiatus; Husna, Chairul Huda Al
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 7 (2025): December Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i7.1825

Abstract

Background: Stroke is a neurological disorder that can cause muscle weakness, decreased sensory function, and impaired physical mobility. Range of Motion (ROM) therapy and tactile stimulation are forms of non-pharmacological therapy that can help improve motor and sensory function in post-stroke patients. Purpose: To determine the effect of ROM therapy and tactile stimulation on improving motor and sensory abilities in post-stroke patients, focusing on changes in joint range of motion (ROM) and increased tactile sensation response after one week of intervention. Method: This case study was conducted on one patient diagnosed with impaired physical mobility due to a Cerebrovascular Accident (CVA). The intervention, consisting of ROM therapy and tactile stimulation, was administered for one week, with progress measured using a joint range of motion (ROM) assessment sheet and tactile sensation scoring. Results: The patient's initial ROM score was 24 and tactile sensation was 5, indicating limited movement and decreased sensation. After one week of intervention, the ROM score increased to 28 and tactile sensation to 7, indicating improved muscle strength and tactile recognition. Conclusion: The application of ROM therapy and tactile stimulation has been proven effective in increasing muscle strength and sensory function in stroke patients, thus helping to improve physical mobility and support the restoration of independence in functional activities.   Keywords: Cerebrovascular Accident; Range of Motion (ROM) Therapy; Tactile stimulation.   Pendahuluan: Stroke merupakan gangguan neurologis yang dapat menyebabkan kelemahan otot, penurunan fungsi sensorik, serta gangguan mobilitas fisik. Terapi Range of Motion (ROM) dan rangsang taktil merupakan bentuk terapi non-farmakologis yang dapat membantu meningkatkan fungsi motorik dan sensorik pada pasien pasca stroke. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh terapi ROM dan rangsang taktil terhadap peningkatan kemampuan motorik dan sensorik pada pasien pasca stroke dengan memfokuskan pada perubahan rentang gerak sendi (ROM) serta peningkatan respon sensasi sentuhan setelah dilakukan intervensi selama satu minggu. Metode: Studi kasus ini dilakukan pada satu pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik akibat Cerebrovascular Accident (CVA). Intervensi berupa terapi ROM dan rangsang taktil diberikan selama 1 minggu, dengan pengukuran perkembangan menggunakan lembar penilaian rentang gerak sendi (ROM) dan skoring sensasi taktil. Hasil: Skor ROM pada awal pengukuran pasien sebesar 24 dan sensasi taktil 5, hal ini menunjukkan keterbatasan gerak dan penurunan sensasi. Setelah dilakukan intervensi selama satu minggu, skor ROM meningkat menjadi 28 dan sensasi taktil menjadi 7 yang menunjukkan adanya peningkatan kekuatan otot dan kemampuan mengenali sentuhan. Simpulan: Penerapan terapi ROM dan rangsang taktil terbukti efektif dalam meningkatkan kekuatan otot dan fungsi sensorik pada pasien stroke, sehingga dapat membantu memperbaiki mobilitas fisik dan mendukung pemulihan kemandirian aktivitas fungsional.   Kata Kunci: Cerebrovascular Accident; Rangsang taktil; Terapi Range of Motion (ROM).
KOMBINASI TERAPI ANKLE PUMP EXERCISE DAN ELEVASI KAKI 30 ̊ TERHADAP EDEMA KAKI PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) Sari, Putri Parmitha Dwi Kamala; Al Husna, Chairul Huda
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 4 (2025): DESEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i4.52623

Abstract

Penyakit Ginjal Kronis (Chronic Kidney Disease/CKD) merupakan gangguan progresif pada fungsi ginjal yang mengakibatkan gangguan metabolisme, ketidakseimbangan cairan, dan elektrolit. Salah satu manifestasi yang sering muncul adalah edema kaki akibat retensi cairan dan natrium. Edema menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan mobilitas, hingga peningkatan risiko luka tekan. Terapi non-farmakologis seperti ankle pump exercise dan elevasi kaki 30° terbukti dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah vena dan mengurangi penumpukan cairan pada ekstremitas bawah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas kombinasi kedua terapi tersebut dalam menurunkan edema pada pasien CKD. Penelitian menggunakan pendekatan case study pada pasien CKD yang mengalami edema kaki di ruang perawatan RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang. Intervensi dilakukan selama lima hari dengan pemberian ankle pump exercise sebanyak 10–15 repetisi per sesi, dua kali sehari, dikombinasikan dengan elevasi kaki 30° selama 15–20 menit. Pengkajian dilakukan melalui observasi dan dokumentasi menggunakan penilaian derajat edema (pitting edema scale). Terdapat penurunan derajat edema yang signifikan dan progresif pada kedua klien. Klien 1 (Ny. S) mengalami penurunan dari edema berat (Derajat III) menjadi resolusi penuh (Derajat I) dalam 5 hari. Klien 2 (Tn. R) juga mengalami penurunan dari Derajat III menjadi Derajat I/II dalam periode yang sama. Kombinasi terapi Ankle Pump Exercise dan Elevasi Kaki 30º terbukti efektif dalam mengurangi edema kaki pada pasien CKD. Kedua terapi ini dapat dijadikan intervensi keperawatan non-farmakologis yang mudah, murah, dan aman untuk meningkatkan sirkulasi vena serta mencegah komplikasi akibat retensi cairan.