Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kreativitas PKM

Skrining Bank Darah untuk Pemeriksaan Hemoglobin di Kelurahan Pasalakan Kecamatan Sumber Supriyatin, Supriyatin; Solikhah, Solikhah; Prambudi, Hery
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 1 (2024): Volume 7 No 1 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i1.12185

Abstract

ABSTRAK Skrining bank darah dan pengabdian kesehatan masyarakat melalui tes hemoglobin di kelurahan Pasalakan, Sumber, oleh mahasiswa AAK An Nasher Cirebon. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menganalisis efektivitas skrining bank darah dalam mendeteksi tingkat hemoglobin rendah serta dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Metode yang digunakann melibatkan penyuluhan kepada masyarakat, penyebaran angket, pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hasil skrining bank darah didapatkan rata-rata kadar hemoglobin 13.21 g/dL. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan hasil pemeriksaan hemoglobin dari skrining bank darah. Kata Kunci: Skrining Bank Darah, Hemoglobin, Kadar Hemoglobin.  ABSTRACT Blood bank screening and community health service through a hemoglobin test in the Pasalakan sub-district, Sumber, by AAK student An Nasher Cirebon. The main objective of this activity is to analyze the effectiveness of blood bank screening in detecting low hemoglobin levels and its impact on public health. The method involves outreach to the community, distributing questionnaires, and taking blood samples for further examination. Blood bank screening results showed an average hemoglobin level of 13.21 gr/dL. The conclusion of this community service activity is to get the results of a hemoglobin examination from a blood bank screening. Keywords: Blood Bank Screening, Hemoglobin, Hemoglobin Levels.
Skrining Bank Darah untuk Pemeriksaan Hepatitis C di Kelurahan Tukmudal Kecamatan Sumber Ikhwani, Ikhwani; Setiawan, Fiki; Prambudi, Hery
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 6 (2024): Volume 7 No 6 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i6.14945

Abstract

ABSTRAK Transfusi darah adalah bagian paling penting bagi pelayanan kesehatan bila digunakan dengan baik dengan alasan menyelamatkan jiwa. Transfer darah membawa risiko penularan penyakit menular yang ditularkan melalui darah seperti hepatitis C, serta risiko transfusi darah lainnya yang dapat mengancam jiwa. Efek penyakit menular lewat transfusi darah bergantung pada banyak faktor, misalkan pravelensi penyakit di masyarakat, efektifitas skrining yang digunakan, kekebalan tubuh penerima dan jumlah donor tiap unit darah. Kegiatan PKM ini bertujuan membantu puskesmas Watubelah dalam mendata warga Keluahan Tukmudal yang sehat dan bebas dari virus hepatitis C. Teknik pengupulan data menggunakan pedoman wawancara dan observasi dengan lembar kuisioner untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hasil skrining bank darah di dapatkan rata-rata hemoglobin 13,69 g/dl pada wanita dan 14,15 g/dl pada laki-laki sedangkan rata-rata pada keseluruhan yaitu 13,59 g/dl, persentase golongan darah A 31% dengan jumlah 15 orang, golongan darah B 34% dengan jumlah 16 orang, golongann darah O 33% dengann jumlah 16, golongan darah AB 2% dengan jumlah 1 orang. Pemeriksaan imuneserologi yang meliputi pemeriksaan HIV, HCV, HBsAg, sifilis dengan hasil non-reaktif pada 48 responden. Kata Kunci: Skrining Bank Darah,Tranfusi Darah, Hepatitis C, HCV  ABSTRACT Blood transfusion is the most important part of health services if used properly for the reason of saving lives. Blood transfers carry the risk of contracting blood-borne infectious diseases such as hepatitis C, as well as other risks of blood transfusions that can be life-threatening. The effect of a disease transmitted by blood transfusion depends on many factors, such as the prevalence of the disease in the community, the effectiveness of the screening used, the immunity of the recipient, and the number of donors per unit of blood. This PKM activity aims to help the Watubelah Health Center by recording data on residents of the Tukmudal Village who are healthy and free from the hepatitis C virus. The data collection technique used interview and observation guidelines with questionnaire sheets for further examination. Blood bank screening results showed an average hemoglobin of 13.69 g/dl in women and 14.15 g/dl in men while the overall average was 13.59 g/dl, the percentage of blood group A was 31% with a total of 15 people, blood type B 34% with a total of 16 people, blood group O 33% with a total of 16, blood type AB 2% with a total of 1 person. Immunoserology examination which includes examination for HIV, HCV, HBsAg, and syphilis with non-reactive results in 48 respondents. Keywords: Blood Bank Screening, Blood Transfusion, Hepatitis C, HCV
Deteksi Dini Pencegah Stunting pada Remaja melalui Pemeriksaan Laboratorium C-Reaktif Protein (CRP) Supriyatin, Supriyatin; Ubaedillah, M. Ibnu; Prambudi, Hery
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 7 (2025): Volume 8 No 7 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i7.20734

Abstract

ABSTRAK Sangat penting untuk mendeteksi masalah kesehatan remaja sejak dini untuk mencegah stunting dan masalah kesehatan lainnya. Karena masa remaja sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan, nutrisi yang seimbang sangat penting. Mendapatkan pemahaman tentang persepsi remaja tentang pencegahan stunting, terutama di SMAN 1 Dukupuntang. Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang sejauh mana remaja memahami masalah stunting dan bagaimana mereka dapat membantu mencegahnya.Teknik pengumpulan sample menggunakan teknik purposive sampling. Metode aglutinasi lateks digunakan untuk mengukur kadar CRP secara kuantitatif. Peserta menerima sampel darah vena sebelum diproses di laboratorium. Menunjukkan bahwa kadar CRP sebagian kecil remaja putri yang diteliti menunjukkan gejala inflamasi. Penting untuk diingat bahwa C-reaktif protein (CRP) menunjukkan peradangan dalam tubuh. Peningkatan CRP dapat menunjukkan infeksi, cedera, atau kondisi medis lainnya. Upaya untuk mendeteksi stunting sejak dini di SMAN 1 Dukupuntang, melalui pengujian CRP berhasil. 48 remaja putri yang diuji, sebagian besar (85%) memiliki CRP non-reaktif, yang menunjukkan bahwa tidak ada tanda-tanda inflamasi yang signifikan. Namun, sekitar 15% remaja putri memiliki CRP reaktif, yang harus diperhatikan karena dapat menunjukkan proses peradangan dalam tubuh mereka. Penelitian ini telah meningkatkan pemahaman kita tentang status kesehatan remaja dan komponen yang terkait dengan stunting. Diharapkan bahwa saran-saran yang diajukan di atas akan berfungsi sebagai dasar untuk pembuatan program pencegahan stunting yang lebih efisien dan berkelanjutan. Kata Kunci: Stunting, Remaja, Pemeriksaan CRP  ABSTRACT It is very important to detect adolescent health issues early to prevent stunting and other health problems. Because adolescence is very important for growth and development, balanced nutrition is crucial. To gain an understanding of teenagers' perceptions of stunting prevention, especially at SMAN 1 Dukupuntang. This is expected to provide a clearer picture of the extent to which teenagers understand the issue of stunting and how they can help prevent it. The sampling technique used is purposive sampling. The latex agglutination method is used to quantitatively measure CRP levels. Participants received venous blood samples before being processed in the laboratory. Results show that the CRP levels of a small portion of the adolescent girls studied exhibited signs of inflammation. It is important to remember that C-reactive protein (CRP) indicates inflammation in the body. An increase in CRP can indicate infection, injury, or other medical conditions. Efforts to detect stunting early at SMAN 1 Dukupuntang, through CRP testing, were successful. Of the 48 tested teenage girls, the majority (85%) had non-reactive CRP, indicating that there were no significant signs of inflammation. However, about 15% of the teenage girls had reactive CRP, which should be noted as it may indicate an inflammatory process in their bodies. This research has enhanced our understanding of the health status of adolescents and the components related to stunting. It is hoped that the suggestions put forward above will serve as a basis for the development of more efficient and sustainable stunting prevention programs. Keywords: Stunting, Adolescents, CRP Screening