Claim Missing Document
Check
Articles

Peran Lembaga Dalam Memberdayakan Masyarakat Berbasis Pengembangan Sumber Daya Alam Hamdan Maulana; Dadang Kuswana; Dedi Herdiana
Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 7, No 2 (2022): Tamkin : Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Dj

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze the role of LMDH in improving public welfare through natural tourism to determine the norms established by LMDH, find out the forms of public participation, and the results of LMDH empowerment in improving welfare through natural tourism. This research is qualitative research using the descriptive method. The techniques used in this research are observation, interview, and documentation techniques. Data analysis was carried out by reducing data and interpreting logic connected to the context of public empowerment. The results showed that public empowerment, which has been done by LMDH through natural tourism, was strengthening human resources and developing natural resources. The strengthening of human resources with the provision of administrative materials, technical materials, and motivation to have skills and natural resource development. The empowerment results include the emergence of awareness to develop existing potential, increase public income, open business opportunities, and carry out social activities well.
Pengembangan Objek Wisata Pelabuhan Jayanti Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Sekitar Sri Wulan Purnamasari; Dadang Kuswana
Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 5, No 4 (2020): Tamkin : Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Dj

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.304 KB)

Abstract

This study aims to determine (1) The government’s strategy in managing Jayanti Port Attractions in attracting tourists. (3) Implementation of the Development of Jayanti Port Tourism Objects for the economic welfare of the surrounding community. (3) Results of the development of Jayanti Port Torism Object for the economic welfare of the surrounding community. The method used in this study is descriptive method with a qualititative approach to solve the problem being examined by describing the actual resultas of the object of research. The results of this study indicate that the government in implementing the development of Jayanti Port Tourism Objects has made various efforts, although not yet maximally. The implementation of the development of tourism objects is said to have been successfully seen from several welfare indicators such as improvements in meeting basic needs, family education, health, and housing. Development of Jayanti Port Tourism Objects is able to create employment oppurtinities, both in the main sector tourism support.
Kerukunan Umat Beragama dalam Tradisi Sedekah Kampung di Palembang, Sumatera Selatan Andika Tegar Pahlevi; Rifki Rosyad; Dadang Kuswana
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 3, No 2 (2023): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v3i2.27616

Abstract

Belakangan ini banyak pandangan mengenai tradisi yang dianggap praktik kolot dan sudah ketinggalan zaman sekali. Padahal tradisi dan kearifan lokal merupakan adat dan kebiasaan yang masih eksis sampai saat ini. Banyak fenomena menarik mengenai tradisi kearifan lokal yang dapat bersinergi dalam merawat dan menjaga kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti tradisi yang mengandung nilai kerukunan yang terdapat di Kampung Kapitan Palembang, Sumatera Selatan. Kampung ini merupakan kampung yang terdiri dari masyarakat yang majemuk dan heterogen tetapi dapat hidup rukun berdampingan, dan melakukan kegiatan aktivitas bersama. Ada berbagai macam tradisi yang ada pada Kampung Kapitan salah satunya yaitu tradisi sedekah kampung. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif-dekriptif dengan model penelitian lapangan. Pengumpulan datanya terdiri dari teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Temuan dari penelitian ialah terdapat beberapa macam jenis bentuk kerukunan yang terjadi di Kampung Kapitan yaitu kerukunan antar intern umat masing-masing satu agama dengan bentuk ukhuwah islamiah dan kerukunan antar umat yang berbeda agama dengan bentuk toleransi. Pelaksanaan sedekah kampung telah menumbuhkan sikap kebersamaan dan kekeluargaan yang memiliki dampak positif terhadap menumbuhnya sikap kerukunan dan keharmonisan. Beberapa faktor penyebab terjaganya kerukunan umat beragama yaitu adanya sifat toleransi, menghargai kebebasan beragama, menghargai umat agama lain dan berfikir secara positif. Keempat unsur tersebut sangat relevan dalam merawat serta menjaga kerukunan umat beragama di Kampung Kapitan.
Disorientation of Religious Sacred Values in Religious Content on Youtube Dadang Kuswana; Leon Rohendi
Asyahid Journal of Islamic and Quranic Studies (AJIQS) Vol 4, No 2 (2022): Asyahid
Publisher : STAI AL-FALAH CICALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Religious content on YouTube is increasingly popular and provides an opportunity for individuals and organizations to spread religious teachings and practices to a global audience. However, this platform has the potential risk of disorienting religious sacred values. This article aims to identify the factors that cause disorientation of religious sacred values in religious content on YouTube. A literature study with a qualitative approach was carried out to analyze the content of several religious contents selected purposively from YouTube. The article shows that commercialization, violence and extremism give rise to an attitude of indifference to the social and cultural context, and a lack of knowledge about religion (permissiveness) is the cause of disorientation and desacralization of religious values in religious content on YouTube. The role of producers who produce, consume and publish religious content is central in avoiding the production of religious content that has the potential to trigger conflict and tension between people of different religions. Keywords: value disorientation, religious sacredness, religious content, Youtube Abstrak Konten keagamaan di Youtube semakin populer dan memberikan kesempatan bagi individu dan organisasi untuk menyebarkan ajaran dan praktik keagamaan pada audiens global. Namun, platform itu memiliki potensi risiko terjadinya disorientasi nilai-nilai sakralitas agama. Artikel ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya disorientasi nilai-nilai sakralitas agama pada konten keagamaan di Youtube. Studi literatur dengan pendekatan kualitatif dilakukan guna menganalisis konten terhadap beberapa konten keagamaan yang dipilih secara purposive dari Youtube. Dalam artikel ditunjukkan bahwa komersialisasi, kekerasan dan ekstremisme menimbulkan sikap tidak peduli terhadap konteks sosial dan budaya, dan kurangnya pengetahuan tentang agama (permisif) menjadi sebab terjadinya disorientasi dan desakralisasi nilai-nilai agama pada konten keagamaan di Youtube. Peran produsen yang memproduksi, mengonsumsi, dan memublikasikan konten-konten agama menjadi sentral posisinya dalam menghindari produksi konten-konten agama yang berpotensi memicu konflik dan ketegangan antarumat berbeda agama. Kata kunci: disorientasi nilai, sakralitas agama, konten keagamaan, Youtube
CYBER RELIGION: Implementasi Keberagamaan dan Respons Generasi Milenial Kuswana, Dadang; Syah, Yoshy Hendra Hardiyan; Aripudin, Acep
Al-Adyan: Journal of Religious Studies Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/al-adyan.v4i2.6192

Abstract

This article discusses the practice of religion in cyberspace and the response of the millennial generation to the social media account @Bimbingan_Islam, as a form of practice of Cyber Religion. The account discusses various study themes, including the theme of patience, life advice, istiqomah in worship, the glory of dhikr, the glory of praying, and others. The purpose of this study is First, to find out how the world of Cyber Religion is on the YouTube, Instagram, and Facebook platforms @Bimbingan_Islam. Second, to find out how the millennial generation responds in the comments column to posts on religious studies on the Instagram platform account @Bimbingan_Islam. This article uses qualitative research methods using data collection techniques (Literature Review) with a non-participatory virtual ethnographic approach and analysis techniques using Lasswell's communication theory. The limitations of the millennial generation referred to in this article are in the age range of 18 to 34 years. What's interesting in this article is that it displays technological developments, illustrations of information dissemination, the level of popularity of social media, and the spread of religious studies in cyberspace, making it a powerful attraction for the millennial generation to continue to deepen, upgrade, and hone their insights about religion, namely on account @ Bimbingan_Islam, then this article finds a case on the social media account, namely there is a sentence that is inappropriate to be presented to the public by using strong language in broadcasting religious studies through social media. Artikel ini membahas tentang praktik agama di dunia maya dan respon generasi milenial pada akun media sosial @Bimbingan_Islam, yaitu Cyber Religion. Akun tersebut membahas berbagai macam tema kajian, seperti kesabaran, nasehat hidup, istiqomah dalam beribadah, kemuliaan zikir, salawat, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap bagaimana dunia Cyber Religion dalam platform YouTube, Instagram, dan Facebook pada akun @Bimbingan_Islam. Selanjutnya mengetahui bagaimana respon generasi milenial dalam kolom komentar terhadap postingan kajian agama pada plaform Instagram akun @Bimbingan_Islam. Metode penelitian kualitatif digunakan melalui pengumpulan data studi pustaka (Literature Review) dengan pendekatan etnografi virtual yang bersifat non-partisipasi. Kemudian dianalisis menggunakan teori komunikasi Laswell. Artikel ini memperlihatkan perkembangan teknologi, ilustrasi penyebaran informasi, tingkat popularitas media sosial, dan penyebaran kajian agama. Ini membuat daya tarik yang dahsyat bagi generasi milenial untuk senantiasa terus memperdalam, mengupgrade, dan mengasah wawasan tentang agama. Namun dalam akun @Bimbingan_Islam, ditemukan suatu kasus, yaitu terdapat suatu kalimat yang tidak pantas untuk disajikan kepada khalayak publik dengan menggunakan bahasa yang kasar dalam menyiarkan kajian agama melalui media sosial.
Digital Counter-Radicalism: The Strategic Role of Religious Organisations in Shaping Moderate Islam in Indonesia’s Cyber Realm Kuswana, Dadang
Khazanah Theologia Vol 6, No 1 (2024): Khazanah Theologia
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/kt.v6i1.33369

Abstract

Purpose: This study investigates the digital strategies employed by Nahdlatul Ulama (NU) and Muhammadiyah, two of Indonesia's largest moderate Islamic organisations, in countering radicalism on social media. The research aims to evaluate the effectiveness of these strategies in reaching and influencing the younger generation, particularly in the context of growing radical content online. Methodology: A qualitative approach was utilised, involving direct observation of social media content, in-depth interviews with key figures from NU and Muhammadiyah, and a review of relevant literature. The study also included interviews with Generation Z students to gauge their responses to the digital strategies of these organisations. Findings: The study found that NU's innovative approach, particularly through creative social media campaigns like "Merah Putih vs. Radikalisme" on YouTube, has been more effective in capturing broad public attention and reinforcing moderate Islamic narratives. In contrast, Muhammadiyah's more relaxed approach, while meaningful, has not achieved the same level of impact among younger audiences. However, Muhammadiyah's digital applications like SalamMu and Edumu contribute significantly to promoting moderate Islam and countering radical influences. Research Implications: The findings underscore the importance of continuous innovation in digital strategies for religious organisations to maintain relevance and effectiveness in combating radicalism. The study suggests that both NU and Muhammadiyah need to refine their approaches further to better engage with the younger generation, who are more susceptible to radical ideologies online. Originality/Value: This research contributes to the understanding of the intersection between religion and digital technology in a predominantly Muslim society. It provides unique insights into how moderate Islamic organisations can leverage social media to counter radicalism and foster a culture of tolerance and inclusivity in the digital age. The study also highlights the potential and limitations of current strategies, offering a foundation for future research and policy development in digital counter-radicalism efforts.
Transformasi Agama dari Ideologi Ke Politik: Brigade Tholiban di Priangan Timur Jawa Barat Indonesia Kuswana, Dadang
Asyahid Journal of Islamic and Quranic Studies (AJIQS) Vol. 2 No. 1 (2020): Asyahid
Publisher : STAI AL-FALAH CICALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Radical groups, such as Barisan santri, FPI, Gerakan Peduli Umat (GPI), KAMPU (Koalisi Aksi masyarakat peduli Ummat) Forum Pataruman, Forum Laskar Tasikmalaya (FLT), and other Islamic organizations, put pressure on the government. This movement was strengthened by the political will of the regional leadership of Tasikmalaya Regency, as seen in the regulations he issued. This research was conducted by direct observation and literature study. The results of this study indicate that first, Islam is seen as an ideology, a faith that may influence behavior but provides little opportunity for independent action. Islam is more of a "dependent variable" whose maneuvers are addressed to the political context - a view that is different from those of a "political" nature. Second, almost the same as the informal political approach, this utilitarian approach argues that politics is a rich network of social relations based on age, family, official position, and knowledge; thus this thinking shows the subtlety of politics itself. If Islam is the dependent variable, then so is politics. Third, regarding the question of the future, it appears that as modernization advances, the content and configuration of social forces will change. When this happens, there will also be changes in determining who holds power and how they exercise it, and it is also in the context of interconnected changes that we can evaluate the importance of Islamic politics in particular. Keywords: extreme, Islam politics, FPI   Abstrak Kelompok garis keras, seperti Barisan santri, FPI, Gerakan Peduli Umat (GPI), KAMPU (Koalisi Aksi masyarakat peduli Ummat) Forum Pataruman, Forum Laskar Tasikmalaya (FLT), dan organisasi Islam lainnya, melakukan tekanan kepada pemerintah. Gerakan tersebut, diperkuat political will dari pimpinan daerah Kabupaten Tasikmalaya, seperti yang terlihat dalam peraturan yang diterbitkanya. Penelitian ini dilakukan dengan observasi langsung dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, Islam dipandang sebagai sebuah ideologi, suatu keimanan yang mungkin mempengaruhi perilaku tetapi menyediakan kesempatan kecil untuk tindakan independen. Islam lebih bersifat "variabel dependen" yang manuvernya dialamatkan pada konteks politik -pandangan yang berbeda dari mereka yang bersifat "politis". Kedua, hampir sama dengan pendekatan politik informal, pendekatan utilitarian ini menyatakan bahwa politik merupakan jaringan perhubungan sosial yang kaya yang berdasarkan pada umur, keluarga, posisi resmi, dan pengetahuan; dengan demikian pemikiran ini menunjukkan kehalusan politik itu sendiri. Jika Islam merupakan variabel dependen, maka begitu pula politik. Ketiga, mengenai masalah masa depan, nampak bahwa dengan majunya modernisasi, isi dan konfigurasi kekuatan sosial akan berubah. Ketika hal ini terjadi, akan terdapat juga perubahan-perubahan dalam menentukan siapa yang memegang kekuasaan dan bagaimana mereka menjalankannya, dan ini juga dalam konteks perubahan yang saling berhubungan bahwa kita dapat mengevaluasi pentingnya politik Islam secara khusus. Kata kunci: garis keras, politik Islam, FPI
Disorientation of Religious Sacred Values in Religious Content on Youtube Kuswana, Dadang; Rohendi, Leon
Asyahid Journal of Islamic and Quranic Studies (AJIQS) Vol. 4 No. 2 (2022): Asyahid
Publisher : STAI AL-FALAH CICALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62213/ajiqs.v4i2.1

Abstract

Religious content on YouTube is increasingly popular and provides an opportunity for individuals and organizations to spread religious teachings and practices to a global audience. However, this platform has the potential risk of disorienting religious sacred values. This article aims to identify the factors that cause disorientation of religious sacred values in religious content on YouTube. A literature study with a qualitative approach was carried out to analyze the content of several religious contents selected purposively from YouTube. The article shows that commercialization, violence and extremism give rise to an attitude of indifference to the social and cultural context, and a lack of knowledge about religion (permissiveness) is the cause of disorientation and desacralization of religious values in religious content on YouTube. The role of producers who produce, consume and publish religious content is central in avoiding the production of religious content that has the potential to trigger conflict and tension between people of different religions. Keywords: value disorientation, religious sacredness, religious content, Youtube   Abstrak Konten keagamaan di Youtube semakin populer dan memberikan kesempatan bagi individu dan organisasi untuk menyebarkan ajaran dan praktik keagamaan pada audiens global. Namun, platform itu memiliki potensi risiko terjadinya disorientasi nilai-nilai sakralitas agama. Artikel ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya disorientasi nilai-nilai sakralitas agama pada konten keagamaan di Youtube. Studi literatur dengan pendekatan kualitatif dilakukan guna menganalisis konten terhadap beberapa konten keagamaan yang dipilih secara purposive dari Youtube. Dalam artikel ditunjukkan bahwa komersialisasi, kekerasan dan ekstremisme menimbulkan sikap tidak peduli terhadap konteks sosial dan budaya, dan kurangnya pengetahuan tentang agama (permisif) menjadi sebab terjadinya disorientasi dan desakralisasi nilai-nilai agama pada konten keagamaan di Youtube. Peran produsen yang memproduksi, mengonsumsi, dan memublikasikan konten-konten agama menjadi sentral posisinya dalam menghindari produksi konten-konten agama yang berpotensi memicu konflik dan ketegangan antarumat berbeda agama. Kata kunci: disorientasi nilai, sakralitas agama, konten keagamaan, Youtube
Potret Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama di Perumahan Royal Residence Surabaya Kuswana, Dadang; Syah, Yoshy Hendra Hardiyan
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 18, No. 4 : Al Qalam (Juli 2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v18i4.3528

Abstract

Artikel ini membahas potret kerukunan dan toleransi antar umat beragama di perumahan Royal Residence Surabaya, sehingga mampu hidup berdampingan secara harmonis, rukun, dan bertoleransi. Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian lapangan (Field Research). Teknik pengumpulan data yang disajikan pada artikel ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer, meliputi observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder, meliputi buku-buku, artikel ilmiah, dan artikel populer yang masih relevan dalam penelitian ini. Tehknik observasi langsung di Komplek Perumahan Royal Residence Surabaya terhadap 6 tempat peribadatan pada 21-23 September 2023. Wawacara di lapangan bersama narasumber Indra Prasetyo (Ketua FKRI: Forum Komunikasi Rumah Ibadah), Philip Soetojo (Humas FKRI: Forum Komunikasi Rumah Ibadah), Pdt. Sandi Nugroho (Penyuluh agama Kristen di Perumahan Royal Residence) dan Ust. Ali (Penyuluh agama Islam di Perumahan Royal Residence), informan meliputi beberapa warga lokal Perumahan Royal Residence dan petugas kebersihan dengan tekhnik wawancara semi-struktural. Hasil temuan dalam artikel ini adalah Pertama, kemunculan enam tempat ibadah berangkat dari keresahan warga Muslim terhadap tidak tersedia akses masjid, warga melakukan musyawarah dengan pihak developer, pihak developer bersedia membangun enam rumah ibadah dalam satu lokasi. Kedua, masyarakat Perumahan Elit Royal Residence Surabaya mampu hidup rukun dan bertoleransi secara berdampingan dalam satu kawasan melalui cara kerjasama dan saling pengertian, media grup WA (WhatsApp), berbagi kebaikan, menjaga hubungan relasi pertemanan, tidak mendiskreditkan nilai-nilai agama, saling menjaga kebersihan di lingkungan rumah ibadah, tidak bersikap fanatisme dan radikalisme, asas kebersamaan dan gotong royong, dan saling menjaga rasa (akhlak yang baik).
Comparative Study of Al-Ghazali and Ibn Arabi's Theodicy Thoughts About Divine Love Syah, Yoshy Hendra Hardiyan; Kuswana, Dadang; Qomaruzzaman, Bambang
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 18, No. 3 : Al Qalam (Mei 2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v18i3.3350

Abstract

This research discusses the Covid-19 virus as an example of a case of suffering from the problematics of Theodicy, because Covid-19 has claimed lives, suffered economically, socially and academically, so that it appears that God is not all-just, not all-loving and not all-merciful. This research is qualitative research using descriptive analysis methods and comparative methods. This type of research is a literature review (Library Research) which uses a philosophical approach, and uses theodicy theory in the Covid-19 case. Primary data sources in this research include the works of Ibn Arabi, namely "al-Futuhat al-Makkiyah". Meanwhile, in Al-Ghazali's work, namely "Ihya Ulumuddin" part "Al-Mahabbah wa asy-Syauq wa al-Uns wa ar-Ridha". The results of this research are that Ibn Arabi and Al-Ghazali both answered that the Covid-19 suffering incident that was revealed by God to humans was not a form of wrath or punishment from God so that He is claimed to be God who is not Most Just, Not Most Merciful, and not all-loving, but as a manifestation of God, all-good, all-just, full of love and affection for His servants. However, the two have differences, namely in their path (the focal point of thought), Ibn Arabi's thinking which has a Sufistic pattern, namely on the basis of "Divine Love" with the focal point of adhering to the unity of existence (Wahdat al-Wujud). Meanwhile, in Al-Ghazali's thought, the style of his discussion is more Sufi in nature, namely on the basis of "Divine Love" with a focus on knowledge of God.