Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

MASTITIS (LITERATURE REVIEW) tristanti, Ika; Nasriyah, Nasriyah
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 2 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i2.729

Abstract

Latar belakang : mastitis merupakan kejadian yang ditandai dengan adanya rasa sakit pada payudara yang disebabkan adanya peradangan payudara yang bisa disertai infeksi maupun non infeksi. Kejadian mastitis sekitar 15–21% ibu menyusui yang terjadi pada 6-8 minggu pertama masa menyusui. Tujuan penelitian : untuk mendapatkan sumber referensi ilmiah tentang mastitis berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. Metode penelitian : dengan melakukan pencarian literature yang dilakukan sampai dengan tanggal 20 Mei 2019 melalui database pubmed dan google scholar menggunakan kata kunci mastitis digunakan 11 artikel sebagai sumber referensi. Hasil penelitian : mastitis adalah suatu kondisi radang payudara dan mungkin akibat penurunan imunitas dan penurunan daya tahan terhadap infeksi. Mastitis berkisar pada tingkat keparahan dari peradangan ringan, asimptomatik yang biasanya tidak menular, hingga mastitis parah yang terbukti secara klinis, yang bermanifestasi sebagai kemerahan, pembengkakan payudara, demam atau infeksi sistemik. Mastitis dapat timbul dari faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan ibu, kesehatan bayi atau keduanya. Kesimpulan : hal yang disarankan pada kasus mastitis adalah ibu masih tetap menyusui bayinya, agar dapat mengurangi pembendungan pada ASI, tetapi jika ada puting susu lecet maka sebaiknya menggunakan alat bantu  untuk menyalurkan ASI pada bayinya. Pemberian informasi tentang cara menyusui yang benar dan cara manajemen laktasi sangat penting untuk pencegahan mastitis. 
HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE GENITAL DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI MADRASAH ALIYAH MUHAMMADIYAH KUDUS Tristanti, Ika
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 7, No 1 (2016): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Personal hygiene genitalia merupakan pemiliharaan kebersihan dan kesehatan individu yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terhindar dari gangguan alat reproduksi dan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta meningkatkan derajat kesehatan. Salah satu akibat kurangnya pemahaman personal hygiene genitalia adalah terjadinya gangguan kesehatan reproduksi seperti keputihan, infeksi saluran kemih (ISK), penyakit radang panggul (PRP) dan kemungkinan terjadi kanker leher rahim, sehingga dibutuhkan informasi yang baik mengenai kesehatan reproduksi agar remaja memiliki pemahaman yang baik dan dapat mencegah ancaman penyakit reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku personal hygiene genital dengan kejadian keputihan pada siswi MA Muhammadiyah Kudus.Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode observasi analitik dengan  pendekatan potong lintang ( Cross Sectional). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi MA Muhammadiyah Kudus. Seluruh siswi kelas X MA Muhammadiyah Kudus dan bersedia menjadi responden penelitian ini berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel (teknik sampling) dengan Accidental SamplingHasil penelitian terdapat 6 orang (20%) dengan perilaku personal hygiene genital yang buruk dan 24 orang (80 %)  mempunyai  perilaku personal hygiene genital yang baik. Terdapat 7 orang (23,33%) yang mengalami keputihan  dan 23 orang (76,67 %)  yang tidak mengalami keputihan. Berdasarkan uji fisher didapatkan hasil p value sebesar 0,734 dengan derajat kemaknaan 5%. Nilai p value (0,734 >0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan antara perilaku personal hygiene dengan kejadian keputihan.Hal ini berarti kejadian keputihan yang dialami oleh siswi tidak disebabkan oleh perilaku personal hygiene yang buruk melainkan oleh sebab yang lain , antara lain kelelahan, tekanan yang berat ataupun kekurangpahaman siswi tentang tanda gejala keputihan dan penyebabnya
BULLYING DAN EFEKNYA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN KUDUS Tristanti, Ika; Nisak, Ana Zumrotun; Azizah, Noor
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 1 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v11i1.803

Abstract

Latar Belakang: Bullying adalah insiden kekerasan pada anak yang dilakukan oleh anak lain atau orang yang lebih kuat. Bullying yang terjadi di sekolah dikenal sebagai bullying sekolah. Bullying bisa berupa ancaman, ejekan, pelecehan dan kekerasan fisik. Sekitar 17-20% siswa pernah mengalami bullying. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan insiden bullying di sekolah dasar dan dampaknya bagi siswa. Metode penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif untuk mengidentifikasi fenomena bulyying dan efeknya bagi siswa sekolah. Penelitian ini dilakukan pada November-Desember 2018 di Kabupaten Kudus. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Informan terdiri dari subjek dan korban bullying, guru, orang tua siswa berjumlah 20 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan angket terbuka dan focus group discussion. Analisis data dilakukan dengan analisis tematik secara manual. Hasil: cemoohan, ancaman verbal dan fisik, pelecehan, kekerasan fisik (pukulan, tendangan) dan menyembunyikan barang korban adalah jenis-jenis insiden bullying di sekolah. Karakteristik korban bullying meliputi: usia yang lebih muda, jenis kelamin laki-laki, fisik yang lebih kecil, penampilan yang kurang rapi, kurang sosialisasi dan kurang berprestasi di sekolah. Efek dari intimidasi sering tidak masuk (enggan bersekolah), sering sakit, belajar dengan prestasi lebih rendah, putus sekolah. Kesimpulan: Bullying sekolah adalah fenomena negatif yang merugikan banyak siswa sehingga harus segera diatasi dengan melibatkan semua pihak, seperti guru, siswa dan orang tua mereka.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN STATUS SOSIAL EKONOIMI DENGAN PARTISIPASI KEHADIRAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSNDU Hidayah, Noor; Tristanti, Ika
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 8, No 1 (2017): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : promosi kesehatan bertujuan untuk merubah pandangan atau perilaku bahwa partisipasi ibu balita penting untuk di lakukan dan diharapkan demi tercapainya derajat kesehatan yang optimal pada sikap mendidik. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut dibutuhkan suatu pendidikan, perilaku dan status sosial ekonomi untuk menadapat sikap yang baik dalam hal kesehatan hasil studi pendahuluan diperoleh gambaran, bahwa partisipasi ibu balita di posyandu Mugirahayu I.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi dengan partisipasi kehadiran ibu balita dalam kegiatan posyandu Mugirahayu I di Desa Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Tahun 2014Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasi pendekatan cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah ibu balita di posyandu Mugirahayu I di Desa Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan pada bulan Oktober – Desember Tahun 2013 yaitu sebanyak 35 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 35 orang, analisa data yang di uji chi square.Hasil penelitian diperoleh sebagaian besar yang tidak aktif memiliki tingkat pendidikan tidak/tamat SD sebanyak 17 orang (85,9%) dan sebagian besar yang memiliki status sosial ekonomi rendah sebanyak 18 orang (85,7%) jadi ada hubungan antara tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi dengan partisipasi kehadiran ibu balita dalam kegiatan posyandu Mugirahayu I Desa Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.
RENTANG WAKTU MELAKUKAN COITUS DENGAN KEJADIAN DISPAREUNIA Wigati, Atun; Nisak, Ana Zumrotun; Tristanti, Ika
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 12, No 1 (2021): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v12i1.918

Abstract

Kebutuhan ibu nifas, juga sama halnya dengan ibu lainnya hanya lebih membutuhkan penanganan khusus. Salah satu kebutuhan ibu nifas adalah kebutuhan seksual. 20% perempuan yang baru pertama kali melahirkan membutuhkan waktu 6 bulan untuk merasa nyaman secara fisik saat bersenggama, dengan waktu rata-rata sekitar 3 bulan. Sekitar 61% terjadi rasa nyeri saat melakukan hubungan seksual pasca melahirkan karena dilakukan sebelum 6 minggu pasca melahirkan, hanya 12-14% pasangan yang tidak mengalami masalah seksual setelah melahirkan (sexual problems postpartum) karena dilakukan setelah 6 minggu pasca melahirkan. Tujuan peneltian ini untuk menganalisa rentang waktu melakukan coitus dengan dispareunia pasca nifas. Jenis penelitian menggunakan deskriptif analitik, pendekatan waktu retrospective study. Tehnik pengambilan sample menggunakan simple random sampling. Jumlah sample dalam penelitian ini adalah 36 responden yang sudah memenuhi kriteria inklusi. Analisa data statistic menggunakan uji Chi-Square dengan instrument penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitian didapatkan nilai chi-square adalah 5,99. Hasil ini menunjukkan ada korelasi antara rentang waktu melakukan coitus dengan kejadian dyspareunia pada ibu pasca nifas di BPM Sri Purwanti Kabupaten Jepara. Kata Kunci : rentang waktu coitus, dispareunia
ANALISIS PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM PADA IBU-IBU WARGA SEJALUR DESA KEDUNGDOWO-GARUNG LOR KALIWUNGU KUDUS Tristanti, Ika
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 6, No 1 (2015): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penderita kanker leher rahim di Indonesia saat ini  menempati urutan pertama . Insiden kanker diperkirakan 100 per 1000.000  pertahun atau sekitar 180.000 penderita pertahun. Pada komunitas warga sejalur Desa Kedungdowo-Garung Lor pada tahun 2014 terdapat 1 angka kejadian kanker leher rahim yang menyebabkan kematian pada salah satu warganya. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Tingkat Pengetahuan , Motivasi , frekuensi pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim , pengaruh tingkat pengetahuan terhadap pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim dan pengaruh motivasi terhadap pelaksana deteksi dini kanker leher rahim pada Ibu-ibu Warga Sejalur Desa Kedungdowo-Garung lor.Metode penelitian ini adalah penelitian dengan metode observasi analitik dengan  pendekatan potong lintang ( Cross Sectional). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu warga sejalur Desa Kedungdowo-Garung Lor sebanyak 54 orang. Teknik pengambilan sampel (teknik sampling) dengan Accidental Sampling dengan jumlah sampel 45 orang. Teknik analisis menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan SPSS statistics versi 20 menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian diperoleh Sebanyak 44,4% dari total responden mempunyai tingkat pengetahuan sedang mengenai deteksi dini kanker leher rahim. Sebanyak 53,3% dari total responden mempunyai motivasi sedang untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim. Sebanyak 53,3% dari total responden melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dalam kategori sedang.  Nilai p value (0,02 <0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan antara pengetahuan deteksi dini kanker leher rahim dengan frekuensi pelaksanaannya. Nilai p value (0,00 <0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan antara motivasi deteksi dini kanker leher rahim dengan frekuensi pelaksanaannya.Simpulan penelitian ini terdapat pengaruh pengetahuan dan motivasi terhadap pelaksanaan deteksi dini kanker leher rahim pada ibu-ibu warga sejalur desa Kedungdowo-Garung Lor,Kaliwungu,Kudus.
KUALITAS PELAYANAN PASIEN BPJS KELAS III BERDASARKAN FASILITAS DI RUANG NIFAS RSU AISYIYAH KUDUS tristanti, Ika; Hidayah, Noor; Madera, Devi; Ariyani, Farida Putri
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.628

Abstract

Latar Belakang : Hal yang paling utama dalam kehidupan manusia adalah kesehatan, karena dengan kesehatan manusia dapat menikmati kehidupan di dunia tanpa merasakan ketidaknyamanan akibat menderita penyakit. Sejak tanggal 1 Januari 2014, di Indonesia telah didirikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) sebagai bentuk tanggung jawab Negara untuk melindungi kesehatan warganya (Universal Health Coverage)  sesuai dengan arahan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kualitas pelayanan BPJS dianggap kurang dari standar baik dari segi obat yang digunakan, kondisi ruangan dan fasilitas ,dan sikap petugas dalam memberikan pelayanan. Masyarakat menganggap bahwa ada perbedaan kualitas pelayanan antara pasien umum dengan pasien BPJS. Tujuan : untuk mengetahui hubungan fasilitas ruang perawatan nifas kelas III dengan kualitas pelayanan di RSU Aisyiyah Kudus.. Metode : Jenis penelitian korelasi analitik. Metode pendekatan menggunakan Cross Sectional, sampel yang digunakan sebanyak 54 responden dengan teknik sampel random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner. Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Uji hubungan penelitian ini menggunakan Kendall Tau. Hasil Penelitian : Fasilitas ruang nifas pada pasien BPJS kelas III di RSU Aisyiyah Kudus Tahun 2017 didapatkan hasil 31 orang responden (57.4%) mendapat fasilitas ruang nifas baik.Kualitas pelayanan pasien BPJS kelas III di RS Aisyiyah Kudus Tahun 2017 di dapatkan hasil 36 orang responden (66,7%) merasa puas.Ada hubungan Fasilitas Ruang Nifas dengan Kualitas pelayanan BPJS kelas III di RS Aiyiyah Kudus Tahun 2017 dengan  p value  sebesar sebesar 0,000 (α<0,05) dengan tingkat korelasi tinggi (0,721) Kesimpulan : Ketersediaan fasilitas akan menunjang kualitas pelayanan kepada pasien termasuk pasien BPJS kelas III di ruang nifas RSU Aisyiyah Kudus
PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI BAGI BAYI UMUR 6-12 BULAN DITINJAU DARI KARAKTERISTIK IBU tristanti, ika
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 9, No 1 (2018): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v9i1.405

Abstract

Pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) harus tepat dan benar baik dari segi bahan makanan, bentuk atau tekstur, rasa dan waktu pemberiannya. Bayi mulai diberikan MPASI sejak umur 6 bulan karena pada umur kurang dari 6 bulan bayi hanya diberikan ASI saja tanpa bahan makanan yang lain atau dikenal dengan istilah ASI eksklusif. Apabila pemberian MPASI salah maka menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan bayi antara lain diare, alergi, gangguan ginjal dan gangguan tumbuh kembang bayi. Pengetahuan ibu tentang MPASI merupakan faktor utama dalam ketepatan pemberian MPASI. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode observasi analitik .Tempat penelitian di wilayah desa Garung Kidul Kaliwungu, Kudus, dengan jumlah populasi 35 orang.Pelaksanaan penelitian pada bulan September 2017.  Teknik sampling adalah Total sampling. Terdapat 5 orang yang tidak mengisi kuisioner secara lengkap sehingga data yang tersedia hanya 30.  Variabel bebas yaitu umur, pendidikan dan pekerjaan. Variabel terikat adalah pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI bagi bayi umur 6-12 bulan. Instrumen penelitian berupa kuisioner. Analisis data menggunakan metode regresi linier . Hasil penelitian didapatkan pengetahuan responden tentang MPASI bagi bayi umur 6-12 bulan adalah termasuk kategori cukup yaitu 43,3%. Dari ketiga faktor didalam karakteristik ibu ternyata faktor pendidikan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang MPASI bagi bayi umur 6-12 bulan. Tenaga kesehatan diharapkan meningkatkan upaya sosialisasi pemberian MPASI kepada ibu agar dalam memberikan MPASI dapat diberikan secara tepat dan benar sehingga menurunkan risiko gangguan pencernaan pada bayi. Kata Kunci: Pengetahuan Ibu tentang  MPASI, Umur,Pendidikan,Pekerjaan 
PERILAKU KONSUMSI JAJANAN SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI DESA TUMPANGKRASAK KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS Nasriyah, Nasriyah; Kulsum, Ummi; Tristanti, Ika
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 12, No 1 (2021): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v12i1.913

Abstract

Pemenuhan gizi anak sekolah sangat penting untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Usia anak adalah periode emas karena pada usia anak merupakan awal dari pertumbuhan dan perkembangan yang aktif sehingga membutuhkan gizi yang seimbang. Pada usia anak sekolah, anak tidak hanya berada dirumah melainkan harus kesekolah, saat disekolah anak tidak terpantau oleh orang tua dalam hal memilih dan mengkonsumsi jajanan. Perilaku anak dalam mengkonsumsi jajanan disekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Asupan makanan baik berupa jajanan maupun makanan dapat mempengaruhi status gizi anak sekolah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku konsumsi jajanan sekolah dengan status gizi anak sekolah dasar. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Desa Tumpangkrasak Kabupaten Kudus Tahun 2019 dengan subjek penelitian 69 anak. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa perilaku anak sekolah sebagian besar memiliki perilaku konsumsi jajanan positif (63,8%) dan sebagian besar memiliki status gizi baik (78,3%). Hasil uji analisis menggunakan lamda menunjukkan hasil ada hubungan yang signifikan antara perilaku konsumsi jajanan disekolah dengan status gizi anak sekolah yaitu p value 0,000 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara perilaku konsumsi jajanan pada siswa SD dengan status gizi. Perilaku konsumsi jajanan sekolah berhubungan dengan staus gizi anak sekolah. Oleh sebab itu perlu sekali kerjasama antara guru, pengelola kantin sekolah dan orang tua dalam menyeleksi jajanan yang ada disekolah sehingga anak mampu memilih jajanan yang sehat untuk dikonsumsi. Selain itu pemantauan status gizi juga perlu dilakukan melalui usaha kesehatan sekolah oleh pihak puskesmas wilayah setempat. Kata Kunci : Perilaku konsumsi jajanan, Status gizi, Anak sekolah Dasar.
KINERJA KADER KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KABUPATEN KUDUS Tristanti, Ika; Khoirunnisa, Fania Nurul
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 9, No 2 (2018): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v9i2.470

Abstract

Kader kesehatan merupakan ujung tombak pelaksanaan Posyandu di masyarakat. Kader kesehatan mempunyai tugas untuk mengelola pelaksanaan Posyandu, mulai dari persiapan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan Posyandu di setiap bulan. Banyak Posyandu yang mati suri atau keberadaannya ada tetapi tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari strata Posyandu yang kebanyakan masih ada dalam strata Madya dan Purnama. Keberadaan kader kesehatan memegang peran utama dalam pelaksanaan Posyandu. Tetapi yang menjadi kendala adalah kinerja kader Posyandu yang dianggap masih kurang dan banyak kader yang memutuskan berhenti menjadi kader. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja kader dalam pelaksanaan Posyandu di Kabupaten Kudus. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah informan ada 11 orang kader . Pengambilan data dilakukan secara wawancara mendalam menggunakan panduan wawancara dengan pertanyaan bersifat terbuka.  Triangulasi dilakukan dengan melakukan wawancara dengan Bidan Desa.Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2018 di wilayah Kabupaten Kudus. Hasil penelitian didapatkan bahwa kader kesehatan sudah mengetahui tugas dan tanggungjawabnya sebagai kader kesehatan. Pemberian insentif bagi kader dianggap dapat meningkatkan motivasi kader dalam menjalankan tugas. Pengakuan resmi dari pemerintah atau desa dianggap sebagai suatu bentuk penghargaan bagi kader. Kelengkapan sarana prasarana serta dukungan dari pemerintah desa sangat membantu pelaksanaan tugas kader. Perlu adanya pelatihan bagi kader untuk meningkatkan kompetensi kader terutama bagi kader kesehatan baru.