Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh Komposisi Tepung Komposit TESOTA (Terigu, Sorgum, Tapioka) dan Konsentrasi Karagenan Terhadap Mutu Roti Tawar Rendah Gluten Aflah, Abid Jalaluddin; Widyastuti, Sri; Amaro, Moegiratul; Rasyda, Riezka Zuhriatika
Pro Food Vol. 10 No. 2 (2024): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v10i2.426

Abstract

This study aimed to determine the effect of composite flour composition (wheat, sorghum, and tapioca) and carrageenan concentration on the quality of low-gluten white bread. This study used an experimental method with a two-factor completely randomized design (CRD), namely (1) composite flour composition (wheat:sorghum:tapioca) T1 = 50:25:25, T2 = 40:30:30, and T3 = 30:35:35, and (2) carrageenan concentration of 0.2 and 0.4%. Observation data were analyzed with SPSS software using ANOVA at the 5% significance level. Data that were significantly different were further tested with Honest Significant Difference test at the 5% significance level. The parameters observed included chemical quality (moisture content, ash content, and crude fiber content), physical quality (expandability, elasticity, bread pores, and staling), and organoleptic quality (aroma, taste, texture, crust color, and crumb color). The results showed that the treatment of different flour compositions and carrageenan concentrations had a significant effect on ash content, crude fiber content, expandability, elasticity, bread pores, and staling. However, there was no significant effect on its moisture content and organoleptic quality. To minimize the use of wheat flour, the composition of wheat:sorghum:tapioca flour 40:30:30 and carrageenan concentration 0.4% is the recommended treatment, with 24.35% moisture content (met the SNI requirements), 1.49% ash content, 4.08% crude fiber content, 68.69% expandability, 82.55% elasticity, pore size tends to be uniform between 12.08-19.11µm, staling time on the third day, and preferred by panelists because the texture is rather soft, the color of the crust is yellowish brown, and the color of the crumb is yellowish white.
Pengaruh Proporsi Tepung Komposit dan Konsentrasi Karagenan Terhadap Mutu Kimia, Fisik dan Organoleptik Roti Tawar Rendah Gluten Putri, Sasi Fhatmayani; Widyastuti, Sri; Amaro, Moegiratul; Rasyda, Riezka Zuhriatika; Pawestri, Setyaning; Unsunnidhal, Lalu
Pro Food Vol. 11 No. 1 (2025): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v11i1.502

Abstract

Roti tawar secara umum berbahan dasar tepung terigu yang kaya akan gluten. Gluten dapat menjadi penyebab penyakit celiac disease dan autoimun, sehingga diperlukan substitusi tepung terigu dalam pembuatan roti tawar. Substitusi terigu dapat dibantu dengan penggunaan bread improver seperti karagenan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proporsi tepung komposit (terigu, sorgum dan maizena) dan konsentrasi karagenan terhadap mutu kimia, fisik dan organoleptik roti tawar rendah gluten. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua faktor, yaitu proporsi tepung komposit terigu:sorgum:maizena (50:25:25, 40:30:30, 30:35:35) dan konsentrasi karagenan (0,2%, 0,4%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan proporsi tepung terigu:sorgum:maizena berpengaruh signifikan terhadap kadar abu, kadar serat kasar, daya kembang, elastisitas, aroma, rasa, warna crust, dan tekstur roti, sedangkan konsentrasi karagenan berpengaruh signifikan terhadap kadar serat kasar, warna crust, warna crumb, dan tektstur roti. Interaksi kedua faktor juga berpengaruh signfikan terhadap warna crumb dan tekstur roti tawar yang dihasilkan. Perlakuan proporsi tepung 30:35:35 dengan konsentrasi karagenan 0,2% adalah perlakuan yang paling disarankan untuk mengurangi penggunaan tepung terigu karena menghasilkan mutu organoleptik yang paling disukai panelis, dengan kadar air 25,21%, kadar abu 2,12%, kadar serat 7,14%, daya kembang 45,16%, elastisitas 64,95%, pori-pori yang kecil dan seragam 10,70-14,19 µm, dan waktu staling 48 jam, dengan karakteristik agak beraroma asam, tidak berasa asam, warna crust coklat muda, warna crumb putih kekuningan, dan tekstur agak lembut.
Pengaruh Variasi Lama Maserasi Pelarut Air Terhadap Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Propolis Lebah Madu Trigona sp. Amaliah, Fadhilah Rizqi; Handayani, Baiq Rien; amaro, moegiratul; Werdiningsih, Wiharyani
Pro Food Vol. 11 No. 1 (2025): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v11i1.527

Abstract

Propolis is a resinous product collected by honeybees from plant sources, used as a colony protectant and barrier against pathogenic microorganisms. Propolis is rich in bioactive components with potential antioxidant and antibacterial properties. This study aimed to evaluate the effect of varying maceration times using water as a solvent on the antioxidant and antibacterial activities of Trigona sp. honey bee propolis. The study used a completely randomized design with a single factor: maceration time (6, 12, 18, and 24 hours) and 5 replicates. Measured parameters included antioxidant activity, phytochemical screening, pH, and bacterial inhibition zone of Eschericia coli. Data were analyzed using ANOVA (Analysis of Variance), followed by the Honestly Significant Difference (HSD) test if significant differences were found (α=0.05). Descriptive analysis was used for phytochemical screening data. The results showed that maceration time had a significant effect on the antioxidant activity, pH, and inhibition zone of Trigona sp. propolis. Extracts with different maceration times resulted in liquid propolis that tested positive for alkaloids, flavonoids, phenolics, tannins, and saponins. The liquid propolis produced from 6-hour maceration had the highest antioxidant activity (88.82%), while 24-hour maceration produced the widest inhibition zone (2.95 mm).
SOSIALISASI PERSONAL HIGIENE PADA PEDAGANG IKAN PANGGANG DI KAWASAN WISATA KULINER LOANG BALOQ, KOTA MATARAM Ariyani, Mutia Devi; Nazaruddin; Widyastuti, Sri; Handayani, Baiq Rien; Amaro, Moegiratul
Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppi.v1i1.39

Abstract

Loang Baloq saat ini menjadi sentra kuliner ikan panggang yang memiliki prospek pengembangan untuk menunjang kepariwisataan daerah. Akan tetapi, perilaku dan kebiasaan masyarakat pedagang ikan panggang yang kurang memperhatikan aspek personal higiene mengakibatkan kualitas ikan panggang yang dihasilkan terutama dari aspek mikrobiologis sangat jauh dari standar yang telah ditetapkan berdasarkan SNI. Permasalahan utama yang ditangani dalam kegiatan pengabdian ini yaitu minimnya pengetahuan para pedagang terkait prosedur personal higiene serta resiko dari segi keamanan pangan yang dapat ditimbulkan jika prosedur personal higiene tidak diterapkan dalam pengolahan ikan panggang. Solusi yang diberikan untuk meningkatkan kualitas dan keamanan pangan ikan panggang di Loang Baloq antara lain melalui edukasi terhadap pedagang sebagai pihak yang terlibat langsung dalam seluruh tahapan produksi terkait tujuan penerapan personal higiene, resiko tidak diterapkannya personal higiene, jenis perlengkapan personal higiene standar pengolah pangan beserta cara penggunaannya, serta prosedur personal higiene terutama cara mencuci tangan yang benar. Kegiatan dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan praktek langsung. Indikator capaian menunjukkan pedagang telah memahami apa yag dimaksud dengan personal higiene dan pentingnya penerapan personal higiene dalam pengolahan ikan panggang, pedagang telah mengetahui jenis perlengkapan standar personal higiene bagi pengolah pangan beserta cara penggunaannya dan pedangang juga sudah bisa mempraktekkan cara mencuci tangan yang benar.
Sosialisasi Pedoman Gizi Seimbang "Isi Piringku" di Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat Bachmida, Elya Antariksana; Afni, Nur; Widyastuti, Sri; Alamsyah, Ahmad; Handayani, Baiq Rien; Handito, Dody; Ariyana, Mutia Devi; Cicilia, Siska; Amaro, Moegiratul; Rahayu, Tri Isti; Sinaga, Yesica Marcelina Romauli; Pawestri, Setyaning; Perdhana, Firman Fajar
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 5, No 3 (2025): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v5i3.1628

Abstract

Nutritional issues within the Indonesian society continue to be a major concern for the  government, as they significantly affect public health and the development of human resources in the long term. West Nusa Tenggara is one of the provinces with a malnutrition rate of 5.75% among children in 2022. Pakuan Village is a tourist village in West Lombok Regency, where most of the residents are farmers with abundant natural resources. "Isi Piringku" is a healthy eating guideline that emphasizes balanced nutrition by considering portion sizes and food variety, including staple foods, animal protein, plant-based protein, vegetables, and fruits. The programme  aims to educate the community in Pakuan Village about the importance of consuming balanced and nutritious meals by developing "Isi Piringku" menus as an effort to prevent nutritional problems in the village. The program consisted of preparation, implementation, and evaluation stages, It was conducted on August 15, 2024, from 09:30 to 11:30 WITA, at the Pakuan Village, Narmada Sub-district, West Lombok Regency. The event was attended by 20 participants, the majority of whom were women and members of the local Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Participants were highly enthusiastic and responded positively to this initiative. The results of this activity indicate that participants were highly enthusiasm throughout the session and demonstrated an improved knowledge, as observed throughtheir ability to answer the feedback questions given.. This programme successfully increased the awareness of the people of Pakuan Village regarding the importance of balanced nutrition and how to create an "Isi Piringku" menu. It is hoped that this programme can be carried out sustainably with support from the government and local healthcare professionals to promote a healthy lifestyle within the community.ABSTRAKPermasalahan gizi yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia masih menjadi perhatian pemerintah mengingat dampaknya yang luas terhadap kesehatan dan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu provinsi dengan anak penderita gizi buruk sebesar 5,75% di tahun 2022. Desa Pakuan merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Lombok Barat dimana sebagian besar penduduknya merupakan petani dengan hasil alam yang melimpah. Isi Piringku adalah salah satu pedoman makan sehat yang menekankan pemenuhan gizi seimbang dengan memperhatikan porsi dan variasi makanan, termasuk makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, dan buah-buahan. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat di Desa Pakuan tentang pentingnya penerapan pedoman gizi seimbang dengan menyusun menu “Isi piringku” sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya masalah gizi di masyarakat desa. Kegiatan pengabdian terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi, dilakukan pada tanggal 15 Agustus 2024 pukul 09.30-11.30 WITA di Aula Balai Desa Pakuan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan ini diikuti oleh 20 peserta mayoritas perempuan melibatkan anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pakuan. Hasil dari kegiatan ini adalah peserta sangat antusias   selama kegiatan dan menunjukkan peningkatan pengetahuan yang dinilai melalui observasi  dimana peserta mampu menjawab pertanyaan umpan balik yang diberikan. Kegiatan pengabdian ini berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat Desa Pakuan tentang pentingnya gizi seimbang dan bagaimana menyusun menu “isi piringku”. Diharapkan program ini dapat dilakukan secara berkelanjutan dengan dukungan dari pemerintah dan tenaga kesehatan setempat untuk menciptakan pola hidup sehat di masyarakat.
Pelatihan Pembuatan Yogurt Pisang Beku sebagai Pangan Fungsional di Kecamatan Narmada Sinaga, Yesica Marcelina Romauli; Handayani, Baiq Rien; Amaro, Moegiratul; Rahayu, Tri Isti; Perdhana, Firman Fajar; Ariyana, Mutia Devi; Widyastuti, Sri; Werdiningsih, Wiharyani; Ningsi, Ningsi; Kirtiyani, Ni Kadek Ayu Astiti
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 5, No 3 (2025): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v5i3.1690

Abstract

The village Pakuan in Narmada District, West Lombok, has great potential in banana production with a productivity of 1.62 tons/ha. However, the harvest has not been optimally utilized by the local community due to limited knowledge and skills in processing. This community service activity aims to improve the capabilities of the community, particularly members of the Pokdarwis group, in processing bananas into frozen banana yogurt as an alternative functional food product with high economic value. The training was held on August 15, 2024, through three stages: preparation, implementation, and evaluation. The evaluation method used pre- and post-tests analyzed using a descriptive percentage approach. The results showed significant improvements: knowledge increased from low to very high, skills from very low to high, and interest from moderate to high. This activity successfully improved the community's competence in developing more varied and high-value processed banana products and supported efforts to utilize local commodities in a sustainable manner.ABSTRAKDesa Pakuan di Kecamatan Narmada, Lombok Barat, memiliki potensi besar dalam produksi buah pisang dengan produktivitas mencapai 1,62 ton/ha. Namun, hasil panen belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat setempat karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, khususnya anggota Pokdarwis, dalam mengolah pisang menjadi yogurt pisang beku sebagai alternatif produk pangan fungsional bernilai ekonomi tinggi. Pelatihan dilaksanakan pada 15 Agustus 2024 melalui tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Metode evaluasi menggunakan pretest dan posttest yang dianalisis dengan pendekatan deskriptif persentase. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan: pengetahuan meningkat dari kategori rendah ke sangat tinggi, kemampuan dari sangat rendah ke tinggi, dan minat dari sedang ke tinggi. Kegiatan ini berhasil meningkatkan kompetensi masyarakat dalam mengembangkan produk olahan pisang yang lebih bervariasi dan bernilai jual tinggi serta mendukung upaya pemanfaatan komoditas lokal secara berkelanjutan.
Kajian Mutu Fisik, Kimia dan Mikrobiologi Gula Aren BumbungMenggunakan Metode Studi Deskriptif Komparatif: Study of Physical, Chemical and Microbiological Qualities of Bumbung Palm Sugar Using A Descriptive Comparative Method Rastika, Ketut Deta; Handayani, Baiq Rien; Amaro, Moegiratul; Jannah, Mirriyadhil
Jurnal Teknologi dan Mutu Pangan Vol. 4 No. 1 (2025): JTMP: Jurnal Teknologi dan Mutu Pangan
Publisher : Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/jtmp.v4i1.5090

Abstract

Gula aren bumbung semakin popular sebagai pemanis alami, namun mutunya masih bervariasi dan belum seluruhnya memenuhi standar yang disebabkan oleh perbedaan pengolahan antar dusun, sementara studi mengenai hal tersebut masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi mutu fisik, kimia, dan mikrobiologi gula aren bumbung yang dihasilkan oleh lima dusun di Desa Kekait. Metode yang digunakan yaitu studi deskriptif komparatif dengan pengambilan sampel dari beberapa produsen di Desa Kekait, kemudian dilakukan analisis laboratorium. Selanjutnya dilakukan analisis ragam (ANOVA) pada taraf signifikansi 5%, dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi produksi berpengaruh nyata terhadap tekstur, kadar air, dan kadar sukrosa (p < 0,05), tetapi tidak terhadap warna dan pH. Kekait Puncang memiliki jumlah khamir tertinggi (2,65 x107 CFU/g), total kapang (<1,0 × 102 CFU/g) dan total mikroba (<1,0 × 104 CFU/g) tidak berbeda nyata antar lokasi. Gula aren bumbung dari Dusun Batu Butir paling memenuhi standar SNI dari aspek warna (merah), kadar air (9,3%) dan kadar sukrosa (79,05%), diikuti Kekait II dan Thaebah. Kesimpulan penelitian ini yaitu gula dari Dusun Batu Butir memiliki mutu terbaik. Penelitian ini dapat menjadi acuan pengembangan mutu dan agroindustri gula aren lokal.
Physicochemical and organoleptic analysis of pumpkin ice cream with the addition of porang flour as a stabilizer Rohani, Sofia; Amaro, Moegiratul; Rahayu, Tri Isti
Jurnal Agrotek Ummat Vol 12, No 3 (2025): Jurnal Agrotek Ummat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jau.v12i3.32300

Abstract

Porang belongs to the Araceae family, which is a type of tuber plant classified under the genus Amorphophallus. Porang contains a high level of glucomannan, ranging from 5–60%. Glucomannan has various benefits, one of which is as a stabilizer in ice cream production, potentially improving the texture, viscosity, and stability of the product. Meanwhile, the protein in porang tuber flour is 9.20%, starch 76.5%, fiber 25%, fat 0.20%. This study aimed to determine the physicochemical and organoleptic properties of pumpkin (Cucurbita moschata) ice cream with the addition of porang flour as a stabilizer. The experiment consisted of five treatments: K1 (0%), K2 (0.2%), K3 (0.4%), K4 (0.6%), and K5 (0.8%) porang flour, arranged in a Completely Randomized Design (CRD) with four replications, resulting in 20 experimental samples. The observed parameters included protein content, fat content, viscosity, melting time, overrun, emulsion stability, and organoleptic properties. Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) at a 5% significance level with SPSS software. If significant differences were found, further testing was conducted using the Honest Significant Difference (HSD) test at 5% for physicochemical parameters. For organoleptic data showing significant differences, the Kruskal-Wallis nonparametric test was applied. The results showed that the addition of porang flour affected the physicochemical and organoleptic quality of pumpkin ice cream. The best treatment was obtained with the addition of 0.4% porang flour (K3), which produced ice cream with protein content of 5.57%, fat content of 6.74%, overrun of 30.06%, melting time of 56.64 minutes, viscosity of 49,130.00 mPa·s, and emulsion stability of 90.89%. The product also had a soft texture, yellow color, and flavor and aroma that were preferred by the panelists.