Penelitian ini membandingkan kualitas layanan digital bank konvensional dan bank digital di Indonesia menggunakan social media analysis terhadap 36.000 ulasan Google Play dari Bank Jago, SeaBank, Wonder by BNI, dan MyBCA. Data diproses melalui pembersihan, tokenisasi, dan stemming; pelabelan sentimen berbasis leksikon, lalu diklasifikasikan dengan tiga algoritma (SVM, Naïve Bayes, dan Random Forest) serta dievaluasi menggunakan confusion matrix. Hasilnya, bank digital memperoleh sentimen positif lebih tinggi sebesar 10.618 dibanding bank konvensional sebesar 7.079, sementara keluhan utama di kedua kategori berkisar pada login/registrasi, pembaruan aplikasi, dan kerumitan proses transaksi. SVM menunjukkan kinerja terbaik dengan akurasi ~88% (bank konvensional) dan ~89% (bank digital), diikuti Random Forest dan Naïve Bayes. Temuan ini menegaskan bahwa kualitas layanan digital bank digital relatif lebih unggul, khususnya pada kemudahan penggunaan aplikasi dan ketersediaan fitur transaksi. Namun, terdapat ruang perbaikan yang sama-sama mendesak pada pengalaman awal dan stabilitas fitur inti. Implikasi praktisnya, perbankan perlu memprioritaskan penyederhanaan halaman login dan alur registrasi, serta melakukan pembaruan berkala yang diselaraskan dengan kebutuhan dan umpan balik pengguna untuk meningkatkan kepuasan dan keandalan layanan.