Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Comparison of California Bearing Ratio (CBR) Value Based on Cone Penetration Test (CPT) and Dynamic Cone Penetrometer (DCP) Reki Arbianto; Teguh Yuono; G Gunarso
JACEE (Journal of Advanced Civil and Environmental Engineering) Vol 4, No 2 (2021): October
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jacee.4.2.70-78

Abstract

In civil engineering, land is important because as a place for building infrastructure to be built, so that the building infrastructure on it is stable, adequate carrying capacity is needed. The amount of soil bearing capacity can be determined in several ways, including the California Bearing Ratio (CBR) Field Test, Cone Penetration Test (CPT) and Dynamic Cone Penetrometer (DCP). The CBR and DCP tests are often used to determine the level of surface soil density on road structures, while CPT is usually used to determine the hard soil layer on the building structure. However, in certain situations Sondir and DCP data are often used to predict the CBR value, because the test is quite practical and efficient compared to the CBR test. CBR testing requires heavy equipment which in most small-scale projects is not available. In this study, we compared the CBR value based on the data obtained from the Sondir and DCP tests. Data collection was carried out in Surakarta and its surroundings. Based on the test results, the CBR value generated from the DCP test tends to be smaller than that from the CPT test with a ratio of 0.62: 1. This study resulted in the relationship between CBR values from the results of the CPT and DCP tests shown in the following equation: CBR (DCP) % = 0.2552 CBR(CPT) + 2.6306 and CBR (DCP) % = 0.617 CBR(CPT).
Pendampingan Revitalisasi Lapangan Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Suryo Handoyo; Teguh Yuono
IJECS: Indonesian Journal of Empowerment and Community Services Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ijecs.v1i1.790

Abstract

Desa Ngabeyan adalah desa di wilayah Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.  Kartasura adalah kecamatan yang mempunyai lokasi strategis sebagai titip pertemuan jalur mobilisasi barang dan manusia.  Jalur Jogya, Semarang dan Solo sebagian besar akan melewati wilayah Kartasura.  Potensi wilayah sebagai titik pertemuan jalur adalah timbulnya potensi strategis wilayah tersebut.  Pertambahan kepadatan hunian dan semakin rapatnya mobilisasi barang dan manusia. Kondisi tersebut akan membawa konsekuensi yang bersifat positif dan negatif yang harus mulai diantisipasi guna kehidupan masyarakat yang lebih baik. Desa Ngabeyan memiliki lapangan Ngabeyan yang merupakan aset sangat potensial karena keberadaan tanah terbuka yang cukup luas di tengah wilayah yang semakin rapat adalah sesuatu yang bernilai.  Perlu ada optimalisasi potensi tersebut sehingga dapat lebih memberi kemanfaatan.  Guna mencapai hal tersebut maka tim pengabdian masyarakat akan melakukan desain lapangan Ngabeyan.  Dengan tujuan agar keberadaan lapangan tersebut dapat lebih bermanfaat dan mudah dalam perawatan.
EVALUASI KINERJA SISTEM IRIGASI WADUK CENGKLIK TEGUH YUONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 12 No. 16 (2012): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi semua makhluk hidup. Ketersediaan air dalam kualitas yang baik dan kuantitas yang memadai merupakan hal yang mutlak diperlukan. . Pada musim penghujan, debit air yang sangat besar menjadi penyebab bencana banjir; sedangkan pada musim kemarau, debit air yang kecil menjadi penyebab kekeringan. Belajar dari kondisi alam seperti ini, manusia berusaha mencari cara untuk mengatur ketersediaan air, salah satunya adalah dengan membangun waduk. Agar waduk dapat selalu memberikan layanan yang  sesuai dengan yang direncanakan maka dibutuhkan pemeliharaan yang baik pada setiap aspek. Salah satu waduk yang berfungsi sebagai penampung air untuk keperluan  irigasi adalah waduk Cengklik yang berada di Kabupaten Boyolali Propinsi  Jawa Tengah. Umur waduk sekarang ini telah mencapai 89 tahun. Walaupun volume tampungannyu berkurang karena adanya sedimentasi tapi menurut pemeriksaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa laju sedimen waduk relatif kecil. Pengelolaan lahan  di kawasan DAS Waduk Cengklik yang baik, membantu mengurangi masuknya sedimen ke waduk sehingga tidak menjadi kendala operasional waduk.
PENGATURAN PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN JALAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN TEGUH YUONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 15 No. 19 (2014): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan nasional ditujukan guna meningkatkan taraf kehidupan masyarakat secara adil dan merata. Untuk mewujudkannya maka pemanfaatan  kekayaan sumber daya alam yang dimiliki negara harus dilakukan secara bijaksana dan berkelanjutan. Salah satu prasarana utama adalah diperlukannya pembangunan jalan, karena fungsinya yang vital yaitu sebagai penghubung  antar wilayah yang  pada akhirnya perekonomian dapat bergerak ke arah yang lebih baik. Pembukaan jalan baru juga dimaksudkan memperpendek dan mempercepat jarak perjalan. Pelebaran jalan, pengembangan jalan dan pembangunan jalan baru membutuhkan lahan yang tidak sedikit, diperlukan pengaturan lahan sehingga tidak mengganggu ekosistem dan keseimbangan alam. Pengunaan lahan untuk pengembangan atau pembuatan jalan baru yang merupakan fasilitas layanan umum untuk masyarakat dalam meningkatkan perekonomian dan transportasi juga harus dilakukan dengan mentaati pengaturan tata ruang wilayah yang ada, sehingga menghindarkan alih fungsi lahan  yang kurang tepat misal alih fungsi lahan dari yang produktif/lahan pertaniaan lestari dan kawasan lindung menjadi jalan.
EVALUASI KUAT TEKAN JALAN BETON YANG POLA PEMBANGUNANNYA DENGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TEGUH YUONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 21 No. 25 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan jalan berguna bagi masyarakat untuk menghubungkan antar wilayah, mempermudah pengiriman hasil-hasil produksi ke pasar, meningkatkan jasa pelayanan sosial, kesehatan dan pendidikan. Kerusakan jalan yang terjadi dapat mengganggu terlaksana fungsi pelayanan jalan dan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan seperti: waktu tempuh lebih lama, kenyamanan terganggu, kecelakaan dan lain sebagainya. Salah satu pola pembangunan dilaksanakan dengan pemberdayaan masyarakat, dimana dengan partisipatif dari masyarakat diharapkan hasil pekerjaan pembangunan menjadi lebih baik dan efisien. Pada kenyataannya ditemukan jalan yang sudah mengalami kerusakan sebelum umur layan habis. Untuk itu diperlukan identifikasi kerusakan jalan beton yang telah dibangun sehingga didapatkan solusi yang tepat untuk perbaikannya.Tahapan penelitian ini meliputi : penentuan dimensi jalan beton dan dimensi slab beton dengan pengukuran, identifikasi kerusakan jalan dengan observasi langsung di lokasi, dilanjutkanevaluasi kualitas perkerasan beton dengan hammer test. Hasil penelitian menemukan 10 tipe kerusakan jalan beton, meliputi : penurunan atau patahan (settlement atau faulting), pelat terbagi (divided slab), retak sudut (corner cracking), retak memanjang (longitudinal cracking), retak melintang (transversal craking), kerusakan penutup sambungan (joint seal damage), gompal sambungan (spalling joint), lepasnya agregat (scaling), agregat licin (polished aggregate), pemompaan (pumping). Hasil hammer test menyatakan bahwa kuat tekan perkerasan beton rata-rata yang dihasilkan bermutu rendah, yaitu 123,10 kg/cm2. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan  bahwa salah satu faktor penyebab kerusakan jalan beton yaitu kualitas beton yang rendah.
COMPRESSIVE STRENGTH OF GEOPOLYMER LIGHTWEIGHT CONCRETE WITH COMPARISON OF RICE HUSK ASH AND ALKALI ACTIVATOR 50% -50% IN CURING TIME VARIATIONS KUKUH KURNIAWAN D.S; TEGUH YUONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 23 No. 27 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.395 KB)

Abstract

Today, concrete is a very important building material material in construction. Geopolymers are concrete technologies that utilize polymerization reactions in the binding process. The main arrangement of this geoplimer material is silica and alumina (aluminum silica hydroxide). Silica material used is derived from inorganic materials that have high silica content. Rice husk ash is one of the industrial by-products that have high silica content. Rice husk ash resulting from burning bricks reaches a temperature of 400o C and has a silica content of around 85%. High silica content in rice husk ash can be used as a binding material in geopolymer concrete. The study carried out on lightweight geopolymer concrete rice husk ash with a ratio of rice husk and alkali activator ratio is 50%:50%, in the variation of curing time 12 hours and 24 hours. It was concluded that the compressive strength of geopolymer concrete from rice husk ash increases with the duration of curing time.
EVALUASI KONDISI JARINGAN DAN PERKERASAN JALAN DI LINGKUNGAN KELURAHAN GILINGAN SURAKARTA TEGUH YUONO; KUKUH KURNIAWAN DWI SUNGKONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 24 No. 1 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.311 KB) | DOI: 10.36728/jtsa.v24i1.824

Abstract

The road network has a very important function, namely as an infrastructure for moving people and goods, encouraging economic growth and equitable development efforts. The frequency of vehicles passing through a road causes the road to become easily worn and damaged. Regular repairs or maintenance are needed so that more severe damage can be avoided. Careful planning is needed by the community so that the road is always in good condition so that it can provide optimal service. Identification of network conditions and road pavement is needed in each region so that appropriate efforts to handle it. The stages of this study include: road network mapping, identification of types of pavement, inventory of road pavement damage and preparation of damage repair plans. The results showed that the existing road network was connected from a small road (alley) to the road to the road to the main road. There are four types of pavement in the research location, namely asphalt road, concrete road, paving road and dirt road, dominated by 18,875 km of asphalt road. Generally the road conditions are still good but damage to some roads is found. Damage found on the asphalt road: drop, divided plate, cracks, damage to the connection cover, and surface damage. On the concrete road, deformation, cracks, disintegration, down edges, patches, holes and damage to the joints were found to be damaged. Damage repair needs to be done as soon as possible so that damage does not spread. Jaringan jalan mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu sebagai prasarana untuk memindahkan orang maupun barang, mendorong pertumbuhan ekonomi dan upaya pemerataan pembangunan. Besarnya frekuensi kendaraan yang melewati sebuah jalan menyebabkan jalan menjadi mudah aus dan rusak. Perbaikan atau pemeliharaan rutin diperlukan agar kerusakan yang lebih parah dapat dihindari. Perencanaan yang matang sangat dibutuhkan masyarakat agar jalan selalu dalam kondisi baik sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal. Diperlukan identifikasi kondisi jaringan dan perkerasan jalan pada tiap wilayah sehingga tepat upaya penanganannya. Tahapan penelitian ini meliputi: pemetaan jaringan jalan, identifikasi jenis perkerasan, inventarisasi kerusakan perkerasan jalan dan penyusunan rencana perbaikan kerusakan. Hasil penelitian didapatkan jaringan jalan yang ada telah terkoneksi dari jalan kecil (gang) ke jalan lingkungan sampai ke jalan besar. Ada empat jenis perkerasan jalan dilokasi penelitian yaitu jalan aspal, jalan beton, jalan paving dan jalan tanah, dengan didominasi jalan aspal sepanjang 18,875 km. Umumnya kondisi jalan masih baik tetapi dijumpai kerusakan pada beberapa jalan. Pada jalan aspal dijumpai kerusakan : penurunan, pelat terbagi, retak, kerusakan penutup sambungan, dan kerusakan permukaan. Pada jalan beton ditemukan kerusakan deformasi, retak, disintegrasi, pinggir turun, tambalan, lubang dan kerusakan penutup sambungan. Perlu dilakukan perbaikan kerusakan sesegera mungkin agar kerusakan tidak meluas. Kata kunci: jaringan jalan, kondisi, perbaikan kerusakan.
EVALUASI PEMENUHAN KEBUTUHAN TEMPAT PARKIR BAGI SISWA DAN GURU PADA SEKOLAH DASAR DI SURAKARTA Teguh Yuono; suryo Handoyo
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 25 No. 1 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jtsa.v25i1.1073

Abstract

Pendidikan memegang peranan yang sangat vital dalam perkembangan sebuah bangsa. Bangsa yang maju dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduknya, semakin maju sebuah bangsa semakin tinggi juga tingkat pendidikan penduduknya. Pemerintah dari tahun ke tahun terus meningkatkan alokasi anggaran negara untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pembangunan gedung sekolah beserta prasarana pendukungnya sebaiknya juga memperhatikan kebutuhan tampungan sarana transportasi yang digunakan oleh siswa dan guru, baik itu berupa sepeda, sepada motor maupun mobil. Dari pengamatan yang ada kenyataannya banyak sekolahan yang belum memprioritaskan penyediaan tempat parkir yang memadai. Sehingga perlu dilakukan penelitian letak sekolah dalam sebuah permukiman, kondisi tempat parkir yang ada dan pemenuhan kebutuhan parkir. Lokasi penelitian yaitu sekolah dasar di Kota Surakarta. Dalam penelitian dibuat rancangan penelitian sebagai berikut : 1). penyiapan bahan dan peralatan. 2).survei lapangan,wawancara, pengamatan, foto dokumentasi dilanjutkan pengukuran dan dibuat sket. 3). pembuatan gambar peta situasi keberadaan sekolah dan permukiman sekitarnya. 4). pengambaran denah sekolahan dan tempat parkir. 5). analisis kondisi tempat parkir yang ada, menghitung kebutuhan tempat parkir dan mengambar denah tempat parkir yang ideal. Hasil penelitian didapatkan 1). letak sekolahan terhadap permukiman, 10% sekolah cukup dekat, 20% dekat dan 70% sangat dekat. 2). kondisi tempat parkir bagi siswa yang membawa sepeda ontel kurang memadai, prosentase kondisi tempat parkir pada lokasi penelitian adalah 20% kondisi kurang, 60% kondisi sedang, 20% kondisi baik. 3). kebutuhan lahan untuk tempat parkir tercukupi dengan pengaturan parkir yang baik. Rata-rata dalam satu sekolahan membutuhkan lahan parkir seluas 129 m2, dengan kapasitas untuk sepeda 37 unit, 13 sepeda motor dan 2 mobil. Kata kunci: permukiman, sekolah, tempat parkir
KAJIAN PENGGUNAAN DATA HUJAN SATELIT TRMM UNTUK PERENCANAAN TALANG AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI NGARUM Teguh Yuono; Erni Mulyandari
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 26 No. 1 (2021): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jtsa.v26i1.1243

Abstract

Perencanaan talang air umumnya berada di daerah pinggiran yang aksesnya sulit dijangkau belum lagi jika dilihat dari sulitnya memperoleh data sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan besarnya perencanaan dimensi talang air dengan menggunakan data hujan manual dan data hujan satelit (TRMM). Hal tersebut berguna ketika nanti perencanaan tidak tersedia data hujan manual. Tahap pertama diawali dengan melakukan uji kepanggahan data hujan manual kemudian mendownload data hujan satelit. Data hujan satelit sengaja tidak dilakukan validasi. Data hujan harian memiliki korelasi 0,22 sedangkan untuk data hujan setengah bulanan memiliki korelasi 0,59 sehingga dipilih analisis dengan menggunakan data hujan satelit setengah bulanan. Kemudian dicari besarnya kebutuhan air irigasi dan didapat nilai korelasi antar keduanya adalah 0,93 yang berarti hubungan antar keduanya adalah sangat kuat. Talang air yang direncanakan diambil dengan dimensi paling kecil karena besarnya debit yang dibutuhkan hanya berkisar 0,10 m3/d yaitu b= 0,5 m dan h = 0,5 m. Berdasarkan dimensi talang air tersebut besarnya anggaran biaya yang dibutuhkan adalah sekitar Rp 35,934,545.52.
EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN : Studi Kasus Jalan Kapten Mulyadi Kabupaten Karanganyar Vicky Yoga Arisma; Erni Mulyandari; Teguh Yuono
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 27 No. 1 (2022): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jtsa.v27i1.1645

Abstract

Permasalahan yang ada pada Jalan Kapten Mulyadi yaitu munculnya genangan air ketika hujan turun. Hal tersebut terjadi akibat perubahan tata guna lahan dan kondisi eksisting saluran drainase yang ada tidak berfungsi secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya genangan, menghitung kapasitas saluran drainase eksisting, dan merencanakan ulang dimensi saluran drainase di lokasi tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu dengan melakukan survei terlebih dahulu di lokasi penelitian kemudian menganalisis data yang diperoleh dengan aturan yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa penampang saluran drainase eksisting kurang memadai atau terlalu kecil sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang agar saluran mampu menampung debit limpasan air hujan dan air dari perumahan sekitar sehingga tidak menimbulkan terjadinya genangan ataupun banjir. Adapun hasil perencanaan dimensi saluran drainase yang baru dengan menggunakan debit banjir kala ulang 25 tahun adalah sebagai berikut, nilai tinggi muka air dari dasar saluran (y) = 0,25 m; lebar saluran (b) = 0,50 m; dan tinggi saluran (H) = 0,45 m.