Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

PENGARUH VARIASI BUTIRAN AGREGAT PADA KUAT TEKAN DAN KECEPATAN GELOMBANG ULTRASONIK KUKUH KURNIAWAN DWI SUNGKONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 19 No. 23 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) digunakan untuk mengetahui homogenitas betondengan  berbagai  jenis  agregat  dan  maksimum  ukuran  agregat. Agregat  memakaiBantak  dan  Celereng,  ukuran  agregat  maksimum  40  mm,  20  mm,  10  mm  danrasio  air-semen  dari  0,4; 0,5;  0,6.  Pengujian  UPV  dilakukan  dengan  metodelangsung   dan   tidak   langsung   pada   balok   dari   agregat   Bantak   dan   AgregatCelereng. Sembilan balok dari agregat Bantak dan agregat Celereng yang dari 15×  15  ×  60  dimensi  cm3.  pengujian  UPV  dilakukan  pada  usia  28  hari.  Uji  kuattekan  dilakukan  setelah  menerapkan  uji  UPV  dengan  memotong  balok  ke  dalamkubus  dari  15  x  15  x  15  dimensi  cm3.  Kuat  tekan  kubus agregat Bantak  danagregat Celereng dengan ukuran agregat maksimum 40 mm, 20 mm dan 10 mm,linier dengan penurunan rasio air semen. Kecepatan gelombang metode langsunglebih cepat dibanding tidak langsung, dengan faktor korelasi 1,020 dan 1,019.
ANALISIS STRUKTUR SISTEM RANGKA PENAHAN MOMEN BIASA PADA BERBAGAI JENIS TANAH BERDASARKAN DISPLACEMENT DAN DRIFT KUKUH KURNIAWAN DWI SUNGKONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 20 No. 24 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam suatu proyek perencanaan bangunan gedung pasti memiliki keunikan sendiri dan selalu berbeda dengan dengan proyek lainnya. Suatu perencanaan bangunan yang mempunyai lokasi tertentu pasti memiliki jenis tanah yang berbeda pula dengan lokasi lainnya. Bangunan yang terletak pada wilayah gempa tertentu dengan percepatan puncak batuan dasar periode ulang 500 tahun belum tentu memiliki percepatan respon gempa yang sama, jika dilihat dari berbagai jenis tanah yang ada (tanah lunak, tanah sedang dan tanah keras). Dari penelitian ini dihasilkan waktu getar alami metode empiris dengan Methode A dari UBC Section 1630.2.2 menghasilkan periode yang lebih kecil yaitu 0,937 detik sedangkan menurut SNI 03-1726-2002 pasal 5.6 tabel 8, untuk wilayah gempa 3 adalah 1,8 detik. Gaya Geser Dasar Nominal terbesar terjadi pada Tanah Lunak yaitu sebesar 803,572 kg, Tanah Sedang adalah 353,572 kg dan Tanah Keras adalah 246,428 kg. Hal ini dikarenakan percepatan gravitasi pada setiap jenis tanah berbeda. Dari hasil analisis dengan program ETABS, waktu getar alami terbesar terdapat di bangunan dengan jenis tanah lunak, yaitu 4,134 detik, tanah sedang 2,747 detik dan tanah keras 2,289 detik. Dan kinerja batas layan (Δs) dan kinerja batas ultimit (ΔM) masih memenuhi syarat. Dan displacement lantai terbesar terjadi pada  tanah lunak, diikuti tanah sedang dan terkecil pada tanah keras.
STRESS ANALYSIS OF REDUCED BEAM SECTION STEEL MOMENT CONNECTION (AISC 358-2005) KUKUH KURNIAWAN DWI SUNGKONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 21 No. 25 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Earthquakeresistant building structures should be properly andappropriately designed, especially in the planning and detailing of the beam - column connections. Thecollapse mechanism of seismic building shall occur plastichinge first and the column is still in elastic condition (strong column weak beam).AISC 358-2005 provides type of steel connection for seismic buialding. In the regulation mentioned that the connection is used in the structure with the Special Moment Frames (SMF) and Intermediate Moment Frames (IMF), one of the connection types is reduced beam section. Reduced Beam Section (RBS) moment connection, portionsof the beam flangesare selectively trimmed in the region adjacent to the beamtocolumn connection. Result modeling RBS on FEM, the top of the beam occur tensile strenght 1367kN/m2, the bottom of the beam has a compressive stress 2943kN/m2, the beam web has a tensile stress 1281kN/m2, the face of the column occur tensile stress 667kN/m2 and the column web 857kN/m2. The shear stress in the beam web is largest (857kN/m2) than on the beam flange (275kN/m2), and the shear stress on the column is smaller (503kN/m2).
ANALISIS RESIKO TAHAP ENGINEERING DESIGN PADA PEMBIAYAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PROYEK EPC (Studi Kasus : Asam-Asam CPP And OLC Project, PT. Krakatau Engineering) GUNARSO GUNARSO; KUKUH KURNIAWAN DWI SUNGKONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 22 No. 26 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam  tahap  perencanaan  atau  engineering  perusahaan  EPC  harus  mempunyai sumber daya  manusia  yang  sangat  tinggi.  Mengingat  kompleksitas  pekerjaan,  pada  tahap  ini harus  mempunyai  konseptual  dari  basic  engineering  design  sampai  detail  engineering design yang matang. PT. KE adalah perusahaan EPC yang telah melaksanakan beberapa pekerjaan konstruksi dengan jenis kontrak EPC. Salah satu pekerjaan pada tahun 2011 adalah  Asam-Asam  CPP  And  OLC  Project.  Pada  kajian  analisis  resiko  engineering terhadap   biaya   ini  digunakan   skala   likert.   Responden   memberikan   penilaian   pada variabel resiko yang kemungkinan terjadi dan dampak terhadap pembiayaan. Dari hasil penelitian   yang   dilakukan,   responden   menyatakan  bahwa  variabel  resiko   yang  ada sebanyak 57 variabel tersebut merupakan variabel yang dominan pada tahapan engineering.Tahap  basic  engineering,  variabel  yang  dominan  adalah  manajemen perusahaan dimana untuk  satu sumber daya manusia diperuntukan bagi berbagai proyek yang   ditangani  perusahaan.   Sumber  daya  manusia  sebagai  kebutuhan  utama  dalam proses  desain  engineering  menjadi  resiko  yang  dominan,engineer  harus  bekerja  secara matrik dan jadwal penyelesaian pekerjaan yang ketat. Tahap detail engineering variabel dominan  produk  desain  engineering  yang  ekonomis berdampak  pada biaya yang cukup besar. Dalam proses detail desain dituntut menghasilkan desain yang optimal dan sesuai dengan  kebutuhan  pekerjaan  lapangan.  Karena  pada  tahal  detail  desain,  hasil  desain sudah harus bisa diaplikasikan dan meminimalisasi ketidak sesuaian saat dilakukan pemasangan.  
COMPRESSIVE STRENGTH OF GEOPOLYMER LIGHTWEIGHT CONCRETE WITH COMPARISON OF RICE HUSK ASH AND ALKALI ACTIVATOR 50% -50% IN CURING TIME VARIATIONS KUKUH KURNIAWAN D.S; TEGUH YUONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 23 No. 27 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.395 KB)

Abstract

Today, concrete is a very important building material material in construction. Geopolymers are concrete technologies that utilize polymerization reactions in the binding process. The main arrangement of this geoplimer material is silica and alumina (aluminum silica hydroxide). Silica material used is derived from inorganic materials that have high silica content. Rice husk ash is one of the industrial by-products that have high silica content. Rice husk ash resulting from burning bricks reaches a temperature of 400o C and has a silica content of around 85%. High silica content in rice husk ash can be used as a binding material in geopolymer concrete. The study carried out on lightweight geopolymer concrete rice husk ash with a ratio of rice husk and alkali activator ratio is 50%:50%, in the variation of curing time 12 hours and 24 hours. It was concluded that the compressive strength of geopolymer concrete from rice husk ash increases with the duration of curing time.
EVALUASI KONDISI JARINGAN DAN PERKERASAN JALAN DI LINGKUNGAN KELURAHAN GILINGAN SURAKARTA TEGUH YUONO; KUKUH KURNIAWAN DWI SUNGKONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 24 No. 1 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.311 KB) | DOI: 10.36728/jtsa.v24i1.824

Abstract

The road network has a very important function, namely as an infrastructure for moving people and goods, encouraging economic growth and equitable development efforts. The frequency of vehicles passing through a road causes the road to become easily worn and damaged. Regular repairs or maintenance are needed so that more severe damage can be avoided. Careful planning is needed by the community so that the road is always in good condition so that it can provide optimal service. Identification of network conditions and road pavement is needed in each region so that appropriate efforts to handle it. The stages of this study include: road network mapping, identification of types of pavement, inventory of road pavement damage and preparation of damage repair plans. The results showed that the existing road network was connected from a small road (alley) to the road to the road to the main road. There are four types of pavement in the research location, namely asphalt road, concrete road, paving road and dirt road, dominated by 18,875 km of asphalt road. Generally the road conditions are still good but damage to some roads is found. Damage found on the asphalt road: drop, divided plate, cracks, damage to the connection cover, and surface damage. On the concrete road, deformation, cracks, disintegration, down edges, patches, holes and damage to the joints were found to be damaged. Damage repair needs to be done as soon as possible so that damage does not spread. Jaringan jalan mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu sebagai prasarana untuk memindahkan orang maupun barang, mendorong pertumbuhan ekonomi dan upaya pemerataan pembangunan. Besarnya frekuensi kendaraan yang melewati sebuah jalan menyebabkan jalan menjadi mudah aus dan rusak. Perbaikan atau pemeliharaan rutin diperlukan agar kerusakan yang lebih parah dapat dihindari. Perencanaan yang matang sangat dibutuhkan masyarakat agar jalan selalu dalam kondisi baik sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal. Diperlukan identifikasi kondisi jaringan dan perkerasan jalan pada tiap wilayah sehingga tepat upaya penanganannya. Tahapan penelitian ini meliputi: pemetaan jaringan jalan, identifikasi jenis perkerasan, inventarisasi kerusakan perkerasan jalan dan penyusunan rencana perbaikan kerusakan. Hasil penelitian didapatkan jaringan jalan yang ada telah terkoneksi dari jalan kecil (gang) ke jalan lingkungan sampai ke jalan besar. Ada empat jenis perkerasan jalan dilokasi penelitian yaitu jalan aspal, jalan beton, jalan paving dan jalan tanah, dengan didominasi jalan aspal sepanjang 18,875 km. Umumnya kondisi jalan masih baik tetapi dijumpai kerusakan pada beberapa jalan. Pada jalan aspal dijumpai kerusakan : penurunan, pelat terbagi, retak, kerusakan penutup sambungan, dan kerusakan permukaan. Pada jalan beton ditemukan kerusakan deformasi, retak, disintegrasi, pinggir turun, tambalan, lubang dan kerusakan penutup sambungan. Perlu dilakukan perbaikan kerusakan sesegera mungkin agar kerusakan tidak meluas. Kata kunci: jaringan jalan, kondisi, perbaikan kerusakan.
Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah menggunakan Microsoft Word dan Manajer Referensi Mendeley Menggunakan Media Pembelajaran Online (Zoom dan Live Streaming Youtube) RA Dinasty Purnomoasri; Kukuh Kurniawan DS; Rasyiid Latiif Amhudo; Reki Arbianto; Suryo Handoyo; Erni Mulyandari; Herman Susila
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 01 (2022): Januari 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.26 KB) | DOI: 10.36728/ganesha.v2i01.1786

Abstract

Penulisan karya tulis ilmiah adalah keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki sivitas akademika dalam menyampaikan gagasan secara ilmiah dan bertanggung jawab. Microsoft Word memilik banyak fitur-fitur yang dapat dimanfaatkan dalam penulisan karya ilmiah penelitian akan tetapi tidak semua sivitas akademika di UTP Surakarta dapat menggunakan fitur-fitur yng tersedia yang dikarenakan ketidaktahuan akan informasi penggunaan fitur pada Microsoft Word. Kehadiran Mendeley sebagai open source of reference and citation manager yang dapat menonjolkan kutipan kalimat atau paragraf dan mencantumkan referensi otomatis di halaman akhir tulisan mahasiswa diharapkan dapat mengarahkan mahasiswa untuk meningkatkan tulisan akademiknya. Metode pelaksanaan dilakukan dengan cara daring/ Online menggunakan media Zoom dan Youtube. Pelaksanaan pelatihan penulisan karya ilmiah ini diikuti oleh mahasiswa dan dosen UTP Surakarta, melalui daring pada Zoom dan Youtube. Kegiatan ini cukup membantu dan keberadaan e-book panduan yang sudah dibuat oleh tim diminati sehingga kedepannya diharapkan dapat dimanfaatkan dan meningkatkan mutu penulisan sivitas akademika UTP.
PENGARUH VARIASI BUTIRAN AGREGAT PADA KUAT TEKAN DAN KECEPATAN GELOMBANG ULTRASONIK KUKUH KURNIAWAN DWI SUNGKONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 19 No. 23 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) digunakan untuk mengetahui homogenitas betondengan  berbagai  jenis  agregat  dan  maksimum  ukuran  agregat. Agregat  memakaiBantak  dan  Celereng,  ukuran  agregat  maksimum  40  mm,  20  mm,  10  mm  danrasio  air-semen  dari  0,4; 0,5;  0,6.  Pengujian  UPV  dilakukan  dengan  metodelangsung   dan   tidak   langsung   pada   balok   dari   agregat   Bantak   dan   AgregatCelereng. Sembilan balok dari agregat Bantak dan agregat Celereng yang dari 15×  15  ×  60  dimensi  cm3.  pengujian  UPV  dilakukan  pada  usia  28  hari.  Uji  kuattekan  dilakukan  setelah  menerapkan  uji  UPV  dengan  memotong  balok  ke  dalamkubus  dari  15  x  15  x  15  dimensi  cm3.  Kuat  tekan  kubus agregat Bantak  danagregat Celereng dengan ukuran agregat maksimum 40 mm, 20 mm dan 10 mm,linier dengan penurunan rasio air semen. Kecepatan gelombang metode langsunglebih cepat dibanding tidak langsung, dengan faktor korelasi 1,020 dan 1,019.
ANALISIS STRUKTUR SISTEM RANGKA PENAHAN MOMEN BIASA PADA BERBAGAI JENIS TANAH BERDASARKAN DISPLACEMENT DAN DRIFT KUKUH KURNIAWAN DWI SUNGKONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 20 No. 24 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam suatu proyek perencanaan bangunan gedung pasti memiliki keunikan sendiri dan selalu berbeda dengan dengan proyek lainnya. Suatu perencanaan bangunan yang mempunyai lokasi tertentu pasti memiliki jenis tanah yang berbeda pula dengan lokasi lainnya. Bangunan yang terletak pada wilayah gempa tertentu dengan percepatan puncak batuan dasar periode ulang 500 tahun belum tentu memiliki percepatan respon gempa yang sama, jika dilihat dari berbagai jenis tanah yang ada (tanah lunak, tanah sedang dan tanah keras). Dari penelitian ini dihasilkan waktu getar alami metode empiris dengan Methode A dari UBC Section 1630.2.2 menghasilkan periode yang lebih kecil yaitu 0,937 detik sedangkan menurut SNI 03-1726-2002 pasal 5.6 tabel 8, untuk wilayah gempa 3 adalah 1,8 detik. Gaya Geser Dasar Nominal terbesar terjadi pada Tanah Lunak yaitu sebesar 803,572 kg, Tanah Sedang adalah 353,572 kg dan Tanah Keras adalah 246,428 kg. Hal ini dikarenakan percepatan gravitasi pada setiap jenis tanah berbeda. Dari hasil analisis dengan program ETABS, waktu getar alami terbesar terdapat di bangunan dengan jenis tanah lunak, yaitu 4,134 detik, tanah sedang 2,747 detik dan tanah keras 2,289 detik. Dan kinerja batas layan (Δs) dan kinerja batas ultimit (ΔM) masih memenuhi syarat. Dan displacement lantai terbesar terjadi pada  tanah lunak, diikuti tanah sedang dan terkecil pada tanah keras.
STRESS ANALYSIS OF REDUCED BEAM SECTION STEEL MOMENT CONNECTION (AISC 358-2005) KUKUH KURNIAWAN DWI SUNGKONO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 21 No. 25 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Earthquakeresistant building structures should be properly andappropriately designed, especially in the planning and detailing of the beam - column connections. Thecollapse mechanism of seismic building shall occur plastichinge first and the column is still in elastic condition (strong column weak beam).AISC 358-2005 provides type of steel connection for seismic buialding. In the regulation mentioned that the connection is used in the structure with the Special Moment Frames (SMF) and Intermediate Moment Frames (IMF), one of the connection types is reduced beam section. Reduced Beam Section (RBS) moment connection, portionsof the beam flangesare selectively trimmed in the region adjacent to the beamtocolumn connection. Result modeling RBS on FEM, the top of the beam occur tensile strenght 1367kN/m2, the bottom of the beam has a compressive stress 2943kN/m2, the beam web has a tensile stress 1281kN/m2, the face of the column occur tensile stress 667kN/m2 and the column web 857kN/m2. The shear stress in the beam web is largest (857kN/m2) than on the beam flange (275kN/m2), and the shear stress on the column is smaller (503kN/m2).