Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Konsep tata ruang permukiman Baluwarti Keraton Kasunanan Surakarta Hartanto, Tri; Yuuwono, Abito Bamban
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v3i2.162

Abstract

Penelitian terkait permukiman sudah banyak dilakukan oleh para ahli baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Permukiman sebagai obyek penelitian telah lama dilakukan karena terkait dengan sosial budaya yang berkembang di masyarakat. Penelitian ini memilih lokus permukiman Baluwarti, dan fokus penelitian adalah tata ruang permukimannya  yang memiliki kekhasan tersendiri. Kekhasan tata ruang permukiman Baluwarti yang dimaksud adalah bahwa permukiman ini berbeda dengan permukiman tradisional lainya karena permukiman ini berada di dalam kawasan keraton Surakarta. Dimana keraton Surakarta dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa. Sehingga permukiman tradisional lainya yang berada di Jawa, tentunya bersumber dari budaya keraton Surakarta. Paradaigma penelitian adalah Kualitatif dangan metode historical reading dan observasi, sedangkan analisis menggunakan induktif. Kebaharuan dari penelitian ini adalah akan ditemukan konsep tata ruang permukiman Baluwarti yang memiliki kekhasan, dari nilai-nilai tradisi dan budaya Keraton Surakarta Hadiningrat yang kaya akan tradisi dan budaya (budaya Jawa), karena berada di dalam kawasan keraton. Berbeda dengan penelitian-penelitian permukiman yang telah dilakukan sebelumnya dengan lokus penelitian berada di luar keraton. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa konsep tata ruang Baluwarti merupakan konsep yang dipertahankan dari permukiman ini dibangun, yaitu pada masa Paku Buwana III (1745-1788M) adalah  menjaga keharmonisan manusia dengan Tuhan, keharmonisan manusia dengan manusia (masyarakat), dan keharmonisan manusia dengan alam.
Meningkatkan Level Fasilitas Umun Ruang Sholat Pusat Perbelanjaan Untuk Mendukung Pariwisata Kota Surakarta Hartanto, Tri; Yuuono, Bamban
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v4i2.465

Abstract

Pusat perbelanjaan merupakan kompleks pertokoan dengan fasilitas tertentu untuk menjual barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Pusat perbelanjaan pada masa sekarang ini juga memerlukan fasilitas lain selain pertokoan, untuk melepas lelah atau beristirahat seperti toilet dan mushola (ruang sholat). Fasilitas ini diperlukan karena waktu layanan yang panjang, dimana tuntunan shalat wajib dilaksanakan lima waktu dalam sehari sehingga mushola sebagai fasilitas umum mutlak diperlukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dimana permasalahan fasilitas umum ruang sholat di pusat perbelanjaan  yang ada  di gambarkan lewat narasi, dan didukung dengan foto-foto kondisi eksisting. Metode ini didalam pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan, wawancara, mengambil gambar (foto), dokumen pribadi/resmi, dan data lain yang mempunyai relevansi dengan objek penelitian. Data hasil survey kemudian dianalisis berdasarkan pendekatan kajian teori. Pusat-pusat perbelanjaan di Kota Surakarta memang sudah menyediakan fasilitas ruang sholat/mushola, sesuai Peraturan Daerah Kota Surakarta nomor 5  Tahun   2011. Namun berdasarkan analisis data, menurut pendekatan syariah dan menurut pendekatan kebutuhan dan kenyamanan, fasilitas ruang sholat/mushola yang ada perlu ditingkatkan ke level yang lebih tinggi. Berdasarkan pendekatan menurut kebutuhan dan kenyamanan pengunjung fasilitas umum ini, sebagian lokasinya tidak strategis, ruangannya kurang luas, tidak ber-AC, dan bising karena dekat dengan area parkir.
Revitalisasi Lapangan Desa Masaran, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen Tri Hartanto; A. Bambang Yuwono
Jurnal Ilmiah Padma Sri Kreshna Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/psk.v2i2.199

Abstract

Lapangan Desa Masaran, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen yang selama ini dirasakan semakin berkurang manfaatnya bagi masyarakat, akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Lapangan yang luas, dapat dikelola untuk berbagai kepentingan. Tidak hanya di bidang olah raga, namun juga bidang rekreasi dan ekonomi. Penyediaan wadah untuk berjualan, diharapkan mampu mendorong masyarakat bisa menjual produknya. Revitalisasi lapangan, terkait erat dengan penataan ruang kawasan di lingkup lapangan, meliputi sistem drainase, sistem jalan lingkungan, pengendalian genangan/banjir dan penghijauan. Metode pengabdian melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah persiapan, yaitu dengan melakukan diskusi dengan perangkat desa Masaran dan tokoh masyarakat. Tahap berikutnya adalah membuat gambar pra-desain berupa gambar site-plan, denah dan perspektif. Dari bahan pra-desain yang telah disusun, dilakukan diskusi dengan semua tim dan perangkat desa dan tokoh masyarakat untuk mendapatkan masukan dan saran untuk perbaikan pra-desain. Setelah mendapat persetujuan maka dibuat gambar detailnya. Perencanaan direncanakan oleh tim ahli di bidangnya, untuk menyiapkan master plan revitalisasi pembangunan lapangan Masaran. Luaran dari pengabdian ini adalah tersusunnya Gambar Kerja dan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) untuk revitalisasi lapangan desa Masaran. Berdasarkan hal tersebut maka kolaborasi antara pemerintah desa dan perguruan tinggi ke depannya ditingkatkan sehingga membawa manfaat bagi masyarakat.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA Tri Hartanto
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 9 No. 13 (2011): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengetahuan tentang sistim struktur dan konstruksi, dan teknologi bahan sangat erat sekali hubungannya dengan arsitektur. Hal ini dapat menimbulkan dan memberikan banyak inspirasi sehingga banyak rancangan arsitektur dapat diwujudkan dalam bentuk fisik. Sebagai contoh dalam membangun sebuah rumah tinggal, berawal dari konsep dan rancangan disain gambar akan terwujud menjadi bangunan fisik  yang nyata. Dewasa ini perkembangan sistim struktur konstruksi dan teknologi bahan untuk bangunan sangat pesat. Perkembangan ini merupakan akibat dari pengembangan pengetahuan tentang prinsip-prinsip struktur, pengetahuan tentang bahan dan pengembangan peralatan yang menunjang terknologi konstruksi. Di samping itu perkembangan ilmu-ilmu  lain yang turut mendukung berkembangnya struktur konstuksi dan teknologi bahan. Namun perkembangan tersebut kadangkala tanpa dibarengi dengan pemahaman, sehingga dalam penerapannya masih banyak mengandung kelemahan-kelemahan. Misalnya penggunaan kuda-kuda beton pada rumah tinggal, yang sekarang ini banyak terjadi masih perlu diperhitungkan kekurangan dan kelebihannya. Karena lazimnya kuda-kuda terbuat dari teknologi bahan kayu. Bentuk dan gaya arsitektur selalu berhubungan erat dengan konstruksi dan bahan bangunan. Beton bertulang merupakan teknologi bahan yang sering dipakai untuk struktur dan konstruksi bangunan. Beton bertulang dengan komposisi beton (campuran antara: semen, pasir, kricak) mampu untuk menerima beban tekan, dan tulangan (besi beton) sangat kuat menahan tarik, kombinasi tersebut sangat efektif untuk konstruksi yang menerima beban tekan dan tarik, misalnya konstruksi kuda
HILANGNYA SINERGITAS MASYARAKAT DENGAN SUNGAI DALAM TATA RUANG PERMUKIMAN BANTARAN SUMBER DI SURAKARTA Tri Hartanto; Rully
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 25 No. 2 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jtsa.v25i2.1074

Abstract

Didalam upaya mencegah meluapnya air sungai pada saat banjir, maka model pembuatan tanggul yang tinggi berupa dinding beton di pinggiran sungai menjadi alternatif yang banyak digunakan. Pembangunan tanggul dinding beton yang tinggi ini secara fungsional mampu mencegah luapan banjir di permukiman bantaran sungai. Namun secara sosial budaya, interaksi yang dimungkinkan terjadi antara manusia dengan sungai menjadi terbatasi, bahkan terkesan tanggul tersebut mengisolasi masyarakat yang ada dalam kawasan permukiman tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menggali makna tanggul sebagai dinding penahan banjir dan pembatas kawasan permukiman bantaran. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan melalui observasi lapangan dan wawancara mendalam (indepth interview). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan tanggul secara fungsional mampu mengurangi terjadinya banjir. Di sisi lain tanggul yang dibangun setelah tata ruang permukiman bantaran terbentuk, membatasi dan merubah perilaku masyarakat terhadap sungai. Dimana pada awalnya sungai menjadi inspirasi kehidupan, berubah sungai tidak lagi mendapat perhatian dari masyarakat. sehingga potensi sungai dan kehidupan sosial masyarakat semestinya bisa bersinergi menjadi terputus. Kata kunci: permukiman bantaran, tanggul, tata ruang, surakarta
PENDAMPINGAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PELEBARAN JEMBATAN BIBIS LUHUR RW 022 NUSUKAN BANJARSARI SURAKARTA Reki Arbianto; Teguh Yuono; Tri Hartanto; Rasyiid Lathiif Amhudo; Gunarso Gunarso
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 02 (2021): Juli 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/ganesha.v1i02.1448

Abstract

Bibis Luhur merupakan salah satu kampung di kelurahan Nusukan, kecamatan Banjarsari, kota Surakarta. Kampung Bibis Luhur terdapat sebuah jembatan tepatnya di RW 022 yang menghubungkan antar RW. Kondisi jembatan sekarang ini dirasakan sudah sempit karena pertumbuhan jumlah kendaraan dan lalu lintas harian yang melaluinya. Oleh sebab itu dengan dorongan dari masyarakat warga RW 022 maka jembatan ini akan diperlebar, untuk menunjang aktifitas warga sekitar. Tahapan yang dilakukan pada pendampingan kali ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Pada kegiatan persiapan dilakukan diskusi dan koordinasi dengan perangkat kampung Bibis Luhur RW 022 dan warga sekitar guna memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kegiatan ini sedangkan pada tahap pelaksanaan dilakukan pengukuran sampai dengan penggambaran detail desain guna memperkirakan besarnya anggaran biaya untuk pekerjaan pembangunan pelebaran jembatan Bibis Luhur RW 022, Kel. Nusukan, Kec. Banjarsari Surakarta. Berdasarkan hasil pendampingan dihasilkan gambar struktur dan Rencana Anggaran Biaya untuk pembangunan pelebaran jembatan Bibis Luhur RW 022, Kel. Nusukan, Kecamatan Surakarta adalah sebesar Rp 20.300.000,00. Hasil detail desain dan analisa biaya tersebut untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
PENDAMPINGAN PERENCANAKAN RENOVASI MASJID NURRULLOH DUA LANTAI UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS JAMAAH Tri Hartanto; A Bambang Yuono Yuono
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 02 (2021): Juli 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/ganesha.v1i02.1533

Abstract

Pendampingan perencanaan pembangunan renovasi Masjid Nurrulloh dilaksanakan untuk membantu masyarakat di lingkungan kampung Ngemplak RT.02 RW.29 Mojosonga, Jebres, Surakarta. Renovasi pembangunan masjid di lingkungan kampung Ngemplak ini dilakukan karena kapasitas masjid yang sudah tidak bisa menampung jamaah, khususnya pada waktu ibadah sholat Jum’at dan ibadah Romadhlon. Kesulitan yang dialami oleh masyarakat kampung Ngemplak didalam perencanaan masjid adalah bagaimana membuat desain masjid yang baik secara arsitektural dan fungsional, bagaimana merencanakan dan menghitung kekuatan strukturnya dan bagaimana perhitungan biayanya untuk pembangunannya. Sehingga keberadaan tim pengabdian masyarakat dari program studi Arsitektur dan Teknik Sipil Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta, diharapkan mampu merencanakan desain Masjid Nurrulloh. Dengan desain perencanaan dan perencangan yang baik secara arsitektural, diharapkan masjid ini akan menjadi kebanggaan warganya dan akan dapat menumbuhkan kembangkan kegiatan keagamaan bagi seluruh warganya. Tim pengabdian telah mendampingi didalam perencanaan Gambar dan RAB masjid Nurrulloh yang direncanakan menjadi dua lantai. Tahap berikutnya adalah terkait pelaksanaan renovasi, yang membutuhkan dana ± Rp. 1.500.000.000,00. Adapun biaya/dana renovasi masjid yang akan dilaksanakan bersumber dari swadaya masyarakat setempat. Takmir Masjid berencana menghimpun dana, dengan membuat proposal bantuan dana kepada semua masyarakat kampung Ngemplak RT.02 RW.29 Mojosongo, Surakarta. Selain warga setempat, penggalangan dana juga akan disampaikan kepada semua kaum Muslimin di kota Surakarta dan sekitarnya. Harapanya dana yang ada sekarang ditambah dengan hasil penggalangan dana, pembangunan masjid segera terealisasi. Kehadiran tim pengabdian yang telah menghasilkan gambar kerja dan perhitungan RAB akan sangat berguna untuk perijinan pembangunan dan penggalangan dana. Kata kunci: pendampingan, perencanaan, renovasi, masjid Nurrulloh
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA Tri Hartanto
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 9 No. 13 (2011): Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengetahuan tentang sistim struktur dan konstruksi, dan teknologi bahan sangat erat sekali hubungannya dengan arsitektur. Hal ini dapat menimbulkan dan memberikan banyak inspirasi sehingga banyak rancangan arsitektur dapat diwujudkan dalam bentuk fisik. Sebagai contoh dalam membangun sebuah rumah tinggal, berawal dari konsep dan rancangan disain gambar akan terwujud menjadi bangunan fisik  yang nyata. Dewasa ini perkembangan sistim struktur konstruksi dan teknologi bahan untuk bangunan sangat pesat. Perkembangan ini merupakan akibat dari pengembangan pengetahuan tentang prinsip-prinsip struktur, pengetahuan tentang bahan dan pengembangan peralatan yang menunjang terknologi konstruksi. Di samping itu perkembangan ilmu-ilmu  lain yang turut mendukung berkembangnya struktur konstuksi dan teknologi bahan. Namun perkembangan tersebut kadangkala tanpa dibarengi dengan pemahaman, sehingga dalam penerapannya masih banyak mengandung kelemahan-kelemahan. Misalnya penggunaan kuda-kuda beton pada rumah tinggal, yang sekarang ini banyak terjadi masih perlu diperhitungkan kekurangan dan kelebihannya. Karena lazimnya kuda-kuda terbuat dari teknologi bahan kayu. Bentuk dan gaya arsitektur selalu berhubungan erat dengan konstruksi dan bahan bangunan. Beton bertulang merupakan teknologi bahan yang sering dipakai untuk struktur dan konstruksi bangunan. Beton bertulang dengan komposisi beton (campuran antara: semen, pasir, kricak) mampu untuk menerima beban tekan, dan tulangan (besi beton) sangat kuat menahan tarik, kombinasi tersebut sangat efektif untuk konstruksi yang menerima beban tekan dan tarik, misalnya konstruksi kuda
PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK TRI HARTANTO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 8 No. 12 (2010): jurnal teknik sipil dan arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Membangun berarti mengatur dan aturan tersebut dapat dicerminkan dalam setiap proses tahapan pembangunan. Aturan pokok ini merupakan dasar-dasar dari segala kegiatan membangun yang selalu dipikirkan oleh manusia.Beberapa pemikiran tentang aturan-aturan untuk membangun yang sudah banyak dilakukan, diantaranya .menentukan tiga pokok dasar, yaitu : firmitas ( kekukuhan,stabilitas), utilitas (kenyamanan), dan venustas (keindahan dalam arsitektur). Jikalau kita ingin menentukan pokok bentuk struktur bangunan man tidak mau kita harus menerapkan aturan teknis.Kita bisa mulai misalnya, dengan bahan bangunan (batu alam, batu buatan, kayu, baja, beton bertulang dan sebagainya), atau kita memperhatikan konstruksinya (pondasi, dinding, atap dan sebagainya). Pengaturan yang integral dalam bidang fungsi/tugas, bentuk, dan teknik membutuhkan aturan baru yang berkesinambungan dan yang mewujudkan ketergantungan antara konstruksi dengan bentuk danfungsi atau sebaliknya. Perkembangan tercapai oleh perubahan teknologi dalam pembangunan, oleh perubahan konstruksi bangunan, oleh bahan bangunan yang baru, oleh pengetahuan baru dalam fisika bangunan, perbaikan cara membangun, dan oleh penggunaan peralatan pembangunan yang baru. Dengan adanya perkembangan ini, perwujudan bentuk struktur bangunan akan berubah. Aspekyang bersifat indah dan bermutu tinggi dalam arsitektur tidak akan berubah, tetapi aspek yang bersifat teknologis akan berkembang terus.
GATED COMMUNITY Studi Kasus: Perumahan Casa Grande di Yogyakarta TRI HARTANTO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 18 No. 22 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gated community merupakan bagian dari kota dan kemunculannya juga tidak lepas sebagai dampak dari perkembangan kota itu sendiri. Di lain pihak gated community juga tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia karena keberadaannya merupakan pengaruh dari pergeseran gaya hidup manusia yang semakin hari semakin berkembang. Kehidupan manusia di jaman sekarang selalu dipenuhi oleh kesibukan & aktivitas, hingga akibatnya gaya hidup yang dijalani adalah gaya hidup individualis. Oleh karena itulah, tepat jika dikatakan bahwa fenomena gated community di perkotaan memang tidak terelakkan. Kini hampir semua kota di dunia memiliki gated community dengan karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda. Di Indonesia sendiri, gated community yang ada menunjukkan karakteristik yang berbeda dari gated community pada umumnya. Walaupun membatasi diri dengan dinding dan pagar di sekelilingnya, Gated community di Indonesia masih mengizinkan orang luar bukan penghuni untuk masuk dan menikmati sebagian fasilitas yang ada. Kondisi yang seperti ini tidak lain disebabkan oleh adanya peraturan pembangunan perumahan oleh pengembang yang mengatur agar sebagian lahan yang dibangun tersebut menyerahkan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang terdapat di dalamnya, ke pemerintah daerah setempat agar dapat dipergunakan oleh publik. Peraturan inilah yang menyebabkan pola-pola perumahan yang ada di Indonesia umumnya berbentuk cluster-cluster yang terkumpul dalam satu kompleks. Namun, aplikasi di lapangan  khususnya gated community Casa Grande berbeda, fasilitas umum warga berupa jalan tidak dapat digunakan oleh masyarakat sekitar. Jalan tersebut hanya dikhususkan kepada penghuni perumahan. Fasilitas pendukung juga hanya dapat digunakan oleh masyarakat yang terdaftar sebagai member. Untuk menjadi member fasilitas tersebut, warga sekitar perumahan tidak mampu mengingat pendapatan mereka yang rendah.