Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Media Sosial Instagram dalam Membangun Eksistensi Diri Remaja Muhammad Syahrul Efendi; Abdul Haris Fatgehipon; Nova Scorviana H
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 1 No. 2 (2024): APRIL - MEI 2024
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Instagram merupakan media sosial yang memberikan ruang bagi penggunanya untuk berbagi dan berinteraksi serta untuk menampilkan diri dan membentuk apa yang ingin ditunjukkan ke khalayak melalui foto dan video. Hal tersebut menjadi menarik bagi para remaja dalam mengekspresikan dirinya dengan tujuan menunjukkan eksistensi pada khalayak. Eksistensi yang ditunjukkan oleh remaja adalah sifat alamiah yang terjadi di usianya, mengingat remaja yang sedang berada di tahap pencarian jati diri. Berkaitan dengan fenomena tersebut, nyatanya juga terjadi pada peserta didik SMPN 222 Jakarta khususnya pada peserta didik di bangku kelas 7. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peenggunaan media sosial Instagram dalam membangun Eksistensi Diri remaja ditinjau dengan menggunakan lima dasar kebutuhan penggunaan media menurut teori Uses and Gratification, cognitive needs, affective needs, personal integrative needs, social integrative needs, dan escapist needs. Terdapat tiga subjek penelitian berinisial DR, AS, dan MR. Ketiganya dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan maksud mengambarkan dan menjelaskan suatu fenomena. Hasil penelitian ini diketahui bahwa ketiga subjek merasakan manfaat atas keberadaan media sosial Instagram dalam membangun eksistensi diri. Instagram dapat memenuhi cognitive needs melalui konten-konten ter-update mengenai kondisi di sekitar dan informasi yang menyangkut minat ketiga subjek, affective needs melalui fitur story untuk melampiaskan perasaan, personal integrative melalui fitur post untuk mengunggah serta menunjukkan minat yang ditekuni, social integrative needs melalui fitur reply story, direct message, comment untuk melakukan komunikasi secara online, dan escapist needs melalui berbagai konten hiburan yang tersaji di dalam fitur explore dan reels.
PROSES INTEGRASI MASYARAKAT TIONGHOA AKIBAT DISKRIMINASI RASIAL DI GLODOK PASCA KERUSUHAN MEI 1998 (1998-2001) Sofyan Hamid Azhari; Budiaman; Abdul Haris Fatgehipon
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 1 No. 3 (2024): JUNI - JULI 2024
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peristiwa kerusuhan Mei 1998 merupakan peristiwa diskriminasi rasial yang terjadi karena adanya stereotype yang berkembang di masyarakat kemudian dilampiaskan pada kerusuhan Mei 1998 yang awalnya merupakan Gerakan mahasiswa menjadi Gerakan anti Tionghoa. Masyarakat Tionghoa harus hidup dengan stereotype yang melekat di masyarakat. Untuk bisa hidup berdampingan masyarakat Tionghoa harus melalui proses integrasi yang Panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses integrasi masyarakat Tionghoa di Glodok . Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumen, dan studi pustaka. Sedangkan dalam Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan data collection, data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses integrasi masyarakat Tionghoa didukung karena : 1) Adanya konflik di masyarakat yang kemudian memunculkan kesadaran bahwa mereka memiliki hak yang sama sebagai warga negara Indonesia 2) Kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintahan BJ Habibie 3) Kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintahan Gus dur yang kemudian bisa membebaskan masyarakat etnis Tionghoa dari belenggu kebijakan yang membatasi mereka sejak era orde baru.