Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EFFECTIVENESS OF Exoecaria agallocha SUBSTANCE POWDER AS MOLLUSCICIDE ON SNAIL MUD PEST (Ceritidea sp.) Puspitasari, Indah; Suseno, Dewi Nurmalita; Jayanti, Shara
Chanos Chanos Vol 19, No 2 (2021): Chanos chanos
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.166 KB) | DOI: 10.15578/chanos.v19i2.10646

Abstract

The use of chemical-based molluscicides at the preparation stage of aquaculture activities in ponds can cause residues and death of biota other than mollusc pests and ultimately cause environmental damage. Because of this, natural ingredients are needed. A study on the effectiveness of Excoecaria agallocha gum powder as a molluscicide against Trisipan Cerithidea sp. has been carried out during September - November 2020 in Pulokerto Village, Kraton District, Pasuruan Regency, East Java. The sap from the E. agallocha tree was tapped and made into powder, then tested on 10 trisipans per aquarium, with concentrations of 0, 200, 400, 800, 1600 ppm and control with 3 repetitions. Mortality observations were carried out for 24 hours. The results of the characteristic analysis showed that the E. agallocha latex powder had an ash content of 7.73%, water content of 3.08%, pH 10. The content of bioactive compounds from E. agallocha gum powder using 70% methanol solution included saponins and triterpenoids. The concentration of latex powder has a high influence on the mortality of Cerithidea sp. (Linear regression, R2 = 0.8762) and had a significantly positive relationship (Pearson correlation test, r = 0.936, P = 0.019). Significant differences were found in the mortality of Cerithidea sp. with treatments of 800 and 1600 ppm which were significantly different with concentrations of 200 and 400 ppm (One-way Anova, F = 29.50, P <0.05, df = 3, Tukey test). Toxicity test showed 24-hour LC50 of E. agallocha latex powder against Trisipan Cerithidea sp. is 688.89 ppm and can be categorized as toxic.
POTENSI SERBUK DAUN SIRIH (Piper Betle L.) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN PADA BENIH IKAN NILA (Oreochromis Niloticus) Maulida, Rizka Sherly; Suseno, Dewi Nurmalita
Chanos Chanos Vol 18, No 2 (2020): Chanos chanos
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.369 KB) | DOI: 10.15578/chanos.v18i2.9547

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi serbuk daun sirih yang dicampur dalam pakan (pellet) sebagai immunostimulan ikan nila dengan mengukur nilai pertambahan panjang rata-rata, ADG, ABW, FCR dan SR. Dosis pakan yang dicampurkan dengan bubuk daun sirih yaitu (A1) 0,3 g/100g pakan dan (A2) 0,4 g/100g pakan, serta pakan kontrol (A0) tanpa pemberian bubuk daun sirih dilakukan selama 4 minggu masa pemeliharaan. Nilai ADG ikan nila diukur setiap 4 hari sekali dengan penimbangan berat dan pengukuran panjang ikan. Sedangkan nilai ABW, FCR dan SR dihitung pada akhir pemeliharaan. Hasil pengukuran panjang rata-rata terbaik pada dosis (A2) 0,4 g/100g pakan yang menunjukkan 8.9667b ± 0.47258. Sedangkan pada pertumbuhan (ADG) diperoleh 1.3333b± 0.00000, ABW (17.0000 b ± 0.00000. Hasil perhitungan FCR yaitu sebesar 0.6000b ± 0.00000, serta pada survival rate (%) tidak ditemukannya ikan nila yang mati selama masa pemeliharaan pada perlakuan (A2).
Pelatihan Pembuatan Anestesi Alami Untuk Meningkatkan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan DI Desa Sumberdodol Magetan SETYASTUTI, TRI ARI; Hakimah , Nisa; Suseno, Dewi Nurmalita; Achmad, Naufal
ADMA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): ADMA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Mayarakat
Publisher : LPPM Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/adma.v6i1.5058

Abstract

 Desa Sumberdodol merupakan salah satu desa di Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan yang memiliki potensi unggul dalam budidaya ikan koi. Permasalahan tingginya tingkat stress dan kematian ikan koi selama proses penanganan dan transportasi menjadi kendala utama yang dihadapi para pembudidaya. Pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembudidaya ikan koi di Desa Sumberdodol, Magetan, mengenai pembuatan dan aplikasi anestesi alami berbahan dasar ekstrak kemangi dan cengkeh. Pelatihan dilaksanakan melalui penyuluhan, bimbingan teknis, dan praktik lapangan dengan metode infusa yang sederhana. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta dan keberhasilan aplikasi anestesi alami yang terbukti efektif menjaga tingkat kelangsungan hidup ikan koi hingga 100% selama proses penanganan dan transportasi. Penggunaan anestesi alami ini juga berkontribusi mengurangi stres ikan, menurunkan tingkat mortalitas kematian, serta mendukung budidaya ramah lingkungan. Hal ini menegaskan pentingnya transfer teknologi anestesi alami sebagai solusi inovatif dan berkelanjutan untuk meningkatkan daya saing produk ikan koi di tingkat lokal maupun nasional.
EFEKTIVITAS DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) DAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN HERBAL PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Insivitawati, Era; Wahidi, Budi Rianto; Asmarany, Anja; Hakimah, Nisa; Jayanti, Shara; Setyatuti, Tri Ari; Suseno, Dewi Nurmalita; Sugianti, Budi
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 21, No 2 (2025): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.21.2.138-144

Abstract

Budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) berpotensi besar, namun rentan terinfeksi bakteri dan memerlukan solusi alternatif pengganti antibiotik sintetis. Daun ketapang (Terminalia catappa) dan bawang putih (Allium sativum) bersifat antimikroba dan imunostimulan, namun efektivitas dan formulasi optimal masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas kombinasi daun ketapang dan bawang putih untuk mencari alternatif pengendalian bakteri yang lebih aman, mengingat penggunaan obat berlebihan dapat memicu resistensi. Daun ketapang dan bawang putih dipilih sebagai imunostimulan herbal yang potensial menekan bakteri Aeromonas tanpa dampak negatif bagi lingkungan. Metode yang digunakan adalah eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu  Perlakuan Kontrol tanpa pemberian ekstrak daun ketapang dan bawang putih, Perlakuan A (komposisi 75 % daun ketapang dan 25% bawang putih), Perlakuan B (komposisi 50 % daun ketapang dan 50% bawang putih), dan Perlakuan C (komposisi 25 % daun ketapang dan 75% bawang putih). Pengujian mencakup uji fitokimia, zona hambat, DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl), analisis kualitas air dan pertumbuhan ikan dengan uji statistik. Hasil menunjukkan kombinasi 50% daun ketapang dan 50% bawang putih (Perlakuan B) merupakan yang terbaik dan berpotensi meningkatkan daya tahan tubuh ikan dengan kadar alkaloid tertinggi sebesar 37,91% (b/b) dengan persentase Relative Percent Difference (RPD) 1,5%, IC50 Uji DPPH 3,79 mg/ml, menghambat pertumbuhan bakteri yang ditunjukkan dengan hasil zona hambat terbesar, pertumbuhan berat terbaik dengan ABW mencapai 17,60 ± 6,84 gram/ekor dan ADG 1,53 g/minggu. Penelitian ini mengindikasikan bahwa kombinasi daun ketapang dan bawang putih dapat menjadi imunostimulan alami yang ramah lingkungan dalam budidaya ikan nila.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN EKSTRAK KUNYIT (Curcuma longa) DAN KENCUR (Kaempferia galanga) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN KOI (Cyprinus carpio) Hakimah, Nisa; Wahidi, Budi Rianto; Suseno, Dewi Nurmalita; Setyastuti, Tri Ari; Sugianti, Budi; Yudana, I Gusti Putu Gede Rumayasa
JARI : Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Vol. 12 No. 2 (2024): JARI : JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v12i2.8

Abstract

Pertumbuhan yang lama menjadi salah satu kendala dalam budidaya ikan koi. Pemberian ekstrak bahan herbal sebagai pemacu pertumbuhan melalui perendaman masih jarang dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh perendaman ekstrak kunyit dan kencur dengan waktu berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan koi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2023 selama 5 minggu (35 hari) di Laboratorium Patologi Ikan, Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu K (kontrol), B1 (perendaman 30 menit), B2 (perendaman 45 menit), dan B3 (perendaman 60 menit). Analisis data menggunakan One-Way ANOVA dan uji lanjut Tukey yang menunjukkan bahwa perendaman ikan koi ke dalam ekstrak kunyit dan kencur selama 45 menit (perlakuan B2) merupakan hasil terbaik dengan nilai kelangsungan hidup 86,67±0,57%, pertumbuhan bobot mutlak sebesar 3,27±0,03 gram, pertumbuhan panjang mutlak 0,27±0,02 cm, efisiensi pakan 86,73±4,18%, dan konversi pakan sebesar 1,15±0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah perendaman ekstrak kunyit dan kencur selama 45 menit dapat memberikan peningkatan kelangsungan hidup, pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, dan efisiensi pakan serta menurunkan nilai konversi pakan. Ekstrak kunyit dan kencur yang diberikan pada ikan koi berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan sehingga dapat direkomendasikan sebagai pemacu pertumbuhan pada budidaya ikan air tawar.