Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Deteksi Kejadian Residu Tetrasiklin pada Daging Ikan Nila di Kota Yogyakarta dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Wari Pawestri; Gagak Dhony Satria; Nisa Hakimah; Doddi Yudhabuntara
Jurnal Sain Veteriner Vol 37, No 2 (2019): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.672 KB) | DOI: 10.22146/jsv.34463

Abstract

Food products of animal origin which are free from biological and chemical contamination are an absolute requirement of food safety. Antibiotics residues in the food of animal origin is one of the chemical contaminants in food are harmful/hazardous to human health. Tetracycline is an antibiotic that is often used in the fishing industry. The study aims to detect the occurrence of tetracycline residues in tilapia sold in traditional markets in Kota Yogyakarta. The research was conducted with detection test (detect disease). The study used 61 samples of tilapia fish from 16 traditional markets in Kota Yogyakarta. Tilapia meat samples are prepared according to the Association of Official Analytical Chemistry (AOAC). The existence of tetracycline residues in meat can be detected by high performance liquid chromatography (HPLC). Residue analysis in fish meat was conducted at the Department of Pharmacology, Faculty of Veterinary Medicine of Gadjah Mada University using HPLC Shimadzu version 6.1. The results showed that 24 samples of tilapia meat marketed in Kota Yogyakarta was positively contained tetracycline antibiotic residues. A total of 19 samples contained residues above maximum residue limits (MRL). The conclusion of the study is 31% of tilapia marketed in Kota Yogyakarta contains tetracycline residues above MRL. Surveillance of residues in food of animal origin and further research in terms of reducing antibiotic residue in tilapia meat is highly recommended to improve the quality and safety of food of animal origin.
Validasi Metode Analisis Tetrasiklin pada Ikan Nila (Oreochromis sp.) menggunakan Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Nisa Hakimah; Gagak Donny Satria; Wari Pawestri; Soedarmanto Indarjulianto
Jurnal Sain Veteriner Vol 37, No 2 (2019): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.167 KB) | DOI: 10.22146/jsv.34466

Abstract

Antibiotics are substances that capable of inhibiting the growth of or killing microorganisms. The presence of residues in the tissues are associated with continuous use of antibiotics for long periods of time. The antibiotic residue that is often detected in freshwater fishery products is tetracycline. One method of analysis of tetracycline residues in fish meat is widely developed using high performance liquid chromatography (HPLC). This research was aimed to validate the method of analysis of tetracycline content in tilapia meat by using HPLC Shimadzu 6.1. The mobile phase consisting of methanol: acetonitrile: oxalic acid (5:15:80) with 1 ml / min flow rate, detector UV Vis with wavelength 355 nm, and C18Shim-pack column size 150 L x 4,6 mm at temperature of 30oC. The result of this research showed values corresponding to validation criteria based on parameters of specificity, precision, accuracy, linearity, limit of detection, and limit of quantification. Tetracycline analysis using HPLC tool has good and acurate validity as the first step in detecting the tetracycline level in tilapia meat.
Residu Deltamethrin Terlacak pada Hati Ayam Pedaging yang Dipasarkan di Yogyakarta (DETECTION OF DELTAMETHRIN RESIDUE IN BROILER LIVER TRADED IN YOGYAKARTA) Gagak Donny Satria; Agustina Dwi Wijayanti; Puspa Wikan Sari; Dwi Cahyo Budi Setiawan; Nisa Hakimah; Annisa Rahmawati
Jurnal Veteriner Vol 15 No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.938 KB)

Abstract

The consumer assurance to get safe, hygienic, whole, and halal food is an important concern. Analysisof chemical residue is one of some ways  to examine food safety. The objective of this research was to detectdeltamethrin residue in broiler liver sold in Yogyakarta, Indonesia. The isocratic HPLC method was usedin this research, using Shimadzu 6.1, 80% of Acetonitrile in Aquabides as mobile phase, with 1ml/minutesof flow rate. C-18 was used as column and the wavelength of UV-Vis detector was 270 nm. The result of theresearch was get from HPLC’s analyses. Deltamethrin’s peak area would be presented in retention time 8-12minutes with specific profile of curve. The result of the research showed that deltamethrin was positivelydetected in 13 broiler livers. It’s concluded that broiler livers that sold in Yogyakarta are detected to containdeltamethrin-contaminated.
Deteksi Residu Oksitetrasiklin pada Ikan Lele yang Dipasarkan di Kota Yogyakarta Nisa Hakimah; Wari Pawestri; Dewi Nurmalita Suseno; Sri Widowati Anjarsari
Jurnal Veteriner Vol 22 No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.474 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2021.22.4.499

Abstract

Tingkat konsumsi ikan di Indonesia terus mengalami peningkatan seiring dengan kesadaran masyarakat terhadap pemenuhan gizi dan meningkatnya pengetahuan tentang manfaat makan ikan bagi tubuh. Kebutuhan ini harus diimbangi dengan peningkatan kuantitas dan kualitas produk ikan. Salah satu kontaminan yang dapat menimbulkan permasalahan adalah cemaran antibiotik. Oksitetrasiklin merupakan antibiotik yang banyak digunakan pada dunia perikanan. Penelitian bertujuan untuk melakukan validasi metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) untuk analisis residu oksitetrasiklin dalam daging ikan lele dan melakukan deteksi kejadian residu oksitetrasiklin pada daging ikan lele yang dipasarkan di wilayah Kota Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap validasi dan tahap penelitian lapangan. Validasi metode preparasi sampel daging ikan lele menggunakan alat KCKT dan meliputi parameter spesifisitas, presisi, akurasi,dan linearitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat KCKT yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk melakukan deteksi residu oksitetrasiklin dalam daging ikan lele dengan baik. Penelitian lapangan menggunakan 59 sampel ikan lele yang diambil dari penjual yang berbeda di 16 pasar tradisional wilayah Kota Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya residu oksitetrasiklin, ditunjukkan dengan hasil positif (melampaui batas maksimum residu) pada 25% dari keseluruhan sampel.
Analisis Kadar Histamin pada Produk Olahan Ikan Pindang di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur Menggunakan ELISA Budi Rianto Wahidi; Adi Suseno; Dewi Alima Nostalia Suseno; Dewi Nurmalita Suseno; Nisa Hakimah
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan Vol 13 No 2 (2022): Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan
Publisher : Faculty of Science and Technology University Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.523 KB) | DOI: 10.35316/jsapi.v13i2.1791

Abstract

Histamin merupakan salah satu indikator keamanan mutu pangan untuk produk olahan ikan. Histamin dimungkinkan terkandung pada ikan pindang karena beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar histamin pada ikan pindang yang dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya dan kenaikan kadar histamin pada ikan pindang. Sampel ikan pindang diperoleh dari beberapa pasar tradisional di Sidoarjo dan diuji menggunakan metode ELISA. Hasil uji terhadap beberapa parameter menujukkan bahwa nilai pH berkisar antara 6,05 – 6,95; kadar air 13,11 – 27,79%; kadar garam 6,71 – 12,31%; dan kadar histamin 4,143 – 11,450 ppm. Kadar histamin tertinggi diperoleh dari sampel ikan pindang dengan kadar air yang tinggi dan kadar garam yang rendah.
ANALISIS KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Vibrio sp. PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) SISTEM INTENSIF Bambang Suprakto; Mitaqul Dwi Lestari; Deni Aulia; Nisa Hakimah; Sri Wartini
Jurnal Perikanan Unram Vol 14 No 1 (2024): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v14i1.777

Abstract

Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) adalah spesies udang yang paling ekonomis. Kehadiran bakteri Vibrio sp. pada budidaya udang sistem intensif sebagai penyebab timbulnya penyakit Vibriosis menyebabkan kerugian baik secara sosial maupun ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis komposisi dan kelimpahan bakteri Vibrio sp. pada budidaya udang vannamei sistem intensif. Sampel yang diambil berupa media budidaya (air) dan udang (hepatopancreas dan usus) dari 4 kolam berbeda masing-masing 2 kolam di tambak Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Analisis dilakukan dengan menggunakan media agar TCBS. Bakteri Vibrio sp. yang tumbuh yaitu koloni bakteri berwarna hijau (green), dan kuning (yellow) dengan bentuk koloni membundar dan tepi koloni utuh. Komposisi bakteri yang tumbuh yaitu koloni kuning (90,4%) lebih banyak jika dibandingkan jumlah koloni hijau (9,60%). Kelimpahan bakteri Vibrio sp. pada media budidaya udang vannamei sistem intensif yang ditemukan dalam penelitian ini berkisar antara 7,75 x 102 – 15,80 x 102 CFU/ml. Sedangkan kelimpahan bakteri Vibrio sp. pada sampel hepatopancreas dan usus udang yaitu 1,0 x 101 - 3,02 x 104. Kelimpahan bakteri tidak dipengaruhi oleh umur budidaya udang. Jumlah Vibrio sp. pada budidaya udang vannamei system intensif masih dalam batas aman.
DETECTION OF INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) IN LITOPENAEUS VANNAMEI USING NESTED REVERSE TRANSCRIPTION-POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) AT PT. CENTRAL PROTEINA PRIMA SIDOARJO EAST JAVA Nur Amalliyah, Hanifah; Hakimah, Nisa; Sugianti, Budi
Jurnal Perikanan Unram Vol 15 No 2 (2025): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v15i2.1446

Abstract

Increased production and stocking density have elevated the risk of viral diseases, which can lead to significant economic losses. This study aimed to detect the presence of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) in vannamei shrimp using the Nested Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (nRT-PCR) method. 54 vannamei shrimp samples from various regions in Indonesia were tested to detect the presence of IMNV. The test results showed 2 samples were detected positive for IMNV, namely samples from Central Kalimantan and East Java. The test results were confirmed and reinforced by other supporting factors that influence the spread or occurrence of IMNV disease infection in the sample's region of origin. This study highlights the importance of routine IMNV surveillance using sensitive molecular methods to control disease spread and protect the shrimp aquaculture industry in Indonesia.
EFEKTIVITAS DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) DAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN HERBAL PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Insivitawati, Era; Wahidi, Budi Rianto; Asmarany, Anja; Hakimah, Nisa; Jayanti, Shara; Setyatuti, Tri Ari; Suseno, Dewi Nurmalita; Sugianti, Budi
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 21, No 2 (2025): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.21.2.138-144

Abstract

Budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) berpotensi besar, namun rentan terinfeksi bakteri dan memerlukan solusi alternatif pengganti antibiotik sintetis. Daun ketapang (Terminalia catappa) dan bawang putih (Allium sativum) bersifat antimikroba dan imunostimulan, namun efektivitas dan formulasi optimal masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas kombinasi daun ketapang dan bawang putih untuk mencari alternatif pengendalian bakteri yang lebih aman, mengingat penggunaan obat berlebihan dapat memicu resistensi. Daun ketapang dan bawang putih dipilih sebagai imunostimulan herbal yang potensial menekan bakteri Aeromonas tanpa dampak negatif bagi lingkungan. Metode yang digunakan adalah eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu  Perlakuan Kontrol tanpa pemberian ekstrak daun ketapang dan bawang putih, Perlakuan A (komposisi 75 % daun ketapang dan 25% bawang putih), Perlakuan B (komposisi 50 % daun ketapang dan 50% bawang putih), dan Perlakuan C (komposisi 25 % daun ketapang dan 75% bawang putih). Pengujian mencakup uji fitokimia, zona hambat, DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl), analisis kualitas air dan pertumbuhan ikan dengan uji statistik. Hasil menunjukkan kombinasi 50% daun ketapang dan 50% bawang putih (Perlakuan B) merupakan yang terbaik dan berpotensi meningkatkan daya tahan tubuh ikan dengan kadar alkaloid tertinggi sebesar 37,91% (b/b) dengan persentase Relative Percent Difference (RPD) 1,5%, IC50 Uji DPPH 3,79 mg/ml, menghambat pertumbuhan bakteri yang ditunjukkan dengan hasil zona hambat terbesar, pertumbuhan berat terbaik dengan ABW mencapai 17,60 ± 6,84 gram/ekor dan ADG 1,53 g/minggu. Penelitian ini mengindikasikan bahwa kombinasi daun ketapang dan bawang putih dapat menjadi imunostimulan alami yang ramah lingkungan dalam budidaya ikan nila.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN EKSTRAK KUNYIT (Curcuma longa) DAN KENCUR (Kaempferia galanga) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN KOI (Cyprinus carpio) Hakimah, Nisa; Wahidi, Budi Rianto; Suseno, Dewi Nurmalita; Setyastuti, Tri Ari; Sugianti, Budi; Yudana, I Gusti Putu Gede Rumayasa
JARI : Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Vol. 12 No. 2 (2024): JARI : JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v12i2.8

Abstract

Pertumbuhan yang lama menjadi salah satu kendala dalam budidaya ikan koi. Pemberian ekstrak bahan herbal sebagai pemacu pertumbuhan melalui perendaman masih jarang dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh perendaman ekstrak kunyit dan kencur dengan waktu berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan koi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2023 selama 5 minggu (35 hari) di Laboratorium Patologi Ikan, Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu K (kontrol), B1 (perendaman 30 menit), B2 (perendaman 45 menit), dan B3 (perendaman 60 menit). Analisis data menggunakan One-Way ANOVA dan uji lanjut Tukey yang menunjukkan bahwa perendaman ikan koi ke dalam ekstrak kunyit dan kencur selama 45 menit (perlakuan B2) merupakan hasil terbaik dengan nilai kelangsungan hidup 86,67±0,57%, pertumbuhan bobot mutlak sebesar 3,27±0,03 gram, pertumbuhan panjang mutlak 0,27±0,02 cm, efisiensi pakan 86,73±4,18%, dan konversi pakan sebesar 1,15±0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah perendaman ekstrak kunyit dan kencur selama 45 menit dapat memberikan peningkatan kelangsungan hidup, pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, dan efisiensi pakan serta menurunkan nilai konversi pakan. Ekstrak kunyit dan kencur yang diberikan pada ikan koi berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan sehingga dapat direkomendasikan sebagai pemacu pertumbuhan pada budidaya ikan air tawar.