Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

EFFECTIVENESS OF Exoecaria agallocha SUBSTANCE POWDER AS MOLLUSCICIDE ON SNAIL MUD PEST (Ceritidea sp.) Puspitasari, Indah; Suseno, Dewi Nurmalita; Jayanti, Shara
Chanos Chanos Vol 19, No 2 (2021): Chanos chanos
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.166 KB) | DOI: 10.15578/chanos.v19i2.10646

Abstract

The use of chemical-based molluscicides at the preparation stage of aquaculture activities in ponds can cause residues and death of biota other than mollusc pests and ultimately cause environmental damage. Because of this, natural ingredients are needed. A study on the effectiveness of Excoecaria agallocha gum powder as a molluscicide against Trisipan Cerithidea sp. has been carried out during September - November 2020 in Pulokerto Village, Kraton District, Pasuruan Regency, East Java. The sap from the E. agallocha tree was tapped and made into powder, then tested on 10 trisipans per aquarium, with concentrations of 0, 200, 400, 800, 1600 ppm and control with 3 repetitions. Mortality observations were carried out for 24 hours. The results of the characteristic analysis showed that the E. agallocha latex powder had an ash content of 7.73%, water content of 3.08%, pH 10. The content of bioactive compounds from E. agallocha gum powder using 70% methanol solution included saponins and triterpenoids. The concentration of latex powder has a high influence on the mortality of Cerithidea sp. (Linear regression, R2 = 0.8762) and had a significantly positive relationship (Pearson correlation test, r = 0.936, P = 0.019). Significant differences were found in the mortality of Cerithidea sp. with treatments of 800 and 1600 ppm which were significantly different with concentrations of 200 and 400 ppm (One-way Anova, F = 29.50, P <0.05, df = 3, Tukey test). Toxicity test showed 24-hour LC50 of E. agallocha latex powder against Trisipan Cerithidea sp. is 688.89 ppm and can be categorized as toxic.
Pengaruh Parameter Kimia Terhadap Parameter Biologi Pada Kualitas Air Kolam Pulokerto, Kabupaten Pasuruan Yudana, IGP Gede Rumayasa; jayanti, shara
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The bad water quality is caused by many people managing waste poorly, which can pollute the environment and groundwater sources and create a negative impact on the balance of the ecosystem and surrounding waters. The quality of the water used as a cultivation medium in both columns and ponds is very important to know. This research was conducted to determine the effect of chemical parameters and biological parameters on water quality in the Pulokerto pond, Pasuruan Regency. Water quality measurements were carried out in 3 places, namely plot 13, plot 14 and SB. The chemical parameters tested were nitrite, phosphate, ammonium, Ca, Mg, TOM and alkalinity based on total (CO32- and HCO3-). The biological parameters tested were plankton abundance, TBC (Total Bacteria Count) and TVC (Total Vibrio Count). The results of water quality testing in plot 13 contained high levels of Blue Green Algae at DOC 34, namely 29 cells/ml and in plot SB at DOC 34 it was 22.9 cells/ml and at DOC 59 it was 17.26 cells/ml. Based on the results of the analysis of the quality values of chemical and biological parameters, it can be concluded that chemical parameters do not really influence the biological parameters of water quality in the Pulokerto pond, but rather the results of chemical water quality parameters such as nitrite content, hardness (Ca and Mg) and TOM of P.13 at the time of The 34th Shrimp DOC exceeds the 2014 SNI standard, causing an increase in the number of Blue Green Algae (BGA) which has toxic effects. The number of BGAs exceeded the standard number, namely 29 cells/ml, and on P.13, the 58th DOC showed that the results of green colonies on TVC (Total Vibrio Count) exceeded the standard, namely 200 cells/ml. Green vibrio colonies are a characteristic of the Vibrio parahaemolyticus species which has a poison that is dangerous for fish and shrimp. 
THE EFFECT OF FERMENTED MAGGOT FLOUR SUBSTITUTION IN ARTIFICIAL FEED TO HEALTH OF NILA FISH (Oreochromis niloticus) jayanti, shara; Sukamto, D; W, Budi R; Puspitasari, I; S, Dewi N; Fauzi, M E
Jurnal Harpodon Borneo VOLUME 17 NO.2 OKTOBER 2024
Publisher : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/harpodon.v17i2.5852

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi fermentasi tepung maggot dalam pakan buatan terhadap kesehatan ikan nila. Kandungan kitin (biopolymer rantai Panjang dari N-asetil D-glukosamin) mampu mengikat N dan asam amino penyusun protein sehingga protein menjadi sulit dicerna oleh tubuh ikan. Metode fermentasi berhasil menurunkan kandungan kitin yang terdapat dalam tepung maggot sebesar 8,34%. Berdasarkan hasil uji analisis proksimat dari tepung maggot yang sudah difermentasi memiliki nilai gizi yang lebih baik daripada nilai gizi dari tepung maggot tanpa fermentasi. Nilai gizi dari tepung maggot sebelum fermentasi adalah protein kasar (25.44%), lemak kasar (9.32%), kadar air (7.43%), abu (12.82%), berat kering (92.56%) dan serat kasar (4.77%) sedangkan untuk nilai gizi dari tepung maggot setelah difermentasi adalah protein kasar (27.29%), lemak kasar (12.58%), kadar air (6.61%), abu (13.02%), berat kering (93.38%) dan serat kasar (3.11%). Pengujian kualitas air juga dilakukan pada media budidaya ikan nila, dan nilai kualitas air dalam kondisi normal dengan nilai suhu (25-32oC), DO 6.8 – 10.35 mg/L), pH 7, nitrat (12.5 – 13 mg/L) nitrit (90.3-1.1 mg/L) dan ammonium (0.25-5 mg/L). Formulasi pakan B (TMF 25%) memiliki nilai gizi paling optimum yaitu protein kasar (25,51%), lemak kasar (11,87%), kadar air (4,67%), abu (12,54%), berat kering (95,33%) dan serat kasar (11,49%). Berdasarkan pemeriksaan kesehatan ikan didapatkan hasil ADG sebesar 1 g/hari, SGR sebesar 25%, efisiensi pakan sebesar 40
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN APLIKASI PENGKAYAAN BIOENKAPSULASI NAUPLI ARTEMIA DENGAN KOMBINASI EKSTRAK KETAPANG JAHE KENCUR KUNYIT DI HATCHERY DESA PACIRAN, KABUPATEN LAMONGAN Insivitawati, Era; Wahidi, Budi Rianto; Jayanti, Shara; Sugianti, Budi; Asmarani, Anja
DedikasiMU : Journal of Community Service Vol 7 No 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/dedikasimu.v7i1.8744

Abstract

Budidaya udang vannamei skala rumah tangga di Desa Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, seringkali menghadapi masalah kematian pada benih atau larva. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membantu mengatasi permasalahan pembudidaya dalam meningkatkan kelangsungan hidup larva udang melalui pemberian pakan fungsional berupa bioenkapsulasi naupli artemia yang diperkaya dengan ekstrak ketapang, jahe, kencur, dan kunyit sebagai imunostimulan. Metode yang digunakan meliputi pelatihan dan pendampingan kepada pembudidaya tentang pembuatan imunostimulan dari ekstrak ketapang, jahe, kencur, dan kunyit dan bioenkapsulasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bioenkapsulasi naupli artemia dengan ekstrak ketapang, jahe, kencur, dan kunyit dapat menjadi alternatif yang efektif untuk meningkatkan kualitas benih udang dan mengurangi tingkat kematian. Penerapan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas budidaya udang vannamei skala rumah tangga.
EFEKTIVITAS DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) DAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN HERBAL PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Insivitawati, Era; Wahidi, Budi Rianto; Asmarany, Anja; Hakimah, Nisa; Jayanti, Shara; Setyatuti, Tri Ari; Suseno, Dewi Nurmalita; Sugianti, Budi
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 21, No 2 (2025): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.21.2.138-144

Abstract

Budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) berpotensi besar, namun rentan terinfeksi bakteri dan memerlukan solusi alternatif pengganti antibiotik sintetis. Daun ketapang (Terminalia catappa) dan bawang putih (Allium sativum) bersifat antimikroba dan imunostimulan, namun efektivitas dan formulasi optimal masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas kombinasi daun ketapang dan bawang putih untuk mencari alternatif pengendalian bakteri yang lebih aman, mengingat penggunaan obat berlebihan dapat memicu resistensi. Daun ketapang dan bawang putih dipilih sebagai imunostimulan herbal yang potensial menekan bakteri Aeromonas tanpa dampak negatif bagi lingkungan. Metode yang digunakan adalah eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu  Perlakuan Kontrol tanpa pemberian ekstrak daun ketapang dan bawang putih, Perlakuan A (komposisi 75 % daun ketapang dan 25% bawang putih), Perlakuan B (komposisi 50 % daun ketapang dan 50% bawang putih), dan Perlakuan C (komposisi 25 % daun ketapang dan 75% bawang putih). Pengujian mencakup uji fitokimia, zona hambat, DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl), analisis kualitas air dan pertumbuhan ikan dengan uji statistik. Hasil menunjukkan kombinasi 50% daun ketapang dan 50% bawang putih (Perlakuan B) merupakan yang terbaik dan berpotensi meningkatkan daya tahan tubuh ikan dengan kadar alkaloid tertinggi sebesar 37,91% (b/b) dengan persentase Relative Percent Difference (RPD) 1,5%, IC50 Uji DPPH 3,79 mg/ml, menghambat pertumbuhan bakteri yang ditunjukkan dengan hasil zona hambat terbesar, pertumbuhan berat terbaik dengan ABW mencapai 17,60 ± 6,84 gram/ekor dan ADG 1,53 g/minggu. Penelitian ini mengindikasikan bahwa kombinasi daun ketapang dan bawang putih dapat menjadi imunostimulan alami yang ramah lingkungan dalam budidaya ikan nila.
Efektivitas Ekstrak Biji Salvia hispanica L. Terhadap Kesehatan Ikan Pangasianodon hypophthalmus Yang Terinfeksi Bakteri Edwardsiella tarda Jayanti, Shara; Primasari, Kartika; Fikriyah, Amiqatul; Hamdani, Hamdani; Maretha, Zayafika; Syofriani, Syofriani; Fauzi, Muhammad Evan
Juvenil Vol 6, No 3: Agustus (2025)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v6i3.31149

Abstract

ABSTRAKPenelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak biji Salvia hispanica. L terhadap kesehatan ikan patin yang diinfeksi bakteri Edwardsiella. tarda. Biji Salvia hispanica.L diekstraksi dengan pelarut etanol 70%, dan memiliki nilai rendemen sebesar 1,6%. Kultur bakteri Edwardsiella. tarda pada media TSA. Ikan patin diinfeksi bakteri Edwardsiella. tarda 107cfu/ikan. Nilai (IC50) ekstrak Salvia hispanica.L adalah 11,1 mg/L. Pengamatan kesehatan ikan dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Parameter makroskopis adalah Average Body Weight, Average Daily Growth and Survival Rate, sedangakan mikroskopis adalah pengamatan histopat organ ginjal dan hepar Organ ginjal ikan yang diinfeksi bakteri Edwardsiella. tarda namun tanpa diberi ekstrak tampak degenerasi vakuola dan nekrosis pada sel tubulus ginjal, sedangkan organ ginjal ikan kontrol dan ikan yang diberikan ekstrak dengan dosis ¼ IC50, ½ IC50, IC50 dan 2IC50 tampak sehat dan normal. Pada organ hepar ikan yang diinfeksi bakteri Edwardsiella. tarda namun tanpa ekstrak tampak ada nekrosis pada sel hepatosit, melanomakrofag serta degenerasi vakuola, sedangkan organ ginjal ikan kontrol (A) dan ikan yang diberikan ekstrak tampak sehat dan normal. Nilai ABW, ADG dan SR tertinggi adalah ikan yang diberikan dosis ekstrak Salvia hispanica.L dengan dosis IC50 sebelum diinfeksi Edwardsiella. tarda (D) dengan nilai ABW (86,5 gram), ADG (0,36 gram/day) dan SR (100%).Kata Kunci: Salvia hispanica.L, Edwardsiella tarda, Pangasianodon hypophthalmusABSTRACTResearch to determine the effect of Salvia hispanica. L seed extract on catfish’health which infected with Edwardsiella. tarda. Salvia hispanica. L seeds were extracted with 70% ethanol, and had a yield value of 1.6%. Edwardsiella. tarda had been cultured on TSA, Catfish infected with Edwardsiella. tarda 107cfu/fish. The (IC50) of Salvia hispanica. L extract was 11.1 mg/L. Fish health observations were carried out macroscopically and microscopically. Macroscopically were Average Body Weight, Average Daily Growth and Survival Rate, while microscopically were studying histopath of kidney and liver. The kidney’s fish infected with Edwardsiella. tarda without being given extract showed vacuole degeneration and necrosis in the renal tubule cells, while the kidney’s control fish and fish given extract at doses of ¼ IC50, ½ IC50, IC50 and 2IC50 looked healthy and normal. The liver’s fish infected with Edwardsiella. tarda without extract, there was necrosis in hepatocyte cells, melanomacrophages and vacuole degeneration, while the kidney’s control fish (A) and fish given extract looked healthy and normal. The highest ABW, ADG and SR were found in fish that given a dose of Salvia hispanica.L extract with an IC50 dose before infecting Edwardsiella. tarda (D) with ABW (86.5 grams), ADG (0.36 grams/day) and SR (100%).Keywords: Salvia hispanica.L, Edwardsiella tarda, Pangasianodon hypophthalmus
Efektivitas dari Vaksin Inaktif Edwardsiella tarda Menggunakan Adjuvan Polimerik Alami dari Nanopartikel Ekstrak Biji Salvia hispanica L.Terhadap Kesehatan Ikan Pangasianodon hypophthalmus Jayanti, Shara; Fauzi, Muhammad Evan; Primasari, Kartika; Hamdani, Hamdani; Maretha, Zayafika; Fikriyah, Amiqatul; Syofriani, Syofriani
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 9, No 2 (2025): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v9i2.28552

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vaksin E. tarda inaktif dengan adjuvan nanopartikel ekstrak Salvia hispanica L terhadap kesehatan ikan patin. Pembuatan nanopartikel kitosan - ekstrak herbal dilakukan dengan menimbang 1gram ekstrak herbal biji Salvia hispanica L. dalam tabung reaksi. Adjuvan dibuat dari ekstrak herbal, kemudian dilarutkan dalam 35 mL etanol absolut dan dicampur dengan 15 ml air suling dalam gelas kimia 2000 mL, kemudian ditambahkan 100 mL larutan yang terdiri dari 0,1 gram kitosan dalam 100 ml larutan asam asetat glasial 1% ditambahkan secara bertahap ke dalam campuran, kemudian larutan yang terdiri dari 0,035 gram NaTPP dalam 350 ml air suling ditambahkan, sambil diaduk dengan kecepatan stabil selama 2 jam menggunakan pengaduk magnetik. Analisis ukuran partikel adalah 135,21 nm. Nilai (IC50) adjuvant nanopartikel adalah 11,2 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan jumlah sel eritrosit paling sedikit berasal dari ikan yang diberi perlakuan E (vaksinasi dan adjuvan dengan dosis 2 IC50) dengan nilai 2,05 x 106 sel / mm3 masih dalam ambang batas normal dan jumlah leukosit paling banyak juga terdapat pada ikan E dengan nilai 6,96 x 104 sel/mm3,hal ini ditutupi oleh persentase hematokrit terendah juga pada ikan yang diberi perlakuan E yaitu sebesar 15%. Penurunan kadar hematokrit ini menjadi indikator bahwa vaksin yang diberikan pada ikan mempunyai hubungan korelasi positif yang ditandai dengan peningkatan sel fagosit berupa monosit (5%) dan limfosit (85%) yang berarti antibodi pada ikan yang diberi perlakuan E paling optimal menghasilkan antibodi dari plasma sel limfosit B dan ikan perlakuan E memiliki nilai ABW (97.5 grams), ADG (0.43 grams/hr) and SR (97.5%).
Aplikasi Probiotik Herbal dalam Pakan pada Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus Burchell,1822) Abdan, Mu’amar; Putri, Tasya Utami; Harun, Harun; Jayanti, Shara; Suprihadi, Suprihadi; Samsuli, Said
MAHSEER: Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Vol 4 No 2 (2022): Juli : Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan
Publisher : Universitas Gajah Putih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55542/mahseer.v4i2.239

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian Probiotik herbal dalam pakan pada ikan lele (Clarias gariepinus). Penelitian ini dilakukan di UPR Mina Mandiri, Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya mulai April sampai Mei 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu: 15, 20, 25, 30 dan 35 ml/kg pakan. Hasil uji ANOVA menunjukkan aplikasi probiotik berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan (P<0,05) dan tidak berpengaruh nyata pada kelangsungan hidup. Uji lanjut Duncan terlihat berbeda nyata antar perlakuan pada parameter pertumbuhan ikan, namun tidak berbeda pada perameter kelangsungan hidup. Nilai tertinggi dijumpai pada perlakuan 30 ml/kg pakan yang menghasilkan pertumbuhan berat mutlak 11,62 gr, panjang mutlak 5,24 cm dengan tingkat kelangsungan hidup 72 %.
MANAJEMEN KUALITAS AIR TERHADAP KESEHATAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus Vannamei) DI TAMBAK INTENSIF CV. REKSA BUMI, SITUBONDO Jayanti, Shara; Rumayasa, Yudana IGP Gede; Muhammad, Ath-Thaariq Gusti
MARLIN Vol 4, No 2 (2023): (AGUSTUS) 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V4.I2.2023.101-110

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh hasil uji kualitas air terhadap kesehatan udang vanamei (Litopenaeus vanamei) di CV. Reksa Bumi. Pengelolaan kualitas air meliputi penggantian atau pengukuran air, penyiponan, pemberian probiotik. Pengelolaan kualitas air sudah baik. Hasilnya adalah DO (3.0-4.5 ppm), salinitas (23-28 ppt), alkalinitas (90-136 ppm), TOM (97.5 – 186.3 ppm), NH4 (0.1 – 7 mg/l), NO2 (0.1 – 20 ppm), TVC (4,4x103 – 2,4x104CFU). Data yang diambil berdasarkan hasil panen dalam 1 siklus budidaya udang dari 2 yaitu (kolam E5 dan E7). Pada kolam E5 pada DOC 67 memiliki hasil panen (4.175,50 kg), size 57, SR 55,5% dan kolam E7 DOC 78 memiliki hasil panen (4.254 kg), size 87, SR 98%. Pemantauan kesehatan udang meliputi pemeriksaan hepatopankreas dan nekrosis. Pemeriksaan kerutan hepatopankreas kurang baik dengan persentase 45%-70%, sedangkan hasil nekrosis pada organ hepatopankreas, insang, ekor, kaki renang ditemukan nekrosis ringan dari plot E7 pada DOC 72. Hal ini disebabkan oleh patogen agen. Agen patogen tersebut menyebabkan WFD (White Feces Disease) dan IMNV (Invectious Myonecrosis Virus) sehingga hepatopankreas udang mengalami kerusakan. Pemantauan pertumbuhan udang meliputi ADG dan ABW pada udang. Plot E5 memiliki nilai akhir ADG (0,46 gram/hari) dan ABW (15,47 gram), sedangkan plot E7 memiliki nilai akhir ADG (0,05 gram/hari) dan ABW (10,82 gram).This research was conducted to determine the effect of water quality test results on the health of vanamei shrimp (Litopenaeus vanamei) at CV. Reksa Bumi. The management of water quality includes changing or measuring water, siphoning, application of probiotics. Managements of water quality are good. The results are DO (3.0-4.5 ppm), salinity (23-28 ppt), alkalinity (90-136 ppm), TOM (97.5 – 186.3 ppm), NH4 (0.1 – 7 mg/l), NO2 (0.1 – 20 ppm), TVC (4.4x103 – 2.4x104). The result study was taken of the yields in 1 cycle of shrimp farming from 2 ponds (E5 pond and E7 pond). The E5 pond in DOC 67, had shrimp harvest (4,175.50 kg), size 57, SR 48.25% and E7 pond in DOC 78, had shrimp harvest (4,254 kg), size 87, SR 93%. Shrimp health monitoring includes checking for hepatopancreas and necrosis. The wrinkle examination of hepatopancreas was not good with a percentage of 45% -70%, while the results of necrosis in the hepatopancreas organs, gills, tail, swimming legs was found mild necrosis from E7 pond at DOC 72. It was becaused by pathogenic agent. The pathogenics agent was causing WFD (White Feces Disease) and IMNV (Invectious Myonecrosis Virus) so that the shrimp hepatopancreas was damaged. Shrimp growth monitoring includes ADG and ABW in shrimp. The E5 pond had ADG final values (0.46 grams/day) and ABW (15.47 grams), while the E7 pond had ADG final values (0.05 grams/day) and ABW (10.82 grams).
THE EFFECT OF GIVING NATURAL FEED FROM CULTURES OF ROTIFERS (Brachionus sp.) TO GROWRTH OF WHITE SEAPER (Lates calcarifer) LARVA AND WATER QUALITY AT PT. BALI BARRAMUNDI, BULELENG DISTRICT, BALI jayanti, shara
MARLIN Vol 5, No 2 (2024): (Agustus) 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V5.I2.2024.155-166

Abstract

This research was to determine the effect of providing natural food cultures of phytoplankton and rotifers in white snapper (Lates calcarifer) hatcheries on air quality at PT. Bali Barramundi Buleleng Regency, Bali. The rotifer culture will be successful in harvesting if there is sufficient food for the rotifer zooplankton (Brachionus sp.). One good food for rotifer growth is Chlorella sp. To get 500-700 rotifers/ml for 3 weeks with an initial inoculation of 10 birds/ml requires 5 million Chlorella sp cells/ml. The air used for rotifer zooplankton is sea air which is taken directly through 3 pumps connected to pipes installed in the sea at a distance of approximately 100 meters from the shoreline. The air that has been collected is added with chlorine at a dose of 25 ppm, then after stirring thoroughly, turn off the aeration in the tub. After 1x24 hours, add sodium thiosulfate at a dose of 0.125 ppm and turn on the aeration after a while. Before being given to larvae, rotifers and enriched first using Algamax, vitamin C at a dose of 2.5g/10 L for one hour. Rotifers are given with an initial density of 4-5 ind/ml (4,000-5,000 individuals/1,000L). Natural rotifer food is given twice a day for larvae (D2-D5) at 09.00 and 15.00 and given four times a day for larvae (D6-D25) at 08.00, 10.00, 14.00, 16.00 with a dose of (5-10 tail/ml). The results of spawning showed an average hatching degree (HR) of 65% - 90.5% and normal growth up to D25 with a length of 9.5 mm. The water quality test results obtained were temperatures ranging from (28 – 30)⁰ C, pH (7.5 – 8.5), DO (6.5-6.54) ppm, salinity (28 – 36) ppt, nitrate (2.6 – 3.2) ppm, phosphate 0.01 ppm and ammonia (0.05-0.06) ppm.