Latar Belakang : Periode balita (0–5 tahun) merupakan masa emas pertumbuhan dan perkembangan anak. Kualitas tumbuh kembang balita dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari asupan gizi, stimulasi, pola asuh, lingkungan, serta akses terhadap layanan kesehatan. Gagalnya proses tumbuh kembang pada periode ini dapat menyebabkan dampak jangka panjang, termasuk rendahnya kecerdasan, gangguan perilaku, serta peningkatan risiko penyakit degeneratif. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang balita, dengan fokus pada aspek gizi, pola asuh, stimulasi perkembangan, dan akses terhadap layanan Kesehatan Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian literatur yang mengumpulkan data dari 10 jurnal ilmiah yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa gizi yang buruk, terutama stunting, berdampak negatif pada perkembangan motorik dan kognitif balita. Pola asuh yang responsif dan stimulasi yang adekuat juga terbukti mendukung perkembangan sosial dan emosional anak. Pembahasan lebih lanjut mengungkapkan bahwa kondisi sosial ekonomi, pendidikan ibu, serta akses terhadap layanan kesehatan memainkan peran penting dalam menyediakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak. Kesimpulan : Kesimpulannya, faktor-faktor internal dan eksternal seperti gizi, pola asuh, edukasi orang tua, dan dukungan sosial sangat mempengaruhi tumbuh kembang balita. Oleh karena itu, pendekatan holistik yang melibatkan orang tua, masyarakat, dan layanan kesehatan diperlukan untuk memastikan perkembangan anak yang optimal. Kata Kunci:Tumbuh kembang balita, gizi, pola asuh, stimulasi, layanan kesehatan