Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KONSEP PENGAWASAN DI LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN DAN AL-HADIST Yumawan, Restia Lasri; Sanusi, Hary Priatna
BASHA'IR: JURNAL STUDI AL-QUR'AN DAN TAFSIR Vol 3 No 1 (2023): Basha'ir: Jurnal Studi Al-Quran dan Tafsir
Publisher : Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47498/bashair.v3i1.1563

Abstract

This study aims to examine the meaning of the concept of supervision in educational institutions according to the perspective of the Koran and al-Hadith. This research method is a qualitative research with a literature study approach. The data used in this study are in the form of document data, both from the Koran, al-Hadith, textbooks, scientific journals, and other relevant document sources. In terms of this literature study approach, the researcher looked for literature or literature data in the form of the concept of supervision in educational institutions according to the perspective of the Koran and al hadith. The results of the study show that Supervision is a point of view in an effort to control the progress of a plan in an organ to avoid a failure, whether fatal or not. In relation to this factor, the Qur'an provides a clear and unequivocal picture regarding things that are detrimental so that they do not happen. In line with the Koran, the hadiths of Rasulullah SAW also provide examples of behavior in the implementation of supervision in Islamic Education Institutions. The results of this study are expected to be used as a reference for educational practitioners, so that it has implications for the quality of education and overall educational goals.
Pengaruh Transformasi Digital Library Terhadap Persepsi Pengguna Aplikasi E-Pustaka Sanusi, Hary Priatna; Mustaqim; Febriansyah
TADBIR MUWAHHID Vol. 8 No. 2 (2024): Tadbir Muwahhid
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jtm.v8i2.15483

Abstract

Pemanfaatan teknologi dalam layanan digital library semakin banyak digunakan, terutama sejak adanya transformasi digital yang dipercepat oleh pandemi Covid-19. Namun, penerapan teknologi ini menghadapi berbagai tantangan seperti penurunan jumlah pengguna, terbatasnya koleksi e-book, dan kurangnya pemahaman sebagian pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui realitas transformasi digital library di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung, persepsi pengguna aplikasi E-Pustaka Bandung, dan pengaruh transformasi perpustakaan digital terhadap persepsi pengguna. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif verifikatif. Data dikumpulkan melalui angket yang disebarkan kepada 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi digital library memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap persepsi pengguna aplikasi E-Pustaka Bandung dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05), koefisien regresi sebesar 0,678, Beta 0,705, dan kontribusi pengaruh sebesar 49,7%, sementara 50,3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
Penyelenggaraan Askreditasi Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Kabupaten Garut Jawa Barat (2020-2021) Abdullah, Ayu Qurrota 'Ayun; Sanusi, Hary Priatna
Ngaji: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Perkumpulan Sarjana Pendidikan Islam Indonesia (PSPII) Wilayah Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/ngaji.v3i2.33

Abstract

School accreditation is one of the efforts to ensure school quality and achieve the expected quality of education. The purpose of this study is to compare data from two different years to determine school accreditation in Garut Regency, West Java in 2020 and 2021. This research uses a literature review approach. The data used is school accreditation tables available from the Central Bureau of Statistics, Regional Education Balance (NPD) for 2020 and 2021. The results show that the percentage of school accreditation in Garut district in 2020 and 2021 has various percentage figures. Namely in the Elementary School (SD) education unit and there has been an increase in schools that have not been accredited from 0.4% in 2020 to 0.45% in 2021, and High School (SMA) in 2020 at 3.2% while in 2021 shows a figure of 4.73%. And the decline in junior high school education units (SMP), in 2020 which have not been accredited at 6.2%, while in 2021 it is 5.82%. Vocational High Schools (SMK) in 2020 the figure is 15.3% while in 2021 it will be 9.01%. In the PAUD education unit in 79.6%, while in 2021 it will be 62.42%. And in PKBM in 2020 the figure is 95.7%, while in 2021 it will be 87.44%. Garut district school accreditation shows a different percentage in 2020/2021. In 2021 the percentage of schools that have not been accredited, namely at the SMP, SMK, PAUD and PKBM levels, will experience a significant decrease, while the SD and SMA levels will increase. So it can be said that school accreditation in Garut Regency guarantees the quality of education.   Abstrak: Akreditasi sekolah merupakan salah satu upaya untuk menjamin mutu sekolah dan tercapainya mutu pendidikan yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan data dari dua tahun yang berbeda untuk menentukan akreditasi sekolah di Kabupaten Garut Jawa Barat tahun 2020 dan tahun 2021. Penelitian ini menggunakan pendekatan literature review. Data yang digunakan adalah tabel akreditasi sekolah yang tersedia dari Biro Pusat Statistika, Neraca Pendidikan Daerah (NPD) tahun 2020 dan 2021. Hasil penelitian menunjukkan angka persentase akreditasi sekolah di kabupaten Garut pada tahun 2020 dan 2021 memiliki angka persentase yang beragam. Yaitu pada satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan terjadi peningkatan sekolah yang belum terakreditasi dari angka 0,4% ditahun 2020 menjadi 0,45% ditahun 2021, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) ditahun 2020 pada angka 3,2% sedangkan pada tahun 2021 menunjukkan angka 4,73%. Dan penurunan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), ditahun 2020 yang belum terakreditasi pada angka 6,2% sedangkan pada tahun 2021 5,82%. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di tahun 2020 angka 15,3% sedangkan pada tahun 2021 pada angka 9,01%. Pada satuan pendidikan PAUD pada tahun pada angka 79,6% sedangkan pada tahun 2021 pada angka 62,42 %. Dan pada PKBM ditahun 2020 yang pada angka 95,7 %, sedangkan pada tahun 2021 pada angka 87,44%. Akreditasi sekolah kabupaten Garut menunjukkan persentase yang berbeda pada tahun 2020/2021. Pada tahun 2021 persentase sekolah yang belum terakreditasi yaitu pada tingkat SMP, SMK, PAUD dan PKBM mengalami penurunan yang cukup signifikan, sedangkan pada tingkat SD dan SMA mengalami peningkatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa akreditasi sekolah di Kabupaten Garut menjamin mutu pendidikan. Kata Kunci: Akreditas Sekolah, Mutu Pendidikan, Kabupaten Garut
Penyelengaraan Akreditasi Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Kabupaten Garut Jawa Barat (2020-2021) Abdullah, Ayu Qurrota 'Ayun; Sanusi, Hary Priatna
Ngaji: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Perkumpulan Sarjana Pendidikan Islam Indonesia (PSPII) Wilayah Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/ngaji.v2i2.43

Abstract

School accreditation is an effort to ensure school quality and achieve the expected quality of education. The purpose of this study is to compare data from two different years to determine school accreditation in Garut Regency, West Java in 2020 and 2021. This research uses a literature review approach. The data used is school accreditation tables available from the Central Bureau of Statistics, Regional Education Balance (NPD) for 2020 and 2021. The results show that the percentage of school accreditation in the Garut regency in 2020 and 2021 has various percentage figures. Namely in the Elementary School (SD) education unit and there has been an increase in schools that have not been accredited from 0.4% in 2020 to 0.45% in 2021, and High School (SMA) in 2020 at 3.2% while in 2021 shows a figure of 4.73%. And the decline in junior high school education units (SMP), in 2020 which have not been accredited at 6.2%, while in 2021 it is 5.82%. Vocational High Schools (SMK) in 2020 the figure is 15.3% while in 2021 it will be 9.01%. In the PAUD education unit in 79.6%, while in 2021 it will be 62.42%. And in PKBM in 2020 the figure is 95.7%, while in 2021 it will be 87.44%. Garut district school accreditation shows a different percentage in 2020/2021. In 2021 the percentage of schools that have not been accredited, namely at the SMP, SMK, PAUD, and PKBM levels, will experience a significant decrease, while the SD and SMA levels will increase. So, it can be said that school accreditation in Garut Regency guarantees the quality of education.   Abstrak: Akreditasi sekolah merupakan upaya untuk menjamin mutu sekolah dan tercapainya mutu pendidikan yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan data dari dua tahun yang berbeda untuk menentukan akreditasi sekolah di Kabupaten Garut Jawa Barat tahun 2020 dan tahun 2021. Penelitian ini menggunakan pendekatan literature review. Data yang digunakan adalah tabel akreditasi sekolah yang tersedia dari Biro Pusat Statistika, Neraca Pendidikan Daerah (NPD) tahun 2020 dan 2021. Hasil penelitian menunjukkan angka persentase akreditasi sekolah di kabupaten Garut pada tahun 2020 dan 2021 memiliki angka persentase yang beragam. Yaitu pada satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan terjadi peningkatan sekolah yang belum terakreditasi dari angka 0,4% ditahun 2020 menjadi 0,45% ditahun 2021, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) ditahun 2020 pada angka 3,2% sedangkan pada tahun 2021 menunjukkan angka 4,73%. Dan penurunan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), ditahun 2020 yang belum terakreditasi pada angka 6,2% sedangkan pada tahun 2021 5,82%. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di tahun 2020 angka 15,3% sedangkan pada tahun 2021 pada angka 9,01%. Pada satuan pendidikan PAUD pada tahun pada angka 79,6% sedangkan pada tahun 2021 pada angka 62,42 %. Dan pada PKBM ditahun 2020 yang pada angka 95,7 %, sedangkan pada tahun 2021 pada angka 87,44%. Akreditasi sekolah kabupaten Garut menunjukkan persentase yang berbeda pada tahun 2020/2021. Pada tahun 2021 persentase sekolah yang belum terakreditasi yaitu pada tingkat SMP, SMK, PAUD dan PKBM mengalami penurunan yang cukup signifikan, sedangkan pada tingkat SD dan SMA mengalami peningkatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa akreditasi sekolah di Kabupaten Garut menjamin mutu pendidikan. Kata Kunci: Akreditas Sekolah, Mutu Pendidikan, Kabupaten Garut
Hubungan Sistem Informasi Manajemen Dengan Mutu Layanan Administrasi Diklat Penelitian Di Balai Diklat Keagamaan Provinsi Jawa Barat Sopyan, Agus; Sanusi, Hary Priatna; Supiana, Supiana
AL-IDARAH: JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM Vol 11 No 1 (2021): AL-IDARAH: JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/alidarah.v11i1.8612

Abstract

ABSTRAK. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala yang terjadi di lingkungan kerja yang memanfaatkan teknologi terhadap mutu layanan administrasi, adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk (a) Mendeskripsikan sistem informasi manajemen di Balai Diklat Keagamaan Provinsi Jawa Barat, (b) Mendeskripsikan mutu layanan administrasi diklat di Balai Diklat Keagamaan Provinsi Jawa Barat dan (c) Mendeskripsikan hubungan sistem informasi manajemen dengan mutu layanan administrasi diklat di Balai Diklat Keagamaan Provinsi Jawa Barat. Dan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional dengan menggunakan teknik sampling total yaitu dimana semua populasi sebanyak 85 dijadikan sampel. Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa: (a) Sistem informasi manajemen termasuk kualifikasi tinggi, karena berada pada rentang interval 3,6 – 4,5 yaitu 4,53 (kualifikasi tinggi). (b) Mutu layanan administrasi termasuk kualifikasi tinggi, karena berada pada rentang interval 3,6 – 4,5 yaitu 4,52 (kualifikasi tinggi). (c) Hubungan sistem informasi manajemen dengan mutu layanan administrasi diklat terdapat hubungan sebesar 0,622, dengan harga koefisien masuk kategori 0.60 – 0.799 yang artinya ada hubungan yang kuat. Artinya, semakin dioptimalkanya sistem informasi manajemen maka semakin tinggi mutu layanan administrasi diklat yang dimiliki. Kata Kunci: Sistem Informasi Manajemen, Mutu, Diklat. ABSTRACT. In general, this study aims to determine the symptoms that occur in a work environment that uses technology to the quality of administrative services, while specifically this study aims to (a) describe the Balai Diklat Keagamaan Provinsi Jawa Barat, (b) describe the quality of administrative services training at the Balai Diklat Keagamaan Provinsi Jawa Barat (c) Describing the relationship between the management information system and the quality of education and training administration services at the Balai Diklat Keagamaan Provinsi Jawa Barat. And the method used in this research is descriptive correlational method using total sampling technique, where all the population as many as 85 were sampled. From the research results, it is concluded that: (a) Management information systems are of high qualification, because they are in the range of intervals from 3.6 to 4.5, namely 4.53 (high qualifications). (b) The quality of administrative services is high qualification, because it is in the range of intervals of 3.6 - 4.5, namely 4.52 (high qualification). (c) The relationship between the management information system and the quality of education and training administration services has a relationship of 0.622, with a coefficient of 0.60 - 0.799, which means that there is a strong relationship. This means that the more optimized the management information system is, the higher the quality of education and training administration services it has. Keywords: Management Information Systems, Quality, Education and Training.
Hubungan Otomasi Perpustakaan Berbasis Senayan Library Management System (SLiMS) dengan Otomasi Perpustakaan Alpiyansyah, Ari; Sanusi, Hary Priatna; Mulyani, Heny
Eureka : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Manajemen Pendidikan Islam Vol. 1 No. 2 (2023): Eureka (Jurnal Pemikiran dan Penelitian Manajemen Pendidikan Islam)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Agama Islam Negeri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/eureka.v1i2.5825

Abstract

Teknologi informasi hadir untuk memudahkan pekerjaan perpustakaan. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dikenal dengan otomasi perpustakaan. Otomasi perpustakaan dapat mengintegrasikan kegiatan-kegiatan perpustakaan dengan menggunakan suatu software. Salah satu software yang dapat digunakan adalah Senayan Library Management System (SLiMS), di dalamnya terdapat modul-modul yang terintegrasi dengan kegiatan pelayanan sirkulasi, sehingga pelayanan sirkulasi dapat dilakukan secara otomatis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan otomasi perpustakaan berbasis SLiMS, pelayanan sirkulasi, dan hubungan otomasi perpustakaan berbasis Senayan Library Management System (SLiMS) dengan pelayanan sirkulasi perpustakaan di MAN se-Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner dengan skala likert yang dibagikan kepada 98 sampel. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas instrumen, analisis parsial perindikator, uji normalitas dan linieritas, serta uji korelasi. Hasil perhitungan menunjukkan; otomasi perpustakaan berbasis SLiMS memperoleh mean sebesar 3,26 dengan persentase ketercapaian 75,88%, pelayanan sirkulasi perpustakaan memperoleh mean sebesar 3,34 dengan persentase ketercapaian 83,79%, nilai koefisien korelasi sebesar 0,469 (tingkat keeratan hubungan sedang) dengan arah hubungan yang positif, sedangkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,220 yang berarti kontribusi otomasi perpustakaan berbasis SLiMS sebesar 22% terhadap pelayanan sirkulasi perpustakaan, dan 78% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.