Articles
CORAK TARBAWI DALAM PENAFSIRAN SYEKH ‘ABD AL-QADIR AL-JILANI
Badrudin, Badrudin
MAGHZA Vol 2 No 2 (2017): Juli - Desember 2017
Publisher : Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora (FUAH), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (955.889 KB)
|
DOI: 10.24090/maghza.v2i2.1567
This research was inspired by the condition of the world today dominated by secular education. The danger of secular education for human life is producing generations who eliminate religious principles in their life. To examine the concept of Educational Exegesis (Tafsir Tarbawi) the contents away from the secular need to be empowered. Research products offered the format of important themes in the study of Quranic Educational exegesis. The restriction of problems of this research is the problem of education in view of the interpretation of Sheikh ‘Abd al-Qa>dir Ji>la>niy. In this study the author used the following methodology: 1) Paradigm of thematic analysis, which collecting the verses in Educational themes. Then analyze and summarize as a reflection of the Quran answers to the mentioned problems, 2) Content analysis. The orientation is inductive reasoning, the conclusion of a general nature to a special nature. The results of this study indicate those who studied in the view of Shaykh ‘Abd al-Qa>dir Ji>la>niy is preferred. Interpretations of the Educational verses as follows: The goal of education-oriented by Shaykh ‘Abd al-Qa>dir Ji>la>niy was towards cleansing the heart or purification of the soul, this is a high degree in the educational process. The material of thought that developed by Shaykh ‘Abd al-Qa>dir Ji>la> ni about educational stated behavior and certain obligations that must be considered by the teacher in treating his pupils. Teaching methods used by Shaykh ‘Abd al-Qa>dir Ji>la>niy often give back in the name of Allah (Quran) and The Tradition of the Prophet in exposure-presentation. Then he showed a tremendous emphasis on the importance of firmness and constancy in the oneness of Allah.
PEMIKIRAN PENDIDIKAN SPIRITUAL SYAIKH 'ABD AL-QADIR AL-JILANIY
Badrudin, Badrudin
Al Qalam Vol 32 No 1 (2015): January - June 2015
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1984.389 KB)
The Principles of Islam requirehuman to maintain and improve their moral values BuT in fact, many Moslems face problems of moral deteriora tion, crisis of beliefs, and moral decadence that happenin all aspects of life. This moral deterioration is often associated by the experts of education with the failure of educat ion. The failure of education relates to the education system that has various components that affect each other. The elements needed in the education system are the goal of education , educators, students, tool s, and natural surroundings. The results of this study indicate that the essence of spiritual learning obligations according to Syaikh 'Abd al-Qadir al-Jilaniy is araising the total of truth towards Allah SWT's path. The aims of the learning areto implement knowledge and clean the heart (tazkiyyah al-nafs) from worldly characters and the lust of dirtiness to ma'rifatullah. Spiritual educators are those who practice the law of Allah, clean the heart and guide students to the safety of life in the Hereafter . Learners constantly face Allah and obey Him, do not meet the call besides Allah, listen to the call of Allah and implement everything stated in the Qur ·an and the Prophet tradition. Teaching method used is the method of mau'izhah, sima', ahwal , and muhasabah fial-nafs (introspection). Educational materials are based on the basics of spiritual education in the Qur'an, the Prothet tradition. and the opinion of Muslim religious leaders who have noble characters and integrate science. Moral education is the core of Islamic education. The implications of the spiritual educational thought of Syaikh 'Abd al-Qadir al-Jilaniy toward the reality of Islamic education in Indonesia is the emphasis of moral education that leads to a balance relationship between the exoteric and esoteric aspects of the learning process.
The Building Islamic Humanism in The Context of Peoples Benefit
Badrudin, Badrudin
International Journal for Educational and Vocational Studies Vol 2, No 10 (2020): October 2020
Publisher : Universitas Malikussaleh
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29103/ijevs.v2i10.3312
The purpose of this study is a means to realize the importance of humanitarian education in building Islamic humanism and understanding the urgency of its values. Islamic law basically contains the values of universal humanism. This is apparent in syari’a that was born as a mercy to the universe. Islamic Humanism departs from empirical social reality and human condition. Religion is interpreted in a contextual manner, resulting in a process of dialogue between text and reality, between normativity and historicity. That way space can be open to the fulfillment of humanity. In general, humanism means the dignity and worth of every human being, and all efforts to enhance his natural abilities ( physical non-physical) in full. And humanism can be simply understood as an effort to affirm the humanity of man.
PENDIDIKAN KARAKTER DI RUMAH TANGGA
Badrudin Badrudin
Jurnal Pendidikan Karakter JAWARA (Jujur, Adil, Wibawa, Amanah, Religius, Akuntabel) Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Pendidikan Karakter JAWARA (Jujur, Adil, Wibawa, Amanah, Religius, Akuntabel)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Hidup berkeluarga tidak hanya sebagai tempat berkumpulnya suami, istri dan anak. Lebih dariitu, keluarga memiliki fungsi dan peranan yang signifikan dalam menentukan nasib suatu bangsa.Kerugian terbesar pada hari kiamat nanti adalah ketika kita kehilangan keluarga yang kita sayangi.Untuk itu, ada beberapa hal yang harus terjawab dalam pembahasan tulisan berikut ini, yaitu: (1) Bagaimana pendidikan keluarga itu, dan apa tujuan hidup berumah tangga? (2) Bagaimanaprogram-programnya ? (3) Seperti apa prosedur dalam berumah tangga itu ?, dan (4) Bagaimanabentuk evaluasinya ? pertanyaan-pertanyaan itu akan terjawab apabila memahami hakikat hidupberumahtangga sesuai tuntunan syari’at Allah dan Rasul-Nya.Jenis penelitian yang digunakan penelitian perpustakaan (Library Research), dimaksudkanuntuk mendapatkan informasi secara lengkap dan menentukan tindakan yang diambil dalamkegiatan ilmiah. Dalam penelitian ini data diolah dan digali dari berbagai buku, internet, dan beberapatulisan yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.Kata kunci: Keluarga, rumah tangga, dan syari’at Allah.
PENDIDIKAN KARAKTER DI RUMAH TANGGA
Badrudin Badrudin
Jurnal Pendidikan Karakter JAWARA (Jujur, Adil, Wibawa, Amanah, Religius, Akuntabel) Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Jurnal Pendidikan Karakter JAWARA (Jujur, Adil, Wibawa, Amanah, Religius, Akuntabel)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Hidup berkeluarga tidak hanya sebagai tempat berkumpulnya suami, istri dan anak. Lebih dariitu, keluarga memiliki fungsi dan peranan yang signifikan dalam menentukan nasib suatu bangsa.Kerugian terbesar pada hari kiamat nanti adalah ketika kita kehilangan keluarga yang kita sayangi.Untuk itu, ada beberapa hal yang harus terjawab dalam pembahasan tulisan berikut ini, yaitu: (1) Bagaimana pendidikan keluarga itu, dan apa tujuan hidup berumah tangga? (2) Bagaimanaprogram-programnya ? (3) Seperti apa prosedur dalam berumah tangga itu ?, dan (4) Bagaimanabentuk evaluasinya ? pertanyaan-pertanyaan itu akan terjawab apabila memahami hakikat hidupberumahtangga sesuai tuntunan syari’at Allah dan Rasul-Nya.Jenis penelitian yang digunakan penelitian perpustakaan (Library Research), dimaksudkanuntuk mendapatkan informasi secara lengkap dan menentukan tindakan yang diambil dalamkegiatan ilmiah. Dalam penelitian ini data diolah dan digali dari berbagai buku, internet, dan beberapatulisan yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.Kata kunci: Keluarga, rumah tangga, dan syari’at Allah.
KONSEP TASAWUF DALAM PERSPEKTIF HADIS NABAWI
Badrudin .
Holistic al-Hadis Vol 7 No 2 (2021): July -December (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32678/holistic.v7i2.5448
Tasawuf menjadi konsep yang secara amaliah sudah tumbuh sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi utusan Allah, baik dalam segi tradisi, perbuatan, maupun amaliah keseharian. Nilai-nilai tasawuf sudah terjadi pada umat sebelumnya baik dalam agama-agama samawi (Yahudi dan Nasrani); maupun dalam agama-agama ardhi (Budha dan Hindi). Lalu pemikiran tradisi itu menyentuh dalam dunia pemikiran Islam. Setelah itu terjadi pro kontra tentang tasawuf dalam dunia Islam, apakah itu bukti pengaruh dari agama lain atau memang murni dari prinsip-prinsip Islam sendiri yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam pemahaman tasawuf Islami murni ternyata dalam Hadis-hadis Nabawi banyak diungkapkan tentang pentingnya mengutamakan kehidupan akhirat, dan prinsip-prinsip hidup sufistik yang mengedepankan pendekatan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan gemerlap duniawi yang melalaikan hati manusia. Kemudian menemukan jalannya dalam realitas umat Islam dan berkembang hingga mencapai tujuan puncaknya dalam riyadhah-riyadhah Islamiyah yang diajarkan dalam Sunnah Nabawiyah. Demikian itu berlanjut dalam kajian kitab-kitab sufistik dan tafsir-tafsir isyari yang menjelaskannya dan telah diletakkan dasar-dasar dan kaidah-kaidahnya pada abad ke-empat dan ke-lima hijriyah. Jadi dapat ditemukan hadis-hadis Nabawi yang menginformasikan arti penting dzikrullah, muqarabah, muraqabah, mengutamakan kepentingan akhirat dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang mmenyebabkan hati lupa kepada Sang Maha Kuasa.
Peserta Didik dalam Perspektif Al-Qur’an (Interpretasi QS. at-Taubah: 122 dan al-Kahfi: 60)
Badrudin Badrudin
Al-Fath Vol 6 No 1 (2012): Juni 2012
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32678/alfath.v6i1.3209
Belajar berperan dalam kehidupan. Dengan belajar yang sungguh-sungguh disertai niat ikhlas ia akan memperoleh pahala yang banyak. Belajar juga dinilai sebagai suatu perbuatan yang dapat men-datangkan kebaikan dan ampunan dari Allah Swt. Kesadaran dalam mencari ilmu pengetahuan sebagai buah dari praktek pendidikan, mensyaratkan adanya kesabaran, penga-malan, dan penghayatan akan ke dalaman makna yang secara terus menerus perlu dilatih dan dibiasakan (riyadlah). Sehingga terciptalah nilai-nilai spiritual dan moral bagi pembentukan kepribadian peserta didik. Penelitian dalam kajian ini, penulis ber-upaya membahas ayat-ayat yang berkaitan dengan peserta didik dalam Al-qur’an. Dalam kaitan ini, penulis fokuskan pada pembahasan surat al-Taubah ayat 122 dan surat al-Kahfi ayat 60. kemudian akan diuraikan mengenai implikasi-nya dengan nilai-nilai pendidikan. Paradigma penelitian menggunakan deskripsi content analysis (analisis isi) dengan pendekatan tafsir tarbawi.
Demonstrasi Sebagai Metode Pesan Al-Qur’an
Badrudin Badrudin
Al-Fath Vol 5 No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32678/alfath.v5i1.3248
Al-Qur'an sebagai firman Tuhan untuk umat manusia, mempunyai metode tersendiri dalam pengungkapan pesan-pesannya. Diantara metode pesan al-Qur'an adalah berbentuk demonstrasi. Kata ini diambil dari bahasa Inggris demonstrate, artinya secara bahasa bermakna mempertunjukkan, memamerkan, atau menampilkan. Hal ini dimaksudkan menyatakan suatu gagasan dengan bentuk penampilannya secara teratur untuk membuktikan kepada khalayak tentang suatu kehendak, baik secara lisan maupun tulisan. Prinsip-prinsip metodologis gagasan Qur’ani di antaranya bersifat rasionalitas, mempunya aspek humanism, adanya keluasan potensi manusia, serta memandang aspek kemashlahatan dan sosietisme. Adapun yang termasuk karakteristik gaya pengungkapan al-Qur'an yaitu: mengandung arti lahir dan batin, menampilkan dengan pemaparan yang persuasif, adanya unssur motivasi untuk meneliti dan berfikir, pengungkapannya terkadang membuang kalimat muta’alliq untuk menghasilkan pengertian yang lebih umum, dan mengandung kaitan dengan hukum kausalitas.
Rasm al-Qur'an dan Bentuk-Bentuk Penulisannya
Badrudin Badrudin
Al-Fath Vol 10 No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32678/alfath.v10i2.3098
Pemikiran Tafsir Ibnu Taimiyyah
Badrudin Badrudin
Al-Fath Vol 9 No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32678/alfath.v9i1.3284
Sebagai akibat dari berbeda-bedanya segi memandang Alqur’an, didapati tafsir Alqur’an yang mempunyai corak tersendiri. Ada tafsir yang menitikberatkan pada kaidah nahwu, segi balaghah, i’jaz Alqur’an, fiqih, kalam, dan lain-lain. Adapun dalam al-Tafsir al-Kabir karya Ibnu Taimiyah itu berkecenderungan pada kajian tafsir kalami, fiqhi, ijtima’i dan mantiqi. Sebagian ulama, seperti Ibnu Taimiyyah, mengetahui aspek-aspek yang istimewa dalam mengekspresikan Alqur’an. Suatu hal yang mungkin dapat membentuk metode yang mengarah pada realitas Islam ketika ia mendekati persoalan kemasyarakatan dengan visi Alqur’an