Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENGARUH UKURAN BIJI DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Syamsul Bahri; Saukani Saukani
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ukuran biji dan media tanam terhadap perkecambahan dan pertumbuhan bibit karet serta interaksi keduanya. Penelitian ini telah dilaksanakan di Gampong Sidodadi Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa, pada bulan Pebruari sampai Mei 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola Faktorial yang terdiri dari 2 (dua) faktor yaitu : Faktor Ukuran Biji (U) dengan 3 taraf yaitu : Uı = Ukuran Biji Kecil, U2 = Ukuran Biji Sedang dan U3 = Ukuran Biji Besar dan faktor Media Tanam (M) dengan 3 taraf yaitu : M1 = Top Soil : Pasir (1:1), M2 = Top Soil : Pasir (2:1) dan M3 = Top Soil : Pasir (3:1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ukuran biji karet berpengaruh sangat nyata terhadap potensi tumbuh, daya kecambah, kecepatan tumbuh, tinggi tanaman umur 3 BST, diameter batang umur 2 dan 3 BST, berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 BST, panjang daun umur 2 dan 3 BST. Perlakuan ukuran biji karet terbaik dijumpai pada perlakuan biji sedang (U2). Perlakuan media tumbuh bibit karet berpengaruh nyata terhadap parameter meliputi potensi tumbuh, daya kecambah, kecepatan tumbuh, tinggi tanaman umur 3 BST, panjang daun umur 2, 3 BST, panjang akar umur 3 BST. Perlakuan media tanam terbaik adalah (M2). Terdapat interaksi yang nyata antara ukuran biji dan media tanam terhadap parameter panjang daun umur 2 dan 3 BST. Interaksi terbaik didapatkan pada perlakuan U2 dan M2.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS KEDELAI (Glycine max, L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN Syamsul Bahri
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study was conducted to determine the growth response and yield of three soybean varieties (Glycine max, L.) "against drought stress and interaction. This research was conducted in Birem Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur with height of place 3 meter from sea level and soil pH 5,5. Implementation of research start from February until June 2017. This research use Randomized Block Design (RAK) with factorial pattern consisting of 2 (two) factors, namely: Factor three varieties are: V1 = Agromulyo, V2 = Wilis and V3 = Kaba and drought stress factors are: K1 = 80% of KL = 1.3 l, K2 = 60% of KL = 0.97 l, K3 = 40% of KL = 0.65 l and K4 = 20% of KL = 0.32 l. To illustrate the growth and production of soybean crops, observations were made on the parameters of plant height, number of productive branches, root length, number of pods per polybag, number of pods, dry seed weight per polybag and 100 grains of dry beans. The results showed that the treatment of three varieties had a very significant effect on plant height at age 50 HST and number of pods per polibag and significantly effect on plant height at age 35 HST. The best varieties are found in V1 treatment (Agromulyo). the drought stress treatment had a very significant effect on plant height at age 35 and 50 HST, root length, number of pods and weight of 100 grains of dried beans and significantly affect the number of productive branches and the weight of dry beans per polybag. The best growth and production of soybean due to drought stress was found in the treatment of K2 (0.97 l). The interaction between three varieties and drought stress had no significant effect on all parameters tested. In relation to the results of this study for the cultivation of soybean crops it is advisable to use Agromulyo varity and drought stress levels of 60% of KL = 0.97 l performed separately.
Respon Bibit Kelapa Sawit (Elaeis gueneensis, Jacq) di Main Nursery pada Media Tanam Sub Soil terhadap Bahan Pembenah Tanah dan Pupuk Organik Syamsul Bahri; Cut Mulyani; Salman Alfarizi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bibit kelapa sawit membutuhkan media tanam yang mempunyai sifat fisik dan kimia yang baik. Media pembibitan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas tanah lapisan atas (top soil) yang dicampur dengan pasir maupun bahan organik sehingga diperoleh media dengan kesuburan yang baik. Penggunaan subsoil akan menghasilkan pertumbuhan bibit sawit yang baik bila dalam aplikasinya dengan bahan pembenah tanah seperti abu janjang kelapa sawit, abu sekam padi, abu serbuk gergaji, dan abu arang kayu. Penelitian ini dilaksanakan di desa Paya Udang Kecamatan Seruwai Kabupaten Aceh Tamiang, dengan ketinggian tempat 6 M dpl dan pH 5,5, - 6,5 (BPP Kecamatan Seruwai, 2017). Penelitian dari bulan Desember 2017 sampai dengan Maret 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, yang terdiri dari dua faktor yang meliputi : faktor bahan pembenah tanah (P) yang terdiri dari 4 taraf : P1 (abu jenjang sawit), P2 (abu sekam padi), P3 (abu serbuk gergaji) dan P4 (abu arang). Faktor konsentrasi pupuk organik cair GDM dengan notasi (K) yang terdiri dari 4 (empat) taraf perlakuan yaitu : K0 (0 ml/liter air atau kontrol), K1 (50 ml/liter air), K2 (100 ml/liter air) dan K3 (150 ml/liter air). Parameter yang diamati dalam penelitian ini yaitu tinggi bibit, diameter batang bibit, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan bahan bahan pembenah tanah berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi bibit umur 60, 90 HST, diameter bibit 30, 60, 90 HST, jumlah daun 60, 90 HST, panjang daun 30 HST, dan lebar daun 30 HST. Berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 30 HST, lebar daun 60 dan 90 HST. Perlakuan terbaik ditemukan pada perlakuan bahan pembenah tanah abu sekam. Perlakuan konsentrasi pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap panjang daun bibit kelapa sawit umur 30 HST namun berpengaruh tidak nyata terhadap parameter lainnya. Perlakuan terbaik ditemukan pada perlakuan konsentrasi 50 ml/liter air. Interaksi antara bahan pembenah tanah dan pupuk organk cair berpengaruh tidak nyata pada semua parameter pengamatan.
PENGARUH JENIS BIOCHAR DAN PUPUK ZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) Syamsul Bahri; Boy Riza Juanda; Husna Maulida
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 2 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis biochar dan pupuk ZA terhadap pertumbuhan dan produksi tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Penelitian ini menggunakan RAK pola faktorial yang terdiri dari dua faktor: (1) faktor jenis biochar dengan notasi (B) yang terdiri dari 3 taraf (B1=Biochar Tempurung Kelapa, B2= Biochar Sekam, B3= Biochar Serbuk Gergaji dan (2) faktor dosis pupuk ZA dengan notasi (D) yang terdiri dari 3 taraf (D0= 0 kg/ha, D1= 125 kg/ha, dan D2= 250 kg/ha. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman umur 15 HST, 30 HST dan 45 HST, diameter batang umur 15 HST, 30 HST dan 45 HST, jumlah cabang produktif, jumlah buah pertanaman dan berat buah perplot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis biochar berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi umur 45 HST, diameter batang umur 45 HST, jumlah cabang produktif, jumlah buah pertanaman dan berat buah perplot. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan B1 (biochar tempurung kelapa). Pemberian pupuk ZA berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi umur 45 HST, diameter batang umur 30 dan 45 HST, jumlah cabang produktif, jumlah buah pertanaman dan berat buah perplot. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan D2 (pupuk ZA dengan dosis 250 kg/ha). Interaksi antara jenis biochar dan pemberian pupuk ZA berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang produktif, jumlah buah pertanaman dan berat buah perplot. Kombinasi terbaik dijumpai pada perlakuan B1D2 (biochar tempurung kelapa dan pupuk ZA dengan dosis 250 kg/ha).
PENGELOLAAN ALANG-ALANG DAN PEMBERIAN JENIS SOIL CONDITIONER BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT FISIKA DAN HASIL JAGUNG. Syamsul Bahri
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam tentang perubahan beberapa sifat fisika dan hasil jagung akibat pemberian berbagai soil conditioneer dan pengelolaan alang-alang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial, yang terdiri dari 2 faktor yaitu Perlakuan Alang- alang (A) dan Soil Conditioner (S). Faktor Perlakuan Alang- alang (A) terdiri dari 3 (tiga) macam yaitu : A1 = Olah tanah dilakukan bersama-sama alang-alang yang tumbuh diatasnya, A2 = Olah tanah dilakukan setelah terlebih dahulu alang-alang yang tumbuh diatasnya dibakar, A3 = Olah tanah dilakukan setelah terlebih dahulu alang-alang yang tumbuh diatasnya dibuang/dipotong dan Faktor Soil Conditioneer terdiri dari 4 (empat) macam yaitu : S0 = Tanpa pemberian Soil Conditionee, S1 = Soil Conditioneer Latek alam, S2 = Soil Conditioneer Pupuk Kandang, S3 = Soil Conditioneer Humega, dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan, setiap kombinasi perlakuan diulang 3 (tiga) kali, sehingga diperoleh 36 satuan percobaan. Adapun parameter yang diamati adalah bobot isi, porositas total, indeks stabilitas agregat dan respon terhadap tanaman yaitu tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam dan berat kering pipilan jagung. Berdasarkan uji BNJ perlakuan olah tanah dilakukan bersama-sama alang-alang yang tumbuh diatasnya dan pemberian soil conditioner pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap bobot isi, porositas total, indeks stabilitas agregat, tinggi tanaman pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam (HST) dan berat pipilan kering (ton ha-1).
Respon Bioinvogurasi Benih dengan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Padi Gogo Fitriani Fitriani; Yulida Amri; Syamsul Bahri; Fara Nadilla
BIOEDUSCIENCE Vol 5 No 1 (2021): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/j.bes/515739

Abstract

Background: Gogo rice is a type of rice that can be cultivated on dry land with a yield productivity level of 2.57 tons / Ha. So it is necessary to make efforts to increase the growth and productivity of gogo rice through seed bio-inviguration using PGPR. The purpose of this study was to determine the effect of beni bioinviguration techniques using PGPR on the growth and productivity of gogo rice. Method: This study used a RAK consisting of 7 treatments and 5 replications. Data analysis used ANOVA at the 5% confidence level and continued with the BNT test. Result: The results showed that the use of biomatriconditioning medium integrated with PGPR could increase the stem height of upland rice by 104.2 cm, 117 cm, and 133.3, the number of tillers were 7, 13 and 15 at the age of 8, 10, and 12 MST. In addition, it can also increase the number of panicles, the length and weight of 100 grains of 14, 22.6 cm and 2.1 grams. Conclusion: the use of biomatriconditioning medium integrated with PGPR can increase the growth and productivity of gogo rice.
Synergy for the Management of Sungai Kuruk III Village Development Towards a Sustainable Village Cut Mulyani; Syamsul Bahri; Iswahyudi Iswahyudi; Rozalina Rozalina
Eumpang Breuh : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2022): EUMPANG BREUH : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kampung Sungai Kuruk III secara geografis kampung ini berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Mata pencaharian utama masyarakatnya sebagian besar sebagai nelayan dan petani. Banyak terdapat permasalahan yang dihadapi mitra untuk memenuhi kebutuhaan ekonominya. Permasalahan prioritas yang dihadapi mitra selama ini adalah (1) tingginya pencemaran air sungai oleh limbah rumah tangga, (2) hasil panen ikan bandeng dijual dalam bentuk segar sehingga tidak mempunyai nilai tambah, (3) minimnya pengetahuan masyarakat dalam budidaya sereh dan perlakuan pasca panen dan (4) harga sayuran tinggi karena tergantung pasokan dari luar. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui dialog interaktif dan sosialisasi yang melibatkan mitra dan aparat kampung dalam seluruh kegiatan sosialisasi dan pelatihan-pelatihan yang dilakukan. Juga dilakukan kegiatan pendampingan untuk memonitoring dan mengevaluasi perkembangan hasil kegiatan untuk keberlanjutan program PKM yang berdampak terhadap peningkatan ekonomi. Hasil dari kegiatan PKM yang telah dilakukan adalah peserta pelatihan sudah mengerti dan mampu melakukan teknik budidaya sayuran sistem hidroponik, mengetahui dan memahami mengenai jenis sampah sampah organik, meningkatnya pemahaman dan keterampilan membuat olahan bahan makanan berbahan baku ikan bandeng dengan dengan mutu yang lebih baik dari segi rasa dan standar kesehatan, dan peserta pelatihan telah mengetahui teknik budidaya tanaman sereh yang baik dan mampu mengoperasionalkan alat penyulingan minyak sereh sederhana dan melakukan produksi minyak atsiri sereh secara mandiri.
Respon Bioinvogurasi Benih dengan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Padi Gogo Fitriani Fitriani; Yulida Amri; Syamsul Bahri; Fara Nadilla
BIOEDUSCIENCE Vol 5 No 1 (2021): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/j.bes/515739

Abstract

Background: Gogo rice is a type of rice that can be cultivated on dry land with a yield productivity level of 2.57 tons / Ha. So it is necessary to make efforts to increase the growth and productivity of gogo rice through seed bio-inviguration using PGPR. The purpose of this study was to determine the effect of beni bioinviguration techniques using PGPR on the growth and productivity of gogo rice. Method: This study used a RAK consisting of 7 treatments and 5 replications. Data analysis used ANOVA at the 5% confidence level and continued with the BNT test. Result: The results showed that the use of biomatriconditioning medium integrated with PGPR could increase the stem height of upland rice by 104.2 cm, 117 cm, and 133.3, the number of tillers were 7, 13 and 15 at the age of 8, 10, and 12 MST. In addition, it can also increase the number of panicles, the length and weight of 100 grains of 14, 22.6 cm and 2.1 grams. Conclusion: the use of biomatriconditioning medium integrated with PGPR can increase the growth and productivity of gogo rice.
UPAYA PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA BEBERAPA DOSIS VERMIKOMPOS DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN Farasmayuda; Syamsul Bahri; Boy Riza Juanda
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 10 No 2 (2023): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jupas.v10i2.8766

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi kacang tanah pada beberapa dosis vermikompos dan frekuensi pembumbunan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Paya Bili Dua, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh dengan ketinggian tempat ± 16 m di atas permukaan laut (dpl). Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yang dimulai dari bulan September 2022 sampai bulan Desember 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, yang terdiri dari 2 faktor yaitu: Faktor dosis vermikompos yang terdiri dari 4 taraf yaitu: K0 = Kontrol, K1 = 0,86 kg/plot, K2 = 1,40 kg/plot, K3 = 1,94 kg/plot, dan faktor frekuensi pembumbunan yang terdiri dari 3 taraf yaitu: P1 = 1 kali (umur 20 HST), P2 = 2 kali (umur 20 dan 35 HST), P3 = 3 kali (umur 20, 35 dan 50 HST). Parameter yang diamati dalam penelitian ini antara lain tinggi tanaman (cm), jumlah cabang (cabang), berat polong per tanaman/sampel (g), berat polong per plot/sampel (g) dan produksi per Ha (ton).
Test The Effectiveness Of Several Isolates Of Trichoderma sp. Against White Root Fungus (Rigidoporus microporus) Mutiara Titik Falahiyah; Syamsul Bahri; Yenni Marnita; Cici Indriani Dalimunthe
Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Vol 21 No 1 (2023): Jurnal Agroqua
Publisher : University of Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32663/ja.v21i1.3614

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of several isolates of Trichoderma sp. in controlling White Root Fungus disease in rubber plants, knowing the percentage of inhibition of various isolates of Trichoderma sp. against White Root Fungus disease on rubber plants, as well as knowing the growth area of Trichoderma sp. against White Root Fungus disease using Potato Dextrose Agar media with Dual Culture method. Plant disease is a limiting factor on plant growth and development, White Root Fungus disease caused by the pathogen Rigidoporus lignosus has been reported to cause losses to rubber plants Biological control with Trichoderma sp. is disease control by involving the manipulation of beneficial natural enemies to obtain a reduction in population numbers and the status of pests and diseases in the field. This study used the experimental method at the Sungei Putih Research Unit Laboratory using a non-factorial Completely Randomized Design (CRD) consisting of 4 replications. As a treatment, isolate of the endophytic fungus Trichoderma sp. and the isolate tested for antagonism was White Root Fungus. The T2 treatment obtained good effectiveness in suppressing the growth of White Root Fungus with an average inhibition percentage of Trichoderma sp. against White Root Fungus at 8 HSI the highest was obtained in the T2 treatment which was 76.65% and the lowest was in the T0 treatment which was 2.86%. The growth area of Trichoderma sp. the highest at 8 HSI was found in the T2 treatment which was 42.64 cm and the lowest was in the T0 treatment which was 2.86 cm.