Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Intervensi Keperawatan Dalam Pencegahan Cardiac Arrest Pada Pasien Dengan Gangguan Kardiovaskular Wahdini, Rizqa; Chairunisa, Ratu; Ziah sibualamu, Khalidah; Rosliany, Nia
Diagnosis Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 19 No. 2 (2024): Diagnosis: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jikd.v19i1.1881

Abstract

Penyakit kardiovaskular, yang meliputi gangguan pada jantung dan pembuluh darah, adalah penyebab kematian utama di seluruh dunia. Penyakit ini termasuk jantung koroner, hipertensi, gagal jantung, dan stroke, dan merupakan penyebab kematian tidak menular dengan angka kematian tertinggi secara global. Data WHO 2019 menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular menyumbang 32% dari total kematian dunia, dengan 80% kasus terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk Indonesia, di mana penyakit ini menyumbang 35% dari kematian akibat penyakit tidak menular. Henti jantung bisa terjadi baik di rumah sakit (in-hospital) maupun di luar rumah sakit (out-hospital), Kematian paling tinggi sering terjadi dalam 24 jam setelah henti jantung. Keterlambatan dalam pemberian resusitasi oleh petugas kesehatan, terutama jika lebih dari 10 menit, dapat meningkatkan risiko kematian. Metode yang digunakan mengikuti kerangka Arskey dan O’Molley, dengan artikel yang diambil dari database Proquest, Pubmed, dan Sage (2014-2024). Peninjauan dilakukan menggunakan kriteria kelayakan JBI (Joanna Briggs Institute). Penelitian ini mengikuti pedoman PRISMA-ScR untuk scoping review. Hasil penangan pasca cardiac arrest dapat dilakukan dengan pengaturan tekanan darah, oksigenasi dengan saturasi O2 92% - 98%, pengaturan suhu tubuh. Intervensi diberikan di 24 jam pertama dan 48 jam berikutnya. Kesimpulan Post-cardiac arrest syndrome merupakan kondisi kompleks yang melibatkan berbagai proses patofisiologis. Secara umum, pasien yang selamat dari cardiac arrest dengan kondisi neurologis yang baik dapat bertahan hidup hingga 5 tahun, meskipun berisiko mengalami komplikasi seperti syok kardiogenik, ruptur sternum, dan kerusakan otak yang mempengaruhi kualitas hidup.
Eskalasi Kognitif dengan BUSA GUNTING "Buku Saku Cegah Stunting" melalui Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Rohmah, Ulfa Nur; Ellynia, Ellynia; Wahdini, Rizqa; Widjaja, Andrianto
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 1 No 1 (2024): SerQua : Service Quality (Jurnal Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33377/sqj.v1i1.206

Abstract

Stunting menjadi ancaman bagi Indonesia yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan. pendekatan untuk mengubah perilaku kebersihan dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat diperlukan untuk mencegah stunting. Metode yang digunakan kegiatan pengabdian masyarakat terbagi menjadi perencanaan, pelaksanan dan evaluasi dengan media power point dan buku saku. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat adanya peningkatan kognitif pada peserta melalui buku saku tentang sanitasi total berbasis masyarakat terkait pencegahan stunting. Diharapkan terdapat peningkatan kognitif pada ibu untuk mencegah stunting sehingga sumber daya manusia Indonesia unggul yang berkelanjutan.
The MOCI (Menjadi Orang Tua Cerdik) Dalam Deteksi Dini Diabetes Melitus Pada Anak Kelurahan Bojong Baru Wahdini, Rizqa; Ellynia; Chairunisa, Ratu; Sibualamu, Khalida Ziah
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 1 No 2 (2024): SerQua : Service Quality (Jurnal Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33377/sqj.v1i2.232

Abstract

Background: Diabetes Mellitus (DM) poses a significant global health issue, with Indonesia ranking seventh in the world for the number of DM cases and an increasing prevalence. Objective: This community service initiative aims to enhance knowledge and skills related to early detection of diabetes in children through a community-based educational program in Bojong Baru Village, Bogor City. Methods: The implementation involved preparation, delivery of education to parents, and health assessments of children. Results: Evaluation revealed a significant increase in parental knowledge about diabetes mellitus following the educational intervention, with 70% of parents demonstrating good knowledge post-intervention compared to 30% pre-intervention. Health assessments and random blood glucose tests of children indicated that the majority were within normal ranges and had good nutritional status. These findings underscore the importance of health education for early diabetes detection and management of diabetes risk in children, as well as the effectiveness of community involvement in preventive health programs.
Edukasi Infeksi Saluran Kemih Pada Ibu PKK Di Desa Temayang, Kerek, Tuban Fauziansyah, Ahmad; Fahrul Arifin, Mohammad; Ubaidillah Faqih, Moh.; Karyo; Wahdini, Rizqa
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 2 No 1 (2025): SerQua : Service Quality (Jurnal Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33377/sqj.v2i1.255

Abstract

Health problems are increasing along with the development of diseases. One of them is Urinary Tract Infection (UTI). UTI is a condition where bacteria or microbes grow and multiply in the urinary tract in significant numbers. Generally, UTI is divided into two types: lower UTI and upper UTI. Lower UTI is more common, usually occurring due to bacteria entering through the urethra. Several factors can cause UTI, including age, gender, medication use, catheterization, urinary habits, genital hygiene, and other predisposing factors. In general, women experience UTI episodes more frequently than men, with 20-30% of women experiencing recurrent UTIs. Neonates, adolescent girls, and elderly women are particularly susceptible. The prevalence of UTI in Indonesia is relatively high, with around 180,000 new cases per year. Diagnosis of UTI is based on bacterial count, with Escherichia coli being the most common causative bacteria. Prevention efforts are crucial, especially through health education targeting women. This study aims to educate PKK mothers in Temayang Village about UTI to increase awareness and prevention practices. PKK is a grassroots development movement aimed at achieving family welfare, involving community education and empowerment. The implementation involves a 5-table method with registration, consumption, audience, operator, and MC tables, focusing on UTI education and prevention. Such socialization activities are essential to enhance community knowledge and awareness in preventing and managing health issues like UTIs through education, discussion, and practical tips on clean and healthy living practices.
Edukasi Pencegahan Anemia pada Remaja sebagai Strategi Awal Pencegahan Stunting Sibualamu, Khalida Ziah; Wahdini, Rizqa; Chairunisa, Ratu; Ernawati, Ernawati; Qothrunnada, Iqoh
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 2 No 2 (2025): SerQua : Service Quality (Jurnal Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama pada remaja di Indonesia dan berkontribusi terhadap risiko stunting. Pencegahan sejak dini melalui pendidikan kesehatan di sekolah menjadi strategi penting untuk meningkatkan kesadaran siswa. Tujuan: Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan remaja SMP tentang pencegahan anemia sebagai langkah awal pencegahan stunting. Metode: Program dilaksanakan di SMPN 1 Ciomas, Bogor, melibatkan 40 siswa. Metode yang digunakan meliputi ceramah interaktif, media audiovisual, diskusi kelompok, dan simulasi pemilihan makanan bergizi. Pengetahuan siswa diukur dengan kuesioner pre-test dan post-test, lalu dianalisis secara deskriptif. Hasil: Hasil pre-test menunjukkan sebagian besar siswa (55%) memiliki pengetahuan kurang, sedangkan 30% cukup dan 15% baik. Setelah intervensi, pengetahuan meningkat dengan mayoritas berada pada kategori baik (62,5%) dan cukup (20%), sementara hanya 17,5% masih kurang. Kegiatan ini efektif meningkatkan pemahaman siswa dan menunjukkan pentingnya edukasi kesehatan berbasis sekolah dalam pencegahan stunting, sehingga perlu dilanjutkan dan diperluas dengan dukungan pihak terkait.
Effectiveness of Kinesiotaping in Knee Osteoarthritis: A Scoping Review: Efektivitas Pemberian Kinesio Taping Pada Osteoartritis Lutut: Scoping Review Chairunisa, Ratu; Wahdini, Rizqa; Sibualamu, Khalida Ziah; Suryo Pratama, Alfia
Alauddin Scientific Journal of Nursing Vol 6 No 2 (2025): OKTOBER
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/asjn.v6i2.61577

Abstract

Osteoartritis merupakan salah satu penyebab utama nyeri dan gangguan gerak pada populasi usia lanjut. Kinesio taping (KT) merupakan intervensi fisioterapi non-invasif yang dirancang menyerupai elastisitas kulit, digunakan untuk berbagi keperluan di dalam penanganan cidera ataupun gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bukti ilmiah mengenai efektivitas kinesio taping dalam mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi lutut pada pasien dengan osteoartritis. Kajian ini menggunakan pendekatan scoping review berdasarkan panduan PRISMA-ScR (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses Extension for Scoping Reviews), dengan penilaian kualitas artikel menggunakan The Joanna Briggs Institute Checklist. Dari 120 artikel yang diidentifikasi, lima studi memenuhi kriteria inklusi dan dianalisis lebih lanjut. Studi-studi tersebut diterbitkan antara tahun 2015–2022, melibatkan lebih dari 350 partisipan dari berbagai negara seperti Meksiko, Australia, India, Italia, dan Jerman. Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa KT dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan fungsi lutut, terutama bila dikombinasikan dengan latihan penguatan otot atau terapi manual. Bukti yang tersedia menunjukkan bahwa kinesio taping berpotensi memberikan manfaat terhadap pengurangan nyeri dan perbaikan fungsi pada penderita osteoartritis lutut, meskipun hasil antar penelitian masih bervariasi. Kajian ini juga mengidentifikasi perlunya penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih homogen dan analisis kuantitatif untuk memahami efektivitas KT secara lebih mendalam dalam konteks rehabilitasi osteoartritis lutut