Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

High BMI leads to increased breast cancer risk in postmenopausal women Tantoso, Tifanny; Sitorus, Mega Sari; Feriyawati, Lita; Wahyuni, Dian Dwi
Sumatera Medical Journal Vol. 4 No. 1 (2021): Sumatera Medical Journal (SUMEJ)
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/sumej.v4i1.3735

Abstract

Obesity is a worldwide problem that has been steadily increasing even in developing countries. Obesity has been linked to various types of cancer, one of which is breast cancer. Breast cancer has been classified into various types based on gene and hormone receptor expressions, which offered new insights to therapies and prognoses. We conducted a case-control study using 42 breast cancer patients and 43 healthy women, all of which are older than 55 years of age and have experienced menopause, and for case subjects, additional immunohistochemistry profiles have been provided. Data were collected by interviews and medical records. For data analysis, we used Pearson’s Chi-Square test and Fisher’s Exact test. Results showed that high BMI is significantly associated with breast cancer, and risk is elevated (p < 0.05, OR = 1.263, 95% CI = 1.007-1.583). No significant association with molecular subtypes was observed.
The Relationship between Body Mass Index (BMI) and Degree of Hypertension in Hypertensive Patients Angelina, Clara; Azmeila, Selly; Nasution, Malayana Rahmita; Sitorus, Mega Sari
Journal of Endocrinology, Tropical Medicine, and Infectious Disease (JETROMI) Vol. 6 No. 3 (2024): Journal of Endocrinology, Tropical Medicine, and Infectious Disease (JETROMI)
Publisher : TALENTA Publisher, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jetromi.v6i3.14965

Abstract

Background: Hypertension is a global health problem that attacks 1.28 billion adults aged 30-79 years. Hypertension is a chronic disease characterized by an increase in systolic blood pressure ≥140 mmHg and/or diastolic ≥ 90 mmHg. Calculation of Body Mass Index (BMI) is a method for determining nutritional status in adults. An increase in the BMI value is followed by an increase in blood pressure, thus increasing the chance of developing hypertension as well as the degree of hypertension. This study aims to determine the relationship between BMI and the degree of hypertension in hypertensive sufferers at Prof. Chairuddin P. Lubis Hospital Medan. Method: This research uses a cross-sectional design and descriptive-analytical research methods. The samples for this study are 84 people obtained from secondary data of medical records and used simple random sampling techniques. The collected data is analyzed by a statistical program using the Fisher-Exact test with a significance level of p < 0.05. Results: Most hypertension degrees are hypertension stage 2 and the classification of BMI is obese 1. There is a relationship between BMI and the degree of hypertension (p=0.02). Conclusion: Most of the patients are hypertension stage 2 and obese 1. There is a relationship between BMI and hypertension in hypertensive patients. It means BMI is a risk factor for hypertension.  
Pengawetan Jenazah dalam Kurikulum D-III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kabupaten Dairi Petrus, Asan; Sitorus, Mega Sari; N.G.B, Melvin; Siregar, Azzahra Wiana Kartika; Wahyudi, Reza; Sitompul, Imelda Melvani; Annaufal, Sistiandra Agung; Feng, Angel; Nasution, Sabila Tobiyah
RENATA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kita Semua Vol. 1 No. 2 (2023): Renata - Agustus 2023
Publisher : PT Berkah Tematik Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61124/1.renata.15

Abstract

Suku Batak memiliki budaya yaitu jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia maka harus dilakukan upacara pemakaman. Upacara pemakaman ini membutuhkan waktu beberapa hari, sehingga menjadi suatu kebutuhan jenazah yang meninggal perlu diawetkan. Tujuannya adalah agar selama upacara berlangsung tidak tetrganggu oleh adanya aroma yang tidak sedap karena proses pembusukan. Proses pengawetan jenazah ini seringkali dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dimintakan oleh masyarakat dalam merupakan perawat atau bidan yang ada di desa tersebut. Dalam proses pengawetan jenazah oleh tenaga keperawatan seringkali menimbulkan ketidakpuasan bagi anggota keluarga, namun hingga saat ini masalah tersebut belum dapat diselesaikan. Pengawetan jenazah sebenarnya adalah kompetensi dokter ahli forensik, namun hal tersebut belum terpenuhi dalam 50 tahun kedepan untuk melakukan pengawetan jenazah di tengah masyarakat. Oleh karena itu kami berharap bagaimana supaya tenaga medis dalam hal ini perawat dan bidan mampu melakukan pengawetan jenazah dengan baik sehingga dipandang perlu supaya materi pengawetan jenazah ada dalam kurikulum pendidikan keperawatan dan kebidanan agar permasalahan (ketidakpuasan masyarakat) diatas dapat teratasi dalam waktu 3-4 tahun kedepan. Tujuan dari program pengabdian masyarakat ini yaitu pemberian pemahaman kepada institusi pendidikan dan dinas terkait tentang kebutuhan masyarakat adanya pelayanan kesehatan terutama pengawetan jenazah. Selanjutnya, pemberian materi (mata kuliah) pengawetan jenazah dalam kurikulum pendidikan keperawatan di Poltekkes Kemenkes sebagai muatan lokal. Metode pelaksanaan kegiatan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Kegiatan PKM ini menghasikan berupa meningkatnya pemahaman peserta tentang pengawetan jenazah dan pentingnya pengawetan jenazah dalam kurikulum pendidikan D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kabupaten Dairi
PELATIHAN CARA MENCUCI TANGAN UNTUK PENCEGAHAN INFEKSI CACING TULAR TANAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN 105269 SEI BERAS SEKATA Sinambela, Adelina Haryani; Siahaan , Lambok; Ginting , Almaycano; Saputri , Dewi; Panggabean , Yoan Carolina; Sitorus , Mega Sari
Inspirasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2024): Inspirasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Inspirasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi infeksi kecacingan tular tanah (STH) di dunia adalah 24% dari populasi dunia dan anak-anak usia sekolah dasar yang tinggal di daerah dengan tingkat penularan yang tinggi mencapai 568 juta jiwa. STH dapat disebabkan oleh termakan telur cacing yang infeksius. Salah satu upaya untuk mencegah STH adalah dengan mempraktikkan kebiasaan mencuci tangan yang benar dengan sabun dan air mengalir. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi STH dan pelatihan yang berkesinambungan kepada anak-anak usia sekolah dasar agar dapat menerapkan kebiasaan cuci tangan yang baik dan benar. Target dan hasil: Sebanyak 39 siswa SDN Sei Sekata terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Luaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan peserta setelah pemberian edukasi dan peserta mampu melaksanakan materi yang diberikan kepada keluarga dan lingkungan sekitarnya. Metode: Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan materi edukasi dalam bentuk ceramah dan pemutaran video serta pelatihan cara mencuci tangan yang baik dan benar. Sebelum pemberian edukasi, seluruh peserta diberikan soal pre-test untuk mengetahui tingkat pengetahuan mereka tentang STH dan cara mencuci tangan yang benar. Setelah edukasi, seluruh peserta diberikan soal post-test dengan pertanyaan yang sama. Selanjutnya, kuku para peserta dipotong dan dilakukan cuci tangan.
Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Stunting dan Faktor Risiko di Kecamatan Medan Denai Elfrida, Anastasya Valentine; Lubis, Bugis Mardina; Ramayani, Oke Rina; Sitorus, Mega Sari
Sari Pediatri Vol 26, No 3 (2024)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.3.2024.171-5

Abstract

Latar belakang. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi secara kronis. Di Indonesia, prevalensi stunting pada tahun 2021 adalah 24,4 persen. Kondisi prevalensi stunting di Sumatera Utara juga sangat memprihatinkan. Sebanyak 13 dari 33 kabupaten/kota yang berada di Sumatera Utara memiliki prevalensi stunting di atas 30%. Kecamatan Medan Denai adalah salah satu kecamatan di Kota Medan dengan kasus gizi buruk anak tertinggi. Salah satu faktor risiko kejadian stunting adalah tingkat pendidikan ibu.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting.Metode. Penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional dengan sampel penelitian terdiri dari 96 responden yaitu ibu anak balita yang berdomisili dan menyekolahkan anaknya di TK/PAUD di Kecamatan Medan Denai yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square.Hasil. Pada 96 responden ditemukan tingkat pengetahuan tentang stunting yang sedang (60,4%), rendah (30,2%), dan tinggi (9,4%). Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting dengan nilai p=0,035 (p<0,05).Kesimpulan. Mayoritas ibu memiliki tingkat pengetahuan tentang stunting yang sedang dan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting.
Optimization of Nutrition Improvement of Preschool Children in the Pandemic Era in Taman Bermain Tabitha, Deli Serdang Sitorus, Mega Sari; Lubis, Nenni Dwi Aprianti; Anggraini, Dwi Rita; Panggabean, Yoan Carolina
ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2023): ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/abdimastalenta.v8i1.10190

Abstract

The state of good nutrition affects children's health which has a long lasting impact on forming a healthy generation of Indonesians. Nutritional problems, one of which is stunting, is a problem that is of concern to the state, this situation can be caused by lack of knowledge of the mother or inadequate intake. One of the efforts that can be made to overcome is prepared community service at the Tabitha Deli Serdang Playground in the form of nutritional counseling activities, giving healthy food, demonstrations of healthy food processing and making proper hand washing facilities. The problems reported at partner locations was stunting case were found and health service facilities was distant. Data collection on mother's knowledge about nutrition and healthy food was also carried out through filling out questionnaires before and after service. It was found that all mother's knowledge increased significantly after counseling.
Perbandingan Efektivitas Fiksasi Alami Ekstrak Daun Kelor 75% dan NBF 10% pada Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis Organ Manusia Purba, Eben Ezer Debora Aladin Mezbah; Marbun, Doaris Ingrid; Lubis, Adriansyah; Harianja, Dessy; Herawati, Netty; Sitorus, Mega Sari
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 9 (2023): Volume 3 Nomor 9 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i9.11026

Abstract

ABSTRACT An autopsy or forensic post-mortem is a way to determine the exact cause of death accompanied by an examination of the tissues and organs in it, both physically and with the support of an anatomical pathology laboratory examination. At this stage, forensic experts have a big role in the early stages of tissue processing, namely tissue preservation or fixation which is a crucial process.in preventing autolysis, degradation of tissues and their components,in order to make good histopathological preparation slides. The NBF10% golden standard fixation solution is still used because it is very effective, cheap and easy to obtain, but has an adverse effect on health. So a study was conducted to examine fixation solutions derived from natural ingredients that are effective and safe for health.This research is an experimental analytical study which aims to compare the effectiveness of natural fixation of 75% Moringa leaf extract and NBF10% on the macroscopic and microscopic features of human organs using stratified random sampling technique, with inclusion and exclusion criteria of 30 samples. . Macroscopic and microscopic evaluations were carried out on a scale of 1-3, analyzed using SPSS. Macroscopic assessment was tested using the t test and microscopic assessment using the ANOVA test (F test).The results of the macroscopic assessment using a natural fixation solution of Moringa leaf extract 75% had fairly good tissue shrinkage criteria (0.6 mm) and NBF 10% solution had good tissue shrinkage criteria (3 mm) and both had an effect on shrinkage network. The results of the microscopic assessment of the natural fixation solution of 75% Moringa leaf extract have effectiveness as a fixation solution. Keywords: Phlebotomy, Complications, Quality of Service, TQM  ABSTRAK Autopsi atau bedah mayat forensik merupakan cara untuk menentukan penyebab pasti kematian yang disertai dengan pemeriksaan jaringan dan organ tubuh didalamnya, baik secara fisik maupun dengan dukungan pemeriksaan laboratorium patologi anatomi. Pada tahapan ini, ahli forensik memiliki peran besar pada tahap awal dalam pengolahan jaringan yaitu pengawetan atau fiksasi jaringan yang merupakan proses yang krusial dalam mencegah autolisis, degradasi jaringan dan komponennya, agar dapat membuat slide sediaan histopatologi yang baik. Larutan fiksasi golden standard NBF 10% masih digunakan karna sangat efektif, murah dan mudah didapatkan, namun memiliki dampak yang kurang baik bagi kesehatan. Sehingga dilakukan penelitian untuk meneliti larutan fiksasi yang berasal dari bahan alami yang efektif dan aman bagi kesehatan.Penelitian ini merupakan penelitian bersifat analitik eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas fiksasi alami ekstrak daun kelor 75% dan NBF 10 % pada gambaran makroskopis dan mikroskopis organ manusia dengan teknik pengambilan sampel secara stratified random sampling, dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 30 sampel. Evaluasi makroskopis dan mikroskopis dilakukan dengan skala 1-3, dianalisis menggunakan SPSS. Penilaian makroskopis diuji menggunakan uji t dan penilaian mikroskopis menggunakan uji anova (uji F).Hasil penilaian makroskopis menggunakan larutan fiksasi alami ekstrak daun kelor 75% memiliki kriteria penyusutan jaringan yang cukup baik (0,6 mm) dan larutan NBF 10% memiliki kriteria penyusutan jaringan yang baik (3 mm) dan sama-sama memiliki pengaruh terhadap penyusutan jaringan. Hasil penilaian mikroskopis larutan fiksasi alami ekstrak daun kelor 75% memiliki efektivitas sebagai larutan fiksasi. Kata Kunci: Fiksasi Alami, Ekstrak Daun Kelor, Autopsi Forensik