Claim Missing Document
Check
Articles

Studi Tentang Keanekaragaman dan Kemelimpahan Endopsammon pada Berbagai Ragam Corak Habitat dalam Kawasan Taman Nasional Bali Barat Swasta, Ida Bagus Jelantik
Prosiding Seminar Nasional MIPA Vol 8 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2018
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seperti halnya endopsammon di kawasan lainnya, maka endopsammon yang hidup dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat diduga sangat dipengaruhi oleh corak habitat yang beragam di dalam lingkungan laut kawasan Taman Nasional Bali Barat. Terkait dengan itu, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah keragaman corak habitat di dalam Taman Nasional Bali Barat mempengaruhi keanekaragaman dan kemelimpahan endopsammon yang hidup disana. Dalam penelitian ini sampel endopsammon diambil pada 25 stasiun yang mana masing-masing stasiun mewakili satu corak habitat. Untuk mendapatkan data jenis endopsammon yang ada di dalam substrat pasir dan lumpur, dilakukan langkah-langkah ; a) pengambilan sampel substrat dengan menggunakan core ; b) ekstraksi endopsammon dengan menggunakan teknik pembasuhan ; c) pengawetan dengan formalin 4 % dan pewarnaan spesimen dengan rose bengal, dan : d) pengamatan mikroskopik dan identifikasi jenis. Analisis data dilakukan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, deskriptif kualitatif, dan uji statistik. Adapun hasil dari penelitian ini adalah ; a) keanekaragaman endopsammon tertinggi ditemukan di stasiun 22 (nilai H’ = 3,6844, jumlah spesies = 54) ; b) keanekaragaman endopsammon terendah ditemukan di stasiun 8 (nilai H’ = 2,4772, jumlah spesies = 16) ; c) kemelimpahan endopsammon tertinggi ditemukan di stasiun 2 (jumlah individu = 220) ; d) kemelimpahan endopsammon terendah ditemukan di stasiun 20 ( jumlah individu = 29) ; e) corak habitat memiliki pengaruh signifikan terhadap keanekaragaman endopsammon (p = 0,000, F = 77,17) ; f) corak habitat memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap kemelimpahan endopsammon (p = 0,000, F = 237,14).Kata Kunci = Endopsammon, Keanekaragaman, Kemelimpahan, Corak Habitat.
MODEL PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR DAN LAUT SECARA TERPADU DAN PENGEMBANGAN UNGGULAN DAERAH BIDANG PERIKANAN DAN KELAUTAN SEBAGAI STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI Swasta, Ida Bagus Jelantik
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2012: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2012
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKBerbagai aktivitas di wilayah pesisir dan laut Buleleng dapat menimbulkan disharmonisasi sebagai akibat adanya silang kepentingan dan fanatisme sektoral. Untuk mengatasinya, telah dilakukan penelitian tentang model pengelolaan sektor pesisir dan laut yang menjamin adanya sinergi diantara berbagai sektor yang terkait dengan pesisir dan laut di Buleleng. Penelitian ini dilakukan di sepanjang pesisir dan laut wilayah Kabupaten Buleleng. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan kuesioner. Data dianalisis melalui pendekatan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil yang didapat dalam penelitian adalah ; 1) Kabupaten Buleleng memiliki potensi sumberdaya laut yang beragam yang terdiri atas ikan konsumsi, ikan hias, kepiting, udang, siput, kerang, rumput laut, lumba-lumba, terumbu karang dan mangrove ; 2) unggulan Buleleng di sektor perikanan dan kelautan adalah ikan tuna, ikan cakalang, ikan tongkol, ikan kembung, ikan kerapu, ikan bandeng, ikan kakap, ikan hias, terumbu karang, mangrove, dan lumba-lumba ; 3) model pengelolaan pesisir dan laut yang bersifat terpadu diwujudkan dalam bentuk rencana strategis , yang kemudian dijabarkan dalam bentuk rencana zonasi, rencana pengelolaan dan rencana aksi.
STUDI TENTANG KOMPOSISI KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN SPESIES CRUSTACEA BENTIK SERTA FAKTOR-FAKTOR EKOLOGIS YANG MEMPENGARUHINYA DI PANTAI CANDIDASA KARANGASEM BALI ., I Gusti Lanang Agus Awitama; ., Prof. Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si; ., Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang crustacea dilakukan di bagian pesisir laut terutama pantai. Pantai sebagai sebuah ekosistem perairan menjadi habitat bagi kehidupan spesies crustacea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, keanekaragaman, kemelimpahan dan faktor-faktor ekologis yang mempengaruhi crustacea bentik yang hidup di pantai Candidasa, Karangasem, Bali. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, dengan menggunakan rancangan survei lapangan yaitu dengan pengamatan, pencatatan hasil temuan di lapangan serta dilanjutkan dengan pengamatan. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh crustacea bentik yang hidup di Pantai Candidasa, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah jumlah crustacea bentik yang terdapat di dalam 15 kuadrat. Metode yang digunakan adalah metode kuadrat. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) komposisi spesies crustacea bentik yang ditemukan sebanyak 27 spesies. (2) indeks keanekaragaman sebesar 2,66 yang dinyatakan dalam kategori sedang, nilai kekayaan spesies sebesar 4,77 yang tergelong sedang, nilai kemerataan spesies sebesar 0,81 masuk tingkat kemerataan spesies tinggi dan komunitas stabil dan nilai dominansi sebesar 0,10 menandakan tidak ada jenis yang mendominansi. (3) kemelimpahan relative spesies crustacea bentik tertinggi dengan nilai sebesar 19,2% dimiliki oleh spesies Alpheus heterochaelis dan terendah yaitu spesies Cardisoma carnifex, Emerita talpoida, Manaethiops nodulosus, Ozius rugolosus, Dardanus magistos, Eriphia ferox, Pilumnus clasipodus dan Pilumnus vespertilio, sedangkan kepadatan mencapai 15,6 ind/m2. (4) Faktor-faktor ekologis fisika-kimia di pantai Candidasa diantaranya suhu berkisar 26oC-29 oC, pH 7-8 yang berada pada netral dan basa lemah, salinitas stabil berkisar 27,720/00, DO berada di kisaran 4,7-9,0 mg/l dan konduktivitas sebesar 38-50 Ms/cm. Pantai Candidasa sebagai objek wisata di Bali masih tergolong perairan yang baik kondisinya bagi kehidupan crustacea.Kata Kunci : Komposisi, Keanekaragaman, Krustasea Bentik, Faktor-Faktor Ekologis, Pantai Candidasa Study about crustaceans in the coastal areas, especially the coast. The coast as a waters ecosystem is habitat for the life species of crustaceans. This study aims to determine the composition, diversity, abundance and environment factors that affect benthic crustaceans that live on the beach Candidasa, Karangasem, Bali. This research is descriptive and exploratory, using field survey design is by observation and recording of findings in the field and continued with the observation in the laboratory. The population in this study is the entire benthic crustaceans that live in Candidasa Beach, while the sample in this study is the number of benthic crustaceans present in 15 squares. The method used is the method of least squares. The results showed (1) the composition of benthic crustacean species are found as many as 27 species of 234 individuals. (2) The diversity index of 2,66 which is expressed in the medium category, the value of species richness by 4,77 which is moderate, species evenness value of 0,81 entry level high species evenness and stable communities and dominance value of 0,10 indicating no dominant species. (3) the relative abundance of species of benthic crustaceans highest with a value of 19,2% is owned by the species Alpheus heterochaelis and low of species Cardisoma Carnifex, Emerita talpoida, Manaethiops nodulosus, Ozius rugolosus, Dardanus magistos, Eriphia ferox, Pilumnus clasipodus and Pilumnus vespertilio, while density is 15,6 ind/m2. (4) Environment factors on the beach physicochemical Candidasa including temperatures ranging from 26oC-29oC, Ph 7-8 which are in neutral and weakly basic, stable salinity ranges from 27,72 0/00 ppm, the DO is in the range of 4,7 to 9,0 mg/l and a conductivity of 38-50 MS/cm. Candidasa beach in Bali as a tourist attraction is still relatively waters in good condition for the life of crustaceans.keyword : Composition, Diversity, Benthic Crustaceans, Environment Factors, Candidasa Beach
STUDI TENTANG CORAK HABITAT DAN KOMPONEN PENDUKUNGNYA TERHADAP POPULASI RUSA TIMOR (Cervus timorensis, DE BLAINVILLE 1822) DI TELUK BRUMBUN TAMAN NASIONAL BALI BARAT ., Made Ari Sanjaya; ., Prof. Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si; ., Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rusa timor (Cervus timorensis) merupakan salah satu jenis satwa yang memiliki penyebaran yang cukup luas di Indonesia, namun secara umum populasinya diindikasi terus mengalami penurunan dari waktu ke waktu akibat kerusakan habitat dan tekanan perburuan, serta ada juga indikasi yang menunjukkan mulai terjadi pergeseran pola penyebarannya di kawasan-kawasan hutan termasuk di Taman Nasional Bali Barat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan melakukan survei lapangan (field study). Hasil penelitian menunjukkan corak habitat pada Ekosistem Hutan Savanna di Teluk Brumbum Taman Nasional Bali Barat mencapai rentangan suhu ± 30oC sampai ± 33oC dan rentangan kelembaban ± 49,75% sampai ± 73% serta rentangan intensitas cahaya ± 462,5 lux sampai ± 600 lux. Adapun ketinggian tempat di Teluk Brumbun Taman Nasional Bali Barat mencapai ± 90 Mdpl. Topografi habitat rusa timor merupakan daerah dataran rendah dengan tipe habitat semi terbuka. Sedangkan komponen pendukung habitat terhadap populasi rusa timor di Teluk Brumbun Taman Nasional Bali Barat cukup baik dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut; a). luas habitat; b) pakan dan minum; c) tempat berlindung masih tersedia akan tetapi terdapat ancaman yang mempengaruhi keberadaan rusa di habitatnya yaitu anjing liar yang memburu satwa-satwa liar di TNBB khususnya rusa timor (Cervus timorensis).Kata Kunci : rusa timor (Cervus timorensis), TNBB, corak habitat, komponen pendukung. Deer timor (Cervus timorensis) is one of the most widely distributed species in Indonesia, but the population is generally indicated to continue to decline over time due to habitat destruction and hunting pressure, and there are also indications that there is a shift in the pattern of spreading in forest areas including in West Bali National Park. The type of this research is descriptive explorative research by conducting field survey. The result showed that habitat pattern at Savanna Forest Ecosystem at Brumbum Bay of West Bali National Park reached a temperature range of ± 30oC to ± 33oC and moisture range ± 49,75% to ± 73% and light intensity range ± 462,5 lux up to ± 600 lux. The height of the place in Brumbun Bay West Bali National Park reached ± 90 Mdpl. Topography of deer timor habitat is lowland area with semi open type habitat. While the habitat support component of the deer timor population in Brumbun Bay National Park of West Bali is quite good can be seen from the indicators as follows; a). habitat area; b) feed and drink; c) shelter is still available but there are threats that affect the presence of deer in their habitat of wild dogs hunting wildlife in the park, especially deer timor (Cervus timorensis).keyword : deer timor (Cervus timorensis), TNBB, habitat pattern, support components.
STUDI KOMPARASI KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN ENDOPSAMMON PADA HABITAT PANTAI BERPASIR DI KAWASAN PANTAI SANUR ., I.G.A. Irma Dharmayanti Mandala; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membandingkan keanekaragaman dan kemelimpahan endopsammon pada dua lokasi berdasarkan perbedaan substrat. Tujuan dari penelitian ini untuk (1) mengetahui keanekaragaman dan kemelimpahan endopsammon pada pantai berpasir putih dan pantai berpasir hitam; (2) mengetahui tingkat kesamaan komposisi jenis endopsammon pada pantai berpasir putih dan pantai berpasir hitam; (3) mengetahui perbedaan kemelimpahan endopsammon pada pantai berpasir putih dan pantai berpasir hitam. Penelitian ini berlokasi di Pantai Hyatt yang memiliki substrat berpasir putih dan Pantai Matahari Terbit yang memiliki substrat berpasir hitam yang keduanya berada dalam kawasan Pantai Sanur, Denpasar Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan desain penelitian lapangan (field study) yang dilanjutkan dengan penelitian Laboratorium. Pengambilan data endopsammon di lapangan menggunakan alat core. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) indeks diversitas (H’) endopsammon pada pantai berpasir putih dan berpasir hitam tergolong sedang, pada pantai berpasir putih sebesar 2,6369 dan pada pantai berpasir hitam sebesar 2,9562; (2) kemelimpahan relatif (KR) tertinggi pada pantai berpasir putih dimiliki oleh spesies Harpacticus sp. (5,7%) dan pada pantai berpasir hitam dimiliki oleh spesies Thalasoalaimus sp. (9,7%); (3) indeks similaritas (S) endopsammon pada pantai berpasir putih dan berpasir hitam tergolong tinggi sebesar 0,7; (4) terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam hal keanekaragaman dan kemelimpahan antara pantai berpasir hitam dan pantai berpasir putih.Kata Kunci : endopsammon, keanekaragaman, kemelimpahan, Pantai Sanur This research is compared the diversity and abundance a endopsammon at two locations based on different substrates. The purposes of this research are (1) determine the diversity and abundance endopsammon on a white sand and black sand; (2) determine the degree of similarity in species composition endopsammon on a white sand and black sand; (3) determine differences in the abundance endopsammon on a white sand and black sand. This research is located on the Hyatt beach which has a white sandy base substrate and Matahari Terbit beach has black sandy base substrate that both are in the Sanur Beach area, South Denpasar. This research is a descriptive exploratory research design (field study), followed by research laboratories. Endopsammon data capture in the field using core.The results are : (1) endopsammon diversity index (H') on the white sand beaches of black sand classified as moderate, on the white sand beach at 2.6369 and the black sand beach of 2.9562; (2) the relative abundance (KR) on a white sand beach is owned by the species Harpacticus sp. (5.7%) and the black sand beach is owned by the species Thalasoalaimus sp. (9.7%); (3) an index of similarity (S) endopsammon on the white sand beach of black sand is high at 0.7; (4) there is a significant difference in terms of diversity and abundance among the black sand beach and white sand beach.keyword : endopsammon, abundance, diversity, Sanur Beach
Studi Tentang Keanekaragaman dan Kemelimpahan Moluska Bentik pada Ekosistem Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Madya Denpasar, Bali ., Komang Wina Ratnasari; ., Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si; ., Prof. Dr.Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Moluska bentik merupakan moluska yang hidup di dasar dan sangat banyak ditemukan pada daerah hutan mangrove di Indonersia. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah keanekaragaman dan kemelimpahan moluska bentik yang hidup di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Madya Denpasar, Bali. Berdasarkan masalah yang ditemukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan kemelimpahan moluska bentik di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Madya Denpasar, Bali. Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian deskritif eksploratif dan menggunakan desain penelitian lapangan yang kemudian dilanjutkan dengan identifikasi di laboratorium. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh moluska bentik yang hidup di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Madya Denpasar, Bali. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah moluska bentik yang ada di dalam 15 kuadrat yang terpasang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) komposisi spesies moluska bentik yang hidup Taman Hutan Raya Ngurah Rai terdiri dari 22 spesies; spesies yang paling banyak ditemukan yaitu Littorina melanostoma (52); (2) moluska bentik yang hidup di Taman Hutan Raya Ngurah Rai memiliki indeks keanekaragaman sebesar 2,52 yang termasuk dalam tingkat keanekaragaman yang sedang, indeks kekayaan spesies sebesar 3,70, indeks kemerataan spesies sebesar 0,82, indeks dominansi sebesar 0,10; (3) kemelimpahan relatif tertinggi moluska bentik yang ada di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, spesies Littorina melanostoma sebesar 17,81 %, dan yang terendah adalah spesies Cerithidea cingulata sebesar 0,34%, Cerithidea obtusa sebesar 0,34%, serta Neritina violasea sebesar 0,34% Kata Kunci : Keanekaragaman, Kemelimpahan, Moluska Bentik, Mangrove Benthic molluscs are mollusks that live in the button of the sea, molluscs is commonly found in mangrove forest areas in Indonersia . The problem in this research is how the diversity and abundance of benthic mollusks that live in Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, South Denpasar District , Municipality of Denpasar, Bali. This study aims to determine the diversity and abundance of benthic mollusc in Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, South Denpasar District, Municipality of Denpasar, Bali. This research is descriptive exploratory. The design of this research field research followed by identification in the laboratory . The population in this study are all benthic mollusks that live in Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, South Denpasar District, Municipality of Denpasar, Bali. While the sample is a benthic mollusk that is in the 15 squares are attached. These results indicate that (1) the composition of benthic mollusc species that live Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh consists of 22 species; The most commonly found species are Littorina melanostoma (52); (2) benthic mollusks that live in Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh has a diversity index of 2.52 which was included in the moderate levels of diversity, species richness index by 3.70, species evenness index of 0.82, dominance index of 0.10; (3) the relative abundance a top of benthic mollusc in Taman Hutan Raya Ngurah Rai , a species of Littorina melanostoma 17.81% and the lowest a species of Cerithidea cingulata 0.34%, Cerithidea obtusa 0.34% and a Neritina violasea 0.34%.keyword : Diversity, abundance, Benthic Mollusca, Mangrove
STUDI KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN UNDUR-UNDUR LAUT (Hippa spp.) DI PANTAI BATU TAMPIH KABUPATEN TABANAN ., Ni Putu Sintya Dhamayanti; ., Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui komposisi spesies Undur-undur laut (Hippa spp.) yang hidup di Pantai Batu Tampih Kabupaten Tabanan; (2) mengetahui besar indeks keanekaragaman Undur-undur laut (Hippa spp.) yang hidup di Pantai Batu Tampih Kabupaten Tabanan; (3) mengetahui kemelimpahan spesies Undur-undur laut (Hippa spp.) yang hidup di Pantai Batu Tampih Kabupaten Tabanan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian lapangan yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian laboratorium. Titik pengambilan sampel ditentukan secara sistematis di Pantai Batu Tampih pada pantai seluas 20 m2. Pengambilan data Undur-undur laut (Hippa spp.) menggunakan alat khusus yaitu sorok. Terdapat 42 individu Undur-undur laut (Hippa spp.) yang dapat dikelompokkan ke dalam 2 famili yang ditemukan di Pantai Batu Tampih Kabupaten Tabanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Komposisi jenis Undur-undur laut (Hippa spp.) terdapat satu spesies yang menonjol yaitu Hippa adactyla, (2) Indeks diversita (H’) Undur-undur laut (Hippa spp.) di Pantai Batu Tampih Kabupaten Tabanan mencapai angka 0,4744. Angka tersebut menunjukkan bahwa indeks diversitas Undur-undur laut (Hippa spp.) di Pantai Batu Tampih Kabupaten Tabanan termasuk ke dalam kategori rendah, (3) Kemelimpahan relatif (KR) tertinggi Undur-undur laut (Hippa spp.) di Pantai Batu Tampih Kabupaten Tabanan adalah dari spesies Hippa adactyla sebesar 85,7143%.Kata Kunci : Hippa spp., Keanekaragaman, Kemelimpahan, Pantai Batu Tampih This research is aim to (1) know the composition of mole crab (Hippa spp.) species that live at Batu Tampih Beach in Tabanan Regency; (2) to know the index considerable of the variety of mole crab( Hippa spp.) that live at Batu Tampih Beach in Tabanan Regency; (3) to know the abudance of mole crab (Hippa spp.) that live at Batu Tampih Beach in Tabanan Regency. This reseach is a descriptive reseach that use field study design then continue with loratorium study. The sample of the study is determine throught the systematic way at Batu Tampih Beach, which has extensive around 20 m2. The data collection of mole crab (Hippa spp.) used a special tool called “sorok”. From that there are 42 individu of mole crab (Hippa spp.) that can be catagories into 2 family that the researcher found at Batu Tampih Beach in Tabanan Regency. The result of the research show: (1) based on the composition of mole crab (Hippa spp.) type there is a species that uppermost than other, Hippa adactyla. (2) indeks diversitas (H’) mole crab (Hippa spp.) at Batu Tampih Beach in Tabanan Regency reached 0,4744. That number shows, the indeks diversitas of mole crab (Hippa spp.) at Batu Tampih Beach in Tabanan belongs to low categories. (3) the higher relative abudance of mole crab (Hippa spp.) at Batu Tampih Beach in Tabanan Regency is Hippa adactyla 85,7143%.keyword : Hippa spp., Variety, Abudance, Batu Tampih Beach
STUDI TENTANG KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN CRUSTACEA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI SUWUNG KAUH, KECAMATAN DENPASAR SELATAN, KOTA MADYA DENPASAR, BALI ., Kadek Meitasari; ., Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si; ., Prof. Dr.Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Crustacea mangrove merupakan komunitas Crustacea yang hidup di ekosistem mangrove yang berasal dari Kerajaan Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Crustacea. Sebagian besar jenis Crustacea hidup di zona intertidal. Terkait dengan itu sangatlah menarik untuk diteliti mengenai aspek struktur komunitas dari Crustacea mangrove tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya (TAHURA) Ngurah Rai Suwung Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Madya Denpasar, pada kawasan mangrove yang masih alami. Pengambilan sampel Crustacea di lakukan pada bulan Maret 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan kemelimpahan Crustacea yang hidup di ekosistem mangrove Taman Hutan Raya Ngurah Rai. Penelitian ini merupakan penelitian deskritif eksploratif. Penelitian ini menggunakan design penelitian lapangan dan identifikasi dilakukan di laboratorium. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Crustacea yang terdapat di kawasan mangrove Taman Hutan Raya Ngurah Rai. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalahsejumlah Crustacea yang ditemukan pada 15 kuadrat yang terpasang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) komposisi spesies Crustacea yang hidup di Taman Hutan Raya Ngurah Rai terdiri dari 14 spesies; spesies yang paling banyak ditemukan yaitu Uca dussumieri (65); (2) Crustacea yang hidup di Taman Hutan Raya Ngurah Rai memiliki indeks keanekaragaman sebesar 2,25 yang termasuk dalam tingkat keanekaragaman sedang, indeks kekayaan spesies sebesar 2,33, indeks kemerataan spesies sebesar 0,85, indeks dominansi sebesar 0,17; (3) kemelimpahan relatif terbesar Crustacea yang ada di Taman Hutan Raya Ngurah Rai adalah jenis Uca dussumieri sebesar 24,53 %, sedangkan kemelimpahan relative terkecil ada pada jenis Scylla serrata dan jenis Thalamita crenata yaitu sebesar 0,38 %.Kata Kunci : Keanekaragaman, Kemelimpahan, Crustacea, Mangrove Mangrove crustacean is a community of Crustacea that lives in mangrove ecosystems derived from the Kingdom Animalia, Phylum Arthropoda, Class Crustacea. Crustacean. A big part of Crustacea live in intertidal zone. Associated with it is very interesting to study the structural aspects of the crustacean mangrove communities. This study was conducted in Taman Hutan Raya (TAHURA) Ngurah Rai Suwung Kauh, South Denpasar District, Municipality of Denpasar. This study aims to determine the diversity and abundance of Crustacea that live in Taman Hutan Raya Ngurah Rai. This research is descriptive exploratory. The design of this research field research followed by identification in the laboratory . The population in this study are all Crustacea that live in Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, South Denpasar District, Municipality of Denpasar, Bali. While the sample is a Crustacea that is in the 15 squares are attached. These results indicate that (1) the composition of Crustacea species that live Ngurah Rai Forest Park consists of 14 species; The most commonly found species are Uca dussumieri (65); (2) Crustacea that live in Taman Hutan Raya Ngurah Rai has a diversity index of 2,25 which was included in the moderate levels of diversity, species richness index by 2,33, species evenness index of 0,85, dominance index of 0,17; (3) Crustacean largest relative abundance in Taman Hutan Raya Ngurah Rai is a type of Uca dussumieri by 24.53%, while the smallest relative abundance there on the type of Scylla serrata and types Thalamita crenata is equal to 0.38%.keyword : Diversity, abundance, Crustacea, Mangrove
Studi Tentang Keanekaragaman dan Kemelimpahan Makrozoobentos Dalam Kaitannya Dengan Kualitas Air di Danau Beratan Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan ., Ni Wayan Surya Ningsih; ., Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si; ., Gede Ari Yudasmara, S.Si., M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 1 (2016):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Danau Beratan merupakan sebuah danau tertutup yang secara umum digunakan sebagai objek wisata. Beranekaragamnya aktivitas masyarakat di sekitar Danau Beratan secara langsung maupun tidak langsung memanfaatkan danau dan lingkungannya sebagai sumber atau objek kegiatan akan menyebabkan perubahan kualitas perairan. Makrozoobentos dapat digunakan sebagai parameter biologi dalam menentukan kondisi suatu perairan, karena hidupnya relatif diam di dasar perairan. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui komposisi makrozoobentos, (2) mengetahui keanekaragaman dan kemelimpahan makrozoobentos, (3) mengetahui makna dari nilai keanekaragaman dan kemelimpahan makrozoobentos dilihat dari kualitas air. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Data dianalisis dengan statistik ekologi. Hasil penelitian ini adalah (1) ditemukan 5 spesies makrozoobentos yaitu Pomacea paludosa, Pleurocera acuta, Tryonia clathrata, Uniomerus tetralasmus, Lumbricus rubellus, (2) nilai indeks keanekaragaman tergolong sedang (1,4409), indeks kekayaan spesies tergolong rendah (0,8205), indeks kemerataan tinggi, komunitas stabil (0,8953), indeks dominansi tergolong tidak ada jenis yang mendominansi (0,2658), (3) nilai indeks keanekaragaman tergolong sedang menunjukkan air Danau Beratan dikatagorikan tercemar sedang. Kemelimpahan hewan bentos sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik biotik maupun abiotik. Kata Kunci : Keanekaragaman, Kemelimpahan Makrozoobentos, Kualitas Air, Danau Beratan Beratan Lake is a closed lake generally used as a tourist attraction. The local activities around Beratan lake directly or indirectly take advantage of the lake and its surroundings as a source or object of activity that will lead to changes in water quality. Macrozoobenthos can be used as a biological parameter in determining the water condition, because of it relative silence in the bottom waters. The purposes of this study were (1) determine the composition of macrozoobenthos, (2) determine the diversity and abundance of macrozoobenthos, (3) determine the meaning of the value of diversity and abundance of macrozoobenthos views of the water quality. This is a descriptive exploratory study. Data were analyzed with ecological statistics. The results of this study were (1) it was founded five species of macrozoobenthos that is Pomacea paludosa, Pleurocera acuta, Tryonia clathrata, Uniomerus tetralasmus, Lumbricus rubellus, (2) the value of diversity index were moderate (1.4409), species richness index was low (0.8205), equity index high, stable communities (0.8953), dominance index classified as no kind dominance (0.2658), (3) the value of diversity index were moderate, the water is being polluted Beratan lake categorized. Abundance of benthic animals is strongly influenced by environmental factors both biotic and abiotic keyword : Diversity, Abudance of macrozoobenthos, water quality, Beratan Lake
STUDI KOMPARASI KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN ECHINODERMATA PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KAWASAN PANTAI KEDUNGU DAN PANTAI MERTASARI ., Ni Putu Lilik Widiari; ., Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si; ., Ida Ayu Putu Suryanti,S.Si.,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian mengenai komparasi keanekaragaman dan kemelimpahan echinodermata pada ekosistem terumbu karang di pantai Kedungu dan pantai Mertasari bertujuan untuk (1) mengetahui perbandingan keanekaragaman echinodermata pada ekosistem terumbu karang di kawasan Pantai Kedungu, Kediri,Tabanan dan di kawasan Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar. (2) mengetahui perbandingan kemelimpahan echinodermata pada ekosistem terumbu karang di kawasan Pantai Kedungu, Kediri, Tabanan dan di kawasan Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar. (3) mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dalam hal keanekaragaman dan kemelimpahan echinodermata pada ekosistem terumbu karang di kedua kawasan pantai tersebut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratoris. Rancangan penelitian ini adalah penelitian survei lapangan (field study) dan penelitian laboratorium Titik pengambilan sampel menggunakan metode transek. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Indeks diversitas (H’) spesies echinodermata di kawasan pantai Kedungu, Kediri, Tabanan tergolong sedang yaitu sebesar 1,038, kekayaan spesies (R) sebesar 1,4980, kemerataan spesies (E) sebesar 0,499 dan indeks dominasi (C) sebesar 0,5457 sedangkan indeks diversitas (H’) spesies echinodermata di kawasan pantai Mertasari, Sanur, Denpasar tergolong sedang yaitu sebesar 1,252, kekayaan spesies (R) sebesar 1,3854, kemerataan spesies (E) sebesar 0,643 dan indeks dominasi (C) sebesar 0,4293. (2) nilai kemelimpahan relatif (KR%) tertinggi di pantai Kedungu yaitu 72,8971% dari spesies Echinus sp. sedangkan pantai Mertasari sebesar 63,1578% dari spesies Echinus sp. (3) Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal keanekaragaman dan kemelimpahan echinodermata antara pantai Kedungu, Kediri, Tabanan dan pantai Mertasari, Sanur, Denpasar Kata Kunci : keanekaragaman, kemelimpahan, echinodermata, pantai Kedungu, pantai Mertasari This study comparative research on the diversity and abundance of echinoderm at the coral reef ecosystem in the Kedungu beach and Mertasari beach aims at (1) comparing the diversity of echinoderms in the coral reef ecosystem in the area Kedungu Beach, Kediri, Tabanan and area of Mertasari Beach, Sanur, Denpasar. (2) comparing the abundance of echinoderm coral reef ecosystems in Kedungu Beach, Kediri, Tabanan and Mertasari Beach, Sanur, Denpasar. (3) determining whether there are significant differences in terms of diversity and abundance of echinoderms on coral reef ecosystems at both the beach area. This research is categorized as a descriptive study of exploratory. The design of this study is a field study and laboratory research. Sample of this study was taken by using transek. The results of this study showed that (1) Diversity index (H ') echinoderm in Kedungu, Kediri, Tabanan classified as average amount of 1.038, species wealth (R) was 1.4980, species evenness (E) of 0.499 and the dominance index (C) was at 0,5457 while the diversity index (H ') of Mertasari beach, Sanur, Denpasar was classified as average amount at 1.252, species wealth (R) was 1.3854, species evenness (E) was 0.643 and the dominance index (C) was 0,4293. (3) the highest values of relative abundance (KR%) was Kedungu beach which the amount was 72.8971% it was kind of the Echinus sp. while Mertasari beach which the amount was 63.1578% it was kind of the Echinus sp. (4) there is a significant differences in terms of diversity and abundance of echinoderms between the Kedungu beach, Kediri, Tabanan and Mertasari beach, Sanur, Denpasar keyword : diversity, abundance, echinoderms, Kedungu beach, Mertasasri beach
Co-Authors ., A.A.Istri Paramita ., Devita Kurnia Sari ., Gede Sedana Putra ., Gusti Ngurah Yoga Pradipta ., I Gusti Lanang Agus Awitama ., I.G.A. Irma Dharmayanti Mandala ., Kadek Pande Evi Enitasari ., Komang Dewi Lyastiti ., Made Ari Sanjaya ., Ni Kadek Mita Purnama Yanti ., Ni Putu Lilik Widiari ., Ni Putu Sintya Dhamayanti ., Ni Putu Yunik Pradnya Swari ., Ni Wayan Agus Sinarsih ., Ni Wayan Surya Ningsih ., Putri Erma Rosita ., Serlis Nofiana Sari A.A.Istri Paramita . Adi Prana, I Gusti Lanang Agung Dedi Soedharma Devita Kurnia Sari . Dr. I Nyoman Tika,M.Si . Drs.I Ketut Artawan,M.Si . EKA DORA RIANI . Gede Ari Yudasmara Gede Iwan Setiabudi Gede Sedana Putra . Gusti Ngurah Yoga Pradipta . Hantari, Ida Ayu Putu Surya I Dewa Gede Tresna Yudiana I Dewa Gede Tresna Yudiana I Gusti Agung Nyoman Setiawan I GUSTI LANANG AGUNG ADI PRANA . I Gusti Lanang Agung Adi Prana ., I Gusti Lanang Agung Adi Prana I Gusti Lanang Agus Awitama . I Gusti Ngurah Yuda Pranata . I NYOMAN SUTAMA . I Nyoman Wijana I WAYAN ADNYANA . I Wayan Angga Bradnyana . I Wayan Jaya Antara . I Wayan Julianto . I Wayan Julianto ., I Wayan Julianto I Wayan Redhana I Wayan Sadia I.G.A. Irma Dharmayanti Mandala . Ida Ayu Putu Suryanti Ida Bagus Putu Arnyana Jasmine Masyitha Amelia Kadek Lila Antara Kadek Meitasari . Kadek Meitasari ., Kadek Meitasari Kadek Pande Evi Enitasari . Komang Dewi Lyastiti . KOMANG SUSILAWATI . Komang Wina Ratnasari . Komang Wina Ratnasari ., Komang Wina Ratnasari Luh Deva Oktari Luh Mayda Ruspita Sari Made Ari Sanjaya . Mennofatria Boer Ni Kadek Mita Purnama Yanti . NI KETUT HENDRAWATI SANTOSA . NI LUH PUTU MANIK WIDIYANTI Ni Luh Yuni Merawati . Ni Luh Yuni Merawati ., Ni Luh Yuni Merawati Ni Made Adi Kencana Wati Tira . Ni Nyoman Dian Martini NI NYOMAN KARTINI . NI NYOMAN SUARDANI . Ni Putu Indah Swardiani Ni Putu Lilik Widiari . Ni Putu Sintya Dhamayanti . Ni Putu Yunik Pradnya Swari . Ni Wayan Agus Sinarsih . Ni Wayan Mery Wintari . Ni Wayan Surya Ningsih . Pranata, Andi Welly Wiliandhana PROF. DR. I B. PUTU ARNYANA, M.Si. . Putri Erma Rosita . Putu Ayu Wulandari . Putu Ayu Wulandari ., Putu Ayu Wulandari Putu Bintang Orissa . Putu Budi Adnyana Riani, Eka Dora Safitri, Mely Sanusi Mulyadiharja Serlis Nofiana Sari . Swardiani, Ni Putu Indah Syah, Moh Jafron Yusli Wardiatno