Claim Missing Document
Check
Articles

VARIASI INTENSITAS CAHAYA MENGAKIBATKAN PERBEDAAN KECEPATAN REGENERASI SIRIP KAUDAL IKAN CUPANG (Betta splendens) DIPELIHARA DI RUMAH KOS Bimbi Inggayuing Gumilang .; Drs.I Ketut Artawan,M.Si .; Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v3i2.8035

Abstract

Ikan cupang (Betta splendens) merupakan ikan yang memiliki tingkah laku unik yaitu bertarung. Perilakunya ini menyebabkan sirip indahnya terutama sirip bagian kaudalnya rentan megalami kerusakan.Sirip ikan mewakili vertebrata yang unik dengan kemampuan spektakuler untuk regenerasi berbagai organ setelah cedera traumatis. Salah satu faktor yang mempengaruhi regenerasi adalah intensitas cahaya. Dengan memberikan perlakuan lampu led merk “Opple” pada empat taraf yang berbeda yaitu intensitas cahaya 0 Lux (tanpa lampu), 3 watt (65 Lux), 6 Watt (90 Lux), dan 8 Watt (117 Lux) dapat diketahui adanya perbedaan kecepatan pertumbuhan dilihat dari panjang akhir sirip kaudal setelah 28 hari diamputasi dan perbedaan struktur anatominya. Jenis penelitian yaitu RAL. Sampel yang digunakan sebanyak 24 ikan cupang. Data menunjukkan rata-rata panjang siripakhir kaudal setelah 28 hari secara berurutan yaitu 1,10 cm, 1,16 cm, 1,28 cm, 1,35 cm pada intensitas cahaya 0 Lux, 65 Lux, 90 Lux, dan 117 Lux. Berdasarkan hasil uji ANAVA One Way menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,0001 sehingga nilai p < 0,05 yang berarti bahwa H1 yang menyatakan Terdapat perbedaan regenerasi pada sirip kaudal ikan cupang (Betta splendens) pada intensitas cahaya yang berbeda dilihat dari panjang akhir sirip kaudal selama 28 hari pengamatan diterima. Struktur anatomi sirip kaudal mengalami perbedaan setelah 28 hari diamputasi terutama pada bentuk akhir dan pigmentasinya. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwaada perbedaan intensitas cahaya terhadap kecepatan regenerasi sirip kaudal ikan cupang (Betta splendens) dilihat dari panjang akhir sirip kaudal setelah 28 hari diamputasi, regenerasi paling cepat pada perlakuan 90 Lux, dan ada perbedaan struktur anatomi sirip kaudal ikan cupang (Betta splendens).Kata Kunci : kecepatan regenerasi, struktur anatomi, ikan cupang, intensitas cahaya BBetta fish (Bettasplendens) is a fish that has a unique behavior called fight. This behavior causes the beautiful fin particularly damage especially the caudal fin. Fin of fish represent unique vertebrate with a spectacular ability to regenerate different organs after traumatic injury. One of the factors that affect the regeneration is the intensity of light. By providing treatment led lights brand "Opple" at four different levels, namely the light intensity 0 Lux (without lights), 3 watt (65 Lux), 6 Watt (90 Lux), and 8 Watt (117 Lux) can know the difference in speed growth seen from the long end of the caudal fin after 28 days amputated and anatomic structure differences. This type of research is true experiment with RAL research design. The samples used were 24 betta fish. Data shows the average length of caudal fin end after 28 consecutive days ie 1.10 cm, 1.16 cm, 1.28 cm, 1.35 cm at 0 Lux light intensity, 65 Lux 90 Lux and 117 Lux. Based on the results of One Way ANOVA showed that the p value of 0.0001 so that the value of p
KAJIAN ANATOMI TANGKAI DAUN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) SEBAGAI BAHAN KERAJINAN ANYAMAN SERTA ANALISIS KELAYAKANNYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANATOMI TUMBUHAN Adi Purusha Das .; Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si .; Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v3i2.8053

Abstract

Eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) merupakan salah satu gulma air tawar (fresh aquatic weeds). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan anatomi tangkai daun eceng gondok yang digunakan sebagai bahan kerajinan anyaman; (2) menganalisis kelayakan preparat awetan eceng gondok yang digunakan sebagai kerajinan anyaman sebagai media pembelajaran anatomi tumbuhan. Manfaat dari penelitian ini adalah (1) menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan tentang anatomi tumbuhan khususnya pada tangkai daun eceng gondok.; (2) hasil kajian ini dapat dimanfaatkan sebagai analisis penilaian kelayakan preparat awetan sebagai media pembelajaran Biologi dalam bidang Anatomi Tumbuhan; (3) meningkatkan keterampilan dalam teknik laboratorium; (4) menghasilkan preparat awetan yang dapat digunakan dalam praktikum mata kuliah Anatomi Tumbuhan; (5) menjadikan salah satu acuan atau bahan perbandingan bagi orang lain dalam penyusunan karya ilmiah; (6) meningkatkan keterampilan dalam menganalis media pembelajaran Anatomi Tumbuhan. Jenis penelitian ini adalah deskripif. Metode pembuatan preparat sayatan dengan menggunakan prosedur Sass (1958). Epidermis tersusun rapat berlapis satu. Parenkim bagian dalam membentuk parenkim udara atau aerenkim. Ditemukan sklereid dengan ujung meruncing jari-jarinya berada di dalam ruang sel parenkim. Tipe berkas pembuluh adalah kolateral tertutup. Xilem membentuk saluran udara yang disebut lakuna. Penebalan dinding pada kolenkim yang terdapat pada tangkai daun eceng gondok adalah kolenkim angular. Dinding sel kolenkim tampak seperti mutiara dan cerah berkilauan. Sel-sel kolenkim berkumpul membentuk ketebalan dengan empat sampai delapan lapisan. 8 Preparat awetan eceng gondok dinyatakan sangat layak sedangkan 2 dinyatakan layak sebagai media pembelajaran.Kata Kunci : Anatomi, Eceng gondok, Media pembelajaran, Preparat Water hyacinth (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) is one of fresh aquatic weeds. This research aims to (1) describe the anatomy of water hyacinth petiole that used as a material woven crafts; (2) analyze the properness of preserved preparations the water hyacinth that used as a material woven crafts as learning media of plant anatomy. The benefits of this research are (1) increase the knowledge of the plant anatomy especially in water hyacinth petiole; (2) this study result can be used as Biology learning media in plant anatomy field; (3) increasing the skill in laboratory technic; (4) producing preserved preparations can be used in practical subjects of plant anatomy; (5) as a reference or example for others in the preparation of scientific papers; (6) improving learning skills in analyzing media Anatomy of Plants. Type of this research is descriptive. Methods of making preparations incision using a Sass procedure (1958). The epidermis compact single layered. Inner part parenchyma forming the air parenchymal or aerenchyma. The scelerid found with sharpe shape in corner, the middle part was inside the parenchyma cells. Vessel s type are closed collateral. Xylem formed airways that called Lacunae. Wall thickening of the collenchyma type is angular. Collenchyma cell wall looks like a bright pearl and sparkling and make four until eight layers. Eight preserved preparations of water hyacinth that very properly declared while two preserved preparations that properly declared.keyword : Anatomy, Learning media, Preparations, Water hyacinth
EFEKTIVITAS EKSTRAK TIGA VARIETAS JAHE (Zingiber sp.) SEBAGAI PENGAWET ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PEMBUSUK HASIL ISOLASI DARI IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) Gusti Ayu Putri Ariyanti .; Drs.I Ketut Artawan,M.Si .; Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v3i2.8055

Abstract

Terdapat tiga varietas jahe yaitu jahe merah, jahe emprit, dan jahe gajah. ketiga varietas jahe ini dapat digunakan sebagai pengawet karena adanya kandungan polifenol seperti Gingerol, Shogaol, dan Zingiberen sebagai zat antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan daya hambat, efektivitas germisida, interaksi masing-masing ekstrak ketiga varietas jahe dengan variasi konsentrasi 5%, 15%, dan 30%, dan mengidentifikasi karakteristik genus yang berhasil ditemukan pada isolasi bakteri dari ikan mujair. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental sungguhan dengan menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan penempatan sampel pola faktorial 3x3. Data yang diperoleh berupa rerata diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri ikan mujair yang dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) two ways dengan taraf signifikansi p < 0,05. Hasil yang diperoleh adalah ekstrak jahe merah membentuk diameter zona hambat terbesar dibandingkan dengan jahe emprit dan jahe gajah. Jahe merah dan jahe emprit lebih efektif sebagai germisida dibandingkan jahe gajah. Adanya perbedaan diameter zona hambat pertumbuhan isolat bakteri dari ikan mujair akibat dari interaksi ketiga varietas jahe dengan konsentrasi ketiga varietas jahe. Genus bakteri yang ditemukan adalah bakteri Citrobacter, Escherichia, dan Pseudomonas. Hal ini disebabkan karena jahe merah memiliki kandungan senyawa polifenol lebih banyak dibandingkan dua varietas lainnya.Kata Kunci : Jahe, Pengawet Alami, Bakteri Pembusuk, dan Ikan Mujair. There are three variants of ginger, they are Zingiber officinale var. rubrum, Zingiber officinale var. amarum, zingiber officinale var. officinale. These variants of ginger can be used as preservative because there is polyphenol as antibacterial substance. The purpose of research are to knowing the difference of inhibition ability, germicidal effectiveness, interactions each three varieties of ginger extracts with varying concentrations of 5%, 15% and 30%, and identify the characteristics of the genus have been found on the bacteria isolation of tilapia fish. The kind of this research is experiment research that use Complete Random Design (CRD) with a 3x3 factorial design sample placement. The data obtained in diameter mean inhibition zone of bacteria growth of tilapia fish were analyzed using ANOVA two ways with a significance level of p < 0,05. The results are Zingiber officinale var. rubrum formed the largest diameter of inhibition zone compared the other two varieties, Zingiber officinale var. rubrum and Zingiber officinale var. amarum more effective as germicide than Zingiber officinale var. officinale, the difference of the growth diameter of inhibition zone of bacterial isolates from tilapia fish as a result of the interaction between the three varieties of ginger with a concentration of the three ginger varieties, the bacteria genus that found are Citrobacter, Escherichia, and Pseudomonas. This is caused by the polyphenol compound which is more substantial in Zingiber officinale var. rubrum.keyword : Ginger, Natural preservative, Bacteria decay, and Tilapia fish.
UJI EKSTRAK BATANG PISANG KULTIVAR SUSU (Musa paradisiaca L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK Aedes aegypti Kadek Sera Harlistya Udayani .; Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M .; Ida Ayu Putu Suryanti,S.Si.,M.Si .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v3i2.8135

Abstract

Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor penyakit yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan di Negara Indonesia. Tubuh Aedes aegypti betina terkandung virus dengue yang menyebabkan penyakit demam berdarah dengue. Batang pisang kultivar susu mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, tanin, saponin. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ekstrak batang pisang kultivar susu (Musa paradisiaca L.) terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. (2) Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak batang pisang kultivar susu (Musa paradisiaca L.) yang diperlukan untuk dapat membunuh 50% (LC50%) dan 90% larva Aedes aegypti pada penelitian ini. Variasi perlakuan dalam penelitian ini ada 4 yaitu ekstrak dengan konsentrasi 0%,25%,50%,75%. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh larva hasil perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah larva yang memiliki umur yang sama yaitu pada larva instar III. Total sampel pada penelitian ini adalah 240 larva nyamuk Aedes aegypti instar III hasil kolonisasi. Dalam tahapan metode pengumpulan data akan didapatkan data persentase mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti terhadap pemberian ekstrak batang pisang kultivar susu pada konsentrasi yang berbeda selama 48 jam. Hasil uji hipotesis menggunakan Kruskal Wallis dapat dinyatakan bahwa (1) terdapat perbedaan mortalitas larva nyamuk Aedes ageypti terhadap pemberian konsentrasi ekstrak batang pisang susu yang berbeda. Berdasarkan hasil uji hayati, ekstrak batang pisang kultivar susu terhadap larva nyamuk Aedes aegypti menunjukan bahwa (2) LC 50 berada pada konsentrasi 40,085% dan LC 90 berada pada konsentrasi 69,302%.Kata Kunci : Ekstrak batang pisang kultivar susu, mortalitas, larva Aedes aegypti Aedes aegypti was a vector of disease that still be a problem in Indonesia. Sometimes The female of Aedes aegypti contained dengue virus that causes dengue fever. Banana stem milk cultivated varieties contains secondary metabolites such as tannins, saponins and flavonoids. The purposes of this research were (1) to analyze the differences in mortality larvae of Aedes aegypti with the extract of banana stem milk cultivated varities with different concentration. (2) To determine the concentration of banana stem milk cultivated varities (Musa paradisiaca L.) that is used to kill 50% (LC50%) and 90% of Aedes aegypti larvae. There were four variation of treatmen in this research it was 0%, 25%, 50%, 75%. This research was an experimental research which used Complete Random Design. The population in this research were all the result of colonization larvae of Aedes aegypti. While the samples were the larvae that have same age, that was at the third instar larvae. Total samples in this study were 240 instar III larvae of Aedes aegypti, as a results of colonization. Data collection methods will be obtained data was the percentage of mortality Aedes aegypti’s larvae toward the giving of banana stem milk cultivated varities extract at different concentrations for 48 hours. The result of hypothesis test using the Kruskal Wallis can be stated that (1) There are differences in the mortality of Aedes aegypti larvae, toward the giving of banana stem milk cultivated varities with different concentrations. Based on the results of biological testing, Banana stem milk cultivated varities against Aedes aegypti larvae show that (2) LC 50 is at a concentration of 40,085% and LC 90 is at a concentration of 69,302%keyword : : Extract of banana stem milk cultivated varities, mortality, Aedes aegypti larvae
PEMERAMAN PISANG (Musa Paradisiaca L.) KULTIVAR PISANG SUSU DENGAN VARIASI BERAT DAUN GAMAL (Gliricidia sepium) DAN DURASI PEMERAMAN TERHADAP PERBEDAAN KADAR GULA REDUKSI Dewa Ayu Ketut Adi Risma Wardani .; Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M .; Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v3i2.8183

Abstract

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui adanya perbedaan kadar gula reduksi pisang (Musa paradisiaca L.) kultivar susu pada pemeraman dengan variasi berat daun gamal (Gliricidia sepium); (2) mengetahui adanya perbedaan kadar gula reduksi pisang (Musa paradisiaca L.) kultivar susu pada pemeraman dengan variasi durasi pemeraman; (3) mengetahui adanya perbedaan kadar gula reduksi pada pisang (Musa paradisiaca L.) kultivar susu akibat interaksi antara pemeraman dengan variasi berat daun gamal (Gliricidia sepium) dan durasi pemeraman. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) berdasarkan pola penyusunan perlakuan faktorial 4x5. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi berat daun gamal dan durasi pemeraman sedangkan variabel terikatnya adalah kadar gula reduksi. Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali dengan total sampel yang digunakan adalah 70 sampel. Langkah-langkah pengumpulan data terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan program SPSS menggunakan Analisis Varians (ANAVA) dua arah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari ketiga uji hipotesis ≤ 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa (1) Ada perbedaan kadar gula reduksi pada pisang (Musa paradisiaca L.) kultivar susu akibat pemeraman dengan variasi berat daun gamal (Gliricidia sepium); (2) ada perbedaan kadar gula reduksi pada pisang (Musa paradisiaca L.) kultivar susu pada pemeraman dengan variasi durasi pemeraman; (3) ada perbedaan kadar gula reduksi pada pisang (Musa paradisiaca L.) kultivar susu akibat interaksi antara pemeraman dengan variasi berat daun gamal (Gliricidia sepium) dan durasi pemeraman.Kata Kunci : pemeraman, pisang, daun gamal, gula reduksi The experiments conducted to determine: (1) the difference of reduction sugar in banana (Musa paradisiaca L.) susu cultivars ripening with Gliricidia leave (Gliricidia sepium) weight variation; (2) the difference of reduction sugar in banana (Musa paradisiaca L.) susu cultivars ripening with variations in the duration of ripening; (3) the difference of reducing sugar in banana (Musa paradisiaca L.) susu cultivars as a result of the interaction between Gliricidia leave (Gliricidia sepium) weight variation and variations in the duration of ripening. This study is an experimental research with a completely randomized design (CRD) based on the pattern drafting 4x5 faktorian treatment. The independent variables in this study is Gliricidia leaves weight variation and duration of ripening while the dependent variable is a reducing sugar. Repetition done 3 times with a total sample used was 60. The steps of data collection consists of the preparation, implementation, and observation. Data were analyzed with SPSS using Analysis of Variance (ANOVA) in both directions. The results of this study indicate that the significance of the third test of the hypothesis ≤ 0.05. This shows that (1) there are difference of reduction sugar in banana (Musa paradisiaca L.) susu cultivars ripening with Gliricidia leave (Gliricidia sepium) weight variation; (2) there are difference of reduction sugar in banana (Musa paradisiaca L.) susu cultivars ripening with variations in the duration of ripening; (3) there are difference of reducing sugar in banana (Musa paradisiaca L.) susu cultivars as a result of the interaction between Gliricidia leave (Gliricidia sepium) weight variation and variations in the duration of ripening. keyword : ripening, bananas, Gliricidia leaves, reducing sugar
PEMANFAATAN KULIT BUAH COKLAT UNTUK PEMERAMAN BUAH MANGGA DITINJAU DARI KADAR GLUKOSA DAN VITAMIN C I Putu Wahyu Iswara .; Dr. I Wayan Sukra Warpala,S.Pd,M.Sc .; Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v3i2.8189

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kadar gula reduksi dan kadar vitamin C pada buah mangga akibat durasi pemeraman yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah durasi waktu pemeraman sedangkan variabel terikatnya adalah kadar gula reduksi dan kadar vitamin C. Pengulangan dilakukan sebanyak 4 kali dengan total sampel 28, dengan penambahan sampel pemeraman menggunakan karbit sebanyak 7 sampel. Tahapan dari penelitian ini adalah persiapan, pelaksanaan (pengamatan morfologi dan anatomi buah, uji kandungan gula reduksi menggunakan metode Nelson-Somogyi, dan uji kandungan vitamin C menggunakan metode titrasi iodin), serta analisis data (analisis data utama menggunakan uji MANOVA, dengan melakukan uji prasyarat diantaranya uji normalitas, uji homogenitas dan uji multikolinieritas). Dari hasil uji hipotesis didapatkan bahwa ada perbedaan kadar gula reduksi dan kadar vitamin C akibat durasi pemeraman yang berbeda. Kandungan kadar gula reduksi pada buah mangga cenderung meningkat sedangkan kandungan kadar vitamin C cenderung menurun.Kata Kunci : buah mangga, gua reduksi, vitamin C, durasi pemeraman This study aims to determine the differences in reducing sugar and vitamin C in mangoes fruit ripening due to a different duration. This study was an experimental study with a completely randomized design. The independent variables in this study is the duration of the curing time while the dependent variable is a reducing sugar and vitamin C. Repetition performed 4 times with total of 28 samples, with the addition of curing samples using carbide as much as 7 samples. The stages of this research is the preparation, implementation (observations of morphology and anatomy of the fruit, reducing sugar content test using the Nelson-Somogyi method, and vitamin C content test using iodine titration method), as well as data analysis (data analysis using MANOVA test, to test the prerequisite including normality test, homogeneity test and multicolinearity test). From the test results showed that the hypothesis of there was difference in reducing sugar and vitamin C levels due to different ripening duration. The content of reducing sugar in fruit mango tends is increase while the content of vitamin C tend is decrease.keyword : mango fruit, reducing sugar, vitamin C, duration of ripening
HUBUNGAN STATUS GIZI REMAJA DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SAWAN Fani Andriani Ni Putu .; Dra.Desak Made Citrawathi,M.Kes .; Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v3i2.8317

Abstract

Masa remaja merupakan masa transisi unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis berkisar antara usia 10-19 tahun. Ciri remaja wanita yang mampu melakukan kehidupan reproduksi adalah telah menstruasi. Beberapa perempuan yang memiliki keluhan lebih mendalam karena proses menstruasinya sudah dirasakan bermasalah baik siklus, jumlah darah, atau nyerinya. Status gizi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya masalah siklus menstruasi. Remaja putri yang mengalami asupan gizi kurang atau lebih dapat menyebabkan gangguan menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Indeks Masa Tubuh dengan siklus menstruasi dan untuk mengetahui hubungan Lingkar Lengan Atas dengan siklus menstruasi. Jenis penelitian ini adalah deksriptif korelasional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang yang didapat dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil uji statistik menggunakan Product Moment pada tingkat signifikansi 95% (α≤0,05), didapatkan nilai p=0,04, dan r=-0,261 untuk hasil hubungan Indeks Masa Tubuh dan siklus menstruasi, didapatkan nilai p=0,01 dan r=0,332 untuk hasil hubungan Lingkar Lengan Atas dengan siklus menstruasi. Dengan demikian bahwa terdapat hubungan Indeks Masa Tubuh dan siklus menstruasi yang berkorelasi rendah, dan juga terdapat hubungan Lingkar Lengan Atas dengan siklus menstruasi yang berkorelasi rendah. Saran untuk peneliti lain diupayakan untuk menambah variabel penelitian, dan untuk remaja putri diharapkan dapat menjaga berat badan agar dapat mengurangi dampak negatif dari malnutrisi khususnya terhadap siklus menstruasi. Kata Kunci : status gizi, siklus menstruasi. Adolescence is a period of unique transition which has characteristics in physical changes, emotional and psychological ranged in age from 10-19 years. Characteristic of young women who are able to do the reproductive life is already menstruating. Some women who have complaints more profound because the process is already being felt troubled well menstrual cycle, the amount of blood, or pain. Nutritional status is one factor contributing to the problems of the menstrual cycle. Young women who have nutritional intake less or more can cause menstrual disorders. The purpose of this study is to determine the relationship of body mass index with the menstrual cycle and to determine the relationship of Upper Arm Circumference with the menstrual cycle. This research was a descriptive correlational. The sample in this study amounted to 60 people that obtained using simple random sampling technique. Statistical test results by using the Product Moment at a significance level of 95% (α≤0,05) found that p value = 0.04, and r = -0.261 for the result of the relationship body mass index and the menstrual cycle, found that p value = 0.01 and r = 0.332 for the results Upper Arm circumference relationship with the menstrual cycle. Therefore, there is low correlation between a Body Mass Index and menstrual cycle, and also there is low correlation between Upper Arm Circumference and the menstrual cycle. Suggestions for other researchers attempt to add the research variables, and for young women are expected to keep the weight in order to reduce the negative impact of malnutrition especially to the menstrual cycle.keyword : nutritional status, menstrual cycle.
IDENTIFIKASI LARVA NYAMUK YANG TERTANGKAP DI PERINDUKAN DI KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG Ni Md Dwi Wahyundari .; Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M .; Dra.Desak Made Citrawathi,M.Kes .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 3 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i3.10732

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Sebaran larva nyamuk yang ditangkap di perindukan di Kecamatan Banjar. (2) Jenis larva nyamuk yang tertangkap diperindukan di Kecamatan Banjar. Jenis penelitian ini adalah penelitian perkembangan dengan rancangan penelitian deskriptif. Sampel penelitian ini adalah tempat perindukan larva nyamuk yaitu daerah pantai, perumahan dan sawah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode eksploratif di daerah perindukan kecamatan Banjar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Sebaran larva nyamuk di kecamatan Banjar pada daerah pantai, perumahan dan sawah positif tersebar mulai dari desa Temukus, desa Dencarik, desa Banjar dan desa Tigawasa. (2) Terdapat tiga jenis larva nyamuk yang tertangkap yaitu larva nyamuk Aedes aegypti, Culex visnhui, Culex quinquefasciatus dan Anopheles sp.Kata Kunci : Identifikasi, Larva nyamuk, Perindukan The purpose of this study is to know: (1) The distribution of mosquito larvae captured in the breading place in the District of Banjar. (2) The type of caught mosquito larva is missed in Banjar District. This type of research is a developmental research with descriptive research design. The sample of this research is where the larva of mosquito larvae that is coastal area, housing and rice field. Data collection techniques in this study using explorative methods in the subdistrict of subdistrict Banjar. The results of this study indicate that: (1) The distribution of mosquito larvae in Banjar sub-district on coastal areas, housing and positive fields spread from Temukus village, Dencarik village, Banjar village and Tigawasa village. (2) There are three types of captured mosquito larvae namely Aedes aegypti mosquito larvae, Culex visnhui, Culex quinquefasciatus and Anopheles sp.keyword : Breading place, identification, mosquito larvae.
KONDISI LINGKUNGAN YANG TIDAK MEMADAI MENGAKIBATKAN PENINGKATAN KELELAHAN DAN BEBAN KERJA PEMATUNG DI DESA PELIATAN UBUD GIANYAR NI PUTU PRIMA CAHYAN .; Prof. Dr. I Made Sutajaya,M.Kes. .; Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti, S.Si., .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.13289

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kondisi lingkungan yang tidak memadai dapat meningkatkan kelelahan pada pematung; (2) mengetahui kondisi lingkungan yang tidak memadai dapat meningkatkan beban kerja pematung; dan (3) mengetahui cara penanggulangan kondisi lingkungan yang tidak memadai sehingga tidak meningkatkan beban kerja, dan kelelahan pekerja di industri kecil. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental lapangan (field experimental) dengan rancangan randomized pre dan post test group design. Jumlah sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 22 orang yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling). Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t-paired pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan beban kerja sebesar 38,59% dan kelelahan meningkat sebesar 47,19% (p < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan yang tidak memadai dapat meningkatkan beban kerja dan kelelahan pada pematung.Kata Kunci : Kondisi lingkungan yang tidak memadai, beban kerja, kelelahan This study aims to (1) find out that inadequate environmental conditions can increase fatigue on sculptors, (2) knowing that inadequate environmental conditions can increase the workload of sculptors, (3) knowing how to overcome the inadequate environmental conditions so as not to increase the workload, and the fatigue of workers in small industries. This research is experimental field research (field experimental) with randomized pre and post test group design design. The number of samples involved in this study were as many as 22 people selected at random level (multistage random sampling). The data obtained were analyzed by t-paired test at 5% significance level. The results showed that there was an increase in workload of 38.59% and fatigue increased by 47.19% (p
ANALISIS KONSENTRASI EKSTRAK DAUN SEREH (Cymbopogon citratus) SEBAGAI PENGAWET ALAMI TAHU TERHADAP KADAR SERUM GLUTAMATE PYRUVATE TRANSAMINASE TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Dewa Ayu Putu Inten Utari Dewi .; Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti, S.Si., .; Prof. Dr. Ni Putu Ristiati, M.Pd. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14367

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis kadar Serum Glutamate Pyruvate Transaminase (SGPT) Rattus norvegicus galur Wistar jantan setelah diberikan tahu yang direndam menggunakan akuades, formalin dan ekstrak daun sereh dengan variasi konsentrasi 20%, 40%, dan 60% (2) mengetahui konsentrasi ekstrak daun sereh (Cymbopogon citratus) sebagai pengawet alami tahu yang menghasilkan kadar Serum Glutamate Pyruvate Transaminase (SGPT) terendah pada Rattus norvegicus galur Wistar jantan. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan desain the randomized posttest only control group design. Sampel yang digunakan adalah Rattus norvegicus galur Wistar jantan berjumlah 40 ekor yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Pada penelitian ini terdapat kelompok kontrol positif (formalin), kelompok kontrol negatif (akuades), kelompok perlakuan ekstrak daun sereh 20%, 40% dan 60%. Pemberian pakan berupa pellet tahu dilakukan selama sebulan dengan dosis sebanyak 10% dari berat tubuh Rattus norvegicus dan pemberian air ad libitum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tidak terdapat perbedaan kadar SGPT Rattus norvegicus galur Wistar jantan setelah diberikan tahu yang direndam menggunakan akuades, formalin dan ekstrak daun sereh dengan variasi konsentrasi 20%, 40%, dan 60% (2) konsentrasi ekstrak daun sereh (Cymbopogon citratus) sebagai pengawet alami tahu yang menghasilkan kadar Serum Glutamate Pyruvate Transaminase (SGPT) terendah pada Rattus norvegicus galur Wistar jantan yaitu pada konsentrasi 40% dengan rerata kadar SGPT 12,928U/L. Kata Kunci : Ekstrak, daun sereh, tahu, serum glutamate pyruvate transaminase The purpose of this research were (1) analyzed levels of Serum Glutamate Pyruvate Transaminase (SGPT) Rattus norvegicus Wistar strain with male sex after given tofu was soaked using aquadest, formalin and lemongrass (Cymbopogon citratus) leaf extract with variation of concentration of 20%, 40%, and 60%. (2) to know the concentration of lemongrass leaf extract as a natural tofu preservative that produces lowest levels of Serum Glutamate Pyruvate Transaminase (SGPT) in Rattus norvegicus Wistar strain. The type of this research was true experimental with the design of the randomized posttest only control group design. The samples in this research were 40 Rattus norvegicus Wistar strain that selected by simple random sampling technique. In this research there were positive control group (formalin), negative control group (aquadest), treatment group of lemongrass leaf extract of 20%, 40% and 60%. The feeding of tofu pellet form done for a month with a dose of 10% of body weight Rattus norvegicus and provision of water ad libitum. The results of research had been done showed that. (1) there was no difference of SGPT Rattus norvegicus strain of Wistar strain after tofu was soaked using aquades, formalin and lemongrass leaf extract with concentration variation of 20%, 40%, and 60%. (2) concentration lemongrass leaf extract as a natural preservative of tofu resulting in the lowest serum Glutamate Pyruvate Transaminase (SGPT) level in Rattus norvegicus Wistar strain with male sex that was at concentration 40% with mean of SGPT level 12,928U / L keyword : Extract, Lemongrass leaf, tofu, serum glutamate pyruvate transaminase.
Co-Authors ., Adi Purusha Das ., Azizah Nurmala ., Bimbi Inggayuing Gumilang ., Dewa Ayu Ketut Adi Risma Wardani ., Dewa Ayu Putu Inten Utari Dewi ., Fani Andriani Ni Putu ., Gusti Ayu Putri Ariyanti ., I Luh Neni Ardani ., I Putu Wahyu Iswara ., IDA AYU KADE ERAWATI ., Kadek Sera Harlistya Udayani ., Komang Ayu Yulia Ari Winandi ., Luh Ratna Susanti ., Made Dwi Oktaviani ., N L PT S ARYANINGSIH ., NI KADEK LISMAYANI ., Ni Luh Komang Rai Touryantini ., Ni Luh Santi Indrayani ., NI LUH SRI ARI SUKERTININGSIH ., Ni Md Dwi Wahyundari ., NI PUTU PRIMA CAHYAN ., Ni Wayan Agus Sinarsih ., Novi Awaliyah ., Putu Desy Natalistiani ., RIRIS SUDURI Abu Yazid Abu Bakar Adi Purusha Das . Azizah Nurmala . Bimbi Inggayuing Gumilang . Cokorda Istri Ayu Setyawati . Desak Ayu Putu Agustini . Desak Ayu Putu Agustini ., Desak Ayu Putu Agustini Desak Made Citrawathi Dewa Ayu Ketut Adi Risma Wardani . Dewa Ayu Putu Inten Utari Dewi . Drs.I Ketut Artawan,M.Si . Fani Andriani Ni Putu . Gokmaria Susiyanti Nababan . Gusti Ayu Putri Ariyanti . HARTANINGSIH - I Dewa Ketut Sastrawidana I Gede Aris Gunadi I Gusti Agung Nyoman Setiawan I Ketut Artawan I Ketut Artawan I KETUT SUATA I Luh Neni Ardani . I Made Sutajaya I MADE WIRASANA JAGANTARA . I NYOMAN MANTIK ASTAWA I Nyoman Wijana I Putu Parwata I Putu Wahyu Iswara . I Wayan Karyasa I Wayan Sukra I Wayan Sukra Warpala IDA AYU KADE ERAWATI . Ida Ayu Purnama Bestari Ida Ayu Putu Suryanti Ida Bagus Jelantik Swasta Kadek Sera Harlistya Udayani . Ketut Suata Komang Ayu Yulia Ari Winandi . Luh Putu Marhaeni Luh Ratna Susanti . Made Dwi Oktaviani . Made List Metriani . Marhaeni, Luh Putu Mimin Yeli Sholekah N L PT S ARYANINGSIH . NI KADEK LISMAYANI . Ni Luh Komang Rai Touryantini . NI LUH RATNA TIRTAWATI . Ni Luh Rin Riantini . Ni Luh Rin Riantini ., Ni Luh Rin Riantini Ni Luh Santi Indrayani . NI LUH SRI ARI SUKERTININGSIH . Ni Md Dwi Wahyundari . Ni Nyoman Sri Rasthiti . Ni Nyoman Sri Rasthiti ., Ni Nyoman Sri Rasthiti NI NYOMAN SUARDANI . Ni Putu Dian Pertiwi, Ni Putu Dian NI PUTU PRIMA CAHYAN . Ni Putu Risitiati Ni Putu Ristiati Ni Putu Sri Ratna Dewi Ni Wayan Agus Sinarsih . Novi Awaliyah . Putu Budi Adnyana Putu Desy Natalistiani . RIRIS SUDURI . Risitiati, Ni Putu Ristiati, NP S.Pd. M Kes I Ketut Sudiana . Sandiase, I Kadek Sanusi Mulyadiharja Siti Maryam Wahyuni, DW Yundari, Yundari