Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Model Discovery Learning Berbantuan Media Animasi terhadap Kompetensi Pengetahuan IPA Trianawati, I Gst. A. Km.; Ardana, I Ketut; Abadi, I. B. Gd. Surya
International Journal of Elementary Education Vol 4 No 1 (2020): February
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijee.v4i1.24337

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model discovery learning berbantuan media animasi terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas IV SDN Gugus VI Abiansemal tahun ajaran 2018/2019. Jenis penelitian ini ialah eksperimen semu (quasi-experimental design) menggunakan desain Non-equvalen Control Group Design. Populasi penelitian meliputi seluruh siswa kelas IV SDN Gugus VI Abiansemal tahun ajaran 2018/2019 sebanyak 8 kelas berjumlah 246 siswa. Sampel ditentukan dengan teknik Simple Random Sampling pada kelompok kelas. Sehingga diperoleh kelas IV SDN 1 Mambal sebagai kelas eksperimen dan kelas IV SDN 3 Mekar Bhuana sebagai kelas kontrol. Hasil perhitungan data gain skor ternormalisasi kompetensi pengetahuan IPA menunjukkan rata-rata kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari rata- rata kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas kontrol  eksperimen = 0,55 >  kontrol = 0,29). Pengujian hipotesis dianalisis menggunakan uji- t dengan rumus polled varians. Kriteria pengujian pada taraf signifikansi 5% dan dk = 68. Diperoleh harga 5,445 thitung > ttabel 2,000. Jadi, terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model discovery learning berbantuan media animasi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional di kelas IV SDN Gugus VI Abiansemal tahun ajaran 2018/2019
Analysis of the Briak-Briuk Sepanggul (BBS) concept in the practice of Balinese music by Penabuh Ardana, I Ketut; Palupi, Warananingtyas; Horta, Carlos Miguel de Fonseca
Gelar: Jurnal Seni Budaya Vol. 23 No. 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v23i1.6571

Abstract

Briak-Briuk Sepanggul (BBS) is a concept of traditional Balinese music that used to be a reference for Penabuh. Today, a generation of young Penabuh no longer use it, likely due to a shift in social interaction from a collective work culture to a more individualistic tendency. In the past, the Penabuh were active in various social activities. This activity strengthens social ties and fosters a spirit of togetherness in music. In contrast, today's generation of Penabuh tends not to engage in such social interactions, so many are unaware of the importance of BBS in music practice. It impacts the decline in performance quality shown because it does not display the dynamics, sound integrity, sound balance, cohesiveness, and cohesiveness of expression characteristic of implementing BBS. This research aims to describe applying the BBS concept in Balinese music as a foothold for building quality music practices based on the value of togetherness. Three Balinese music ensembles that use the BBS concept are the subject of this case study, which gathers data through literature reviews, interviews, and in-depth interpretive analysis. This study demonstrates that the BBS philosophy is based on humanist principles like equality, cooperation, and unity. This value is applied in non-art and artistic activities, which influence each other. Humanist values in non-art activities have been proven to improve art quality, namely Balinese music performances. These findings strengthen the study of the sociology of karawitan and make an important contribution to the development of Balinese karawitan science.
Differences Of Penabuh Authority In The Interpretation Of Musical Patterns Between Composition In The Middle And New Era Of Balinese Karawitan Ardana, I Ketut; Palupi, Warananingtyas; Horta, Miguel
Journal Of Social Science (JoSS) Vol 3 No 8 (2024): JOSS: Journal of Social Science
Publisher : Al-Makki Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57185/joss.v3i8.354

Abstract

This study articulates the authority of penabuhs in interpreting musical patterns because it has never been elaborated on in any research topic. It is vital because penabuhs have a considerable role in the existence of Balinese gamelan from time to time. That is, no Balinese gamelan exists without the involvement of penabuhs in it. The penabuh's authority was examined from two eras of Balinese gamelan development, which aims to determine the differences in penabuh's authority in the two eras, namely the middle and new eras. Therefore, research uses an ethnographic approach. Data collection was conducted through interviews with Balinese gamelan penabuhs. Gajah Nongklang and Jaya Semara are data samples representing the composition of the Middle and New Eras. Aims to identify how changing times, both in the middle era and the new era, influence the way musicians interpret and execute musical patterns in Balinese karawitan. The study results concluded that the authority of penabuhs in the middle era was more significant than in the new era. The middle-era penabuhs had a role in interpreting melody, rhythm, tempo, and dynamics. Therefore, penabuhs are also consumed as composers. In the new era, on the other hand, the authority to interpret these patterns is the composer.
MUSIKALITAS SRANDUL SEBAGAI IDE KOMPOSISI KARAWITAN GADUL DULUK Ngatmin, Ngatmin; Suneko, Anon; Ardana, I Ketut
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10719

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengolah musikalitas yang ada pada kesenian srandul yang dimana menggambarkan tokoh  Si Dadungawuk melalui sebuah gadangan yang diwujudkan melalui karya komposisi karawitan “Gadul Duluk”. Untuk itu, guna dapat mewujudkannya maka dalam mengolah musikalitas tersebut,menggunakan medium tradisi dan ideom baru. Selain itu, dalam penelitiannya menggunakan metode Practice as Research through Performance (Praktik sebagai penelitian dalam pertunjukan) dan menggunakan pendekatan studi kasus. Kemudian, tahapan perwujudan karya komposisi karawitan yang terbagi dalam pra garap (observasi, studi pustaka, analisis sumber terkait, wawancara, diskografi, konteks musikal), garap (instrumen musikal, tafsir garap, presentasi musikal), dan pasca garap. Proses penggambaran sebuah tokoh si DadungAwuk dapat diwujudkan melalui musikalitas yang ada pada kesenian srandul yaitu gadangan. Gadangan merupakan sebuah parikan jawa atau pantun jawa yang memiliki fungsi untuk menggambarkan, menjelaskan, mengatur dalam sebuah sajian kesenian srandul tersebut. Ada 3 jenis gadangan yang khas dan hanya ditemui pada kesenian srandul. Adapun informasi tersebut diperoleh dari hasil wawancara, serta dengan melihat langsung kesenian srandul ketika dipentaskan. Adapun manfaat dari proses penelitian ini adalah memperkenalkan sebuah kesenian tradisional kepada khalayak umum yang ada disekitar penulis. Hasilnya, proses penggambaran tokoh Si DadungAwuk dapat dilakukan melalui gadangan-gadangan yang kemudian diolah kembali sesuai dengan kebutuhan menggunakan  pendekatan konsep garap yaitu prabot garap (teknik, pola, irama, laras, pathet, konversi, dan dinamik). SRANDUL'S MUSICUALITY AS A GADUL DULUK KARAWITAN COMPOSITION IDEASThe purpose of this research is to process the existing musicality in srandul art which describes the character of Si Dadungawuk through a gadangan that is realized through the musical composition work "Gadul Duluk". For this reason, in order to realize it, in processing the musicality, using the medium of tradition and new ideas. In addition, the research uses the Practice as Research through Performance method and uses a case study approach. Then, the stages of realization of the musical composition work are divided into pre-work (observation, literature study, analysis of related sources, interviews, discography, musical context), work (musical instruments, interpretation of work, musical presentation), and post-work. The process of depicting a character of DadungAwuk can be realized through the musicality in srandul art, namely gadangan. Gadangan is a Javanese parikan or Javanese rhyme that has a function to describe, explain, and organize in a srandul art performance. There are 3 types of gadangan that are unique and only found in srandul art. The information was obtained from interviews, as well as by seeing srandul art directly when it was performed. The benefit of this research process is to introduce a traditional art to the general public around the author. As a result, the process of depicting the character of Si DadungAwuk can be done through gadangan-gadan.
“Wira Gandrung” Karakter Gatotkaca Dalam Lakon Gatotkaca Gandrung Prastya, Andi Agung; Ardana, I Ketut; Atmojo, Bambang Sri
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10712

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempresentasikan kisah asmara Gatotkaca ke dalam komposisi karawitan yang berjudul “Wira Gandrung”. Karya komposisi  karawitan ini menggunakan konsep pathet dengan tehnik penggarapan menggunakan musikal suasana dan analogy musikal. Karya ini menggunakan metodi penelitian kualitatif dengan pendekatan studi naratif. Tahapan perwujudan karya ini dilakukan melalui pra garap, garap, dan pasca garap. Adapun tujuan penelitian ini terwujud sebagai komposisi mandiri yang berpijak dari ide gagasan awal yaitu cerita wayang kulit yang ada dalam dipertunjukan wayang kulit oleh Dalang Ki Cahyo Kuntadi pada channel YouTube kuntadi channel. "Wira Gandrung"Gatotkaca's character in the story Gatotkaca GandrungThis research aims to present the love story of Gatotkaca into a musical composition entitled "Wira Gandrung". This musical composition uses the concept of pathet with the technique of musical atmosphere and musical analogy. This work uses a qualitative research method with a narrative study approach. The stages of realization of this work are carried out through pre work, work, and post work. The purpose of this research is realized as an independent composition based on the initial idea, namely the shadow puppet story in the shadow puppet show by Dalang Ki Cahyo Kuntadi Kuntadi channel YouTube channel.
WHISTLING-AN: PERANCANGAN SULING BARU SEBAGAI MEDIUM KARYA KOMPOSISI KARAWITAN Prabowo, Dhanar Dwi; Ardana, I Ketut; Marsudi, Marsudi
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 2 (2023): Vol 17, No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v17i2.10748

Abstract

Whistling-an merupakan karya yang terwujud karena keresahan penulis dalam membuat karya komposisi musik dengan medium suling yang kadang kala menemukan masalah ketika menggunakan suling karawitan. Masalah yang dialami penulis saat menggunakan suling karawitan dalam karya komposisi musik diantaranya adalah keterbatasan rentang nada karena suling pada tradisi karawitan umumya memiliki rentang nada yang terbatas. Teknik permainan suling karawitan terkadang terbatas pada pola-pola tradisi. Hal ini dapat membatasi ekspresi musikal yang diinginkan dalam komposisi. Masalah selanjutnya yaitu perihal karakter bunyi dari suling karawitan yang kadang kurang memenuhi kebutuhan musikal dari karya komposisi musik yang diciptakan. Untuk mengatasi masalahmasalah tersebut penulis melakukan beberapa hal diantaranya yaitu membuat suling baru dengan melakukan perekayasaan untuk menjangkau nada-nada yang diinginkan, memberikan inovasi pada teknik permainan suling serta melakukan eksplorasi bunyi agar dapat mencapai pola dan ekspresi musikal yang dibutuhkan pada karya-karya komposisi. Pengalaman empiris digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini, karena penulis terjun langsung dalam dunia pembuatan suling maupun memainkannya, maka perihal pembuatan suling penulis dihadapkan dengan medium penelitian secara langsung. Metode penelitian yang digunakan adalah Practice as Researtch through Performance (Praktik sebagai Penelitian melalui Pertunjukan). Metode ini merupakan langkah praktik yang dilakukan untuk mendapatkan data terbaik tentang karya yang akan diciptakan (Kershaw, 2009). Membuat suling baru dari hasil rekayasa dapat dilakukan dengan cara melakukan eksplorasi serta eksperimen. Percobaan yang dilakukan anatara lain yaitu mengubah bentuk lubang tiup, percobaan pada panjang dan diameter suling, memindah lubang nada, menambah maupun mengurangi lubang nada, mengubah teknik membunyikannya, memasukan kaidah dari suling di luar tradisi karawitan serta melakukan eksplorasi bunyi. Rekayasa yang dilakukan berdampak pada teknik, nada dan karakteristik bunyi yang dihasilkan oleh suling baru tersebut. Menurut penulis Whistling-an lebih cocok disajikan secara instrumental, karena lebih fokus kepada bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh suling bambu. Dukungan tata panggung yang bertema alam serta dipadukan oleh properti berbahan dasar bambu maupun kayu digunakan untuk mengemas karya ini. Pada penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut: Pengetahuan tentang pembuatan serta rekayasa pada suling bambu menjadi rujukan para peneliti selanjutnya apabila ingin membuat inovasi baru untuk tujuan pengayaan instrumen musik. Diharapkan nantinya ditemukan teori khusus untuk membahas permasalahan tersebut. Dari penelitian ini diharapkan para seniman dapat mencari peluang dan menyempurnakannya. WHISTLING-AN: DESIGNING A NEW FLUTE AS A MEDIUM FOR KARAWITAN COMPOSITION WORKThe work "Whistling-an" emerged from the writer's concern in creating music using the karawitan flute. The flute in this tradition faces issues such as limited pitch range and being confined to traditional patterns, hindering expression in composition. Additionally, the sound character of the karawitan flute often doesn't align with the musical needs of the composition. The writer found a solution through various steps. They crafted a new flute through engineering, achieving the desired pitches. Exploration of playing techniques and sounds ensued, involving altering the shape of the blowing hole, the length, diameter of the flute, and adjusting the number of holes. The research heavily drew from the writer's firsthand experience in crafting and using the flute. The research methodology employed was Practice as Research through Performance. The writer adopted an experimental approach by modifying different aspects of the flute. This engineering impacted the technique, pitch, and sound characteristics of the new flute. The piece is better suited for instrumental presentation, focusing on the tones of the bamboo flute. The use of a nature-themed stage setup with bamboo and wood props supports the piece. This research encourages subsequent researchers to innovate in bamboo flute instrumentations. It is hoped that a specialized theory will emerge to address this issue. May this research inspire artists for further exploration.
Co-Authors ., A.A.Istri Alit Trisnawati ., Anak Agung Bagus Trisna Adi Candra ., Anak Agung Sri Krisna Dewi ., Andrie Eka Priyanti ., Dewa Ayu Ari Yuliana ., Diyah Komala Dewi ., Hilda Indriani ., Ida Ayu Agung Dwi Maha Dewi ., Ida Ayu Made Udiani ., Kadek Ari Setiawati ., Komang Ayu Lovita Sari ., Luh Putu Anggraeni Wedanti ., Luh Putu Eka Sari ., Ni Luh Mita Anjani ., Ni Luh Putu Dani Susanti ., Ni Luh Putu Indah Pratiwi ., Ni Luh Putu Wina Septiandani ., Ni Luh Rika Apria Dewi ., Ni Made Ayu Putri Maharani ., Ni Made Diyantini ., Ni Made Dwi Hendrayani ., Ni Made Suwitri ., Ni Made Yuni Candra ., Ni Md Dwi Desiari p ., Ni Nyoman Sriningsih ., Ni Pt.Desy Arista Darianti ., Ni Putu Dessy Sugiantari ., Ni Putu Dharmayanti ., Ni Putu Evi Permata Dewi ., Ni Putu Ida Handayani ., Ni Putu Intan Paramita ., Ni Putu Melistyana Dewi ., Ni Putu Yeni Indrayanti ., Ni Wayan Emayani ., Ni Wayan Pitriani ., Ni Wayan Tiyas Cahyani ., Putu Arya Mirah Indrani ., Putu Desy Lestari ., Putu Mita Oktaviari ., Putu Sri Anjani ., Ristauli Pintubatu Abadi, I. B. Gd. Surya Abdi Budiningsih, Ni Putu Enik Aditya, I Putu Endra Adnyani, Ayu Mita Adnyani, Ayu Mita Ambarawati, Ni Luh Mega Anditha Febbriana, I Made Ryan Anggara, I Made Citra Anggara, I Made Citra Arianta, I Made Asri, I.G.A Agung Sri Astiti, Ni Putu Mia Astiti, Ni Putu Mia Ayu Astari, Ni Made Dwi Ayu Kartika, Ni Nyoman Ratna BAMBANG SRI ATMOJO Candra Dewi, Ni Kadek Surasmini Adi Desak Ketut Purnamawati . Dewa Ayu Putri Ariska Pinatih ., Dewa Ayu Putri Ariska Pinatih Dewa Ayu Putu Ratna Suciantari . Dewi, Anak Agung Sylvia Fitriana Dewi, Shinta Pradnya Dian, Ni Luh Diantari, Kadek Ari Diantari, Kadek Ari Dr. I Gede Meter,M.Pd . Drs. I Gusti Agung Oka Negara,S.Pd. M.Ke . Drs. I Wayan Darsana,M.Ed . Dwika Putri, Ni Made Canessia Dyah Ayu Widyastuti . GM Putra Aristyadharma . Gusti Ayu Kade Yudiastuti . Gusti Ayu Mas Eka Jayanti . Gusti Ngurah Sastra Agustika Horta, Carlos Miguel de Fonseca Horta, Miguel I Gusti Agung Ayu Wulandari I Gusti Ayu Agung Deska Suarniti ., I Gusti Ayu Agung Deska Suarniti I Ketut Adnyana Putra I Komang Ngurah Wiyasa I Made Arnawa I Nengah Suadnyana I Nyoman Hadi Suanta Budaya . I Putu Yuasa . I Wayan Ardes Saputra . I Wayan Reji Yasa . I Wayan Sujana I Wayan Wiarta I.G.A. Agung Sri Asri Ida Ayu Adisti Ligianing Putri . Ida Bagus Gede Surya Abadi Ida Bagus Krisna Udayana . Ida Bagus Surya Manuaba Kadek Cahya Ningsih . Kadek Dedi Lesmana ., Kadek Dedi Lesmana Kadek Sri Wahyuni Indrawati . Kartika, Ni Nyoman Ratna Ayu Komang Ayu Tri Astiti ., Komang Ayu Tri Astiti Luh Ayu Tirtayani M.For. DB.KT.NGR. Semara Putra,S.Pd. . M.Pd Drs. I Made Suara . M.Pd Drs. Made Putra . M.Pd. Dra. Siti Zulaikha . M.Si Dr. I Wayan Rinda Suardika,S.Pd . Made Kerta Adhi Maretayani, Ni Wayan Maretayani, Ni Wayan Maria Goreti Rini Kristiantari Marsudi Marsudi Megita Rani, Ni Made Asih Ngatmin, Ngatmin Ni Kadek Ayu Yuni Partiani . Ni Kadek Erna Desiantari . Ni Kadek Kariani . Ni Kadek Surya Warniti . Ni Ketut Artamini . Ni Ketut Ayu Pramitasari ., Ni Ketut Ayu Pramitasari Ni Komang Tris Utari ., Ni Komang Tris Utari Ni Luh Desi Paltina . Ni Luh Eka Artini . Ni Luh Eka Sawitri ., Ni Luh Eka Sawitri Ni Luh Indah Purwita Sari . Ni Luh Putu Ratih Agustini ., Ni Luh Putu Ratih Agustini Ni Luh Putu Tiyani ., Ni Luh Putu Tiyani Ni Luh Wiari Astuti . Ni Made Suartami . Ni Made Suryawati . Ni Made Widya Rimayanti . Ni Nyoman Ayu Sugiartini . Ni Nyoman Ganing Ni Nyoman Pasek Kusuma Dewi . Ni Putu Lisdayanti . Ni Putu Seniwati, Ni Putu Ni Putu Werdhi Jayanti . Ni Putu Wiwik Sintya Dewi ., Ni Putu Wiwik Sintya Dewi Ni Wayan Devi Ginantari . Ni Wayan Eka Sri Wahyuni . Ni Wayan Pradnya Mitha . Ni Wayan Putri Yuliana ., Ni Wayan Putri Yuliana Ni Wayan Sriantari Puspa Dewi . Ni Wayan Suniasih Pertiwi, Ni Luh Citra Prabowo, Dhanar Dwi Prastya, Andi Agung Puspasari, Kadek Puspita, Ni Putu Mia Putra, DB. Kt Ngurah Semara Putra, DB. Kt. Ngr. Semara Putra, DB. Kt. Ngr. Semara Putra, Made Putu Ida Rosmala Dewi . R Pamungkas Ponco Bayu Sakti Raharja Raharja Sagitarini, Ni Made Dwi Sandra Dewi, Putu Krisna Sanjaya, Wayan Pedro Sayu Kade Eka Puspita ., Sayu Kade Eka Puspita Semara Putra, DB.Kt.Ngr. Sri Asri, I Gusti Ayu Agung Subrata, Dewa Sukanta, I Ketut suneko, anon Suryantini, Ni Luh Intan Trianawati, I Gst. A. Km. Trisnadewi, Ni Kadek Utami, Ni Luh Made Santi Wahyu Agung Nugraha Warananingtyas Palupi Wiyasa, I Komang Ngurah Wiyasa, I Komang Ngurah Yohana Dwi Inriyani .