Ikhsanudin .
Masters Study Program of English Language Education Teacher Training and Education Faculty, Tanjungpura University, Pontianak

Published : 35 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

THE REASONS OF STUDENTS’ RETICENCE IN ENGLISH EDUCATION STUDY PROGRAM Irwanti, Emi; ., Ikhsanudin; Salam, Urai
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 6, No 5 (2017): Mei 2017
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.221 KB)

Abstract

Abstract: Oral participation is essentially important in English classroom. The writer observed and found that the students of English Education Study Program, Tanjungpura University, tended to be reticent when classroom discussion occured. They chose to remain silent rather than participating actively in the discussion. This study aimed to investigate the reasons for students’ reticence in English classroom using case study method. The participants were 10 students of the 2nd semester students. The participants were chosen by the characteristics of reticence such as tending to be reluctant in responding lecturers’ or other students’ questions, sitting at the middle/back rows, and rarely asking questions (rarely raising hand). Using direct observation and semi-structured interview, the study found that the main reasons of students’ reticence were anxiety, shyness, unfamiliarity with the topics/materials, low English proficiency, fear of making mistakes, lacking confidence in oneself, and being underprepared. Based on the findings, it showed that affective, individual, and psychological factors had a great influence on students’ reticence. Keywords : Students’ Reticence, Reasons, English Education Abstrak: Partisipasi secara lisan sangat penting di kelas bahasa Inggris. Penulis mengamati and menemukan bahwa mahasiswa dari program studi pendidikan bahasa Inggris, universitas Tanjungpura, cenderung bersikap diam ketika diskusi kelas berlangsung. Mereka memilih untuk tetap diam daripada berkonstribusi di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi alasan-alasan mahasiswa menjadi bersikap diam di kelas bahasa Inggris menggunakan metode studi kasus. Peserta dari penelitian ini adalah 10 mahasiswa semester dua. Peserta ini dipilih berdasarkan kararteristik dari sikap diam yaitu cenderung menolak dalam merespon pertanyaan dosen atau mahasiswa yang lain, duduk di barisan tengah atau belakang, dan jarang bertanya (jarang mengangkat tangan). Dengan menggunakan pengamatan langsung dan interview semi-struktur, penelitian ini menemukan bahwa alasan utama mahasiswa bersikap pendiam adalah cemas, malu, tidak terbiasa dengan topik/materi, kemampuan Bahasa Inggris yang rendah, takut salah, kurang percaya diri, dan kurang persiapan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat terlihat bahwa faktor afektif, faktor individual, dan faktor psikologi sangat mempengaruhi sikap diam mahasiswa. Kata kunci : Siswa Diam, Alasan-alasan, Pendidikan Bahasa Inggris
TEACHING READING COMPREHENSION USING STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) YETI SUYASTI, CLARRY SADA, IKHSANUDIN MASTERS STUDY PROGRAM OF ENGLISH LANGUAGE EDUCATION, TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY, TANJUNGPURA UNIVERSITY PONTIANAK EMAIL: SUY Suyasti, Yeti; Sada, Clarry; ., Ikhsanudin
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 5, No 1 (2016): JANUARI 2016
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.87 KB)

Abstract

Abstract: The main purpose of this research is to improve students? reading comprehension by using Student Teams Achievement Divisions (STAD) cooperative learning. This learning model was done to overcome the weaknesses of teaching learning process in the classroom. STAD is an attractive alternative to teacher-centered instruction which promote the student?s learning by creating maximum opportunity for communicative and meaningful classroom interaction.  It consists of five major components: class presentation, teamwork, quizzes, individual improvement score, and team recognition. The researcher conducts this classroom action research in three cycles which involved 35 students.               The observation checklist, questioners and test are used to collect the data.          In the first cycle, the students? average score was 49.57. Second cycle, the students? average score was 70.43 and in the third cycle, the students? average score increased significantly to 81.71. The conclusion, the use of STAD improves the students? reading comprehension and their involvement in active learning. Keywords: Reading Comprehension, STAD. Abstrak: Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca dengan menggunakan pembelajaran kooperatif  STAD. Model pembelajaran ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. STAD merupakan  sebuah model pembelajaran alternatif yang menarik bagi pengajaran yang berfokus pada guru yang mengedepankan pembelajaran siswa dengan menciptakan kesempatan maksimal untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara berarti di dalam kelas.  STAD memiliki 5 komponen utama: presentasi kelas, kerja kelompok, quiz,  peningkatan nilai individu, dan penghargaan kelompok. Peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam tiga siklus dengan melibatkan 35 siswa. Lembar observasi, kuesioner dan tes digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada siklus pertama, nilai rata-rata siswa adalah 49.57. Pada siklus kedua, nilai rata-rata siswa menjadi 70.43 dan pada siklus ketiga, nilai rata-rata ini meningkat secara signifikan menjadi 81.71. Kesimpulannya adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca serta meningkatkan peran  siswa dalam pembelajaran aktif. Kata Kunci: Pemahaman bacaan, STAD.  
IMPROVING STUDENTS’ MOTIVATION IN SPEAKING BY USING ROLE PLAY IN VIDEO MODELLED CONVERSATION (VMC) Husin, Sy.; Supardi, Iwan; ., Ikhsanudin
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 5, No 9 (2016): September 2016
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.116 KB)

Abstract

Abstract : Role play in Video Modelled Conversation are proposed in the teaching of speaking not only because of their appealing forms but also due to their salient features, as multimedia to improve the students? motivation in speaking. This study investigated students? motivation by using Dornyei?s framework of language learning motivation. A questionnaire and a semi-structured interview were also employed as a means of collecting the data through a classroom action research. The procedures included planning, implementing, observing and reflecting. The results showed that teaching speaking using Role Play in Video Modelled Conversations could successfully improve students motivation in speaking. They find this technology can enhance their English learning motivation and effectively boost their English speaking ability.   Keywords : motivation, Role Play, Video Modelled Conversation, framework.     Abstrak : Role Play didalam Video Modelled Conversation dirancang dalam pengajaran speaking bukan saja karena bentuknya yang menarik tetapi juga karena fitur-fiturnya yang menggugah sebagai multimedia untuk meningkatkan motivasi siswa dalam berbicara. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki motivasi siswa dengan menggunakan kerangka motivasi belajar bahasa yang dikembangkan oleh Dornyei. Angket dan wawancara cara semi terstruktur juga digunakan sebagai instrumen untuk pengumpulan data melalui penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian meliputi : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasilnya menunjukkan bahwa pengajaran speaking menggunakan Role Play dalam Video Modelled Conversation telah berhasil meningkatkan motivasi siswa dalam berbicara. Mereka menemukan bahwa teknologi ini dapat memacu motivasi belajar bahasa Inggris dan secara efektif meningkatkan keterampilan bahasa Inggris mereka.   Kata Kunci : motivasi, bermain peran, percakapan penutur asli di video, kerangka.    
IMPROVING STUDENT’S VOCABULARY THROUGH GUESSING GAMES TECHNIQUE IN DESCRIPTIVE TEXT IN SPEAKING Niarti, Agus; ., Ikhsanudin; ., Wardah
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 5, No 12 (2016): Desember 2016
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.236 KB)

Abstract

Abstract : This research aimed at finding out whether the students? vocabulary can be improved after the teaching and learning process using guessing games technique in descriptive text. The writer conducts an action research entitled ?Improving Student?s Vocabulary Through Guessing Games Technique in Descriptive Text in Speaking?. The sample of this research is the third grade students of SD Islam Terpadu Haruniyah Pontianak Timur in academic year 2015/2016. The technique employed in this research is guessing games. The procedure of the research consists of identifying the problem, planning action, implementing, observing, reflecting the result of the observing and revising the plan. The result of this research showed that guessing games improve student?s vocabulary in descriptive text. In conclusion, the use of guessing games technique in teaching English can improve the vocabulary of the third grade students of SD Islam Terpadu Haruniyah Pontianak Timur. Key Words :  Vocabulary, Guessing Games, Descriptive Text   Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kosakata siswa dapat ditingkatkan melalui proses pengajaran dan pembelajaran menggunakan teknik permainan menebak dalam teks deskriptif. Penulis melakukan tindakan berjudul ?Meningkatkan Kosakata Siswa Melalui Teknik Permainan Tebakan dalam Teks Deskriptif dalam Berbicara?. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas tiga SD Islam Terpadu Haruniyah Pontianak Timur tahun ajaran 2015/ 2016. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah permainan tebakan. Prosedur penelitian  terdiri dari mengidentifikasi masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan, mengamati, menggambarkan hasil dari pengamatan dan memperbaiki perencanaan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa permainan tebakan meningkatkan kosakata siswa dalam teks deskriptif. Kesimpulannya, menggunakan teknik permainan tebakan dalam mengajar bahasa inggris dapat meningkatkan kosakata pada siswa kelas tiga SD Islam Terpadu Haruniyah Pontianak Timur. Kata Kunci : Kosa Kata, Permainan Tebakan, Teks Deskriptif
DESIGNING ICON-MODULE TO SUPPORT WRITING ABILITY IN WRITING DESCRIPTIVE TEXT BASED ON CONTEXTUAL APPROACH Anggara, Edo; ., Ikhsanudin; Arifin, Zainal
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 6, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1047.811 KB)

Abstract

Abstract: The focus of this research is to design the construct of ICON-Module based on contextual approach for teaching descriptive text. This research was conducted on the seventh grade students of SMP Mujahidin Pontianak. The method of this research is development research which consist of four phases; analysis, design, develop, and implement. This material was designed as supplementary material to support writing ability in describing places. The respondents in this research are the seventh grade students, English teacher at SMP Mujahidin Pontianak, two Eight semester students of Tanjungpura University and four students as the independent learner. In this research, the researcher found that ICON-Module can support writing ability in describing places for seventh grade students of SMP Mujahidin Pontianak. It can be seen from the result of implementation phase when the researcher tried out the product to see the usability of the ICON- Module. The result of the questionnaire in implement phase is 83.93, it showed that the ICON-Module is usable to be used by students as the supplementary material to support students writing ability in describing places. Key words: Development Research, ICON-Module, Designing Material, Contextual approach.   Abstrak: Fokus penelitian ini adalah untuk merancang ICON-Module berdasarkan pendekatan kontekstual untuk mengajar deskriptif teks. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP Mujahidin Pontianak. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang terdiri dari empat tahap; analisis, desain, mengembangkan, dan implementasi. Bahan ini dirancang sebagai bahan tambahan untuk mendukung kemampuan menulis dalam menggambarkan tempat. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas tujuh, guru Bahasa Inggris di SMP Mujahidin Pontianak, dua mahasiswa semester delapan universits Tanjungpura dan empat siswa sebagai pembelajar independen. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa ICON-Module dapat mendukung kemampuan menulis dalam mendeskripsikan tempat untuk siswa kelas tujuh SMP Mujahidin Pontianak. Hal itu dapat dilihat pada hasil tahap implementasi ketika peneliti mencoba produk untuk melihat kegunaan dari ICON-Module. Hasil kuesioner di tahap implementasi adalah 83,93, itu menunjukkan bahwa ICON-Module ini dapat digunakan oleh siswa sebagai bahan tambahan untuk mendukung kemampuan siswa menulis dalam menggambarkan tempat. Kata Kunci: Penelitian Pengembangan, ICON-Module, Merancang Materi, Pendekatan Kontekstual.
A DEVELOPMENT RESEARCH OF LISTENING INSTRUCTIONAL MATERIALS FOR BUSINESS ADMINISTRATION STUDY PROGRAM STUDENTS Angelina, Yovita; Sutapa Y, Y. Gatot; ., Ikhsanudin
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 5, No 1 (2016): JANUARI 2016
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.765 KB)

Abstract

Abstract : This development research was conducted to construct a model of authentic listening instructional materials for Business Administration study program students at Politeknik Negeri Pontianak (POLNEP). The procedure of the study adapted Dick, Carey, and Carey Approach model (2009). The development was conducted based on the result of identifying instructional goals that showed the unavailability of practice and theory on listening at Polnep. The instruments consisted of questionnaires, an interview guide, and field notes. The final product had been obtained by the processes of validation  and try-out. Some revisions were on task time allocation, instructions in exercises, some words choices, and reflection session. In this research, the three subject matter experts (SME) who evaluated the product were the experts in the field of the English Teaching; Dra. Juliana Sujadi, M.Ed., the English Teaching Methodology and Wording; DR. Istiqamah, MA., and the English Teaching Materials; DR. Refnaldi, M.Litt. The final product had been able to fulfil the Listening materials for semester one and three students in classroom usage as well as for self directed learning. The materials had also met both the students? level of diffiiculty and time allowance.   Keywords: Unavailability, Instructional, Seft-Directed, Product, Try-out.   Abstrak : Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk merancang sebuah model pengajaran untuk mata kuliah Listening di Politeknik Negeri Pontianak (POLNEP) jurusan Administrasi Bisnis. Adapun prosedur penelitiannya menerapkan model Dick, Carey and Carey (2009). Pengembangan materi didasarkan pada analisa terhadap ketidak tersediaan materi untuk Listening di POLNEP. Instrumen pada analisa kebutuhan mencakup wawancara, kuesioner dan catatan penelitian. Produk akhir telah dicapai melalui proses validasi dan try out. Perbaikan dilakukan pada alokasi waktu pengerjaan tugas, instruksi pada latihan, beberapa pilihan kata, dan sesi tambahan. Ketiga ahli yang melakukan validasi, yaitu: para ahli di bidang: (1) pengajaran dalam bahasa Inggris; Dra. Juliana Sujadi, M.Ed., (2) pemilihan kata dan metodologi dalam pengajaran bahasa Inggris; DR. Istiqamah, M.A,  dan (3)  bahan ajar bahasa Inggris; DR.Refnaldi,M. Litt. Produk akhir dapat memenuhi bahan ajar Listening untuk mahasiswa semester pertama dan ketiga serta dapat menjadi bahan belajar mandiri. Produk akhir juga memenuhi kriteria tingkat kesulitan mahasiswa dan ketersediaan waktu dalam satuan kredit.   Kata Kunci : Ketidaktersediaan,  Bahan ajar, Belajar mandiri, Hasil, Try-out  
FACTORS AFFECTING EFL STUDENTS’ UNWILLINGNESS TO COMMUNICATE IN ENGLISH IN CAMPUS Pakpahan, Marnangkok; ., Ikhsanudin; Sada, Clarry
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 6, No 6 (2017): Juni 2017
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Language learners’ willingness to communicate in the target language is the key role in achieving their language learning goals. The notion of ‘Willingness to Communicate’ (WTC) is a model or concept that integrates psychological, linguistic, and communicative variables in order to describe, explain, and predict foreign or second language communication. This study was conducted to explore the possible factors affecting EFL students’ unwillingness to communicate in English in campus. The data were gathered from three research participants using unstructured interview and were analyzed qualitatively using narrative inquiry method and thematic analysis strategy. The findings of this study revealed that the main factors affecting the students’ unwillingness to communicate in English during the learning time in campus were linguistic, psycholinguistic, socio-cultural, and institutional factors. And among those major factors, socio-cultural and institutional factors were identified to be the most dominant ones that affected the participants’ unwillingness to communicate in English in campus. Keywords: English as a Foreign Language (EFL), Narrative inquiry,                           Willingness to Communicate (WTC)   Abstrak Kemauan mahasiswa jurusan bahasa untuk menggunakan bahasa sasaran dalam berkomunikasi adalah menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan mereka mempelajari bahasa tersebut. Konsep kemauan untuk menggunakan bahasa sasaran dalam berkomunikasi adalah merupakan sebuah model yang mengintegrasikan variabel-variabel psikologis, linguistik dan komunikatif untuk mendiskripsikan, menjelaskan dan memprediksi kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor penyebab mahasiswa jurusan bahasa Inggris merasa enggan berbahasa Inggris dikampus. Data penelitian ini diperoleh dari tiga mahasiswa dengan menggunakan wawancara yang tidak terstruktur dan data tersebut kemudian dianalisa secara kwalitatif dengan menggunakan metode ‘narrative inquiry’ dan strategi analisis tematik. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor utama yang menyebabkan mahasiswa merasa enggan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dikampus adalah faktor- faktor linguistik, psikolinguistik, sosial budaya dan institusional. Faktor sosial budaya dan faktor institusional terbukti menjadi dua faktor yang paling berpengaruh terhadap penyebab keengganan mahasiswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dikampus. Kata kunci: Bahasa Inggris sebagai bahasa asing, Narrative inquiry, Kemauan untuk berkomunikasi Marnangkok Pakpahan, Ikhsanudin, Clarry Sada Masters Study Program of English Language Education, Teacher Training and Education Faculty, Tanjungpura University, Pontianak Email: marnangkok.pphn@gmail.com  
TEACHING FALLING AND RISING ENGLISH INTONATION USING JAZZ CHANTS Winarti, Winda; ., Ikhsanudin; Rosnija, Eni
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 3, No 3 (2014): Maret 2014
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini fokus pada pengajaran intonasi bahasa Inggris yang menggunakan Jazz Chants sebagai teknik mengajar. Tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Jazz Chants efektif untuk mengajarkan intonasi untuk siswa kelas lima sekolah dasar. Penelitian dilakukan dalam bentuk penelitian pra eksperimental pada pengajaran intonasi dengan menggunakan Jazz Chants. Teknik pengukuran yang digunakan, khusus untuk mengukur prestasi siswa dan dilakukan melalui tes berbicara. Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa ukuran efektifitas dari penelitian ini adalah 1,03. Sebelum pengajaran, nilai rata-rata pre-test adalah 62,22, dikategorikan sebagai rata-rata yang rendah. Setelah mereka menerima pengajaran, nilai rata-rata post test meningkat menjadi 70,22. Hasilnya nilai siswa post-test lebih baik dari pre-test. Ini berarti bahwa ada peningkatan prestasi siswa sebelum dan setelah pengajaran. Kata Kunci: Intonasi Inggris, Jazz Chants, Efektif Abstract: This research is focus on teaching English intonation that use Jazz chants as a teaching technique. The aim of conducting this research is to know whether jazz chants is effective to teach intonation to the fifth grade students of elementary school. The researcher conducted a pre experimental study on teaching English intonation using jazz chants. The measurement technique was used specifically to measure the students achievement and it was done through speaking test. Based on data analysis, it is found that the effect size of this research is 1.03. Before the treatment the mean score of pre-test (62.22) is categorizes as poor to average. After they received the treatment the mean score of the post test increases to 70.22. The result the students post-test is better than pre-test. It means that there is an improvement in students achievement. Keywords: English Intonation, Jazz Chants, Effective
TEACHING READING COMPREHENSION USING STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) Suyasti, Yeti; Sada, Clarry; ., Ikhsanudin
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 5, No 1 (2016): JANUARI 2016
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The main purpose of this research is to improve students’ reading comprehension by using Student Teams Achievement Divisions (STAD) cooperative learning. This learning model was done to overcome the weaknesses of teaching learning process in the classroom. STAD is an attractive alternative to teacher-centered instruction which promote the student’s learning by creating maximum opportunity for communicative and meaningful classroom interaction.  It consists of five major components: class presentation, teamwork, quizzes, individual improvement score, and team recognition. The researcher conducts this classroom action research in three cycles which involved 35 students.               The observation checklist, questioners and test are used to collect the data.          In the first cycle, the students’ average score was 49.57. Second cycle, the students’ average score was 70.43 and in the third cycle, the students’ average score increased significantly to 81.71. The conclusion, the use of STAD improves the students’ reading comprehension and their involvement in active learning. Keywords: Reading Comprehension, STAD. Abstrak: Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca dengan menggunakan pembelajaran kooperatif  STAD. Model pembelajaran ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. STAD merupakan  sebuah model pembelajaran alternatif yang menarik bagi pengajaran yang berfokus pada guru yang mengedepankan pembelajaran siswa dengan menciptakan kesempatan maksimal untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara berarti di dalam kelas.  STAD memiliki 5 komponen utama: presentasi kelas, kerja kelompok, quiz,  peningkatan nilai individu, dan penghargaan kelompok. Peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam tiga siklus dengan melibatkan 35 siswa. Lembar observasi, kuesioner dan tes digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada siklus pertama, nilai rata-rata siswa adalah 49.57. Pada siklus kedua, nilai rata-rata siswa menjadi 70.43 dan pada siklus ketiga, nilai rata-rata ini meningkat secara signifikan menjadi 81.71. Kesimpulannya adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca serta meningkatkan peran  siswa dalam pembelajaran aktif. Kata Kunci: Pemahaman bacaan, STAD.
DESIGNING VISCA ON EXPRESSION CAN DO AND CAN'T DO FOR EIGHTH GRADE STUDENTS ., M. Amin; ., Ikhsanudin; Novita, Dewi
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 5, No 2 (2016): Februari 2016
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: A game becomes an essential part in teaching English language. A good game is necessary for students to encourage them to be more enthusiastic in learning English. This research is aimed at producing a game and finding out its usability.  The expression “can do” and “can’t do” are used as material in this game. This game called VISCA. In conducting this research, the researcher uses development research methodology and ADDIE procedure. The participants are the teacher and students of SMP in Pontianak. The data revealed that the VISCA is usable for the students. The researcher suggests that the teacher should be creative to produce a media which is needed by students in encouraging them became more active and more enthusiastic in learning. Key words: VISCA, ELT, expression, can, and can’t   Abstrak: Permainan menjadi bagian yang sangat diperlukan dalam pengajaran bahasa Inggris. Sebuah permainan yang baik dibutuhkan siswa untuk mendorong mereka agar menjadi lebih antusias dalam belajar bahasa inggris. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi  sebuah permainan dan mengetahui permainan tersebut dapat digunakan atau tidak. Expresi bisa atau tidak bisa melakukan sesuatu di gunakan sebagai materi dalam permainan ini. Permain ini bernama VISCA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan dengan prosedur ADDIE. Respoden dari menelitian ini adalah guru and siswa kelas delapan SMP di Pontianak. Data dari penelitian ini menunjukan bahwa VISCA  dapat digunakan dalam mengajar expresi tersebut kepada siswa. Peneliti menyarankan bahwa guru harus lebih kreatif dalam membuat sebuah permaian yang di perlukan siswa dalam mendorong mereka lebih aktif dan antusia dalam belajar. Kata Kunci: VISCA, ELT, expression, can, and can’t Â