Ketahanan pangan merupakan isu strategis dalam pembangunan nasional karena pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi agar masyarakat dapat hidup sehat, aktif, dan produktif. Di Indonesia, beras menjadi komoditas utama penyumbang energi dalam konsumsi masyarakat. Namun, meningkatnya jumlah penduduk, alih fungsi lahan, fluktuasi produksi padi, dan perubahan iklim menyebabkan ketahanan pangan di beberapa daerah menjadi rentan. Kabupaten Lombok Timur, khususnya Kecamatan Masbagik, merupakan salah satu sentra produksi padi di Nusa Tenggara Barat, tetapi masih menghadapi permasalahan kerawanan pangan akibat terbatasnya lahan pertanian dan rendahnya tingkat pendapatan rumah tangga petani. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani padi di wilayah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani padi di Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Ketahanan pangan diukur bedasarakan dua indicator uatama yaitu, pangsa pengeluaran pangan dan tingkat konsumsi energi. Penelitian ini mengunakan metode mixed methods dan tehnik pengumpulan data melalui observasi,wawancara, dan kuisioner, terdiri dari 20 rumah tangga petani padi dan rumah tangga non petani. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 20 rumah tangga petani padi, sebanyak 20 rumah tangga petani padi, sebanyak 40% (8 rumah tangga) tergolong tahan pangan, 25% (7 rumah tangga) rentan pangan, dan 35% (7 rumah tangga) rawan pangan. sementara itu, dari 20 rumah tangga non petani 60% (12 rumah tangga) masuk dalam kategori tahan pangan dan 40% (8 rumah tangga) rentan pangan, tanpa rumah tangga yang tergolong rawan pangan. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan rumah tangga non petani lebih tahan pangan dibandingkan dengan rumah tangga petani. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah tangga antara lain pendapatan, luas lahan, tingkat Pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pekerjaan sampingan. Rendahnya tingkat tingkat Pendidikan dan sempitnya lahan pertanian menyebabkan ketahanan pangan rumah tangga petani masih tergolong rendah.