Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI KARAKTER KUALITATIF DAN KUANTITATIF GENERASI F1 HASIL PERSILANGAN CABAI HIAS FISH PEPPER (Capsicum annuum L.) DENGAN CABAI RAWIT (C. frutescens L.) Achmad Syarif Sirojuddin; Aziz Purwantoro; Panjisakti Basunanda
Vegetalika Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.056 KB) | DOI: 10.22146/veg.10473

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi beberapa karakter kualitatif dan kuantitatif generasi F1 hasil persilangan cabai hias fish pepper (C. annuum L.) dengan cabai rawit (C. frutescens L.). Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Tridarma Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada dan greenhouse di desa Sambilegi Lor, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta dari bulan September 2014 sampai Maret 2015. Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian ini meliputi benih cabai rawit (C. frutescens L.) dan cabai hias fish pepper (C. annuum L.) sebagai tetua, serta F1 dan F1R sebagai hasil persilangan keduanya. Pada karakter kualitatif, F1 menampilkan beberapa sifat dominan tetua FP, yaitu bentuk segitiga pada buah dan adanya antosianin pada buku batang, daun, bunga, dan buah. Adapun sifat dominan pada tetua A yang terekspresi pada F1 adalah warna hijau pada daun. Selain itu, beberapa karakter pada F1 merupakan sifat kodominan, di antaranya bentuk oval pada daun serta orientasi mendatar pada bunga dan buah. Tidak ditemukan maternal inheritance pada karakter-karakter kualitatif antara F1 dan F1R. Pada karakter kuantitatif, F1 memiliki nilai yang lebih tinggi atas rerata kedua tetuanya, yaitu terlihat dalam nilai heterosis pada karakter umur mulai berbunga, umur mulai berbuah, panjang dan lebar daun, panjang buah, diameter buah, bobot buah, serta jumlah buah per tanamann. Beberapa karakter harapan yang terekspresi pada cabai hias F1 yaitu warna  putih-ungu  pada  mahkota  bunga,  bentuk segitiga  pada  buah,  umur berbunga yang cepat, dan jumlah buah per tanaman yang banyak.
Pengujian Lima Pupuk Organik Cair Komersial dan Pupuk NPK pada Jagung (Zea mays L.) Arif Meftah Hidayat; Erlina Ambarwati; Sri Wedhastri; Panjisakti Basunanda
Vegetalika Vol 4, No 4 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.268 KB) | DOI: 10.22146/veg.23938

Abstract

Berbagai produk pupuk organik cair yang dipasarkan memiliki kandungan bahan yang berbeda yang perlu diuji efektivitasnya. Uji efektivitas dilakukan untuk mendapatkan macam pupuk organik cair yang sesuai untuk jagung serta mendapatkan kombinasi takaran pupuk anorganik yang paling sesuai dengan berbagai produk pupuk organik cair untuk mendukung pertumbuhan dan hasil jagung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-September 2014 di Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap untuk menguji macam pupuk organik cair yaitu BMN, BMF, NS, BN, dan BST serta takaran pupuk anorganik yang terdiri atas 0%, 35%, dan 75% dari rekomendasi dinas pertanian. Kontrol merupakan takaran pupuk anorganik 100%, yaitu urea 300 kg/ha, SP-36 100 kg/ha, dan KCl 75 kg/ha. Data pertumbuhan dan komponen hasil  dianalisis varian menurut kaidah rancangan acak kelompok lengkap dilanjutkan dengan uji HSD dengan taraf kepercayaan masing-masing 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa macam pupuk organik cair memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan dan hasil jagung tetapi tidak dapat meningkatkan pertumbuahan dan hasil jagung. Takaran pupuk anorganik 75% dan 100% rekomendasi nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman sebesar 25% dan meningkatkan produktivitas sebesar 50% jika dibandingkan tanpa pupuk anorganik. Pupuk organik cair dapat menghemat penggunaan pupuk anorganik sebesar 25% terhadap pertumbuhan dan hasil jagung (Zea mays L.).
Variabilitas Karakter Fenotipe Dua Populasi Jagung Manis (Zea mays L. Kelompok Saccharata) Dinda Dewanti; Panjisakti Basunanda; Aziz Purwantoro
Vegetalika Vol 4, No 4 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.4 KB) | DOI: 10.22146/veg.23944

Abstract

Jagung manis merupakan salah satu jenis jagung yang saat ini mulai berkembang dan mempunyai prospek penting di Indonesia. Pemuliaan jagung manis secara umum bertujuan untuk mendapatkan varietas-varietas yang mempunyai kuantitas dan kualitas hasil tinggi serta resisten terhadap hama dan penyakit penting (penyakit bulai). Sifat unggul dari suatu tanaman dapat diamati berdasarkan karakter fenotipenya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variabilitas karakter fenotipe tanaman jagung manis kuning dan jagung manis ungu, mendapatkan korelasi atau hubungan antarkarakter kuantitatif jagung manis kuning dan jagung manis ungu, mencirikan jagung manis kuning dan jagung manis ungu yang berpengaruh langsung terhadap hasil, dan membandingkan kandungan gula jagung manis kuning dan jagung manis ungu. Penelitian menggunakan dua populasi jagung manis yaitu jagung manis kuning dan jagung manis ungu koleksi Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, UGM. Karakter yang diamati meliputi karakter kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan variabilitas karakter kuantitatif yang tinggi pada jagung manis kuning dan jagung manis ungu ditunjukkan oleh karakter jumlah biji per tongkol dan bobot biji per tongkol. Nilai korelasi tertinggi yang nyata positif pada jagung manis kuning dan jagung ungu ditunjukkan pada karakter bobot biji per tongkol dengan jumlah biji per tongkol. Karakter kuantitatif jagung manis kuning dan jagung manis ungu yang berpengaruh langsung terhadap hasil yaitu karakter jumlah biji per tongkol dan bobot 100 butir. Nilai kandungan gula tanaman jagung manis kuning tergolong sedang (10,63 ºBrix) dan kandungan gula tanaman jagung manis ungu tergolong sangat tinggi (25,16 ºBrix).
Analisis Genetik F2 Persilangan Cabai (Capsicum annum L.) ‘JALAPENO’ dengan ‘TRICOLOR VARIEGATA’ Gretaryan Wahyu Widiatmiko; Aziz Purwantoro; Panjisakti Basunanda
Vegetalika Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.836 KB) | DOI: 10.22146/veg.25017

Abstract

Kualitas cabai yang diharapkan berupa tinggi tanaman yang proporsional, mempunyai banyak cabang, mempunyai banyak buah, dan warna buah dan tanaman yang menarik sehingga cocok untuk pertanian kota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai dan pola pewarisan karakter kualitatif yang meliputi percabangan tanaman, warna batang, warna buku pada batang, bentuk daun, warna mahkota bunga, dan warna buah mentah, serta pada karakter kuantitatif yang meliputi tinggi tanaman, diameter batang, tinggi dikotomus, panjang daun, lebar daun, panjang buah, diameter buah, tebal daging buah, berat buah sampel, dan jumlah buah per tanaman pada populasi hasil persilangan Jalapeño dengan TCV. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bagor, Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur, dimulai pada bulan September 2014 sampai bulan Februari 2015. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Genotipe yang digunakan meliputi benih cabai hias(Capsicumm annuum L.) ‘Tricolor Variegata’(TCV), cabai (C annuum L.) ‘Jalapeno’, F1 hasil persilangan TCV dengan Jalapeno, dan F2 hasil penyerbukan bebas F1 persilangan TCV dengan Jalapeno. Hasil dari penelitian ini menunjukkan karakter yang diduga dikendalikan oleh dua lokus gen pengendali adalah percabangan tanaman dan bentuk daun. Karakter yang diduga dipengaruhi oleh satu lokus gen pengendali adalah warna mahkota bunga. Segregasi transgresif ditunjukkan pada karakter tinggi dikotomus, lebar daun, dan tebal daging buah. Kriteria heritabilitas arti luas yang tinggi ditunjukkan oleh karakter panjang daun dan tebal daging buah. Nilai korelasi positif nyata yang sama dari pendekatan rerata geometrik dan terboboti ditunjukkan pada karakter tinggi tanaman terhadap panjang dan lebar daun.
Uji Daya Hasil dan Kualitas Buah Tujuh Hibrida Tomat (Solanum Lycopersicum L.) di Dataran Rendah Widya Rachmatika; Rudi Hari Murti; Panjisakti Basunanda
Vegetalika Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.996 KB) | DOI: 10.22146/veg.26172

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendapatkan hibrida untuk dataran rendah dengan daya hasil tinggi serta kualitas buah yang baik dari hasil persilangan tomat seri GM dengan CLN4046. Galur tetua yang digunakan antara lain ‘Gamato 1’ (A131), ‘Gamato 2’ (A65), ‘Gamato 3’ (A134), ‘Gamato 4’ (A175), ‘Gamato 5’(B52), dan CLN4046. Pembanding yang digunakan dalam penelitian ini ialah ‘Kaliurang’, ‘Betavila’, dan ‘Servo’. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Jambeyan, Karanganom, Klaten, serta dilakukan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Laboratorium Hortikultura, Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Agustus 2015. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan faktor tunggal berupa macam nomor persilangan berupa tiga blok unit percobaan sebagai ulangan. Masing-masing unit blok terdiri dari sepuluh tanaman dengan tiga tanaman sebagai sampel. Hibrida hasil persilangan tomat seri GM dengan CLN4046 yaitu, ‘Gamato 1’ × CLN4046, ‘Gamato 2’ × CLN4046, ‘Gamato 3’ × CLN4046, CLN4046 × Gamato 3’, ‘Gamato 4’ × CLN4046, CLN4046 × ’Gamato 4’, dan ‘Gamato 5’ × CLN4046. Pemilihan hibrida dilakukan berdasarkan efek heterosis dan nisbah potensi. Hibrida terpilih berdasarkan keunggulan heterosis dengan kualitas kekerasan buah yang baik pada dataran rendah ditunjukkan pada hibrida ’Gamato 4’ × CLN4046 sebesar 71,35 Newton dan ‘Gamato 5’ × CLN4046 sebesar 67,40 Newton dengan nisbah potensi dominansi berlebih positif. Hibrida dengan produktivitas tinggi untuk dataran rendah berdasarkan nilai heterosis paling baik ditunjukkan pada hibrida ‘Gamato 4’ × CLN4046 dengan produktivitas 39,93 ton/ha. Hubungan korelasi bernilai positif bobot buah per tanaman (r=0,959) terhadap produktivitas. Path analisis menunjukkan pengaruh langsung lebih besar dari pengaruh tidak langsung pada komponen hasil bobot buah per tanaman (0,965). Komponen kualitas buah tujuh hibrida menunjukkan tidak ada pengaruh langsung secara signifikan terhadap daya simpan.
Keragaman Morfologi dan Molekuler Empat Kelompok Kultivar Jagung (Zea mays L.) Yeni Fatmawati; Aziz Purwantoro; Panjisakti Basunanda
Vegetalika Vol 6, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3060.292 KB) | DOI: 10.22146/veg.28017

Abstract

Plasma nutfah jagung memiliki berbagai jenis. Jenis jagung yang sering dibudidayakandan dikonsumsi adalah jagung hibrida, jagung manis, dan jagung berondong. Setiap jeniskelompok jagung memiliki sifat yang beragam. Keragaman pada beberapa kelompokjagung dapat diketahui berdasarkan karakterisasi morfologi dan molekuler. Penelitian inibertujuan untuk menentukan jarak kemiripan empat kelompok jagung berdasarkankarakter morfologi, menghitung nilai keragaman antar dan dalam populasi jagung, danmenghitung koefisien kemiripan pada empat kelompok jagung berdasarkan penandaRAPD, serta menentukan adanya perbedaan gen-gen pembentuk senyawa antosianin dansukrosa-pati. Empat kelompok jagung yang yaitu jagung hibrida (kelompok Indurata),jagung manis (kelompokSaccharata), jagung berondong stroberi dan berondong kuning(kelompok Everta) dikarakterisasi pada 15 sifat kuantitatif morfologi dan genotipenyamenggunakan delapan primer RAPD (OPA3, OPA5, OPA9, OPC8, OPC10, OPC3, OPC5,OPC8), serta menggunakan gen antosianin (Chs, Chi dan Pr1) dan gen sukrosa-pati(Sh1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan karakter morfologi, populasijagung berondong stroberi dan jagung berondong kuning memiliki kemiripan yang dekat.Hasil pengujian RAPD menghasilkan nilai keragaman dalam populasi sebesar 47 % danantar populasi sebesar 53 %. Nilai koefisien kemiripan berdasarkan RAPD sebesar 0,34–0,98. Keberadaan gen Chs, Chi dan Pr1 tidak dapat mengindikasikan adanya perbedaanpada keempat kelompok jagung, begitu juga dengan gen Sh1 tidak mengindikasikanadanya perbedaan diantara keempat kelompok jagung.
Karakterisasi Morfologi dan Fotoperiodisme Padi Lokal (Oryza sativa L.) Indonesia Mirza Bintang Ahimsa; Panjisakti Basunanda; Supriyanta Supriyanta
Vegetalika Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1086.868 KB) | DOI: 10.22146/veg.33557

Abstract

Penelitian berjudul Karakterisasi Morfologi dan Fotoperiodisme Padi Lokal (oryza sativa L.) Indonesia yang dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai September 2016 di Kebun Tri-Dharma, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada yang berlokasi di Desa Bantengan, Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, menggunakan 11 kultivar padi lokal yang merupakan koleksi Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UGM yang bertujuan untuk mengkarakterisasi aspek morfologi dan mengidentifikasi pengaruh fotoperiode terhadap umur berbunga padi lokal Indonesia Penanaman dilakukan dalam kondisi lingkungan yang seragam dengan menggunakan rumah plastik seluas 5 x 5 m. Setiap kultivar ditanam dalam ember, setiap ember berisi satu tanaman. Data penelitian dianalisis mengikuti kaidah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan tanggal tanam sebagai faktor. Hasil pengukuran panjang daun kultivar yang termasuk golongan daun panjang adalah 'Hitam Pagentan', 'Temen Ireng', dan 'Saka', kultivar yang termasuk golongan daun sedang adalah 'Bulu', 'Toraja', dan 'CempoIreng', kultivar yang termasuk golongan daun pendek adalah 'Menthik Wangi', 'Ciherang','Cukah, dan 'Andelrojo', dan kultivar yang termasuk golongan sagat pendek adalah'Nipponbare'. Pengukuran tinggi tanaman menunjukan padi yang memiliki tinggi tanamanterpendek yaitu 'Nipponbare', sedangkan yang tertinggi yaitu 'Temen Ireng' dan padi yangmemiliki ketegaran batang yang lemah seperti 'Bulu', 'Toraja', 'Hitam Pagentan', 'TemenIreng', 'Saka'. Kultivar 'Ciherang' dan Kultivar 'Menthik Wangi'. Hasil penelitian terhadapfotoperiodisme menunjukan kultivar yang tidak sensitif terhadap cahaya yaitu 'Nipponbare','Menthik Wangi' dan 'Cempo Ireng', sedangkan kultivar padi yang sensitif terhadap cahayayaitu 'Saka', 'Cukah', 'Andelrojo', 'Hitam Pagentan', 'Ireng temen', 'Toraja', 'Ciherang', dan'Bulu'.
Eksplorasi dan Identifikasi Tanaman Kopi Liberika di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal Nafarain Haniefan; Panjisakti Basunanda
Vegetalika Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.44325

Abstract

Kopi liberika (Coffea liberica) adalah jenis kopi yang memiliki keunikan pada rasa maupun morfologi tanamannya. Jenis kopi liberika yang terdapat di kebun masyarakat Desa Kalibagor memiliki karakter yang beragam. Hal tersebut menyebabkan produksi yang kurang optimal. Eksplorasi dan identifikasi tanaman perlu dilakukan. Sehingga dapat dipetakan sebaran populasi berdasarkan karakter morfologinya. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengamatan dilakukan pada 40 aksesi tanaman kopi liberika dan 5 aksesi kopi robusta sebagai kontrol yang tersebar pada kebun milik petani. Kopi liberika dapat dikelompokkan berdasarkan karakter morfologi panjang daun, lebar daun, luas daun, bentuk daun, bentuk apex, panjang buah, lebar buah, bentuk buah, bentuk diskus, panjang biji, dan lebar biji.  Berdasarkan karakter morfologi 40 aksesi tanaman kopi yang diduga kopi jenis liberika benar berbeda dengan kopi jenis robusta sebagai kontrol. Analisis gerombol (cluster) membagi 45 aksesi tanaman kopi yang diamati menjadi 5 kelompok dengan tingkat kemiripan diatas 65%. Kelima kelompok aksesi kopi yang diamati tersebar secara acak dengan variasi kelompok tertinggi pada kebun milik Bapak Rosyid dan Bapak Mudrik.
Evaluasi Galur Harapan Padi Hitam (Oryza sativa L.) Berdaya Hasil Tinggi dan Berumur Genjah Sholeh Udin Al Ghifari; Supriyanta supriyanta; Kristamtini Kristamtini; Panjisakti Basunanda; Taufan Alam; Muhammad Habib Widyawan; Taryono taryono
Vegetalika Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.45011

Abstract

Padi merupakan komoditas pangan penting dunia. Salah satu jenis padi adalah padi hitam yang saat ini belum banyak direkayasa, sehingga daya hasilnya rendah dengan umur yang panjang. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakter agronomi galur harapan padi hitam berdaya hasil tinggi dan berumur genjah. Percobaan dilaksanakan di Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) Universitas Gadjah Mada di Kalitirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Maret-Agustus 2018. Bahan penelitian yang digunakan adalah 17 galur harapan padi dan 1 kultivar unggul lokal. Rancangan percobaan lapangan yang digunakan adalah Kisi Sederhana (Simple Lattice Design) dengan 3 ulangan. Setiap galur harapan ditanam pada plot berukuran 5x1,2 m dengan jarak tanam 20×30 cm, secara inling (1 bibit perlubang tanam) dengan umur pindah tanam 21 hari. Variabel pengamatan berupa komponen agronomi, komponen hasil dan karakter fisik gabah dan beras. Analisis varians dilakukan untuk variabel kuantitatif dengan taraf nyata α = 5%. dilanjutkan dengan uji Scott Knott. Hasil penelitian menunjukan karakter agronomi galur harapan padi hitam secara umum serupa dengan karakter agronomi galur harapan padi putih dan padi merah terkait dengan variabel tinggi tanaman sedang (lebih dari 110 cm), anakan produktif sedang (10-20 buah), umur panen sedang (125-150 HSS), panjang malai (20-30 cm), jumlah gabah per malai kurang dari 250 biji. Daya hasil galur harapan padi hitam P2 (4,10±0.27 ton/hektare) dan XI (3,95±0.45 ton/hektare) lebih tinggi dari varietas unggul lokal Sleman Merah (3,84±0.50 ton/hektare. Galur harapan padi hitam W (116±0.33 HSS) memiliki kategori umur panen genjah. 
Identifikasi Karakter Penciri Agronomi untuk Analisis Keragaman Genetik Plasma Nutfah Padi (Oryza sativa L.) Atanasius Aditya Hendarto; Muhammad Habib Widyawan; Panjisakti Basunanda
Vegetalika Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.63616

Abstract

Karakterisasi morfologi untuk evaluasi keragaman genetik merupakan landasan penting dalam pemanfaatan plasma nutfah untuk suatu program pemuliaan tanaman. Pelaksanaan karakterisasi morfologi seringkali melibatkan banyak karakter untuk diamati. Oleh sebab itu, diperlukan kajian untuk menentukan karakter morfologi untuk keperluan evaluasi keragaman genetik secara efektif dan efisien, Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola keragaman plasma nutfah padi koleksi Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) berdasarkan karakter morfologi, dan menentukan karakter penciri padi yang berkontribusi pada keragaman genetik untuk dimanfaatkan dalam karakterisasi plasma nutfah secara efektif dan efisien. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 ulangan dan 17 aksesi padi yang terdiri dari 12 plasma nutfah dan 5 kultivar sebagai perlakuan. Terdapat 12 karakter kuantitatif dan 6 karakter kualitatif yang diamati. Data dianalisis menggunakan analisis ragam, uji Scott-Knott, analisis lintas, analisis komponen utama, dan analisis kluster. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman pada semua karakter kuantitatif. Plasma nutfah padi dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok berdasarkan karakter kualitatif dan kuantitatif. Sementara karakter kualitatif sebagian besar aksesi padi menunjukkan sudut daun bendera tegak, sudut daun sedang, cabang malai sekunder berkelompok, tipe malai antara kompak dan sedang, malai hanya muncul sebatas leher malai, dan tidak ada bulu ujung gabah. Tinggi tanaman, panjang dan lebar daun bendera, panjang daun, diameter ruas batang bawah, panjang malai, jumlah malai (anakan produktif), bobot 10 butir gabah, umur berbunga dan panen berkontribusi terhadap keragaman. Karater-karakter tersebut berpotensi sebagai karakter penciri padi yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi karakterisasi plasma nutfah, terutama dalam penggunaan tenaga, waktu, dan biaya.