Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

RANCANG BANGUN REAKTOR BIOGAS TIPE PORTABLE DARI LIMBAH KOTORAN TERNAK SAPI Guyup Mahardhian Dwi Putra; Sirajuddin Haji Abdullah; Asih Priyati; Diah Ajeng Setiawati; Surya Abdul Muttalib
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.537 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v5i1.49

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) merancang reaktor biogas skala kecil dan portable dan (2) menganalis kualitas uji nyala api biogas dengan memperhatikan suhu, pH, dan tekanan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dengan mengukur parameter suhu reaktor biogas, tekanan, derajat keasaman (pH) dan volume gas yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan bahan kotoran sapi dan air dengan perbandingan 1:2 pada kapasitas 200 liter. Pengambilan data dilakukan selama 37 hari. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah alat biodigester skala laboratorium tipe floating drum atau terapung yang terbuat dari bahan plastik dan fiber glass dengan diamater reaktor 52 cm dan tinggi 92 cm. Volume biogas yang dihasilkan selama 37 hari adalah 2,721 m3 dengan ata-rata pembentukan gas sebesar 0,074 m3/hari dan laju pembakaran 66,44 liter/jam. Kata kunci: biogas, kotoran sapi, lama pembakaran, volume
ANALISIS KUALITAS AIR PADA SISTEM PENGAIRAN AKUAPONIK [Analysis of Water Quality in Aquaponic Irrigation System] Nur Fitria Farida; Sirajuddin Haji Abdullah; Asih Priyati
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 5 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.681 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v5i2.54

Abstract

Land conservation has impact on limitation of land and water for agriculture purposes. Availability of water and its quality has effect on plant growth and productivity. Water processing can be done through several ways among other is through aquaponics system. Aquaponics is one of alternative that can be applied to land that have limited water. Therefore, this research aimed to analysis the water quality on two aquaponics irrigations system and to measure the growth and productivity of red spinach. In this study two Aquaponics irrigation systems with three stage were used, which is ebb and flow (A11, A12, A13) and floating rafts (A21, A22, A23). Parameters used in this study are dissolved oxygen, electrical conductivity, total dissolved solid, salinity, ammonia, pH, growth and productivity of red spinach. Result of this study showed that each treatment in different stage had different average value of each parameter. Values of measured dissolved oxygen at ebb and flow treatment respectively A11 = 2.60 mg/l, A12 = 2.62 mg/l, A13 = 2.57 mg/l and at floating rafts respectively A21 = 2.50 mg/l, A22 = 2.44 mg/l, A23 = 2.36 mg/l. Values of electrical conductivity at ebb and flow treatment respectively A11 = 1.55 mS/cm, A12 = 1.53 mS/cm, A13 = 1.51 mS/cm and at floating raft A21 = 1.56 mS/cm, A22 = 1.56 mS/cm, A23 = 1.56 mS/cm. Average value of total dissolved solid in the ebb and flow respectively A11 = 987.8 ppm, A12 = 976.5 ppm, A13 = 965.8 ppm and at floating rafts respectively A21 = 996.5 ppm, A22 = 998.0 ppm, A23 = 999.3 ppm. Average value of salinity obtained at ebb and flow was A11 = 0.98 ppt, A12 = 0.93 ppt, A13 = 0.90 ppt and at floating rafts was A21 = 0.95 ppt, A22 = 0.98 ppt, A23 = 0.98 ppt. Ammonia value at ebb and flow was A11 = 0.025 mg/l, A12 = 0.025 mg/l, A13 = 0.024 mg/l and at floating rafts was A21 = 0.067 mg/l, A22 = 0,039 mg/l, A23 = 0,039 mg/l. Average pH value on first, second, and third stage at ebb and flow was 7.2 and at floating rafts was 7.3. Water quality affect the growth of plant height, leaves width, leaves number, weight of the plant, and plant productivity of red spinach. Keywords: aquaponics, water quality, plant growth, plant productivity ABSTRAK Konversi lahan berdampak pada keterbatasan luas lahan dan jumlah air dari berbagai aspek terutama pada pertanian. Kebutuhan air serta kualitas air pada bidang pertanian sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Pengairan untuk tanaman dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya akuaponik. Akuaponik merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada lahan yang sempit dan memiliki keterbatasan air. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas air pada dua perlakuan sistem pengairan akuaponik dan mengukur pertumbuhan dan produktivitas tanaman bayam merah. Pada penelitian ini digunakan dua sistem pengairan akuaponik dengan tiga tingkatan, yaitu perlakuan pasang surut (A11, A12, A13) dan rakit apung (A21, A22, A23). Parameter yang di teliti, yaitu: oksigen terlarut, daya hantar listrik, total dissolved solid, salinitas, amonia, pH, pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Data yang diperoleh pada kedua perlakuan memiliki nilai rata-rata yang berbeda di setiap tingkatan. Nilai oksigen terlarut yang terukur pada perlakuan pasang surut sebesar A11 = 2,60 mg/l, A12 = 2,62 mg/l, A13 = 2,57 mg/l dan rakit apung A21 = 2,50 mg/l, A22 = 2,44 mg/l, A23 = 2,36 mg/l. Nilai daya hantar listrik pada perlakuan pasang surut sebesar A11 = 1,55 mS/cm, A12 = 1,53 mS/cm, A13 = 1,51 mS/cm dan rakit apung sebesar A21 = 1,56 mS/cm, A22 = 1,56 mS/cm, A23 = 1,56 mS/cm. Nilai total dissolved solid pada pasang surut sebesar A11 = 987,8 ppm, A12 = 976,5 ppm, A13 = 965,8 ppm dan rakit apung sebesar A21 = 996,5 ppm, A22 = 998,0 ppm, A23 = 999,3 ppm. Nilai rata-rata salinitas pada perlakuan pasang surut didapat sebesar A11 = 0,98 ppt, A12 = 0,93 ppt, A13 = 0,90 ppt dan rakit apung sebesar A21 = 0,95 ppt, A22 = 0,98 ppt, A23 = 0,98 ppt. Nilai amonia pada pasang surut sebesar A11 = 0,025 mg/l, A12 =0,025 mg/l, A13 = 0,024 mg/l dan rakit apung A21 = 0,067 mg/l, A22 = 0,039 mg/l, A23 = 0,039 mg/l. Nilai rata-rata pH baik tingkat satu, dua, dan tiga pada perlakuan pasang surut sebesar 7,2 dan rakit apung sebesar 7,3. Kualitas air yang didapatkan berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan baik dari tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, berat tanaman, dan produktivitas tanaman. Kata kunci: akuaponik, kualitas air, pertumbuhan tanaman, produktivitas tanaman
ANALISIS EFISIENSI IRIGASI TETES PADA BERBAGAI TEKSTUR TANAH UNTUK TANAMAN SAWI (Brassica juncea) [Efficiency Analysis of Drips Irrigation on Various Land Texture for Green Mustard (Brassica juncea)] Mustawa -; Sirajuddin Haji Abdullah; Guyup Mahardhian Dwi Putra
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 5 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.161 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v5i2.56

Abstract

Drip irrigation is a technology that is still being developed. Drip irrigation drains water by dripping with regular debits in accordance with plants’ need. To determine the efficiency of drip irrigation and determine the yields, trials were needed to be conducted by using three kinds of soil texture (clay, loam and sandy clay loam) and mustard plant had been chosen due to its sensitivity to irrigation. The purpose of this study was to analyzed the efficiency of drip irrigation and the water needs of green mustards (Brassica juncea) and measure its growth and productivity in various soil textures using drip irrigation. Method used in this research was experimental method by on field trials. Observed parameter was volumetric gravimetric, specific gravity, porosity, average water discharge on emitter’s output, emitter uniformity, the amount of water use, the efficiency of water use, storage efficiency, surface area of glass container/polybag, the water needs of mustard plants, plant height, number of leaves, plant weight, and crop productivity. The amount of the provision water was determined by three phases, i.e. in the early phase of growth 3.78 liters/day, in the middle phase 15.3 liters/day, and the last phase7.65 liters/day. The height of mustard that grew on clay was 23.05 cm, on loam was 15.79 cm, and on sandy clay loam was 21.06 cm; the number of plant leaves on clay was 11.93 leaves, on clay was 9.60 leaves, and on sandy clay loam was 9.23 leaves; mustard plant productivity on clay was 1566.69 g/m2, on loam was 761.93 g/m2, and on sandy clay loam was 1843.41 g/m 2. Storage efficiency in early phase of clay was 22.83%, loam was 27.87% clay, and sandy clay loam was 23.41%; in the middle phase clay was 56.61%, loam was 89.18%, and sandy clay loam was 57.21%; in the last phase clay was 23.3%, loam was 67.48%, and sandy clay loam was 48.82%. Keywords: drip irrigation, soil texture, mustard plants, irrigation efficiency, productivity ABSTRAK Irigasi tetes merupakan teknologi yang masih terus dikembangkan. Dimana irigasi tetes mengalirkan air dengan secara menetes yang diatur debitnya sesuai dengan kebutuhan tanaman. Untuk mengetahui efisiensi irigasi tetes ini dan mengetahui produktivitas perlu melakukan pengujian yaitu diuji pada tiga macam tekstur tanah (lempung, liat dan lempung liat berpasir) dan dipilih tanaman sawi untuk mengetahui produktivits karena tanaman sawi merupakan tanaman yang sensitif terhadap irigasi. Tujuan penelitian ini menganalisis efisiensi irigasi tetes dan kebutuhan air tanaman sawi hijau (brassica juncea) serta mengukur pertumbuhan dan produktivitas tanaman sawi hijau (brassica juncea) pada berbagai tekstur tanah menggunakan irigasi tetes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimental dengan percobaan lapangan. Parameter pengamatan berupa berat volume tanah, berat jenis tanah, porositas, debit air rata-rata keluaran emitter, keseragaman emitter, jumlah penggunaan air, efisiensi pemakaian air, efisiensi penyimpanan, luas gelas penampung/polibag, kebutuhan air tanaman sawi, tinggi tanaman, jumlah daun, berat tanaman dan produktivitas tanaman. Jumlah pemberian air dibedakan berdasarkan tiga fase pertumbuhan yaitu pada fase awal 3,78 liter/hari, fase tengah 15,3 liter/hari dan akhir 7,65 liter/hari. Tinggi tanaman sawi pada tekstur lempung 23,05 cm, liat 15,79 cm dan lempung liat berpasir 21,06 cm; jumlah daun tanaman pada tekstur lempung 11,93 helai, liat 9,60 helai dan lempung liat berpasir 9,23 helai; produktivitas tanaman sawi pada tekstur lempung 1566,69 gram/m2, liat 761,93 gram/m2 dan lempung liat berpasir 1843,41 gram/m2. Efisiensi penyimpanan pada fase awal tekstur lempung 22,83%, liat 27,87%, dan lempung liat berpasir 23,41%; pada fase tengah tekstur lempung 56,61%, liat 89,18%, lempung liat berpasi 57,21%; pada fase akhir tekstur lempung 23,3%, liat 67,48%, lempung liat berpasir 48,82%. Kata kunci: irigasi tetes, tekstur tanah, tanaman sawi, efisiensi irigasi, produktivitas
ANALISIS KOMPOSISI SERBUK GERGAJI TERHADAP KONDUKTIVITAS HIDROLIK PIPA MORTARI IRIGASI TETES BAWAH PERMUKAAN TANAH (Analysis of Sawdust Ratio on Hydraulic Conductivity in Subsurface Mortari Pipe of Drip Irrigation ) Lalu Muhammad Ariandi; Guyup Mahardhian Dwi Putra; Sirajuddin Haji Abdullah
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.532 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v6i1.70

Abstract

Mortari emitter of sawdust (SG) can solve problem faced by farmers in dryland on irrigating their land. Aim of this research was to design an emitter by determining its mixture ratio and thickness. This research used experimental method by conducting experiment in laboratory. Observed parameters to determine water discharge were flow velocity, hydraulic conductivity value, coefficient of variation, and coefficient of uniformity. Ratio of cement, sand and sawdust to made sawdust (SG) mortari emitter were varied, i.e. P1 (1:2:2); P2 (2:1:3); P3 (2:4:4); P4 (2:2:2); and P5 (2:3:1). Result showed that the hydraulic conductivity could be classified as very low since K < 0.0036 cm/hour. The water discharge, flow velocity, and coefficient of uniformity were decreased in every reservoir elevation. Sawdust (SG) mortar emitter of P5 had the highest seeping ability and P3 had the lowest. The coefficient of uniformity (CU) value was 78,74%-80.64%. The use of Sawdust (SG) mortar emitter can be adjusted to the water discharge required by any plant type. The P3 emitter is suitable for plant which requires low water discharge and the P5 emitter is suitable for the high one. Keywords: water discharge, SG mortar emitter, hydraulic conductivity ABSTRAK Emiter mortari serbuk gergaji (SG) dapat memecahkan masalah yang dihadapi para petani lahan kering dalam mengairi lahannya. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah dapat merancang sebuah emiter dengan menentukan komposisi dan ketebalan emiter. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan percobaan laboratorium. Parameter untuk menjawab tujuan penelitian adalah mencari nilai debit aliran yang dapat dihasilkan emiter mortari SG dengan menentukan kecepatan aliran, nilai konduktivitas hidrolik, koefisien variasi dan koefisien keseragaman. Emiter mortari SG dalam pengujian dilakukan dengan mencampurkan semen, pasir, dan serbuk gergaji masing-masing dengan 5 perbandingan, yaitu P1 (1:2:2); P2 (2:1:3); P3 (2:4:4); P4 (2:2:2); dan P5 (2:3:1). Nilai konduktivitas hidrolik didapatkan hasil pengkelasan dalam kategori sangat rendah karena memiliki nilai K<0,0036 cm/jam. Debit aliran, kecepatan aliran, dan koefisien keseragaman mengalami penurunan setiap ketinggian reservoir. Dimana emiter mortari SG dengan perlakuan P5 memiliki kemampuan merembeskan air dengan nilai tertinggi dan P3 pada emiter dengan kemampuan terendah. Nilai koefisien keseragaman pada emiter mortari SG terdapat keragaman dengan nilai CU sebesar 78,74%-80,64 %. Penggunaan emiter mortari SG dapat disesuaikan dengan jumlah kebutuhan debit air yang dibutuhkan oleh jenis tanaman. Emiter P3 baik digunakan pada tanaman dengan debit air rendah dan emiter P5 baik untuk tanaman dengan debit air tinggi. Kata kunci: debit aliran, emiter mortari SG, konduktivitas hidrolik
Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Padi dengan Memanfaatkan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kabupaten Lombok Tengah Fitriani Risti Fauzi; Sirajuddin Haji Abdullah; Asih Priyati
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 6 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.116 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v6i2.87

Abstract

Land suitability evaluation for agricultural commodity can be arranged based on land condition. Since every plants type have a spesific growth requirement that suitable with the region characteristic, to grow and rise optimally. The aim of this research was to determine level of suitability land for "Sawah" rice and "Gogo" rice in Lombok tengah region base on some aspect, i.e. topography, soil type, and climate. This research also conducted to determine land characteristic in Central Lombok Regency. The method used in this research was by matching the region land condition data with the existence land suitability class criteria for "Sawah" rice and "Gogo" rice. Land suitability evaluation maps was arranged by using ArcView GIS 10.5. Observed parameters were land characteristic and level of land suitability for "Sawah" rice and "Gogo" rice in Central Lombok Regency. Generally, Central Lombok Regency with area 1.208,39 km² has elevation about 0-3000 meters above sea water level and slope level range from 0 (zero) to more than 150%. Based on type of soil, i.e. drainage, Central Lombok Regency was dominated by impeded drainage, good drainage and medium drainage. Land texture was dominated by sandy loam, loam, clay loam and clay with land’s effective depth range from 80-120 cm, while the pH of the land range from 5-8. The precifitation of this area range from 1.000-3.000 mm/year. The level of land suitability for "Sawah" rice in Central Lombok Regency and its area are very suitable (S1) covers 298.203 Ha, moderately suitable (S2) covers 1013.165 Ha, marginally suitable (S3) covers 64828.164 Ha, currently suitable (N1) covers 20832.869 Ha, permanently not suitable (N2) covers 20524.485 Ha. The level of land suitability for "Gogo" rice in Central Lombok Region and its area are very suitable (S1) covered 0, moderately suitable (S2) covered 34485.186 Ha, marginally suitable (S3) covered 64828.164 Ha, currently suitable (N1) covered 4591.509 Ha, permanently not suitable (N2) covered 13260.590 Ha.
ANALISIS HEAD LOSSES AKIBAT BELOKAN PIPA 90° (SAMBUNGAN VERTIKAL) DENGAN PEMASANGAN TUBE BUNDLE Asih Priyati; Sirajuddin Haji Abdullah; Khairun Hafiz
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.624 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v7i1.104

Abstract

Sistem perpipaan digunakan untuk memenuhi keperluan pertanian berupa irigasi tetes maupun irigasi sprinkler. Head losses pada sistem perpipaan akibat belokan serta gesekan fluida dengan dinding pipa dapat diperkecil dengan flow conditioner berupa tube bundle. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan nilai head losses pada belokan 90o (posisi vertikal) setelah pemasangan tube bundle, mengetahui nilai penurunan tekanan akibat belokan 90o, serta menganalisa aspek debit, kecepatan aliran, dan nilai bilangan Reynold pada saluran pipa dengan belokan 90o setelah pemasangan tube bundle. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yang dilakukan dalam laboratorium dengan cara mengamati parameter-parameter penelitian pada 3 jenis rangkaian uji, yaitu rangkaian kontrol (tanpa tube bundle), rangkaian dengan pemasangan tube bundle 0,2 inci dan rangkaian dengan tube bundle 0,4 inci. Tube bundle yang digunakan adalah selang plastik dengan panjang 30 cm dan diikat menjadi satu sehingga berjumlah 18 selang untuk tube 0,2 inci dan 9 selang untuk tube 0,4 inci. Tube bundle ini dimasukkan ke dalam pipa uji yang berdiameter 1,25 inci dan diletakkan setiap sebelum belokan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pemasangan tube bundle ukuran 0,2 inci dan 0,4 inci yang dipasang sebelum belokan 90o (posisi vertikal) akan menurunkan nilai kecepatan fluida yang diikuti dengan penurunan head losses serta akan menaikkan nilai tekanan fluida. Penurunan nilai head losses tertinggi, yaitu pada pemasangan tube bundle ukuran 0,4 inci, yakni dari 0,112 m (kontrol) menjadi 0,076 m atau sebesar 32,14%.
RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI AIR IRIGASI MENGGUNAKAN APLIKASI SMARTPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER Muhammad Nasarudin; Guyup Mahardhian Dwi Putra; Sirajuddin Haji Abdullah; Diah Ajeng Setiawati
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 9, No 3 (2020): September 2020
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v9i3.248-256

Abstract

Petani selama ini melakukan penyiraman tanamannya dengan cara manual, sehingga mengurangi waktu pekerjaan yang lain. Penelitian ini bertujuan merancang sistem kendali air irigasi menggunakan aplikasi smartphone berbasis mikrokontroler serta mengetahui cara kerja dari sistem kendali air irigasi menggunakan aplikasi smartphone berbasis mikrokontroler. Alat dan bahan penelitian ini adalah mikrokontroler ESP8266-12E, smartphone, Soil moisture sensor yl-69, pompa dan tanah. Metode penelitian ini adalah metode experimental dilakukan percobaan dilapangan dengan melalui beberapa tahap penelitian yaitu persiapan, perancangan, kalibrasi alat, pemasangan instalasi irigasi, uji kerja alat, dan pengamatan. Parameter pada penelitian ini adalah kadar air tanah, nilai adc sensor, kalibrasi sensor, waktu beroperasi, debit air, dan tegangan input dan output. Dari hasil yang di peroleh adalah alat bekerja sesuai yang diperintahkan melalui smartphone. Nilai kadar air tanah semakin lama semakin berkurang dikarenakan suatu proses evaporasi, sehingga hasil nilainya dapat diketahui melalui lcd dan smartphone. Rata- rata saat pengiriman data pada hari pertama dan kedua adalah 4.77 detik dan 4.97 detik. Rata-rata debit yang keluar pada hari pertama dan kedua adalah 6,57 ml/detik dan 6,30 ml/detik. Alat berkerja berdasarkan perubaan kadar air tanah yang ditentukakn nilai setting pointnya, apabila sudah  mencapai <=70% maka secara otomatis alatnya mengirimkan kondisi kadar air tanahnya ke smarphone dan pada smartphone dilakukan tindakkan balik mengirimkan pesan untuk mengaktifkan pompa, kemudian setelah mencapai >=80% maka secara otomatis alatnya mengirimkan kondisi kadar air tanahnya ke smarphone dan pada smartphone dilakukan tindakkan balik mengirimkan pesan untuk menonaktifkan pompa
Designing Vertical Type Mangosteen Leather Penepung Machine Ahmad Junaidin; Sirajuddin Haji Abdullah; Rosyid Ridho
Protech Biosystems Journal Vol 1, No 2 (2021): Protech Biosystems Journal
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/protech.v1i2.7022

Abstract

The mangosteen fruit (Garcinia mangostana L.) or nicknamed the queen of fruit is one of Indonesia's leading fruits. The mangosteen fruit consists of components in the form of seeds, fruit, pulp (pulp), and fruit skin. This mangosteen rind flouring device is a tool to assist in the flouring process in large quantities using an electric motor as a driving force. The method used in this research is an experimental method by conducting experiments directly in the field and in the laboratory. The design used was a completely randomized design (CRD) which consisted of 3 treatments using variations in the stages of material entry (load), namely: P1 = Load 100 g with a rotation of 1430 rpm, P2 = Load 200 g (100 g + 100 g) with a rotation 1430 rpm, P3 = Load 300 g (150 g +150 g ) with a rotation of 1430 rpm. The data analysis used in this research is a mathematical approach using Microsoft Excel and a statistical approach using ANOVA diversity analysis and a 5% BNJ follow-up test. This study uses 3 parameters, namely, capacity (kg/hour), power requirements (watts), and engine efficiency (%) with results that have no significant effect. The results of the design of the mangosteen rind flouring device of vertical type with dimensions of 58 cm long, 43 cm wide and 63 cm high. The effective working capacity of this mangosteen rind powder is found at P3 of 342.92 g/second with an output rotation of 1430 r pm which is used in testing the tool. The effective electric motor power is at P1 the average motor power usage is 7.08 watts. The percentage of engine efficiency in this study is found in P1 of 63.83%.
Pelatihan Hidroponik Bagi Petani Milenial di Daerah Kayangan, Kabupaten Lombok Utara Putra, Guyup Mahardhian Dwi; Sumarsono, Joko; Priyati, Asih; Abdullah, Sirajuddin Haji; Setiawati, Diah Ajeng; Side, Gagassage Nanaluih De; Amaliah, Wenny; Dewi, Endang Purnama
Jurnal Gema Ngabdi Vol. 6 No. 1 (2024): JURNAL GEMA NGABDI
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jgn.v6i1.409

Abstract

Kabupaten Lombok Utara (KLU) merupakan kabupaten termuda dari 8 kabupaten yang berada di wilayah Nusa Tenggara Barat. KLU sendiri terus berbenah untuk terus dapat meningkatkan kesejahteraan penduduknya, hal ini dapat dilihat dari data BPS, terjadi penurunan kemiskinan yang signifikan dari tahun 2019 berada pada angka 29% dan pada tahun 2023 sudah turun menjadi 25,8%. Capaian ini akan terus ditingkatkan agar penduduk miskin dapat ditekan serendah-rendahnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan peran serta petani milenial yang berada di KLU untuk menggarap lahan pertanian dengan konsep modern. Pengabdian ini berfokus pada budidaya tanaman dengan metode hidroponik sebagai salah satu bentuk pertanian modern. Hal pertama yang dilakukan dalam pelatihan adalah melakukan observasi tingkat pemahaman atau pengetahuan mengenai pertanian modern dengan sistem hidroponik, setelah itu penyampaian materi oleh beberapa narasumber dari akademisi, praktisi dan koperasi, dilanjutkan dengan pelatihan bertanam sayuran hidroponik, dan yang terakhir adalah evaluasi hasil. Hasil dari kegiatan pengabdian di Kayangan, KLU berjalan dengan lancar, masyarakat petani milenial dengan sangat antusias. Hal ini dapat dilihat dari peran serta dan keaktifan mereka selama mengikuti kegiatan pelatihan hidroponik. Pada sesi terakhir banyak peserta yang mengajukan pertanyaan dan berdiskusi langsung dengan nara sumber. Masyarakat petani milenial berharap kegiatan ini terus berkesinambungan dan terus dapat berjalan melalui bimbingan selama melakukan budidaya hidroponik hingga mereka mampu memproduksi sayuran sendiri minimal untuk konsumsi rumah tangga sehari hari
MODIFIKASI IKLIM MIKRO DENGAN OTOMATISASI SISTEM IRIGASI TETES PADA TANAMAN SELEDRI (Apium Graveolens A) Endang Purnama Dewi; Joko Sumarsono; Sirajuddin Haji Abdullah; Asih Priyati; Wenny Amaliah; Guyup Mahardhian Dwi Putra; Gagassage Nanaluih De Side
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 28, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.28.2.162-172.2024

Abstract

Seledri atau Apium graveolens sudah sangat dikenal pemanfaatannya oleh masyarakat luas. Daun tanaman tersebut dikonsumsi sebagai lalapan dan penghias hidangan. Bijinya juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyedap. Selain itu, ekstrak minyak seledri juga dapat digunakan sebagai obat.Penanaman seledri di areal lahan terbuka mengalami beberapa kendala diantaranya seledri merupakan varietas tanaman semusim yang sensitif terhadap kebutuhan air yang memiliki kondisi jenuh air dan kurang air. Pemberian air yang berlebihan atau kekurangan dapat membuat pertumbuhan tanaman seledri tidak optimal. Penerapan mikrokontroler pada sistem irigasi dapat memungkinkan dalam mengontrol pemberian air secara otomatis berdasarkan perintah yang diberikan. Selain masalah pemberian air, Perubahan iklim, suhu ekstrem, atau cuaca tidak stabil juga menjadi kendala tanaman seledri di lahan. Seledri lebih baik tumbuh pada suhu yang lebih sejuk, dan suhu ekstrem dapat mempengaruhi produksi tanaman. Pada lahan terbuka modifikasi iklim mikro dilakukan dengan memberikan mulsa sebagai penutup permukaan lahan sehingga mampu memberikan karakteristik yang berbeda terhadap unsur-unsur iklim mikro, yang meliputi, kelengasan tanah, suhu tanah, serta suhu dan kelembapan udara. Penelitian ini menunjukkan bahwa otomatisasi irigasi tetes dapat berfungsi dengan baik. Alat ini mampu membaca suhu udara (°C), kelembapan udara (%), dan suhu tanah (°C) menggunakan sensor SHT10 dan DS18b20. Data hasil pembacaan sensor dan kondisi servo berhasil disimpan secara real time oleh data logger RTC DS3231 dalam format file .csv. Semua data dan aktivitas alat dapat dimonitor melalui MQTT Dashboard. Kelengasan tanah tertinggi terdapat pada tanah dengan menggunakan mulsa jerami yaitu sebesar 32% pada pukul 18:4:9 sore hari, Suhu tanah tertinggi terjadi pada perlakuan tanpa mulsa pada pukul 12:00 di siang hari sebesar 33.5 oC, diikuti suhu tanah pada perlakuan mulsa plastik sebesar 32 oC dan suhu tanah pada perlakuan dengan mulsa jerami sebesar 29,6 oC. Suhu udara yang diperoleh pada penelitian adalah  25,93 ˚C dengan kelembapan 79,72 %. Dari hasil yang diperoleh di lapangan, seledri bisa tumbuh dengan optimal pada rentang suhu dan kelembapan tersebut.