Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

District Health Information System on Maternal, Newborn and Child Health How Good Is It? A Case of Deli Serdang and Sumedang Districts Achadi, Anhari
Kesmas Vol. 4, No. 5
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Data dan informasi yang valid sangat penting untuk program kesehatan, terutama untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi. Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten dibuat untuk menghasilkan data rutin tentang indikator proses dan output program kesehatan di tingkat kabupaten. Studi ini, yang dilakukan di kabupaten Deli Serdang dan Sumedang, bertujuan untuk mengetahui proses bekerjanya SIK Kabupaten, serta ketersediaan, kualitas dan penggunaan data yang dihasilkan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, yaitu wawancara mendalam dengan para pemangku kepentingan di desa, fasilitas kesehatan, dan kabupaten, pemeriksaan formulir-formulir yang digunakan di semua tingkatan, dokumen lainnya, serta laporan. Temuan studi menunjukkan adanya kelemahan-kelemahan SIK dalam semua tingkatan. Karena kompleksnya, sistem menghasilkan data dan informasi yang tidak akurat, dengan tingkat penggunaan yang rendah. Valid data and information are critical for any health programs, in particular for planning, monitoring and evaluation purposes. District Health Information System is designed to produce routine data on process and output type of indicators at district level. This study, taking place at Deli Serdang and Sumedang districts, has its objectives as to learn about the current practice of DHIS, specifically looking at its process and the availability, quality and utilization of the data. Methods of data collection include in-depth interview with stakeholders at village, health facility and district levels, examination of existing forms at all levels as well as other documents and reports. Findings suggest that weaknesses of DHIS prevail at each level of the system. Complexity of the system has produced inaccurate and suboptimal the use of generated data and information.
Faktor - faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Petugas terhadap SOP Imunisasi pada Penanganan Vaksin Campak Yulianti, Dini; Achadi, Anhari
Kesmas Vol. 4, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Campak adalah penyakit yang sangat menular dan menjadi salah satu penyebab utama kematian anak di negara berkembang termasuk Indonesia. Imunisasi campak di Indonesia telah berhasil dilaksanakan dengan baik, tetapi ternyata masih banyak ditemukan kasus campak di beberapa daerah. Salah satu faktor yang diduga menjadi penyebabnya adalah daya guna vaksin yang tidak maksimal karena sistem rantai vaksin yang sangat menentukan untuk pengamanan mutu vaksin tidak berfungsi dengan baik atau para petugas imunisasi tidak melakukan penanganan vaksin sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Berdasarkan atas kenyataan ini, dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan kepatuhan petugas imunisasi terhadap SOP (Standard Operating Procedure) imunisasi dalam penanganan vaksin campak di Kabupaten Kebumen pada tahun 2009. Variabel yang diteliti adalah pendidikan, pelatihan, lama kerja, pengetahuan, sikap, motivasi, imbalan, persepsi kepemimpinan, supervisi dan sarana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dilakukan secara cross sectional dengan sampel seluruh total populasi sebanyak 69 responden, serta menggunakan data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 60,9% petugas dapat dikategorikan patuh. Variabel independen yang memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan kepatuhan petugas adalah pendidikan, pengetahuan, imbalan dan sarana. Pengetahuan dan sarana merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan petugas, masing-masing dengan nilai OR sebesar 5,195 dan 5,287. Measles is one of the infectious diseases that pose as primary cause of death among children in developing countries, including Indonesia. Measles immunization program in Indonesia has been done relatively well, but the fact shows that there are still cases of measles found in several areas. It is suspected that vaccine’s efficiency is not optimal due to the ineffective cold chain system, or the vaccine officer does not administer vaccine following the established procedures. In turns, those aspects caused ill-functioning of vaccine system. Based on this fact, this study is carried out with to find out factors which are associated with vaccine officer’s compliance to the standard operating procedure of immunization in administrating measles vaccine in District of Kebumen in 2009. Variables of this study are education, training, work duration, knowledge, attitude, motivation, incentive, leadership perception, supervision and facility. This study is applying quantitative approach using cross sectional method. All the population (69 respondents) was taken as sample, and the primary data were solicited through observation and interview. The result of this study shows that the compliance rate of the officers is 60.9%. Independent variables which are significantly associated with officer’s compliance are education, knowledge, incentive and facility. Knowledge and facility are the two dominant factors associated with officer’s compliance, with ORs of 5.195 and 5.287, respectively.
Langkah Kedepan Mempercepat Penurunan Kematian Ibu di Indonesia Achadi, Anhari
Kesmas Vol. 4, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kematian ibu tidak hanya menjadi masalah kesehatan masyarakat, tetapi juga menjadi masalah sosial karena akan berpengaruh besar terhadap keluarga, terutama anak-anak. Di negara maju dengan status sosial ekonomi yang tinggi kematian ibu telah turun mencapai tingkat minimal kurang dari 10 per 100.000 kelahiran hidup. Hal tersebut belum terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Di samping pertumbuhan ekonominya yang terus membaik, kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi, bahkan di antara sesama negara Asia Tenggara. Berdasarkan data SDKI, telah terjadi penurunan angka kematian ibu, tetapi dengan penurunan seperti sekarang target Pembangunan Milenium tidak akan tercapai. Dari aspek demand, supply, maupun kebijakan, penurunan kematian ibu masih mengalami berbagai hambatan. Untuk mempercepat penurunan kematian ibu perlu dikembangkan kebijakan yang dapat mengatasi hambatan utama berupa kelangkaan petugas pelayanan kesehatan yang terampil, infrastuktur pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kualitas pelayanan yang sub-standar, dan keengganan para ibu untuk menggunakan fasilitas pelayanan kebidanan karena biaya yang sangat tinggi dan pelayanan yang masih buruk atau karena masih lebih menyukai pelayanan dukun dengan berbagai alasan lingkungan yang spesifik. Dalam mempercepat penurunan kematian ibu, kebijakan dan manajemen di tingkat kabupaten berperan sangat menentukan. Maternal mortality is both public health and social problem. The death of a mother will affect the family, especially the children. In the developed countries, with their high socio-economic status, maternal deaths have declined to its minimal level, less than 10 deaths among 100,000 life births. That is not the case in the developing countries, Indonesia included. Despite its continued economic growth, maternal death in Indonesia is still high, even within Southeast Asian countries. According to IHDS data, maternal mortality eduction happened over time, however, with its current rate of decline the MDGs target on maternal mortality will unlikely be met. Maternal mortality reduction is still facing various demand, supply, and policy constraints. In order to accelerate maternal mortality reduction, policies are required to overcome various barriers, which include shortage of skilled health providers, inadequate maternal health infrastructures, sub-standard service quality, and unwillingness women to use maternity facilities due to its high cost and inadequate services, or their preference towards traditional birth attendant (TBA) services. Role of district policies and management on maternal health is crucial in accelerating maternal death reduction.
Regulasi Pengendalian Masalah Rokok di Indonesia Achadi, Anhari
Kesmas Vol. 2, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Regulasi pengendalian masalah merokok di Indonesia ada dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang dihasilkan oleh Badan Legislatif maupun peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Eksekutif. Perundang-undangan paling tinggi yang mengatur masalah merokok berupa Peraturan Pemerintah yang berlaku saat ini adalah PP No 19 tahun 2003. Peraturan Pemerintah tersebut merupakan amandemen Peraturan Pemerintah sebelumnya, yaitu PP No 39 Tahun 2000, yang juga merupakan bentuk amandemen dari PP sebelumnya lagi, yaitu PP No 81 Tahun 1999. PP No 19 Tahun 2003 yang mengatur beberapa hal penting yang meliputi a) kandungan kadar nikotin dan tar; b) persyaratan produksi dan penjualan rokok; c) persyaratan iklan dan promosi rokok; dan d). penetapan kawasan tanpa rokok. Pperundangan berupa Perda (Peraturan Daerah) maupun Keputusan Gubernur, yang mengatur pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah di atas. Jika dibandingkan dengan traktat internasional seperti FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) maka PP No 19 Tahun 2003 masih belum memadai. Indonesia sampai saat ini belum meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control ini. Regulation on tobacco (smoking) control in Indonesia exists both as a product of legislative and executive bodies. The highest existing tobacco control regulation is Government Regulation (Peraturan Pemerintah) No 19/ 2003. This Goverment Regulation is a result of the amendment of the Government Regulation No 38/2000 and Government Regulation No 81/ 1999. Issues regulated by the existing PP include a) nicotine and tar content; b) requirements concerning the production and sale of cigarettes; c) advertisement and promotion; and d) non-smoking areas. Other regulations on tobacco control include local laws and executive (Governor) order as further implementation of the government regulation. The existing PP falls short when compared to the International Convention on Tobacco Control (Framework Convention on Tobacco Control). So far, Indonesia has not ratified the FCTC yet.
Marketing strategy plan for hospital X in east Jakarta during the Covid-19 pandemic Hijriani, Hijriani; Achadi, Anhari
Gema Wiralodra Vol. 14 No. 2 (2023): gema wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/gw.v14i2.505

Abstract

The hospital marketing strategy plan is a set of strategies that the hospital can use as a hospital management and development guideline. It is essential to plan a marketing strategy in dealing with the COVID-19 pandemic during this pandemic. The East Jakarta Health Office appointed Hospital X in East Jakarta to become a referral hospital for COVID-19. This study aims to determine the marketing strategy plans used by hospitals during the COVID-19 pandemic. The method used in this study uses a descriptive-analytic design through observation, structured interviews, and using secondary data. Analysis of the research data used qualitative analysis, which consisted of data collection, reduction, and verification/conclusion data presentation. The research findings show that the marketing strategy plan carried out by X Hospital in East Jakarta during the COVID-19 pandemic is to increase information technology advances, namely by marketing superior services through digitalization. In addition, marketing is also focused on increasing COVID-19 patients by making specific promos.
DETERMINAN PEMANFAATAN TELEKESEHATAN PADA PENDUDUK USIA LANJUT SELAMA PANDEMI COVID-19: SCOPING REVIEW Wulandhani, Amilia; Achadi, Anhari; Ardhani, Putri
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.25757

Abstract

Peningkatan penduduk usia lanjut (lansia) merupakan permasalahan utama kesehatan di berbagai negara. Pandemi Covid-19 memperburuk status kesehatan lansia akibat terhambatnya akses pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Telekesehatan merupakan intervensi yang secara signifikan dapat meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi lansia selama pandemi, namun masih ditemukan berbagai hambatan dalam pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi determinan pemanfaatan telekesehatan pada lansia selama pandemi Covid-19. Pendekatan scoping review dilakukan dengan pedoman PRISMA. Pencarian artikel dilakukan pada bulan September 2023 menggunakan kata kunci yang relevan pada 3 database, yaitu PubMed, ProQuest, dan Sage Journals. Kriteria inklusi dan eksklusi digunakan untuk menyaring artikel sesuai dengan tujuan penelitian. Dari 379 artikel, terpilih 7 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini. Pemanfaatan telekesehatan pada lansia mengalami peningkatan selama pandemi Covid-19, terutama untuk penyediaan layanan kesehatan primer. Determinan yang secara signifikan mempengaruhi pemanfaatan telekesehatan pada lansia adalah karakteristik sosiodemografi (usia, wilayah tempat tinggal, pendapatan), faktor terkait kesehatan (status kesehatan dan riwayat penyakit tertentu), dan faktor pendukung (akses internet dan pengalaman menggunakan platform panggilan video). Kebijakan telekesehatan pasca pandemi perlu berfokus mengatasi hambatan pemanfaatan telekesehatan terutama pada lansia, tinggal di pedesaan, memiliki pendapatan rendah, serta keterbatasan akses internet dan pengalaman menggunakan perangkat digital. Sebagian besar penelitian yang ditemukan berasal dari negara maju sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan terutama di negara berkembang sebagai upaya mengoptimalkan pemanfaatan telekesehatan pada lansia.
PERANAN TERAPI HIPNOSIS TERHADAP AKTIVITAS MEROKOK PADA ORANG DEWASA : SEBUAH TINJAUAN PUSTAKA Verdi, Riandi; Achadi, Anhari; Pramesti, Dini Puteri Astianto
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.27200

Abstract

Merokok merupakan sebuah aktivitas modern yang telah menjadi gaya dan kebiasaan hidup di tengah-tengah masyarakat. Akan tetapi, merokok juga menjadi sebuah penyakit dalam bidang kesehatan masyarakat yang memiliki dampak yang sangat merugikan tidak hanya dari segi finansial, namun juga dari segi kesehatan. Aktivitas merokok dapat ditangani dengan pemberian berbagai macam terapi, salah satunya adalah terapi hipnosis. Terapi hipnosis merupakan sebuah terapi dengan memberikan sugesti positif kepada seseorang untuk meningkatkan motivasi dan mengubah gaya hidup mereka menjadi lebih sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi hipnosis terhadap perokok dewasa. Tinjauan sistematis dilakukan dengan tiga database literatur, yaitu World of Science, Pubmed, dan Sage dengan analisis PRISMA. Empat artikel yang relevan dengan topik diperoleh melalui ketiga database tersebut. Terdapat perubahan signifikan pada aktivitas merokok yang terekam melalui penilaian EEG pada otak sebelum dan sesudah terapi hipnosis. Penilaian SHSS-C juga menunjukkan bahwa mereka yang memiliki skor ?7 cenderung menurunkan keinginan mereka untuk merokok. Terapi hipnosis pada sejumlah perokok juga menunjukkan kepuasan yang signifikan (95-100%) setelah terapi dilakukan kepada sejumlah perokok aktif. Akan tetapi, hasil terapi hipnosis tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan terapi CBT. Perlu adanya penelitian yang lebih dalam terapi hipnosis terhadap perokok untuk mengetahui dan meningkatkan efektivitas terapi hipnosis terhadap perokok di masa yang akan datang sehingga dapat dijadikan salah satu metode dalam menurunkan angka kegiatan merokok di masa yang akan datang.
Determinan Imunisasi Dasar Lengkap pada Anak Usia 12-23 Bulan di Indonesia Syafriyanti, Willyana; Achadi, Anhari
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 6, No 2 (2022): JIK-Oktober Volume 6 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : UNIVERSITAS ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v6i2.609

Abstract

Laporan World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa cakupan imunisasi menurun pada tahun 2020 jika dibandingkan dengan tahun 2019. Tujuan penelitian untuk menganalisis determinan status imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional, menggunakan data sekunder dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian berjumlah 3.687 responden. Analisis data menggunakan uji statistik regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan di Indonesia pada tahun 2017 adalah sebesar 61,4%. Pendidikan, status ekonomi, jumlah anak, penolong persalinan dan mendapat akses internet memiliki hubungan yang signifikan dengan imunisasi dasar lengkap (p-value <0,05). Kunjungan Antenatal Care (ANC) merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan di Indonesia (p-value <0,001; PR 4,203 (3,083–5,730)) setelah dikendalikan oleh faktor lain. Kunjungan ANC merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan di Indonesia. Peningkatan cakupan ANC pada ibu hamil dan pemberian informasi tentang pentingnya imunisasi dasar oleh tenaga kesehatan selama kunjungan ANC diharapkan meningkatkan kesadaran ibu untuk melakukan imunisasi lengkap pada anaknya, sehingga dapat meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak di Indonesia.
Kepuasan Pengguna Alat Ortotik Prostetik : Systematic Literatur Review Prima, Arif; Achadi, Anhari
Journals of Ners Community Vol 13 No 5 (2022): Jurnal of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i5.2187

Abstract

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap layanan kesehatan termasuk kompetensi penyedia, diperlakukan dengan hormat, penyediaan informasi, dukungan emosional, efisiensi dan struktur dan fasilitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai salah satu dari lima indikator kualitas pelayanan. Penelitian ini merupakan tinjauan sistematis dengan menggunakan Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-analysis. Sebanyak 284 artikel yang berpotensi relevan ditemukan dengan mencari dari 2 database Hanya sekitar seperempat dari pengguna yang disurvei memilih daya tarik kosmetik sebagai preferensi mereka. Hasil ini akan membantu peneliti dalam pengambilan keputusan yang berpusat pada pengguna dalam desain perangkat ini dan dapat memandu kegiatan penelitian di masa depan. Hasilnya juga berguna untuk merancang layanan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas hal ini di uangkapkan dalam penelitian Zohaib Aftab (2020) dengan judul User Satisfaction with Conventional Lower-Limb Orthotic Devices: a Cross-Sectional Survey in Pakistan
Sanksi Pengedaran Obat-Obatan Keras daftar G pada Toko Obat Tanpa Keahlian dan Kewenangan Melakukan Praktik Kefarmasian: Studi Kasus Jusela, Firda; Achadi, Anhari
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v5i1.3275

Abstract

Era digitalisasi ini memudahkan masyarakat untuk mendapatkan akses layanan keseahatan dan mengetahui jenis komposisi obat yang dibutuhkannya. Rantai pasok obat yang Panjang menjadi celah bagi oknum melakukan pelanggaran pada praktek kefarmasian. Penjualan obat keras daftar G yang kini mulai diawasi secara ketat dikarenakan adanya New Psychoactive Substance (NPS) diperjual belikan bukan pada sarana kefarmasian yang memiliki keahlian dan kewenangan sebagaimana yang diatur regulasi pemerintah Republik Indonesia. Pada kasus ini dilaporkan satu orang pemilik toko obat dan Gudang obat yang memperjual belikan obat-obatan keras daftar G yang didapatkannya dari salesman yang datang ke tokonya. Metode yang gunakan dalam analisis ini adalah membandingkan kasus yang terjadi dengan aturan yang berlaku pada masa kejadian dan fenomena yang terjadi saat ini. Pada analisa ditemukan terjadinya pelanggaran pemilik toko obat yang tidak mempekerjakan Apotek atau Tenaga Teknik Kefarmasian untuk menjalankan praktek kefarmasian. Namun tidak ditemukan obat daftar G yang masuk ke dalam New Psychoactive Substance (NPS). Dalam studi kasus ini meyimpulakn bahwa terdakwa terbukti sah dan meyakinkan sebagaimana yang didakwakan.