Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Roadmap Pemanfaatan Barang Milik Daerah Sebagai Strategic Of Asset Management Dalam Pedoman Kebijakan Aset Daerah Pada Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Wahyuni; Firda Diartika; Catur Budi Nugraha; Firsty Ramadhona Amalia Lubis
Jurnal Manajemen Aset dan Penilai Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengembangan MAPPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56960/jmap.v1i1.12

Abstract

Barang milik daerah merupakan aset yang bernilai tinggi apabila dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan aset tersebut dapat digunakan untuk menggerakkan perekonomian daerah. Pengelolaan BMD secara optimal harus didukung dengan adanya perencanaan pengelolaaan yang spesifik dan terukur. Oleh karena itu diperlukan sebuah perencanaan berupa peta jalan yang dapat dijadikan pedoman oleh berbagai pemangku kepentingan terutama pemerintah daerah yang berkaitan secara langsung dengan pengelolaan BMD. Tujuan dari kajian ini adalah menyusun peta jalan (roadmap) pemanfaatan Barang Milik Daerah beserta rencana keja rinci pemanfaatan barang milik daerah tahunan selama lima (5) tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan survei primer melalui kuesioner. Analisis data menggunakan metode pairwise comparison atau AHP (Analytical Hierarchy Process). Pada kajian ini metode AHP digunakan untuk memilih program prioritas yang dituangkan dalam roadmap pemanfaatan BMD selama 5 tahun ke depan (2020-2024). Berdasarkan hasil analisis, didapatkan kesimpulan berupa roadmap pemanfaatan BMD selama 5 tahun berisikan program prioritas dan agenda yang dirinci setiap tahunnya yaitu pada tahun ke-1 (2020) program prioritas dimulai dengan Inventarisasi BMD, tahun ke-2 (2021) dilakukan Penilaian Potensi Aset BMD, tahun ke-3 (2022) dilakukan Pembuatan Dokumen Rencana Pemanfaatan BMD, tahun ke-4 (2023) dilakukan Optimalisasi Pemanfaatan BMD, dan tahun ke-5 (2024) dilakukan Pengukuran Kinerja Pemanfaatan BMD. Saran untuk pemangku kepentingan yang berkaitan dengan urusan pemanfaatan BMD sebaiknya merujuk pada roadmap pemanfataan BMD yang telah disusun.
Program Pembangunan Kawasan Perdesaan: Strategi Pengembangan Desa Berbasis Keterkaitan Desa-Kota Firda Diartika; Retno Widodo Dwi Pramono
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 17, No 4 (2021): JPWK Volume 17 No. 4 December 2021
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v17i4.34503

Abstract

Desa merupakan wilayah yang berdaulat yang diperkuat sejak hadirnya UU Desa. Pembangunan perdesaan sejak dahulu diupayakan melalui berbagai bentuk kebijakan dan program yang memiliki tujuan untuk mendayagunakan seluruh potensi sumber daya secara optimal sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Salah satu pendekatan pembangunan yang terdapat dalam UU. 6/2014 Tentang Desa adalah pembangunan perdesaan terintegrasi yang dapat disebut Program Pembangunan Kawasan Perdesaan (PKP). Perbedaan karakteristik wilayah pembangunan, model pendekatan dan beberapa karakteristik lainnya pada program ini menambah khasanah praktik pembangunan perdesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik program PKP atau program pembangunan kawasan perdesaan. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deduktif dan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui survei instansional dan pengamatan lapangan. Analisis data menggunakan analisis konten dan diperkuat dengan teknik triangulasi data. Hasil pengelitian menunjukkan bahwa program PKP masuk pada strategi pengembangan wilayah keterkaitan desa-kota dengan karakteristik desa sasaran program merupakan desa berkembang dengan aksesibilitas baik ke kota, ketersediaan sarana prasarana memadai, terdapat kegiatan industri kecil dan menengah yang bergantung pada produk pertanian lokal serta terdapat jaringan produksi-distribusi dan pertukaran ekonomi dari tingkat desa hingga kota. Karakteristik penyampaian program PKP bersifat gabungan antara bottom up dan top down dengan sistem kelembagaan dan pendanaan bersifat multi pihak serta kelembagaan lokal sebagai pelaksana utama.
Pola Kerjasama Pengelolaan Aset Budaya Dengan Analisis Stakeholder di Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Wahyuni; Soesilo Soesilo; Firda Diartika
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 5, No 3 (2021): Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26151847.v5i3.15362

Abstract

Pengelolaan aset daerah merupakan salah satu kunci keberhasilan pengelolaan ekonomi daerah. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki berbagai macam aset, salah satunya adalah aset budaya. Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan aset budaya memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan aset pada umumnya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi pola kerjasama pengelolaan aset budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan metode analisis pemangku kepentingan. Responden penelitian adalah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan beberapa mitra kerjasama pemanfaatan aset budaya. Berdasarkan hasil analisis, terdapat tiga pola kerjasama yaitu pola kerjasama komersial, pola kerjasama semi komersial, dan pola kerjasama non komersial.
RURAL AREA DEVELOPMENT PROGRAM: VILLAGE DEVELOPMENT STRATEGY BASED ON RURAL-URBAN LINKAGES (A CASE STUDY: AGROWISATA IJEN RURAL AREA IN BANYUWANGI REGENCY) Firda Diartika; Triyoso Astanto
Journal of Applied Economics in Developing Countries Vol 5, No 2 (2020): Journal of Applied Economics in Developing Countries
Publisher : MESP–FEB UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jaedc.v5i2.46106

Abstract

Rural development is an effort to optimally utilize all potential resources to achieve village growth and improve the welfare of rural communities. The direction of the village development policy was then reborn marked by the birth of a law that regulating villages (UU 6/2014). The rural area development program is one of the mandates of the law on villages and makes a difference between the previous village development. The purpose of this research is to identify the characteristics of rural area development program. This research was conducted with a deductive approach and qualitative research methods. Data collection was carried out through institutional surveys and field observations. Data analysis was performed using content analysis and triangulation strategy. The research results show that the rural area development program is included in the development strategy of rural-urban linkages with the characteristics of the target village of the program being a developing village with good accessibility to cities, the availability of adequate infrastructure, and there are production-distribution network and economic exchange from rural to cities. The characteristics of program delivery are a combination of top-down and bottom-up approaches with multi-stakeholder participation and cross-stakeholder institutions with local institutions as the main implementers. Keywords: Rural areas, Regional development, Program implementation
Penguatan Keterampilan Ecoliteracy Siswa SMA Melalui Pembelajaran Geografi Berbasis Praktikum dan Observasi Lapangan pada Materi Pedosfer Mujib, Muhammad Asyroful; Apriyanto, Bejo; Astutik, Sri; Indartin, Tri Rafika Diyah; Diartika, Firda; Rizka, Hablana
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 1 (2025): March
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v10i1.2627

Abstract

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kompetensi observasi dan praktikum lapangan siswa SMA dalam mengenali karakteristik pedosfer, dengan tujuan akhir memperkuat keterampilan ecoliteracy siswa. Pendekatan ini dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional berbasis teori, memungkinkan siswa untuk menghubungkan konsep akademik dengan fenomena nyata, sehingga meningkatkan efektivitas pembelajaran. Praktikum geografi dan observasi lapangan memiliki potensi besar untuk memperkaya pemahaman siswa mengenai keterkaitan teori geografi dan fenomena nyata di lapangan. Namun, implementasi metode ini di SMA Indonesia masih tergolong rendah akibat kendala finansial, kesiapan guru, dan kurangnya fasilitas praktikum yang memadai. Kegiatan pengabdian ini berfokus pada pemberdayaan siswa dalam memahami dan menerapkan pengetahuan pedosfer melalui metode praktikum langsung di lapangan. Metodologi yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi pembelajaran di dalam kelas untuk memberikan dasar teori dan pengetahuan teknis, serta observasi lapangan di lokasi terdekat untuk mempraktikkan keterampilan yang dipelajari. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan rata-rata pemahaman siswa dari 58,4 menjadi 85,2, dengan 80% siswa mencapai nilai di atas 80 setelah kegiatan. Analisis uji t menunjukkan perbedaan yang signifikan (? < 0,05), menegaskan efektivitas metode ini dalam meningkatkan ecoliteracy siswa. Lebih lanjut, kegiatan ini juga memberikan kontribusi dalam pengembangan metode pembelajaran berbasis lapangan bagi guru, sehingga diharapkan dapat diimplementasikan lebih luas pada kurikulum geografi di masa mendatang. Selain itu, keterbatasan alat praktikum dan kesiapan guru menjadi kendala utama dalam implementasi, namun dapat diatasi dengan memanfaatkan laboratorium sekolah dan memberikan pelatihan kepada guru. Dengan demikian, kegiatan ini berhasil mencapai tujuan utamanya, yaitu memperkuat keterampilan ecoliteracy siswa dan memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam mengenai interaksi antara manusia dan lingkungan. Strengthening High School Students' Ecoliteracy Skills Through Geography Learning Based on Practical Activities and Field Observations on Pedosphere Topics Abstract The aim of this community service activity is to enhance high school students' competencies in field observation and practical activities related to recognizing pedosphere characteristics, with the ultimate goal of strengthening their ecoliteracy skills. Compared to conventional theory-based learning methods, this approach allows students to connect academic concepts with real-world phenomena, thereby improving learning effectiveness. Geography practicum and field observations hold great potential in enriching students' understanding of the relationship between geographical theories and real-world phenomena. However, the implementation of this method in Indonesian high schools remains limited due to financial constraints, teacher readiness, and insufficient practical facilities. This community service program focuses on empowering students to understand and apply pedosphere knowledge through direct field practice. The methodology employed includes classroom learning to provide theoretical foundations and technical knowledge, followed by field observations at nearby locations to apply the acquired skills. The results of pre-test and post-test assessments indicate a significant improvement in students' understanding, with an average score increase from 58.4 to 85.2, and 80% of students achieving scores above 80 after the activity. A paired t-test analysis shows a statistically significant difference (? < 0.05), confirming the effectiveness of this method in enhancing students' ecoliteracy. Furthermore, this activity contributes to the development of field-based learning methods for teachers, with the expectation of broader implementation within the geography curriculum in the future. Additionally, the primary challenges in implementation, such as limited practical equipment and teacher readiness, can be addressed by utilizing school laboratories and providing training for teachers. Thus, this activity successfully achieves its main objective of strengthening students' ecoliteracy skills and facilitating a deeper understanding of human-environment interactions.
Determining Video Content as a Digital Learning Medium for the Tourism Architecture Course: A Case Study of “MEDIAPAR” Rizka, Hablana; Rukiati, Enik; Diyah Indartin, Tri Rafika; Diartika, Firda
Journal of Language, Communication, and Tourism Vol. 3 No. 2 (2025): June
Publisher : P3M Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jlct.v3i2.6049

Abstract

In the digital era, the development of video-based learning media has emerged as a strategic solution to enhance the quality of education, particularly in the Tourism Architecture course. This article explores the process of designing video content for the “MEDIAPAR” digital learning platform, aimed at improving the comprehension and engagement of students in the Tourism Destination Study Program at Politeknik Negeri Jember. Using a quantitative method through surveys involving students, lecturers, and technicians, the study found that most respondents preferred practical learning content, primarily focusing on tutorials for using SketchUp software. Survey results indicate that 72.9% of students selected this topic as their top priority. Lecturers and technicians also supported the development of visually oriented content to assist students in designing tourism destination masterplans. Therefore, preparing this video content is pedagogically relevant and strategically significant in equipping students to face the increasingly complex challenges of the tourism industry.
Implementasi Regulasi BUM Desa: Studi Perbandingan antara UU Cipta Kerja dan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Wahyuni, Sri; Diartika, Firda; Mazaya, Amalia Febryane Adhani
Kurnia Mengabdi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2025): Kurnia Mengabdi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : CV. Kurnia Grup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61476/23bvc168

Abstract

Village-Owned Enterprises (BUM Desa) play a strategic role in improving the welfare of village communities through independent and sustainable management of local potential. The urgency of this research lies in the importance of understanding the implications of regulatory changes on the existence and management of BUM Desa, considering that BUM Desa is defined in Law Number 6 of 2014 as a business entity whose capital is wholly or mostly owned by the village through direct participation originating from village assets separated to manage village assets and potential. This study aims to compare the Job Creation Law with Government Regulations and Regional Regulations on BUM Desa. This study uses a qualitative descriptive approach with a literature study method. The analysis results show that there are twelve main discussion scopes that are compared, including provisions in the Job Creation Law, Government Regulation Number 11 of 2021 concerning BUM Desa, and Wonogiri Regency Regional Regulation Number 6 of 2016. This comparison shows differences and adjustments to legal norms that impact the legal status, institutions, and governance of BUM Desa at the regional level, so that adjustments to regulations at the regional level regarding BUM Desa provisions are needed in accordance with national regulatory developments.