Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

UJI KEBERADAAN EXTENDED SPECTRUM Beta-LACTAMASE PADA Pseudomonas aeruginosa DI RSUD Dr. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE A. Sibadu, Muhammad Subhan; Somadayo, Nur Asma S; Sandrawati, Sandrawati; Syakri, Syamsuri
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v12i1.628

Abstract

Infeksi adalah penyakit yang akibatkan oleh mikroba yang sangat berubah-ubah. Obat yang paling umum untuk mengobati infeksi yang oleh bakteri adalah antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dapat menyebabkan efek negatif seperti kekebalan mikroba pada beberapa antibiotik, peningkatan resistensi terhadap obat, efek samping dan bahkan kematian. Bakteri gram negatif yang menghasilkan enzim yang dikenal sebagai extended spectrum beta-lactamase antara bakteri ini adalah antibiotik seperti penisillin, sefalosporin, dan aztreonam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi tentang prevalensi resistansi bakteri Pseudomonas aeruginosa pada antibiotika golongan sefalosporin dan untuk menentukan frekuensi kejadian ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamase) di RSUD Dr.H.Chasan Boesoirie Ternate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji sensitivitas antimikroba, dari 30 sampel klinik yang diuji pada antibiotika sefalosporin, yang paling resisten adalah seftazidim 26 sampel (87%) sefotaksim 21 sampel (70%), seftriakson 21 sampel (70%). Uji produksi ESBL diperoleh 25 sampel (83%) positif ESBL pada antibiotika sefotaksim+as. klavulanat, 21 sampel (70%) positif ESBL pada antibiotika seftazidim+as.klavunalat, dan 17 sampel (50%) positif ESBL pada antibiotika seftriakson. Bakteri Pseudomonas aeruginosa diketahui telah mengalami resistensi terhadap antibiotika golongan sefalosporin dan positif menghasilkan enzim ESBL di RSUD Dr. H.Chasan Boesoirie Ternate. Kata Kunci :Pseudomonas aeruginosa, Antibiotika Sefalosporin, ESBL 
Kajian Literatur Aktivitas Antikanker Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Ningsi, Surya; Sunarti, Sunarti; Syakri, Syamsuri
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 13 No 1 (2025): Jurnal Farmasi Edisi Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jfuinam.v13i1.58305

Abstract

Pendahuluan: Kanker merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker bersifat ganas dan dapat merusak fungsi jaringan tubuh. Tujuan: untuk mengetahui jenis kanker yang dapat dihambat, kandungan, dan aktivitas antikanker ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Metode: penelitian ini menggunakan metode PICO (Population, Intervention, Comparison, Outcome) yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dari database yang digunakan yaitu Pubmed, Sciencedirect, Google Schoolar, MDPI. Hasil: dari analisis jurnal ditemukan 154 jurnal kemudian dilakukan identifikasi, skrining, dengan melihat kriteria inklusi. Hasil penelitian dari 10 jurnal ditemukan beberapa jenis kanker yang dapat dihambat oleh ekstrak kulit manggis yaitu kanker kulit, kanker kolekteral, kanker prostat, kanker payudara, kanker serviks, kanker darah, kanker mulut, kanker otak. Kandungan senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antikanker yaitu xantone yang paling banyak terkandung dalam buah manggis ialah α-mangostin, γ-mangostin dan β-mangosti. Aktivitas antikanker dari ekstrak kulit buah manggis menunjukkan sitotoksisitas yang kuat dalam menghambat proliferasi sel kanker dan menunjukkan aktivitas apoptosis. Kesimpulan: kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat menghambat pertumbuhan kanker serta berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai terapi komplementer. Kata kunci: Antikanker, Manggis, Xanton
Local Culture and The Risk of Pulmonary Tuberculosis: A Case Study in Teminabuan Community Health Center, Indonesia Iskandar, Ishaq; Naolin, Imelda; Adam, Arlin; Iskandar, Harun; Syakri, Syamsuri
Diversity: Disease Preventive of Research Integrity Volume 6, Issue 1, August 2025
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/diversity.v6i1.59052

Abstract

Pulmonary tuberculosis (TB) remains a persistent public health challenge globally, with Indonesia ranking among the highest burden countries. In regions such as Southwest Papua, the incidence of TB is strongly influenced by cultural practices and daily behavioral patterns, yet limited studies have explored this dimension. This study aimed to analyze behavioral factors related to pulmonary TB incidence in Teminabuan, Indonesia, focusing on ventilation practices, cough etiquette, sputum disposal, smoking, and betel nut chewing. A cross-sectional design was conducted from May to June 2024 involving 97 respondents, consisting of families and neighbors of TB patients, selected through purposive sampling. The majority of participants were indigenous Papuans (76.29%), with 44.33% consuming betel nut and 43.33% spitting indiscriminately. Bivariate analysis showed that poor ventilation, inadequate cough etiquette, and indiscriminate spitting were significantly associated with TB incidence (p < 0.05). Among these, indiscriminate spitting was the most influential factor (PR = 0.421; 95% CI: 0.194–0.648). Smoking showed no significant association, while betel nut chewing, often accompanied by spitting, was found to increase TB transmission risk. These findings underscore the urgent need for culturally sensitive interventions that address traditional practices, while promoting the principle of cleanliness as part of faith in Islam, thereby strengthening family health protection and TB control efforts.